67
• Akuntans mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan suatu
usaha karena akuntan akan menilai kemampuan going concern suatu perusahaan
• Manajemen Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan langkah-
langkah preventif sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari atau dapat diminimalisir
2.1.13. Analisis Altman Z-Score
Altman Z-Score merupakan model yang dbuat oleh altman pada tahun 1968 yang dapat digunakan untuk memprediksi
kebangkrutan suatu perusahaan sampai dua tahun sebelumnya saatnya tiba. Model ini menggunakan metode multiple discriminant analysis
MDA dengan menghitung rasio keuangan yang mencakup rasio likuiditas perusahaan seperti rasio lancar, rasio leverage perusahaan
seperti rasio hutang terhadap modalnya, rasio profitabilitas seperti rasio laba bersih terhadap modal atau akumulasi laba ditahan, rasio uji
pasar dan aktivitas. Model altman Z-score dapat mengklasifikasikan perusahaan kedalam kelompok yang mempunyai kemungkinan yang
tinggi untuk bangkrut atau kelompok perusahaan yang memiliki kemungkinan bangkrut yang rendah. Rumus altman Z-score
Universitas Sumatera Utara
68
mengalami beberapa perubahaan yang pertama adalah rumus yang digunakan untuk perusahaan manufaktur yang telah go public yaitu Z
= 1.2T
1
+ 1.4T
2
+ 3.3T
3
+ 0.6T
4
+ 0.999T
5
. Kemudian untuk perusahaan pribadi, terdapat perubahan pada nilai X4 di mana X4 =
book value of equityliabilities sehingga rumusnya menjadi Z = 0.717T
1
+ 0.847T
2
+ 3.107T
3
+ 0.420T
4
+ 0.998T
5
dan untuk perusahaan non-manufaktur rumusnya menjadi Z = 6.56T
1
+ 3.26T
2
+ 6.72T
3
+ 1.05T
4
. Dikarenakan pada penelitian ini perusahaan yang digunakan adalah
perusahaan non-manufaktur maka rumus yang akan digunakan adalah :
Z = 6.56T
1
+ 3.26T
2
+ 6.72T
3
+ 1.05T
4
.
Keterangan : T
1
= Current assets – Current liabilities total assets T
2
= Retained earning total assets T
3
= Earning before interest and taxes total assets T
4
= Market value of equity total liabilites Penafsiran dari hasil perhitungan altman Z-score :
Z 2.9 -“Safe” Zone 1.22 Z 2.9 -“Grey” Zone
Z 1.22 -“Distress” Zone
Universitas Sumatera Utara
69
Dalam model analisis Altman Z-score untuk perusahaan non- manufaktur variabel yang digunakan ada sebanyak 4 buah yaitu :
• Working capital to total assets Rasio pertama yang digunakan adalah rasio modal kerja
terhadap total aktiva, ini adalah ukuran bersih pada aktiva lancar perusahaan terhadap modal perusahaan. Modal kerja bersih adalah
selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Karakteristik likuiditas benar-benar ditentukan secara jelas karena biasanya
sebuah perusahaan yang mengalamikerugian operasi yang terus menerus akan meyusutkan aktiva lancar sehubungan dengan total
aktiva. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah
T
1
= Current assets – Current liabilities total assets
• Retained earning to total assets Rasio ini berguna untuk mengukur profitabilitas suatu bisnis
tanpa memandang seberapa besar utang dari perusahaan. Usia perusahaan dinyatakan secara implisit dalam rasio ini, sebagai
contoh , sebuah perusahaan baru relatif mungkin akan menunjukan rasio laba kumulatifnya. Oleh karena itu, dapat dibuktikan bahwa
perusahaan baru nampak berbeda dari analisis ini, dan kesempatan untuk diklasifikasikan dalam golongan bangkrut relatif lebih tinggi
darpada perusahaan yang lebih tua. Rumus yang digunakan adalah :
Universitas Sumatera Utara
70
T
2
= Retained earning total assets
• Earning Before Interest and Taxes To Total Assets Rasio ini dihitung dangan membagi total aktiva perusahaan
dengan penghasilan sebelum bunga dan potongan pajak. Rasio ini merupakan ukuran produktivitas dari aktiva perusahaan yang benar-
benar terlepas dari pajak atau faktor leverage. Keadaan bangkrut terjadi saat total kewajiban melebihi penilaian wajar terhadap aktiva
perusahaan yang ditentukan oleh kemampuan aktiva dalam menghasilkan laba. Rumus untuk menghitung rasio ini yaitu :
T
3
= Earning before interest and taxes total assets
• Market Value of Equity to Total Liabilities Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat leverage dari
suatu perusahaan. Utang yang terlalu besar akan berbahaya bagi kelangsungan perusahaan, terutama apabila terdapat bunga yang
harus dibayar. Dalam rasio ini, modal diukur melalui gabungan nilai pasar dan keseluruhan lembar saham preferen dan biasa.
