PekerjaBuruh perempuan yang berkerja pada malam hari di PT. Indofood

Namun di antara fenomena minimnya dukungan terhadap pemenuhan hak pekerja perempuan, masih ada perusahaan yang menunjukkan komitmennya. Salah satu di antaranya adalah PT. Indofood. Perusahaan ini membuat sebuah terobosan dengan memberikan cuti melahirkan kepada setiap karyawatinya selama empat bulan, dan gaji mereka tetap dibayarkan selama cuti. Meski belum sesuai dengan kaidah ASI eksklusif yaitu enam bulan pasca melahirkan, namun inisiatif yang digagas PT. Indofood ini merupakan awal yang baik, dan perusahaan yang memberikan cuti melahirkan 4 bulan dengan gaji tetap dibayarkan. 86

D. PekerjaBuruh perempuan yang berkerja pada malam hari di PT. Indofood

Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang giat-giatnya membangun untuk meningkatkan pembangunan di segala sektor dengan tujuan untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Melihat realitas tersebut keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat vital dalam pelaksanaan tujuan pembangunan nasional, untuk itu perlindungan terhadap tenaga kerja di maksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja Pekerja merupakan bagian dari tenaga kerja yaitu tenaga kerja yang telah melakukan kerja, baik bekerja untuk diri sendiri maupun bekerja dalam hubungan kerja atau di bawah perintah pemberi kerja bisa perseroan, pengusaha, badan hukum atau badan lainnya dan atas jasanya dalam bekerja yang bersangkutan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan kata lain tenaga kerja 86 Wawancara penulis dengan Michael Hartono Jabatan Branch Manager tanggal 14 Mei 2013 di PT. Indofood Universitas Sumatera Utara disebut pekerja bila ia melakukan pekerjaan dalam hubungan kerja dan di bawah perintah orang lain dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. 87 Wujud perhatian pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebagai pengganti peraturan perundang-undangan bidang ketenagakerjaan yang sudah ada sebelumnya yaitu Undang-undang No 14 Tahun 1969 tentang ketentuan ketentuan pokok mengenai tenaga kerja yang di nilai sudah tidak sesuai dengan kemajuan perkembangan masalah ketenagakerjaan. Menurut Pasal 86 ayat 1 Undang-undang Nomor 13 Pekerja adalah manusia yang juga mempunyai kebutuhan sosial, sehingga perlu sandang, kesehatan, perumahan, ketentraman, dan sebagainya untuk masa depan dan keluarganya. Mengingat pekerja sebagai pihak yang lemah dari majikan yang kedudukannya lebih kuat, maka perlu mendapatkan perlindungan atas hak- haknya. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang menyebutkan, bahwa : ” tiap-tiap warga negara Indonesia berhak atas pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan “. Menurut pasal ini ada dua hal penting dan mendasar yang merupakan hak setiap warga negara Indonesia yaitu hak memperoleh pekerjan dan hak untuk memperoleh penghidupan yang layak. Suatu pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi saja, tetapi juga harus mempunyai nilai kelayakan bagi manusia yang tinggi. Suatu pekerjaan baru memenuhi semua itu bila keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pelaksananya adalah terjamin. Dengan demikian pekerja sebagai Warga Negara Indonesia perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah agar dapat ikut serta aktif dalam pembangunan. 87 Hidayat Muharam, Panduan Memahami Hukum Ketenaga Kerjaan Serta Pelaksanaannya di Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2006, hal 15 Universitas Sumatera Utara Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dikatakan, bahwa : “ Setiap pekerjaburuh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : moral dan kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai Agama.“ Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 73 ayat 3 diatur mengenai pengusaha yang mempekerjakan pekerja perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib memberikan makanan dan minuman bergizi,menjaga kesusilaan,keamanan dan kesehatan kerja selama di tempat kerja. Adapun Pasal 76 ayat 4 juga menyebutkan bahwa bagi pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00. Peraturan-peraturan yang tedapat di dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, terutama yang mengatur mengenai pekerja yang bekerja pada malam hari hanya mengatur mengenai pekerja perempuan saja, sedangkan pekerja yang bekerja pada malam hari bukan hanya pekerja perempuan saja tetapi ada juga pekerja laki-laki yang juga membutuhkan perlindungan hukum. Dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tentang ketentuan pokok tenaga kerja juga menyebutkan bahwa dalam menjalankan Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaanya tidak boleh ada diskriminasi.1 Atas dasar Undang-undang tersebut di atas, maka diskriminasi dalam setiap permasalahan perburuhan tidak diperkenankan dan apabila ada pengusaha yang masih melakukan diskriminasi dalam memberikan perlindungan Universitas Sumatera Utara hukum maka hal ini melanggar dari peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan. 88 1. Pekerjaan perempuan yang berumur kurang dari 18 tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 pagi. Pekerjaan wanitaperempuan di malam hari diatur dalam Pasal 76 UU No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yaitu sebagai berikut : 2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya, bila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 pagi, 3. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 pagiwajib : a. Memberikan makanan dan minuman bergizi b. Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja 4. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00 pagi wajib menyediakan antar jemput. 5. Tidak mempekerjakan tenaga kerja melebihi ketentuan Pasal 77 ayat 2 yaitu 7 tujuh jam sehari dan 40 empat puluh jam seminggu untuk 6 enam hari kerja dalam seminggu atau 8 delapan jam sehari dan 40 empat puluh jam seminggu untuk 5 lima hari kerja dalam seminggu. 6. Bila pekerjaan membutuhkan waktu yang lebih lama, maka harus ada persetujuan dari tenaga kerja dan hanya dapat dilakukan paling banyak 3 tiga jam dalam sehari dan 14 empat belas jam dalam seminggu, dan karena itu 88 http:www.lawskripsi.com, diakses 12 April 2013 Universitas Sumatera Utara pengusaha wajib membayar upah kerja lembur untuk kelebihan jam kerja tersebut. Hal ini merupakan ketentuan dalam Pasal 78 ayat 1 dan ayat 2. 7. Tenaga kerja berhak atas waktu istirahat yang telah diatur dalam Pasal 79 ayat 2 yang meliputi waktu istirahat untuk: a. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 empat jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja. b. Istirahat mingguan 1 satu hari untuk 6 enam hari kerja dalam seminggu atau 2 dua hari untuk 5 lima hari kerja dalam seminggu. c. Cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 dua belas hari kerja setelah tenaga kerja bekerja selama 12 dua belas bulan secara terus menerus. d. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 dua bulan apabila tenaga kerja telah bekerja selama 6 enam tahun secara terus menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan tenaga kerja tersebut tidak berhak lagi istirahat tahunannya dalam 2 dua tahun berjalan. e. Untuk pekerja wanita, terdapat beberapa hak khusus sesuatu dengan kodrat kewanitaannya, yaitu : 1 Pekerja wanita yang mengambil cuti haid tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua Pasal 81 ayat 1 2 Pekerja wanita berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandunganbidan Pasal 82 ayat 1 Universitas Sumatera Utara 3 Pekerja wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan sesuai ketentuan dokter kandunganbidan Pasal 82 2 4 Pekerja wanita yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja Pasal 83 5 Pekerja wanita yang mengambil cuti hamil berhak mendapat upah penuh Pasal 84. 89 Kebutuhan dari beberapa sektor industri menuntut tenaga kerja wanita bekerja malam hari. Berdasarkan peraturan perundangan pada prinsipnya tenaga kerja wanita dilarang untuk bekerja pada malam hari, akan tetapi mengingat berbagai alasan, maka tenaga kerja wanita diizinkan untuk bekerja pada malam hari antara lain : a. alasan sosial, b. alasan teknis, c. alasan ekonomis. 90 Ketentuan yang mengatur kerja malam tenaga kerja wanita pada pasal 7 ayat 1 UU No. 12 tahun 1984 yang menetapkan : “Orang wanita tidak boleh menjalankan pekerjaan pada malam hari, kecuali jikalau pekerjaan itu menurut sifat, tempat, dan keadaan seharusnya dijalankan oleh wanita”. Tata cara mempekerjakan tenaga kerja wanita pada malam hari telah dikeluarkan dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.04MEN1989 yang terdiri dari lima pasal, antara lain, harus ada izin dari Depnaker setempat dengan dengan syarat yang harus dipenuhi, misalnya : mutu produksi harus lebih baik bila memepekerjakan wanita, pengusaha harus menjaga keselamatan, kesehatan dan 89 http:lutfichakim.blogspot.com201208perlindungan-hukum-tenaga-kerja.html diakses 12 April 2013 90 Editus Adisu dan Libertus Jehani, Op.Cit, hal 50 Universitas Sumatera Utara kesusilaan tidak boleh mempekerjakan wanita dalam keadaan hamil, ada angkutan antar jemput dan sebagainya , penyediaan makanan ringan, ada izin dari orang tua suami dan lain–lain. Namun Kenyataan masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan peraturan tersebut misalnya tenaga kerja wanita tidak disediakan angkutan antar jemput malainkan datang sendiri ke tempat kerja. Dalam Konvensi ILO ini, istilah ”malam” menunjukkan suatu jangka waktu yang lamanya sekurang-kurangnya sebelas jam berturut-turut, termasuk waktu jeda yang ditetapkan oleh instansi pemerintah terkait untuk sekurangkurangny tujuh jam berturut-turut yang jatuh antara jam sepuluh malam dan jam tujuh pagi; instansi pemerintah terkait dapat menetapkan berbagai waktu jeda untuk berbagai industri, kegiatan atau cabang industri atau kegiatan, namun harus berkonsultasi dulu dengan organisasi-organisasi pengusaha dan pekerja yang bersangkutan sebelum menetapkan waktu jeda mulai setelah jam sebelas malam. Menurut konvensi ILO Pasal 6, dalam kegiatan industri yang dipengaruhi oleh musim dan dalam segala hal dimana keadaan yang sifatnya luar biasa menghendakinya, ketentuan waktu malam dapat dikurangi menjadi sepuluh jam selama enam puluh hari dalam setahun. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGAWASAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HAK-HAK