BAB IV PENGAWASAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HAK-HAK
PEKERJA BURUH PEREMPUAN DI PT INDOFOOD A. Mekanisme Pengawasan Pelaksanaan Hak – Hak Pekerja Buruh
Perempuan
Pada prinsipnya fungsi pengawasan sangat berpihak pada tenaga kerja dan
mencoba untuk menegakkan hukum ketenagakerjaan. Manfaat yang didapat antara lain dengan adanya hasil temuan petugas pengawas dalam hal pelanggaran yang
dilakukan perusahaan-perusahaan industri akan memudahkan pemerintah Depnaker untuk mengklasifikasikan suatu perusahaan dalam kategori rawan,
setengah rawan ataukah stabil. Klasifikasi perusahaan dalam kategori tersebut berguna untuk menetapkan
peta pemeriksaan petugas pengawas. Bagi perusahaan dengan kategori rawan akan menjadi perhatian Depnaker guna dilakukan pengawasan yang lebih intensif.
Dalam melaksanakan tugas pengawasan para petugas harus berdasarkan pada rencana kerja yang tepat, yang telah disahkan oleh Kepala Bagian Pengawasan.
Hal tersebut berguna sebagai koridor petugas agar dalam melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Dapat dikemukakan di sini sebagai contoh adalah Surat
Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : SE.60MENSJ-HKII2006 Tentang Kesempatan dan Perlakuan yang sama dalam
pekerjaan di Indonesia, antara lain berisikan hal : memberi arahan bagi perusahaan
dalam melaksanakan dan mendukung kesetaraan kesempatan dan perlakuan dalam pekerjaan dan jabatan di Indonesia. Program kesempatan dan perlakuan yang sama
dalam pekerjaan sangat penting untuk mempromosikan persamaan dan mengurangi diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan dengan dasar ras, warna
Universitas Sumatera Utara
kulit, jenis kelamin, agamakepercayaan, politik dan status sosial. Panduan ini ditujukan terutama untuk mempromosikan kesetaraan dan menghapuskan
diskriminasi berdasarkan jenis kelamin. Yang dimaksud dengan gender dalam Panduan ini adalah jenis kelamin ditinjau dari sisi ”pendekatan sosial”. Beberapa
contoh gender juga dikemukakan berdasarkan pendekatan biologis.
91
Akan halnya peningkatan kinerja pengawas ketenagakerjaan senantiasa mendapatkan perhatian pemerintah untuk terus ditingkatkan. Sebagai landasan
opersional bagi petugas pengawas ditetapkan bahwa petugas harus mencapai target nasional yaitu memeriksa 8 delapan perusahaan setiap bulan atau 90 sembilan
puluh perusahaan dalam setahun. Hal ini dimaksudkan agar petugas pengawas tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan merupakan tugas pokoknya.
Selanjutnya juga di haruskan bagi setiap pemeriksaan didasarkan kepada rencana kerja, surat perintah dan selalu dibuat Laporan Pemeriksaan serta Nota
Pemeriksaan dengan menggunakan bentuk-bentuk yang telah ditentukan. Khususnya bagi perusahaan yang diberi nota, agar terus ditindaklanjuti.
92
Dalam bentuk pengawasan yang sifatnya preventif edukatif terhadap perlindungan tenaga kerja perempuan dapat disebutkan misalnya dalam setiap
tahun Depnaker bekerjasama dengan Menteri Negara Urusan Peranan Wanita sekarang Menteri Negara Pemberdayaan Wanita dalam memperingati Hari Ibu
tanggal 22 Desember diadakan pemilihan perusahaan pembina terbaik tenaga kerja
91
Fahmi Idris, Panduan Kesempatan dan Perlakuan Yang Sama dalam Pekerjaan di Indonesia Equal Employment Opportunity – EEO, Gugus Tugas Kesempatan dan Perlakuan yang
Sama dalam Pekerjaan, Edisi Pertama, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Jakarta, 2005, hal 1.