Sementara hutang meliputi hutang lancar dan hutang jangka panjang. Ukuran tersebut menunjukan seberapa banyak aktiva
perusahaan dapat menurun nilainya diukur dari nilai pasar modal ditambah hutang sebelum kewajiban hutang melebihi aktiva dan
Universitas Sumatera Utara
71
perusahaan menjadi bangkrut. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah :
T
4
= Market value of equity total liabilites 2.1.14 Analisis O-Score
Model yang diciptakan dan dikembangkan oleh James Ohlson pada tahun 1980 ini merupakan salah satu model yang masih digunakan
oleh para analis. O-Score masih sering dibahas pada beberapa literatur dan merupakan salah satu model yang dikembangkan dengan
menggunakan metode regresi Logistik, sebuah metode statistik yang digunakan untuk prediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa dengan
mencocokan dengan data pada fungsi kurva logistik. Model O-Score ini memiliki kesamaan dengan Z-Score yang menggunakan berbagai
macam rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan. Dalam pengembanganya, Ohslon menggunakan sampel yang jauh lebih banyak
dibandingkan yang digunakan oleh Altman. Ohlson menggunakan hampir 2000 sampel dan menghasilkan 9 variabel yang digunakan untuk
meningkatan keakuratan model ini untuk memprediksi kebangkrutan dari suatu perusahaan. 9 variabel yang dihasilkan antara lain adalah
Ukuran perusahaan Size, Levergae measure, Working Capital, Inverse current ratio, discontinuity correction for leverage measure, return on
assets, fund to debt ratio, discontinuity correction for return on assets,
Universitas Sumatera Utara
72
change in net income Sumber : http:www.stockopedia.com
. Berikut adalah rumus yang dikembangkan oleh Ohlson :
O = -1.32 - 0.407x1 - 6.03x2 - 1.43x3 - 0.0757x4 - 2.37x5 - 1.83x6 - 0.285x7 - 1.72x8 - 0.521x9
Keterangan : X
1
= Size X
2
= Leverage Measure X
3
= Working capital measure X
4
= Inverse current ratio X
5
= discontinuity correctionfor leverage measure X
6
= return on assets X
7
= fund to debt ratio X
8
= Discontinuity correction for return on assets X
9
= Change in net income Hasil dari perhitungan model itu kemudian diubah kedalam bentuk
probabilitas untuk menunjukan tingkat kemungkinan kebangkrutan itu terjadi. Berbeda dengan dengan altman yang terus mengembangkan
modelnya, model ohslon dapat digunakan dalam bentuk perusahaan apapun. 9 variabel yang digunakan dalam model ohslon adalah sebagai
berikut : • Size
Universitas Sumatera Utara
73
Ohlson mengukur ukuran perusahaan dari nilai total aset yang disesuikan dengan tingkat inflasi. Menurut ohlson perusahaan yang
lebih kecil akan lebih mudah terkena resiko kebangkrutan
X
1
= log Total assets GNP Price level index
Untuk menghitung GNP Price level index digunakan rumus sebagai berikut :
GNP price level index = Nominal GNP Real GNP100 • Leverage Measure
Dirancang oleh ohlson untuk melihat tingkat hutang suatu perusahaan. Menurut ohslon semakin tinggi tingkat hutangnya
maka akan semakin tinggi potensi kebangkrutanya
X
2
= Total liabilities Total assets
• Working capital measure Menurut ohslon, meskipun perusahaan memiliki aset dan
profitabilitas yang tinggi. Perusahaan juga harus memiliki tingkat likuiditas yang baik untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dan beban operasional yang akan datang untuk menghindari kebangkrutan
X
3
= working capital total assets
• Inverse Current ratio
Universitas Sumatera Utara
74
Inverse current ratio membandingkan kewajiban lancar dengan aset lancar. Ratio ini adalah adalah salah satu ratio yang digunakan
untuk mengukur tingkat likuiditas
X
4
= Current liabilities current assets
• discontinuity correctionfor leverage measure dummy variabel yang dibuat Ohlson. Dummy variabel ini = 1
apabila total liabilitas melewati total asset, dan dummy variabel = 0 apabila terjadi sebaliknya.
X
5
= 1 If total liabilitas Total assets X
5
= 0 if total liabilitas total assets
• return on assets indikator yang digunakan untuk melihat seberapa tinggi tingkat
profit sebuah perusahaan.apabila negatif maka perusahaan akan semakin tinggi resiko kebangkrutan
X
6
= Net income total assets
• Fund to debt ratio Untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membiayai
utangnya menggunakan pendapatan operasional saja. Ratio yang jarang digunakan karena hanya memperkirakan kas dan tidak
mempertimbangkan yang lain. apabila ratio of fund dari operati
Universitas Sumatera Utara
75
terhadap liabilitas lebih kecil maka perusahaan berada dalam masalah
X
7
= Funds from operation total liabilities
Fund From operation dihitung dengan rumus : Pretax income + depreciation
• Discontinuity correction for return on assets Dummy variabel yang bernilai satu apabila pedapatan negatif
selama 2 tahun terakhir dan bernilai nol apabil sebaliknya. • Change in net income
X
9
= [Net income t – net income t-1 net income t + net income t-1]
3.1 Penelitian terdahulu