49 eksternal merupakan faktor di luar diri siswa yang
dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah,
dan faktor lingkungan masyarakat.Faktor lingkungan keluarga meliputi sosial ekonomi keluarga, pendidikan
orang tua, Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga. Faktor lingkungan sekolah
meliputi sarana dan prasarana sekolah, kompetensi guru dan siswa serta kurikulum dan metode mengajar.
Faktor lingkungan masyarakat meliputi faktor sosial budaya dan partisipasi terhadap pendidikan.
2.6 Siswa SD yang Berlatar Belakang TK dan
Non TK
Monks, knoers, Haditono 1999 menyebutkan bahwa jika anak mengikuti pendidikan prasekolah
akan menurunkan motivasi belajar dan menimbulkan sikap negatif terhadap proses belajar di SD. Hal ini
terjadi karena anak sudah pernah menerima dan menguasai materi pelajaran SD di program pendidikan
sebelumnya. Lebih lanjut, Lorado Prayitno, 1989 menyatakan
jika orang tua memaksa anak-anaknya untuk mendapat pengalaman belajar guna meraih prestasi
belajar yang tinggi, hal ini akan membahayakan anak- anak. Anak-anak dipaksa mencapai prestasi jauh di
50 atas kemampuannya. Hal ini membuat anak
kehilangan motivasi dalam belajar, sehingga dalam pekerjaan sekolah mendapatkan nilai kurang
memuaskan dan mereka memiliki harapan yang rendah terhadap dirinya sendiri. Karena menurut Shihab
2012, anak yang masuk preschool untuk mendapat pendidikan lebih cepat, tidak ada jaminan anak
tersebut lebih baik perkembangannya daripada anak lain yang tidak masuk preschool.
Tetapi di lain pihak, Rahman 2005 menjelaskan bahwa program pendidikan prasekolah dapat
mengembangkan motivasi dan sikap belajar yang positif. Pendidikan prasekolah merupakan fondasi bagi
dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang akan berdampak ada peningkatan prestasi, etos kerja,
motivasi belajar dan produktivitasnya. Sejalan dengan Lazard dalam Seefeldt, 2008, pendidikan usia dini
berdampak pada prestasi akademik anak-anak kelak dan keberhasilan hidup masa depan mereka.
Hawadi 2004 menguraikan bahwa performance dan prestasi belajar anak-anak SD yang pernah
mengikuti TK pada caturwulan pertama pasti berbeda dengan anak-anak SD yang belum pernah mengikuti
TK. Mereka yang sudah pernah mengikuti pendidikan
51 prasekolah sudah terbiasa terampil untuk membaca
huruf, suku kata dan kalimat serta sekaligus merangkainya dalam tulisan. Sedangkan anak yang
sama sekali tidak mengkuti pendidikan prasekolah dan tidak dilatih oleh orang tua tampak tertinggal.
Hasil penelitian Irani 2009 menunjukkan bahwa metode pembelajaran dan fasilitas di TK dapat
mengembangkan potensi fisik, sosial emosional, kognitif, bahasa, kemandirian, agama, dan seni bagi
anak usia prasekolah untuk mempersiapkan anak masuk SD.
Isjoni 2009 menyatakan bahwa anak-anak yang masuk SD tanpa melalui TK pada umumnya tertinggal
prestasinya. Sedangkan anak yang masuk SD melalui TK akan memiliki kesiapan belajar untuk mencapai
kompetensi yang lebih besar, baik akademik maupun non-akademik.
Menguatkan pendapat diatas, hasil penelitian kajian yang dilakukan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang
menunjukkan bahwa hampir seluruh aspek perkembangan anak yang masuk TK mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi dari pada anak yang tidak masuk TK. Depdiknas, 2004 Demikian pula,
hasil penelitian Direktorat Pendidikan Dasar, menunjukkan bahwa semua aspek perkembangan
anak, baik bahasa, kecerdasan, sosial, motorik, moral,
52 perasaan, daya cipta dan kedisiplinan anak dari TK
memiliki kontribusi terhadap seluruh aspek yang mendukung kesiapan belajar siswa SD. Pemberian
pendidikan prasekolah dapat menjadi strategi efektif untuk mengatasi tingginya tingkat pengulangan di SD,
dan secara ekonomis menghasilkan rasio manfaat dan biaya 17:1. Kusuma, 2009
Adanya perbedaan yang besar antara pola pendidikan di sekolah dan di rumah menyebabkan
anak yang tidak masuk pendidikan Taman Kanak- kanak prasekolah mengalami kejutan sekolah dan
mereka mogok sekolah atau tidak mampu menyesuaikan diri sehingga tidak dapat berkembang
secara optimal. Hal ini menunjukkan pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak pada usia
prasekolah. Sisdiknas, 2003
2.7 Kajian yang Relevan