92
Perhatikan Surat Edaran Dirjen Pembinaan Hubungan : Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No: SE.02BW1998 tentang Peningkatan Kegiatan Pemeriksaan Pengawas
Ketenagakerjaan
Universitas Sumatera Utara
wanita. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan perlindungan terhadap pekerja perempuan disamping itu juga untuk meningkatkan kesejahteraan
pekerja secara terpadu. Jika dilihat dari kriteria penilaian yang dijadikan pedoman pemilihan
terlihat bahwa hak-hak khusus pekerja perempuan menjadi titik berat penilaian, antara lain dengan melihat apakah perusahaan memberi perlakuan yang berbeda
diskriminasi terhadap pekerja perempuan dan apakah perlindungan terhadap mereka telah dijalankan serta melihat fasilitas kesejahteraan bagi mereka.
Perlakuan diskriminasi antara lain dipertanyaan dari segi upah pokok dan tunjangan-tunjangan lain, komposisi jabatan tertentu yang diduduki oleh pekerja
perempuan, jaminan sosial dan fasilitas kesejahteraan, dan sebagainya. Untuk melihat perlindungan yang diberikan pada pekerja perempuan antara lain dinilai
dari waktu kerja dan istirahat kerja malam, cuti-cuti khusus perempuan dan sebagainya, fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja, fasilitas kesehatan dan KB
dan lain-lain. Dari segi kesejahteraan pekerja antara lain dilihat dari kepesertaan mereka dalam koperasi karyawan di perusahaan.
93
Upaya perlindungan hukum bagi pekerjaburuh perempuan terhadap pemenuhan hak-hak reproduksi yang dilakukan oleh Disnaker Sumatera Utara
adalah tindakan preventif berupa penyuluhan kepada pengusaha dan pekerja, melakukan control dengan mendatangi perusahaan. Tindakan represif yaitu
penelitian dan penyelidikan pelanggaran yang terjadi, pemberian peringatan tertulis sampai penindakan sesuai hukum yang berlaku. Namun, dalam
pelaksanaannya para pekerjaburuh perempuan dan Serikat Pekerja PT. Indofood
93
Secara lebih lengkap dapt dilihat dalam Panduan Pemilihan Perusahaan Pembina Terbaik Tenaga kerja wanita No: 18KepMENUPWVII1994
Universitas Sumatera Utara
tidak pernah didatangi dan ditemui oleh pegawai pengawas Disnaker Sumatera Utara, bahkan mereka tidak mengetahui adanya pegawai pengawas tersebut.
Pengawasan tanpa adanya rencana tidak akan dapat dilaksanakan begitu pula sebaliknya. Itulah sebabnya setiap petugas pengawas yang hendak
melaksanakan tugas pengawasannya wajib membuat rencana kerja terhadap perusahaan yang akan diperiksa. Rencana tugas ini sangat penting untuk menjaga
dilakukannya tugas pengawasan dengan semestinya. Selain rencana tugas petugas pengawas dapat melakukan pemeriksaan jika ada surat perintah tugas. Dengan
adanya dua hal diatas petugas berhak memasuki tempat yang dituju tanpa dihalangi oleh perusahaan, bahkan apabila pihak perusahaan menolak kedatangan
mereka tanpa alasan, petugas pengawas dapat meminta bantuan pada polri. Kewajiban petugas pengawas setelah melakukan tugasnya adalah membuat
laporan pemeriksaan serta nota pemerisaan untuk dilaporkan pada atasan. Di Kandepnaker Medan setiap bulannya para petugas pengawas harus
menyampaikan dan membuat secara tertulis laporan tugasnya di lapangan, selanjutnya akan dijadikan acuan untuk ditindaklanjuti.
Tindakan refresif petugas dapat dilakukan apabila ternyata ditemukan pelanggaran oleh perusahaan. Pertama sekali petugas menyampaikan teguran
secara tertulis berupa nota pemeriksaan. Di dalam nota pemeriksaan ini disebutkan hal-hal yang dilanggar oleh perusahaan, selanjutnya pada bagian akhir
nota disebutkan jangka waktu perusahaan harus melaporkan pelaksanaannya secara tertulis. Dalam jangka waktu tersebut perusahaan harus melaksanakan apa
yang diperintahkan, seandainya selama selang waktu tersebut perusahaan tidak melaporkan pelaksanaannya maka petugas kembali mengingatkan secara tertulis
Universitas Sumatera Utara
dan dapat meminta pada pihak perusahaan untuk datang dan memberi penjelasan secara lisan atas hasil pemeriksaan ketenagakerjaan tersebut, biasanya
kedatangan mereka harus disertai bukti-bukti seperti daftar upah, tanda kepesertaan Jamsostek, peraturan perusahaan, buku akte pengawasan
ketenagakerjaan dan lain-lain yang dianggap perlu. Surat panggilan untuk pemeriksaan ini jika diperlukan dapat disampaikan tiga kali dan jika perusahaan
tetap tidak mengindahkan maka petugas pengawas dapat melakukan tindakan berikutnya yaitu pemeriksaan secara refresif yustisial.
