Pembahasan Temuan Hasil Tindakan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 mengalami penurunan kecemasan dari sedang 60-74 dengan skor 65 menjadi rendah 45-59 dengan skor 47. Selisih dari pra siklus dengan diklus 1 adalah 18 dijit. Selanjutnya pada siklus 2 dari yang tergolong rendah 45-59 dengan 47 menurun menjadi normal 20-44 dengan skor 32. Selisih Siklus 1 dengan siklus 2 adalah 15 digit. b MHR sebelum mendapatkan terapi memiliki tingkat kecemasan yang tergolong sedang 60-74 dengan skor 65. Kemudian pada siklus 1 mengalami penurunan kecemasan dari sedang 60-74 dengan skor 65 menjadi rendah 45-59 dengan skor 51. Selisih dari pra siklus dengan diklus 1 adalah 15 dijit. Selanjutnya pada siklus 2 dari tergolong rendah 45-59 dengan skor 51 menurun menjadi normal 20-44 dengan skor 37. Selisih Siklus 1 dengan siklus 2 adalah 15 digit. c RBY sebelum mendapatkan terapi memiliki tingkat kecemasan yang tergolong sedang 60-74 dengan skor 74. Kemudian pada siklus 1 mengalami penurunan kecemasan dari sedang 60-74 dengan skor 74 menjadi rendah 45-59 dengan skor 59. Selisih dari pra siklus dengan siklus 1 adalah 15 dijit. Selanjutnya pada siklus 2 dari yang tergolong rendah 45-59 dengan skor 59 menurun menjadi normal 20-44 dengan skor 40. Selisih Siklus 1 dengan siklus 2 adalah 19 digit. 3. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa lebih merasa rileks dan percaya diri setelah mengikuti terapi behavioral dengan teknik digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id desensitisasi sistematis. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh bu Ainin selaku guru Kimia kelas XI-IPA 1 di SMAN 1 Kokop Bangkalan : “Siswa tersebut menjadi lebih aktif di kelas, lebih percaya diri dan tidak minder ketika proses belajar berlangsung” Sejalan dengan yang diungkapkan bu Ainin selaku guru kimia, bu Fitria selaku guru BK juga mengungkapkan : “Berdasarkan hasil pengamatan saya, setelah mereka menjalani terapi, saya tidak lagi melihat gejala-gejala kecemasan yang muncul pada diri mereka ketika mengikuti pelajaran Kimia” Diperkuat juga dengan hasil wawancara salah satu siswa dari tiga siswa yang mendapatkan layanan terapi behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis bahwa : “ saya merasa lebih nyaman kak ketika pelajaran Kimia, saya lebih berani mengungkapkan pendapat saya ketika diskusi berlangsung, dan saya merasa tidak berkecil hati dan putus asa jika pendapat saya di tolak, justru saya menjadikan itu sebagai motivasi untuk saya agar bisa berfikir lebih maju” 4. Dalam penerapan terapi behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis ada 2 hal yang perlu di perhatikan agar terapi tidak mengalami kegagalan : a Komunikasi konselor dengan konseli. Dalam proses penerapan terapi behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis., apabila komunikasi antara konsselor dan konseli tidak efektif, maka konseli akan mengalami kesulitan dalam relaksasi digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b Penanganan tindakan yang salah. Dimana jika konselor memberi tindakan yang salah pada konseli maka hasil maksimal tidak akan tercapai. 5. Dari hasil penerapan terapi behavioral dengan teknik desensitisasi sistematik dalam mereduksi kecemasan siswa pada saat pelajaran Kimia. adapun manfaat dari penggunaan terapi behavioral dengan teknik desensitisasi sistematik : a Desensitisasi sistematik mampu membantu konseli dalam melemahkan bahkan menghilangkan kecemasan berlebih yang berasal dari pikiran negatif b Konseli dapat menerapkan tehnik desensitisasi sistematik dalam kehidupan sehari-hari karena sudah terlatih sebelumnya. c Desensitisasi sistematik membantu konseli dalam menghilangkan pikiran irasional dan menggantinya dengan pikiran rasional. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 114

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data tentang penerapan terapi behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis dalam mereduksi kecemasan siswa kelas XI-IPA1 di SMAN 1 Kokop Bangkalan, peneliti dapat mengambil kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang telah diajukan yakni sebagai berikut : 1. Kecemasan siswa pada kelas XI-IPA 1 SMAN 1 Kokop bangkalan terngolong sangat tinggi, beberapa siswa mengalami kesulitan dalam mengatur konsentrasi, munculnya gejala-gejala somatic dan psikologis membuat proses belajar tidak berhasil dengan maksimal 2. Proses penerapan terapi behavioral dengan teknik desensitisasi sistematik berjalan dengan baik, meskipun pada siklus I terjadi banyak pengulangan adegan pada konseli karena tidak sesuai prosedur, sedangkan pada siklus II konseli dan konselor mampu bekerja sama dengan maksimal mengenai pengendalian emosional. 3. Terapi behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis mampu mereduksi kecemasan siswa kelas XI-IPA 1 di SMAN 1 Kokop Bangkalan, dengan hasil : a. MTR sebelum mendapatkan terapi memiliki tingkat kecemasan yang tergolong sedang 60-74 dengan skor 65. Kemudian pada siklus 1 mengalami penurunan kecemasan dari sedang 60-74 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dengan skor 65 menjadi rendah 45-59 dengan skor 47. Selisih dari pra siklus dengan diklus 1 adalah 18 dijit. Selanjutnya pada siklus 2 dari yang tergolong rendah 45-59 dengan 47 menurun menjadi normal 20-44 dengan skor 32. Selisih Siklus 1 dengan siklus 2 adalah 15 digit. b. MHR sebelum mendapatkan terapi memiliki tingkat kecemasan yang tergolong sedang 60-74 dengan skor 65. Kemudian pada siklus 1 mengalami penurunan kecemasan dari sedang 60-74 dengan skor 65 menjadi rendah 45-59 dengan skor 51. Selisih dari pra siklus dengan diklus 1 adalah 15 dijit. Selanjutnya pada siklus 2 dari tergolong rendah 45-59 dengan skor 51 menurun menjadi normal 20-44 dengan skor 37. Selisih Siklus 1 dengan siklus 2 adalah 15 digit. c. RBY sebelum mendapatkan terapi memiliki tingkat kecemasan yang tergolong sedang 60-74 dengan skor 74. Kemudian pada siklus 1 mengalami penurunan kecemasan dari sedang 60-74 dengan skor 74 menjadi rendah 45-59 dengan skor 59. Selisih dari pra siklus dengan siklus 1 adalah 15 dijit. Selanjutnya pada siklus 2 dari yang tergolong rendah 45-59 dengan skor 59 menurun menjadi normal 20-44 dengan skor 40. Selisih Siklus 1 dengan siklus 2 adalah 19 digit. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4. Saran

