Penilaian Prestasi Belajar Landasan Teori

40 menjadi penguat bagi siswa untuk mencapai prestasi berikutnya.

2.4 Penilaian Prestasi Belajar

Dalam PP No. 19 Tahun 2005 pasal 1 ayat 17, proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik disebut penilaian. Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Sanjaya, 2008 Dalam KTSP, ada 2 hal penting yang harus dipahami yaitu 1 evaluasi merupakan kegiatan integral tidak terpisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Artinya, evaluasi bukan hanya berorientasi pada hasil product oriented akan tetapi juga pada proses pembelajaran process oriented sebagai upaya memantau perkembangan siswa baik perkembangan kemampuan maupun perkembangan mental dan kejiwaan; 2 evaluasi bukan hanya tanggung jawab guru tetapi juga menjadi tanggung jawab siswa. Artinya dalam proses evaluasi siswa dilibatkan oleh guru, sehingga mereka memiliki kesadaran pentingnya evaluasi untuk memantau 41 keberhasilannya sendiri dalam proses pembelajaran self evaluation. Sanjaya, 2008 Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian hasil belajar peserta pada jenjang pendidikan dasar didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1 sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; 2 objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; 3 adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender; 4 terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; 5 terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 6 menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik; 7 sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku; 8 beracuan kriteria, berarti 42 penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; 9 akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. PP no. 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional menguraikan bahwa penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui a pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; b ujian, ulangan, danatau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, danatau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan dilakukan melalui a pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; b ulangan, danatau 43 penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Evaluasi memegang peranan yang sangat penting sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa. Sebab melalui evaluasi guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarnya sudah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga mereka layak diberikan program pembelajaran baru ataukah malah sebaliknya siswa belum dapat mencapai standar minimal, sehingga mereka perlu diberikan program remidial. Sanjaya, 2008 Standar minimal yang ditetapkan guru mengacu pada ketentuan yang ditetapkan Depdiknas tentang ketuntasan belajar siswa yang didasarkan pada kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh masing-masing sekolah dengan mempertimbangkan 1 ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0 – 100, dengan batas kriteria ideal minimum 75; 2 sekolah harus menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM per mata pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas, sumber daya pendukung; 3 sekolah dapat menentukan KKM di bawah batas kriteria ideal tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal. Muslich, 2008 44 Nilai hasil belajar diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Misalnya nilai 75 sebagai batas penguasaan mastery artinya jika seorang siswa sudah mencapai nilai 75 atau lebih untuk kompetensi dasar tertentu maka dikatakan siswa tersebut berhasil. Akan tetapi jika seorang siswa belum mencapai nilai 75, dikatakan belum berhasil. Uno, 2006 Guru melakukan evaluasi menggunakan berbagai teknik penilaian berupa 1 tes, antara lain tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja; 2 observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung danatau di luar kegiatan pembelajaran; 3 penugasan perseorangan atau kelompok dapat berbentuk tugas rumah danatau proyek; dan 4 bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Instrumen evaluasi yang digunakan guru harus memenuhi persyaratan a substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, b konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan c bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. 45 Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Akbar, 2010 Hasil pengukuran kompetensi dinyatakan dalam bentuk angka yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik pada periode tertentu. Hasil pengukuran kompetensi dituangkan dalam rapor yang dibuat guru untuk siswa dan orang tua berisi catatan prestasi belajar siswa pada setiap semester. Data dalam penelitian ini memakai nilai prestasi belajar murni siswa kelas IV SD dalam buku daftar nilai sebelum dituangkan ke dalam rapor siswa di SD Negeri se-Kecamatan Banyubiru pada semester I dan semester II tahun ajaran 20102011. Nilai prestasi belajar dirumuskan sebagai perolehan hasil pengukuran kompetensi yang terukur lewat kegiatan evaluasi dan tercantum dalam daftar nilai yang diperoleh dari : Nilai prestasi belajar = PR + UH + TS + AS 4 Keterangan : PR = rata-rata nilai pekerjaan rumah minimal 4 nilai pekerjaan harian UH = rata-rata nilai ulangan harian minimal 4 nilai ulangan harian TS = nilai ulangan tengah semester AS = nilai akhir semester 46

2.5 Meningkatkan Prestasi Belajar

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Belajar, Gaya Belajar, Kedisiplinan Siswa terhadap Prestasi Belajar di SD Kristen Pratama T2 942011031 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Belajar, Gaya Belajar, Kedisiplinan Siswa terhadap Prestasi Belajar di SD Kristen Pratama T2 942011031 BAB II

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Belajar, Gaya Belajar, Kedisiplinan Siswa terhadap Prestasi Belajar di SD Kristen Pratama T2 942011031 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Belajar, Gaya Belajar, Kedisiplinan Siswa terhadap Prestasi Belajar di SD Kristen Pratama T2 942011031 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Prestasi Belajar Antara Siswa Kelas IV SD yang Berlatar Belakang TK dan Non TK di SD Negeri se-Kecamatan Banyubiru

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Prestasi Belajar Antara Siswa Kelas IV SD yang Berlatar Belakang TK dan Non TK di SD Negeri se-Kecamatan Banyubiru T2 942009008 Bab I

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Prestasi Belajar Antara Siswa Kelas IV SD yang Berlatar Belakang TK dan Non TK di SD Negeri se-Kecamatan Banyubiru T2 942009008 Bab IV

0 1 117

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Prestasi Belajar Antara Siswa Kelas IV SD yang Berlatar Belakang TK dan Non TK di SD Negeri se-Kecamatan Banyubiru T2 942009008 Bab V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Prestasi Belajar Antara Siswa Kelas IV SD yang Berlatar Belakang TK dan Non TK di SD Negeri se-Kecamatan Banyubiru

0 0 26

STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR SISWA YANG BERLATAR TK DAN NON TK PADA SISWA SD KELAS 1 GUGUS 3 KECAMATAN SIKUR TAHUN AJARAN 20162017

0 0 18