94
Umumnya sanksi-sanksi pidana dalam ketenagakerjaan masih belum tegas pengaturannya, kalaupun ada, mudah untuk disimpangi dan kurang jelas
peraturan pelaksanaannya, sehingga petugas pengawas selaku PPNS justru kesulitan untuk membuktikan adanya pelanggaran yang dapat dipidana. Hal ini
harus menjadi perhatian pemerintah agar hukum ketenagakerjaan dapat ditegakan. Selain itu peran petugas pengawas selaku PPNS ternyata sudah tidak
memadai lagi dan perlu ditingkatkan sebagai penuntut umum di pengadilan, sehingga memiliki wewenang yang lebih besar untuk melakukan tuntutan pada
perusahaan yang melanggar ketentuan ketenagakerjaan, sehingga peran perlindungan pada tenaga kerja dapat lebih maksimal.
Petugas pengawas yang dapat bertindak juga sebagai PPNS dapat melakukan tindakan penyidikan terhadap pelanggaran yang dilakukan
perusahaan. Pelanggaran disertai bukti-bukti selanjutnya dibuat dalam BAP Berkas Acara Pemeriksaan disampaikan pada Polri, sampai proses selanjutnya
pada Jaksa di Pengadilan Negeri setempat.
94
Sudjana, Eggy, Nasib dan Perjuangan Buruh di Indonesia, Jakarta : Penerbit Renaissan, 2005, hal 40
Universitas Sumatera Utara
Hingga kini belum ada peraturan ketenagakerjaan yang khusus mengatur tentang pekerja perempuan. Menurut Irham Buana Nasution hal ini membawa dua
konsekwensi logis. Pertama, kondisi ini dapat ditafsirkan bahwa perempuan memiliki persamaan hak dan kewajiban dengan pekerja laki-laki, karenanya
peraturan yang berlaku tidak boleh dilaksanakan berbeda antara pekerja perempuan dan laki-laki. Kedua, bisa timbul anggapan bahwa pekerja perempuan
belum dianggap bagian penting dalam dunia ketenagakerjaan. Salah satu unsur yang harus berperan dalam ketenagakerjaan adalah unsur
pengawasan. Penagawas sebagai penegak hukum di bidang ketenagakerjaan, unsur pengawas harus bertindak sebagai pendeteksi dini, di lapangan, sehingga
diharapkan segala gejala yang akan timbul dapat didetiksi secara awal, sehingga dapat mewujudkan suasana yang aman, stabil dan mantap di bidang
ketenagakerjaan, yang dengan demikian dapat memberikan andil dalam pembangunan nasional.
Guna menjamin pelaksanaan pengaturan ketenagakerjaan serta peraturan- peraturan pelaksanaannya diadakan suatu system pengawasan. Sistem pengawasan
ini secara operasional adalah :
95
1. Diarahkan kepada usaha preventif dan represif, namun tindakan represif
akan dilakukan secara tegas terhadap perusahaan yang secara sengaja melanggar atau terhadap perusahaan yang berkali-kali diperingatkan
2. Aparat karayawan pengawas diharapkan lebih peka dan cepat bertindak
terhadap masalah yang timbul, sehingga masalahnya tidak meluas.
95
Hidayat Muharam, Op.Cit, hal 60
Universitas Sumatera Utara
3. Dalam melakukan tegas dan fungsi karyawan buruh pengawas diharuskan
turun langsung ke lapangan supaya obyektif. Berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2003 tentang pengesahan ILO
Convention No.18 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce Konvensi ILO No.81 Mengenai pengawasan ketenagakerjaan dalam industry dan
perdagangan, memang untuk menghadapi pergeseran nilai dan tata kehidupan para pelaku industry dan perdagangan, pengawasan ketenagakerjaan dituntut untuk
mampu mengambil langkah-langkah antisipasi serta mampu menampung segala perkembangan yang terjadi.
