49 l.
Processes proses proses merupakan sebagai serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk hasil tertentu. Dalam Teknologi pendidikan
proses dapat berupa merancang, mengembangkan, dan memproduksi sumber belajar. proses juga termasuk orang-orang yang menggunakan
dan mengelola sumber daya. m. Resources sumber daya telah diperluas dengan inovasi teknologi
dan dengan pengembangan pemahaman baru mengenai bagaimana alat-alat teknologi dapat membantu peserta didik belajar. sumber daya
meliputi manusia, peralatan, teknologi, dan bahan-bahan yang dirancang untuk membantu peserta didik.
Berdasarkan elemen-elemen kunci yang ada pada definisi teknologi pendidikan, penggunaan permainan Boy-boyan untuk mengembangkan
motorik kasar ini masuk kedalam elemen using. Ussing adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Dimulai dengan pemilihan
proses dan sumber metode dan bahan yang tepat. Permainan Boy-boyan dipilih menjadi metode untuk mengembangkan motorik kasar anak usia dini
kelompok B di TK Masyithoh Toboyo. Sehingga, diharapkan pemilihan metode permainan Boy-boyan dapat mengembangkan motorik kasar anak.
E. Kerangka Berfikir
Pendidikan di taman kanak-kanak TK tidak hanya mempelajari atau mengembangkan kemampuan kognitif. Mengembangkan kemampuan
motorik merupakan salah satu hal penting yang harus dikembangkan oleh
50 anak usia dini di TK. Kemampuan motorik ini dibagi menjadi dua yaitu
kemampuan motorik kasar dan motorik halus. Kemampuan motorik kasar berhubungan dengan gerak otot besar atau
kemampuan gerak kasar. Kemampuan gerak kasar ini dapat berupa berlari, menendang, berjalan, melompat, melempar dan lain sebagainya. Kemampuan
motorik kasar tersebut harus mampu berkembang secara maksimal agar anak dapat hidup dengan normal. Perkembangan motorik kasar ini juga menjadi
perhatian di TK Masyithoh Toboyo. Akan tetapi, dari hasil observasi menemukan beberapa permasalahan perkembangan motorik kasar di TK
Masyithoh Toboyo. Permasalahan yang ada yaitu, anak usia dini yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar cenderung pendiam
berbeda dengan anak yang perkembangan motoriknya baik, cenderung lebih aktif. Lemahnya perkembangan motorik kasar ini dapat dilihat dari
kemampuan dalam hal kecepatan, ketangkasan, keseimbangan ketika diberikan tugas oleh guru. Banyak anak usia dini yang ketika berlari terjatuh
karena keseimbangan yang dimiliki anak usia dini belum optimal. Selain itu ketika melempar benda, benda yang dilempar terkadang tidak terarah
kesasaran yang ada. Dari hasil observasi awal tersebut ditemukan beberapa kendala dalam
mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia dini kelompok B di TK Masyithoh Toboyo. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut
adalah penggunaan permainan Boy-boyan. Penggunaan permainan boy-boyan ini didasarkan kepada kesesuaian permainan ini dengan perkembangan anak
51 usia dini. Sehingga dalam penelitian ini akan meneliti “Penggunaan
Permainan Boy-boyan untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Kelompok B di TK Masyithoh Toboyo”.
Gambar 2. Skema Kerangka Berfikir F. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Vita Naurina 2012 yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Motorik Kasar Anak Melalui Permainan Loncat Galaksi dan Lari Zig-zag pada kelompok A di TK PKK 3 Sriharjo”. Dalam penelitian ini
menunjukan bahwa dalam penelitiannya melalui permainan loncat galaksi dan lari zig-zag dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak yaitu
meloncat, keseimbangan dan kelincahan. Perkembangan kemampuan motorik kasar kasar
anak usia dini kelompok B TK Masyithoh Toboyo belum optimal
Permainan Boy-boyan
Penggunaan Permainan Boy-boyan untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini Kelompok B di TK
Masyithoh Toboyo
kemampuan motorik kasar kasar anak usia dini kelompok B TK Masyithoh Toboyo
Meningkat
52
G. Hipotesis