Jenis Penelitian Model Penelitian Subjek Penelitian Instrumen Penelitian

53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas classroom action research. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk 2007: 3 penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif, artinya adalah peneliti tidak melakukan penelitian sendiri namun bekerja sama dengan guru kelas. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2010: 9 menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara 1 merencanakan, 2 melaksanakan, dan 3 merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar meningkat.

B. Model Penelitian

Model penelitian ini menggunakan model Kemmis dan McTaggart. Model penelitian Kemmis dan McTaggart yang ditulis dalam Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2010: 21 terdapat empat komponen yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Ga Siklus di perencanaan, tinda terdapat dua kom

C. Subjek Penelitian

Subjek pe dini kelompok B anak laki-laki dan 12

D. Tempat dan Wak 1. Tempat Pen

Tempa Masyithoh T

2. Waktu Pene

Penel tahun ajaran 2015 54 Gambar 3. Siklus PTK menurut kemmis dan M di atas merupakan sebuah perputaran kegiatan y tindakan, pengamatan dan refleksi. Di dalam komponen yang dapat disebut dua siklus. tian k penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini a pok B TK Masyithoh Toboyo yang berjumlah 20 dan 12 anak perempuan yang berumur 5 sampai Waktu Penelitian enelitian mpat penelitian tindakan kelas ini dilaksa hoh Toboyo, Toboyo Barat, Plembutan, Playen, Gunun nelitian nelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada an 20152016. an McTaggart n yang terdiri dari m siklus tersebut ni adalah anak usia 20 anak dengan 8 pai 6 tahun. ksanakan di TK n, Gunungkidul. da semester gasal 55

E. Prosedur Penilaian

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini melalui beberapa prosedur. Seperti yang diungkapkan Kemmis dan McTaggart yang ditulis dalam Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2010: 21 terdapat empat komponen penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti melakukan beberapa tahap atau prosedur, yaitu:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan beberapa rencana terlebih dahulu, yaitu: a. Membuat Rencana Kegiatan Harian RKH, materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum yang dituangkan dalam RKH. RKH disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari guru partner dan kepala sekolah yang bersangkutan. RKH ini berguna sebagai pedoman peneliti dan guru dalam pelaksanaan pengembangan motorik kasar. b. Mempersiapkan sarana dan alat permainan Boy-boyan yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran. c. Mempersiapkan tempat dan peralatan yang dibutuhkan saat penelitian. d. Menyusun dan mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan. e. Menyusun lembar observasi penilaian untuk mengukur kemampuan anak yang telah dicapai. 56 f. Menyiapkan alat dokumentasi untuk mendokumentasikan proses pembelajaran menggunakan permainan Boy-boyan.

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan panduan yang telah disusun, dan dilaksanakan selama pembalajaran berlangsung bersama dengan guru. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah disusun sebelumnya. Peneliti dan guru selanjutnya mengamati dan mencatat hasil dari kegiatan anak mengenai perkembangan motorik kasar sebagai hasil pengamatan untuk dievaluasi dan direfleksi bersama, sehingga dapat menentukan, merencanakan pertemuan berikutnya ke arah peningkatan.

3. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan dilakukan dengan melakukan kegiatan observasi, yaitu pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan acuan lembar observasi yang telah disusun. Pengamatan ini dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana perkembangan kemampuan motorik kasar anak pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh peneliti bersama guru yang sebelumnya sudah sepakat persepsinya dalam penggunaan lembar observasi dalam kegiatan pembelajaran.

4. Refleksi

Dari hasil pengamatan yang diperoleh maka dilakukan analisis dan didiskusikan bersama guru. Kemudian, peneliti melakukan refleksi 57 terhadap hasil observasi yang sudah dilakukan. Cakupan bahasan dalam refleksi ini adalah: a. Mendiskusikan hasil dari aktivitas anak yang telah dilaksanakan dengan berpedoman dengan lembar observasi. b. Mencatat setiap peningkatan ketrampilam motorik kasar anak. c. Mencatat hasil yang dicapai setelah pembelajaran selesai. d. Mencatat kejadian-kejadian selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah itu ditarik kesimpulan mengenai aktivitas anak yang telah mereka lakukan dengan berpedoman lembar observasi. Hasil refleksi ini digunakan peneliti dan guru untuk merencanakan tindakan selanjutnya. Hal tersebut bertujuan untuk tercapainya hasil pembelajaran yang diinginkan dan meningkatkaan kualitas pembelajaran.

F. Metode Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 175 metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka peneliti menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.

1. Observasi

Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2010: 66 observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Sedangkan menurut Hadari Nawawi 2005: 100 Observasi diartikan sebagai pengamatan dan 58 pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilakukan selama kegiatan berlangsung dan hal yang diobservasi adalah perkembangan motorik kasar anak usia dini kelompok B TK Masyithoh Toboyo melalui penggunaan permainan Boy-boyan. Alat yang dipergunakan untuk mencatat pengumpulan data adalah lembar observasi.