Oleh karena itu penyempurnaan terhadap system pengawasan ketenagakerjaan harus terus dilakukan agar peraturan perundang-undangan dapat
dilaksanakan secara efektif oleh para pelaku industri dan perdagangan. Dengan demikian pengawasan ketenagakerjaan sebagai suatu sistem mengemban misi dan
fungsi agar peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan dapat ditegakkan.
96
B. Penyelesaian Perselisihan Terkait Pelaksanaan Hak –Hak Pekerja Buruh Perempuan di PT. Indofood
PT. Indofood selama ini telah melaksanakan kontrak kerja dalam
mempekerjakan tenaga kerja waktu tertentu dalam rangka membantu kelancaran tugas pokok dan fungsi perusahaan. Pelaksanaan pekerjaan ini dibebankan kepada
para pekerja dan semua pekerja wajib tunduk dan bertanggungjawab kepada PT. Indofood sebagai pihak pemberi kerja.
Hubungan hukum yang terkandung dalam kontrak kerja antara pihak pekerja, terutama pekerja waktu tertentu dengan PT. Indofood dalam hal ini
96
Ibid, hal 63
Universitas Sumatera Utara
perolehan upah termasuk perlindungan hak-hak pekerja lainnya masih terdapat kelemahan jika dikaitkan dengan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah. Berdasarkan hasil wawancara, para karyawan membenarkan bahwa telah
terjadi pemotongan upah pada saat cuti melahirkan, sementara isi Perjanjian kontrak secara tertulis antara karyawan dan PT. Indofood tidak memuat atau
mencantumkan hal-hal secara khusus misalnya pemotongan upah pada saat sakit, cuti tahunan, cuti hamilmelahirkan. Namun pihak PT. Indofood melakukan
pemotongan upah pada saat cuti hamilmelahirkan. Adapun alasan PT. Indofood melakukan pemotongan, dikarenakan perusahaan tersebut wajib memberikan
tenaga pengganti dari pekerja yang melaksanakan cuti hamilmelahirkan atau berhalangan hadir kepada pengguna user menurut pembayaran upah yang
diberikan dengan cara sebagai berikut: “untuk tenaga pengganti dibayarkan kepadanya sebesar Upah Minimum Regional UMP, sedangkan sisanya berupa
tunjangan dan lain-lain dibayarkan kepada pekerja yang sedang menjalankan cuti hamilmelahirkan atau berhalangan hadir”.
97
Perjanjian antara pekerja waktu tertentu dan PT. Indofood merupakan bentuk ketidakadilan bahwa seharusnya berdasarkan peraturan yang berlaku
pemotongan upah ketika pekerja tersebut mengalami cuti hamilmelahirkan tidak benar, yang seharusnya pemotongan upah tersebut tidak perlu dilakukan. Dalam
pasal 4 Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1981 tentang Perlindungan Upah, disebutkan bahwa upah tidak dibayar bila buruh tidak melakukan pekerjaan.
Masalah ini diatur dalam pasal 82 ayat 1, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
97
Wawancara penulis dengan Michael Hartono Jabatan Branch Manager tanggal 14 Mei 2013 di PT. Indofood
Universitas Sumatera Utara
tentang Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa pekerjaburuh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 satu setengah bulan sebelum saatnya melahirkan
anak dan 1,5 satu setengah bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. Sementara itu pada pasal 4 Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah disebutkan bahwa upah tidak dibayar bila buruh tidak melakukan pekerjaan. Selanjutnya pada pasal 5 ayat 1
huruf a, disebutkan bahwa menyimpang dari ketentuan sebagaimana dalam pasal 4, maka pengusaha wajib membayar upah buruh jika buruh sendiri sakit, sehingga
tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan ketentuan sebagai berikut: •
Untuk 3 tiga bulan pertama, dibayar 100 seratus persen dari upah; •
Untuk 3 tiga bulan kedua, dibayar 75 tujuh puluh lima persen dari upah;
• Untuk 3 tiga bulan ketiga, dibayar 50 lima puluh persen dari upah;
• Untuk 3 tiga bulan keempat, dibayar 25 dua puluh lima persen dari
upah. Mengacu pada fakta hukum di atas, sebenarnya bahwa apabila buruh
perempuan yang bekerja pada PT. Indofood yang mengambil hak cuti hamilmelahirkan selama 3 bulan baik yang mengambilnya masing-masing 1,5
bulan sebelum dan sesudah melahirkan dan atau secara keseluruhan diambil selama 3 bulan setelah melahirkan, seharusnya tetap memperoleh besaran upah
yang sesuai dengan ketentuan perjanjian atau kontrak kerja antara buruh perempuan tersebut dengan pihak perusahaan pemberi kerja.
