karena fungsi guru disini sebagai moderator yaitu dapat memberikan pengarahan dan petunjuk kepada siswa serta sebagai motivator yang
berfungsi juga sebagai pemberi dorongan, menumbuhkan minat terhadap siswa agar giat dan senang dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
b. Karakteristik Metode Pengajaran Model Proyek
Metode pengajaran dengan model proyek adalah suatu sistem pengajaran yang juga dapat menciptakan situasi dan kondisi cara
belajar siswa aktif CBSA. Penggunaan metode pengajaran model proyek didalam kegiatan praktik membutuhkan wawasan yang lebih
luas dalam penguasaan ilmu pengetahuan serta ketrampilan siswa. Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dibutuhkan wawasan
penguasaan ilmu pengetahuan dan ketrampilan. “Prinsip metode pengajaran model proyek adalah membahas suatu tema ditinjau dari
berbagai mata pelajaran sehingga terbentuk suatu kaitan yang serasi dan logis antara pokok bahasan berbagai mata pelajaran” Semiawan,
Conny, 1990: 84. Siswa dilatih bekerja mandiri dalam menyelesaikan suatu
tugas praktik adalah sebagai suatu usaha menguji bakat, minat serta ketrampilan yang telah dimiliki. Siswa diberikan suatu tugas praktik
dalam memilih, menghitung, menyusun dan merencanakan penyelesaian suatu pekerjaan praktik tanpa mendapatkan bimbingan
dan petunjuk- petunjuk akan tetapi masih dalam pengawasan untuk
menghindari terjadinya kerusakan alat dan keselamatan kerja yang buruk, jadi metode pengajaran model proyek adalah suatu sistem
pengajaran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi ilmu pengetahuan dan ketrampilan siswa sampai sejauh mana siswa
tersebut dapat menerapkan kemampuan- kemapuan yang dimilikinya. Kelebihan metode pengajran model proyek adalah kegiatan
proses belajar mengajar lebih bervariasi, dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih belajar, dapat memantapkan pengetahuan dan
ketrampilan yang telah dimiliki siswa sehingga ilmu pengetahuan dan ketrampilannya tersebut akan jauh lebih berarti dibanding sebelumnya.
Kelemahan metode pengajaran model proyek adalah terdapat faktor yang harus dipertimbangkan, apakah selama pendidikan teori
sampai pada saat praktik terdapat mata pelajaran yang belum pernah diberikan kepada siswa mengingat batasan kurikulum, maka dapat
dikatakan kurang tepat guna efektifitas. Pelaksanaan metode pengajaran model proyek ini juga sukar dilaksanakan karena metode
ini hakekatnya adalah penyelesaian suatu pekerjaan nyata yang memerlukan tenaga dan pemikiran bersama, selain itu penyediaan alat
dan bahan- bahan untuk praktik harus tersedia dalam jumlah yang banyak. Untuk siswa yang tidak mengikuti praktik mungkin karena
sakit atau ijin akan mengalami ketertinggalan karena tidak mungkin proses pengajaran diulang terus menerus hanya untuk menerangkan
atau menjelaskan mata pelajaran atau petunjuk yang belum diketahui siswa tersebut.
Peranan guru atau instruktur dalam proses belajar mengajar dengan metode sistem proyek menjelasakan secara teoritis tentang
suatu pekerjaan yang harus diwujudkan dan diselesaikan oleh siswa pada saat melaksanakan praktik, dalam kegiatan praktik tersebut
nantinya guru atau instruktur berperan sebagai pengawas kegiatan praktik secara keseluruhan serta berperan sebagai penilai terhadap
hasil kegiatan praktik para siswa.