2. Dokumentasi

Menurut Sukandarrumidi 2004: 101 dokumentasi dapat berupa catatan pribadi, surat priibadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainnya. Dokumentasi yang digunakan peneliti adalah data anak yang berupa catatan perilaku, kejadian, dan riwayat dari sebelum penelitian sampai penelitian berlangsung yang dibuat dengan dokumentasi foto.

3. Unjuk Kerja

Pada kegiatan ini anak diberikan kesempatan untuk beraktivitas melakukan kegiatan, melempar, menangkap dan berlari setelah permainan Boy-boyan selesai dilakukan. Unjuk kerja yang dilakukan setelah permainan adalah melakukan kegiatan berlari, menangkap dan melempar. Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur kemampuan motorik kasar anak. 59

G. Instrumen Penelitian

Menurut Gay dalam Sukardi 2013: 121 menyebutkan bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan menurut wina sanjaya 2010: 84 instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini adalah lembar observasi. Instrumen lembar observasi untuk penelitian ini berisikan indikator- indikator yang berkaitan dengan penggunaan otot-otot besar motorik kasar anak usia dini, sehingga rubik penilaian yang sudah dibuat dapat digunakan untuk melihat apakah motorik kasar anak sudah mengalami peningkatan atau belum. Dalam pembuatan instrumen ini mengacu kepada teori yang ada di bab 2 menurut Sumantri, John W. Santrock, Diane E. Papalia, Sally Wendkos Olds, dan Ruth Duskin Feldman mengenai perkembangan Motorik kasar dan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Berikut adalah indikator dan kriteria penilaian untuk menilai kemampuan motorik kasar anak: Tabel 1. Rubik Penilaian Tentang Kemampuan Motorik Kasar Kemampuan Berlari Indikator Kriteria Deskripsi Berlari Mampu Anak mampu berlari untuk menghindari lemparan bola dengan mengubah arah gerakan dengan cepat. Cukup Mampu Anak mulai mampu berlari untuk menghindari lemparan bola tetapi kurang dapat mengubah arah gerakan dengan cepat. Kurang Mampu Anak hanya berlari kecil untuk menghindari lemparan bola. Belum Mampu Anak belum mau berlari untuk menghindari lemparan bola. 60 Tabel 2. Rubik Penilaian Tentang Kemampuan Motorik Kasar Kemampuan Melempar Indikator Kriteria Deskripsi Melempar Mampu Anak mampu melempar tepat sasaran, kekuatan lemparan dapat mencapai sasaran dan mampu menjaga keseimbangan. Cukup Mampu Lemparan yang dilakukan mulai tepat sasaran tetapi masih sering meleset, kekuatan lemparan dapat mencapai sasaran dan kurang mampu menjaga keseimbangan. Kurang Mampu Lemparan yang dilakukan tidak tepat sasaran, kekuatan lemparan tidak dapat mencapai sasaran dan kurang mampu menjaga keseimbangan. Belum Mampu Lemparan yang dilakukan belum tepat sasaran, gerakannya kaku dan gerakan hanya terbatas pada ayunan lengan dan sedikit gerakan badan. Tabel 3. Rubik Penilaian Tentang Kemampuan Motorik Kasar Kemampuan Menangkap Indikator Kriteria Deskripsi Menangkap Mampu Anak mampu mengatur posisi tubuh yang benar untuk menangkap, serta mampu menangkap bola dan gengaman untuk menangkap sudah kuat. Cukup Mampu Anak mulai mampu mengatur posisi tubuh untuk menangkap, serta mampu menangkap bola tetapi kadang lepas dan gengaman untuk menangkap mulai kuat. Kurang Mampu Anak mampu menangkap bola tetapi sering lepas dan gengangam tangan untuk menangkap belum kuat. Belum Mampu Anak belum mampu menangkap bola, bola selalu jatuh.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERMAINAN ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK A Pengaruh Permainan Origami Terhadap Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Pada Kelompok A Di Tk Pertiwi Bowan Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 14

PENGARUH PERMAINAN ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK A DI TK PERTIWI BOWAN Pengaruh Permainan Origami Terhadap Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Pada Kelompok A Di Tk Pertiwi Bowan Delanggu Klaten Tahun Pela

0 1 10

PENGARUH PERMAINAN OUTDOOR TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B TK ‘AISYIYAH Pengaruh Permainan Outdoor Terhadap Perkembangan Fisik Motorik Kasar Anak Kelompok B TK 'Aisyiyah Bustanul Athfal II Babadan Karangdowo Klaten Tahun Ajaran

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ENCRAK PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Encrak Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Ii Keden Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ENCRAK PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Encrak Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Ii Keden Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.

0 2 16

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN.

1 1 59

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI

0 0 10

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN GOBAK SODOR ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA DEMANGAN

1 3 9

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN EGRANG BATHOK KELAPA PADA ANAK KELOMPOK B TK KARTIKA IV-15

1 4 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini 1. Pengertian Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini - HANIFAKH HANA SOFYANA BAB II

0 4 23