Universitas Sumatera Utara
Hasil wawancara tidak terstruktur dengan para pekerja wanita yang pernah mengambil cuti hamilmelahirkan dan telah bersedia untuk dipotong upahnya,
disebabkan oleh beberapa hal:
98
• Ketidaktahuan dari pekerja wanita tentang adanya undang-undang dan
peraturan pemerintah yang mengatur tentang pemotongan upah saat cuti hamilmelahirkan.
• Tidak ada atau minimnya peluangalternatif pekerjaan lain terutama apabila
mereka menolak pemotongan upah yang dibebankan kepadanya. Pada kondisi demikian menyebabkan ketergantungan terhadap jenis pekerjaan
yang telah ditekuninya menjadi sangat besar, sehingga apapun kondisi yang dialaminya tetap diterimanya, termasuk pemotongan upah yang
diterimanya. •
Kedua alasan di atas diperberat lagi dengan tidak ada satu pasal atau ayat pun di dalam surat perjanjian kerja antara pekerja dengan perusahaan
dalam hal ini PT. Indofood yang secara tegas mengatur tentang pemotongan upah khusus pekerja wanita saat cuti hamilmelahirkan.
Demikian juga surat pernyataan tentang pemotongan upah baru dibuat pekerja wanita menjelang saat mengambil hak cuti hamilmelahirkan
tersebut. Untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh pekerja wanita waktu
tertentu di atas, maka sebenarnya pemerintah melalui dinas teknis terkait diharapkan dapat berperan. Sebagai gambaran hasil wawancara diperoleh
informasi bahwa pekerja wanita yang dipotong upahnya pada saat cuti
98
Wawancara penulis dengan Michael Hartono Jabatan Branch Manager tanggal 14 Mei 2013 di PT Indofood.
Universitas Sumatera Utara
hamilmelahirkan pernah mengadukan hal ini ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nakertrans Sumatera Utara. Tanggapan dari Dinas Nakertrans
adalah menyarankan kepada pekerja untuk menyelesaikan permasalahan pemotongan upah ini dengan PT. Indofood, karena tidak dibenarkan oleh Undang-
Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan kontrak kerja antara karyawan dengan PT. Indofood juga tidak mengatur mengenai pemotongan upah
saat cuti hamilmelahirkan. Apabila pihak PT. Indofood tidak menyelesaikan masalah pemotongan
upah tersebut, maka upayalangkah-langkah yang dapat diambil oleh Dinas Nakertrans Sumatera Utara selaku instansi yang berkompeten adalah :
99
• Memanggil pihak perusahaan untuk melakukan kewajibannya yakni
memberikan hak bagi tenaga kerja yang mengalami atau pernah melakukan cuti, izin dan lain-lain yang menjadi hak dari pekerja.
• Memberikan teguran dengan memberikan pemeriksaan perusahaan nota
pemeriksaan. Untuk melindungi hak-hak para pekerja yang telah terlanjur dipotong
upahnya oleh perusahaan saat cuti hamilmelahirkan dan perusahaan tersebut tidak mau mengembalikan hak-hak para pekerja, maka Dinas Nakertrans Sumatera Utara
dapat membantu para pekerja bila pekerja meminta bantuan. Dalam kasus ini Dinas Nakertrans akan bertindak sebagai mediator untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut secara musyawarah dan mufakat antara pekerja dengan perusahaan dan apabila permasalahan ini tidak dapat diselesaikan secara
99
Wawancara penulis dengan Michael Hartono Jabatan Branch Manager tanggal 14 Mei 2013 di PT Indofood
Universitas Sumatera Utara
musyawarah dan mufakat maka dapat menempuh proses hukum melalui jalur pengadilan Hubungan Industrial.