3 Pengertian Belajar
Para ahli banyak yang mengemukakan pendapat mengenai belajar. Menurut Suryabrata Sumadi. 1971: 249 tentang definisi pokok dalam
belajar yaitu: a. Bahwa belajar itu membawa perubahan
b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, dan
c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku di dalam diri
manusia. Bila telah selesai suatu usaha belajar tetapi tidak terjadi perubahan pada diri individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan
bahwa pada diri individu tersebut telah terjadi proses belajar. Menurut
Suryabrata Sumadi. 1971: 249-253 faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar yang dibagi menjadi dua yaitu faktor non sosial misalnya suhu, udara, cuaca, sarana prasarana
belajar dan lain- lain dan faktor sosial seperti faktor manusia sebagai contoh sewaktu murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar
banyak anak lain bercakap disamping kelas. b. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar
Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar dibagi menjadi dua yaitu faktor fisiologis contohnya keadaan jasmani murid seperti nutrisi dan
faktor psikologis contohnya adanya sifat ingin tahu, kreatif, keinginan mendapat simpati dari orang tua dan guru, adanya keinginan untuk
memperbaiki kegagalan, keinginan mendapatkan rasa aman.
4 Pengertian Prestasi Belajar
Belajar dan lingkungan yang baik akan menghasilkan keberhasilan atau prestasi dalam belajar yang nantinya berbentuk nilai atau angka
setelah melalui ujian baik teori maupun praktik. Menurut Syaifuddin Azwar 1996 : 164 pengertian prestasi belajar atau keberhasilan belajar
adalah sesuatu yang dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator- indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan,
predikat keberhasilan dan semacamnya
Menururt Aadesanjaya
2011 Prestasi belajar adalah hasil atau
taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajarmengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku,
keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan
Kesimpulan dari pendapat diatas bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan
kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Pengertian prestasi pada proses pendidikan dapat diartikan sebagai hasil
dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.
Menurut Syaifuddin Azwar 1996 : 164 mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi atau keberhasilan belajar diantaranya
sebagai berikut : a. Faktor Internal terdiri dari fisik dan psikologisnya
Faktor fisik ini adalah faktor kondisi umum misal panca indra ataupun faktor kecakapan tubuh, sedangkan faktor psikologisnya
meliputi minat, motivasi, kepribadian dan kemampuan kognitif. b. Faktor Eksternal terdiri dari fisik dan sosialnya
Faktor fisik disini dapat diartikan kondisi tempat belajar, sarana dan prasarana, materi pelajaran kondisi lingkungan belajar dan
semacamnya, sedangkan faktor sosialnya adalah dukungan sosial seperti dari keluarga dan pengaruh budaya dalam belajar.
Menurut Aadesanjaya 2011 faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut :
a. Faktor Jasmani Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor
kesehatan dan faktor cacat tubuh. 1 Faktor kesehatan
Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah dan kurang darah ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya.
2 Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Cacat ini berupa buta, setengah buta, tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-
lain. b. Faktor psikologis
Dapat berupa Intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan
c. Faktor kelelahan Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
1 Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan
jasmani terjadi karena ada substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian tertentu.
2 Kelelahan rohani dapat terus menerus karena memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena
terpaksa, tidak sesuai dengan minat dan perhatian”. Kesimpulan yang dapat diambil adalah mengkondisikan faktor
kelelahan jasmani dan rohani yang dapat mempengaruhi prestasi belajar agar siswa terhindar dari kelelahan dalam belajarnya seperti
lemah lunglainya tubuh. Perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan rohani seperti memikirkan masalah yang berarti tanpa
istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa tidak sesuai dengan minat dan perhatian. Ini semua besar sekali pengaruhnya terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa. Agar siswa selaku pelajar dengan baik harus tidak terjadi kelelahan fisik dan psikis.
d. Faktor yang berasal dari luar faktor ekstern 1 Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan
suasana rumah
2 Faktor sekolah meliputi guru dan cara mengajar, model pengajaran, alat-alat pelajaran, kurikulum, waktu sekolah,
interaksi guru dan murid, disiplin sekolah dan media pendidikan 3 Faktor lingkungan masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam
masyarakat, teman bergaul dan cara hidup lingkungan
B. Penelitian yang Relevan