Dari hasil kesimpulan penelitian di atas, saran yang dapat disampaikan adalah : 1. Bagi konselor sekolah diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mereduksi kecemasan siswa pada saat pelajaran Kimia melalui terapi behavioral dengan teknik desensitisasi sistematik. 2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis 3. Bagi kepala sekolah dapat membantu mengatasi masalah siswa yang dialaminya sehingga mereka dapat menjadi pribadi yang baik dan bisa menjalani proses belajar secara mudah, efektif dan bisa diterima di lingkungan sekolah. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR PUSTAKA Badudu-Zain. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan Baradero Mary. 2016, Kesehatan Mental Psikiatri, Jakarta : EGC Calvin S dan Gardner L. 1993. Teori-Teori Psikodinamik Klinis. Yogyakarta : Kanisius Chaplin. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Clerq. 1994. Tingkah Laku Abnormal dari Sudut Pandang Perkembangan. Jakarta : Gramedia widiasarana indonesia Corey dan Gerald. 1995 Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Eresco Daradjat. Z. 1985. Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung Djaman Satori dan Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Endang Resminingsih.2004. Bahan Dasar untuk Pendidikan Konseling Jakarta : Grasindo Gerald, Corey. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama H Sheenah. 2005. Strategi untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Hartono, Boy Soedarmadji. 2012. Psikologi Konseling. Surabaya: Kencana Prenada Media Group Hurlock. 1991. Psikologi Perkembangan Jakarta: Erlangga J. Moleong Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Kamus Bahasa Indonesia. 1989. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kartono, Kartini, 1981. Patologi Sosial 3 Gangguan-Gangguan Kejiwaan, Jakarta: Rajawali Kuswardi dan Erna Mutiara. 2004. Delta Delapan Langkah dan Alat Statistik, Jakarta: PT Elex Media Komputindo Langgulung, Hasan. 1992. Teori-teori Kesehatan Mental, Jakarta: Pustaka Al Husna Machali Rochayah. 2009. Pedoman bagi Penerjemah Bandung: PT Mizan Pustaka Maramis. 1995. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Surabaya: Airlangga University Press Monks. 2004. psikologi perkembangan pengantar dalam berbagai bagiannya Yogyakarta: gajah mada university press Nurkancana dkk. 1990. Evaluasi Hasil Belajar Surabaya: Usaha Nasional Priyanto. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Jakarta:PT Rineka Cipta Raco. J. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Cikarang: Grasindo Ridwan. 1998. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Yokyakarta : Pustaka Pelajar Subabda. 1983. Pastoral Konseling Jilid I Edisi I, Malang: Gandungan Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan RD, Bandung: Avabeta Suwardi Endrawarsa. 2006. Metode,Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan, Yokyakarta: Pustaka Widyatama Taufik Izzudin .M. 2006. Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam Jakarta: Gema Insani Undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Usman Uzer Mh. 1990. Menjadi Guru Profesional Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIK UNTUK MEREDUKSI KECEMASAN SISWA SMP NEGERI 19 SEMARANG

0 16 26

PENGARUH TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIK TERHADAP PENGURANGAN TINGKAT KECEMASAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 30 MEDAN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL T.A 2013/2014.

1 7 18

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KERJASAMA SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pelajaran Sejarah di Kelas XI IPA-1 SMAN 1 Ciwidey.

0 0 22

EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MEREDUKSI KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN: Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja Tahun Ajaran 2010/2011.

4 12 65

PENURUNAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN SEMESTER MELALUI TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS PADA SISWA KELAS X DI SMA N 1 PLERET.

4 43 167

KEEFEKTIFAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK KOGNITIF RESTRUKTURING DAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS UNTUK MEREDUKSI KECEMASAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 9 PALEMBANG -

0 0 29

MENGURANGI KECEMASAN MENGHADAPI ULANGAN SEMESTER SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KALIWUNGU MELALUI DESENSITISASI SISTEMATIK

0 0 18

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 SUNGAI LIMAU

0 0 11

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KIMIA MELALUI METODE CURAH PENDAPAT (BRAINSTORMING) PADA SISWA KELAS XI IPA 3 SMAN 1 TALAMAU

0 1 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA I SMAN 5

0 0 10