Aspek hubungan industrial merupakan salah satu hal yang sangat penting dan kompleks karena melibatkan berbagai pihak seperti pekerja, pengusaha dan
pemerintah, yang memiliki kepentingan berbeda satu dengan yang lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam pelaksanaannya sering terjadi
perbedaan pendapat di antara mereka baik terhadap hal-hal yang bersifat normatif maupun non normatif. Perbedaan tersebut sering memicu terjadinya perselisihan
dan juga menjurus pada pemutusan hubungan kerja antara tenaga kerja dan pemberi kerja.
Pemerintah dalam hal ini memiliki fungsi sebagai fasilitator dan regulator dalam melayani masyarakat termasuk dalam dunia industri, dituntut untuk
berperan aktif terutama untuk melayani kasus-kasus perselisihan industri dan termasuk di antaranya adalah pemutusan hubungan kerja.
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maka pada instansi yang menangani urusan ketenagakerjaan
harus dilengkapi tenaga fungsional berupa pegawai perantara mediator dan pegawai pengawas. Tenaga perantara tenaga fungsional berperan aktif untuk
menangani kasus-kasus perselisihan hubungan industrial, termasuk pemotongan upah waktu cuti hamilmelahirkan yang tidak sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Hambatan yang terjadi di Dinas Nakertrans Sumatera Utara yakni
kurangnya petugaspegawai perantara karena hingga saat ini hanya ada 1 satu orang pegawai perantara dan apabila dibandingkan dengan kasus yang terjadi baik
Universitas Sumatera Utara
pemutusan hubungan kerja ataupun pemotongan upah yang menjadi hak dari pekerja yang semakin hari semakin naik dari waktu kewaktu.
100
• Pada saat masuk kerja perlu menandatangani perjanjian kerja,
Keterbatasan pegawai perantara di lingkup Dinas Nakertrans Sumatera Utara ini dapat mempengaruhi kualitas dan atau kinerja pada Dinas tersebut
terutama yang berkaitan dengan permasalahan hubungan disharmonis antara pekerja dengan pihak perusahaan pemberi kerja. Kondisi ini akan juga berdampak
pada terjadinya ketegangan antara pekerja dan pemberi kerja, sehingga pada gilirannya tidak dapat dihindari peluang terjadinya pemutusan hubungan kerja.
Kelemahan dari Dinas Nakertrans Sumatera Utara sendiri yakni petugas dari Dinas Nakertrans tidak pernah mensosialisasikan atau memberi informasi
kepada pemberi kerja dan tenaga kerja tentang prosedur perjanjian kontrak maupun hal-hal yang menjadi hak-hak dari para pekerja.
Upaya yang harus ditempuhjalan keluar dari para pekerja untuk melindungi hak-haknya ada beberapa unsur yang harus diperhatikan sebelum
melakukan proses perjanjian kontrak dan apabila terjadi pelanggaran hak-hak para pekerja maka langkah-langkah yang harus ditempuh antara lain:
• Melalui ketentuan-ketentuan dalam perjanjian kerja dan peraturan
perusahaan, •
Jika ada hal-hal yang dilanggar selesaikan dengan jalur Bipartit, •
Jika pada point 3 tidak dapat dilaksanakan maka perlu dilaporkan kepada Dinas Nakertrans.
100
http:www.medanbisnisdaily.com diakses 19 Juni 2013
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambaran analisa kasus tentang pemotongan upah saat saat cuti hamilmelahirkan yang dialami oleh para pekerja wanita waktu tertentu dari
PT. Indofood yang dipekerjakan perusahaan tersebut, pada hakekatnya merupakan suatu bentuk ketidakadilan. Dengan demikian perjanjian kerja yang telah
disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak pekerja wanita dan perusahaan pemberi kerja adalah tidak sah dan batal demi hukum, karena tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
101
101
Wawancara penulis dengan Michael Hartono Jabatan Branch Manager tanggal 14 Mei 2013 di PT Indofood
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN