Prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah berdasarkan metode Altman Z-Score

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Maya Damayanti 1110046200023

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014M/1436H


(2)

(3)

(4)

(5)

ii

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1435 H./2014 M.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keuangan perusahaan asuransi syariah dan memprediksi kebangkrutannya berdasarkan metode Altman Z’score periode 2009 sampai 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan asuransi syariah yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi. Metode yang digunakan untuk mempreprediksi kebangkrutan adalah dengan menggunakan metode Altman Z;score modifikasi yang dapat diterapkan pada semua perusahaan seperti manufaktur, non manufaktur dan perusahaan penerbit obligasi. Model ini disebut sebagai model Altman modifikasi atau Z’score. Dimana variable yang digunakan adalah berupa rasio keuangan perusahaan berdasarkan rasio keuangan Altman Z’score. Rasio keuangan tersebut adalah working capital to total

asset, retained earning to total asset, earning before interest and taxes to total asset,

dan book value of equity to book value of total debt. Metode Altman pada penelitian

ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Z = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 +

1,05X4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu perusahaan asuransi

murni syariah dan enam lainnya adalah perusahaan asuransi unit syariah.

Bedasarkan metode Altman Z’score variable (X) yang terdiri dari rasio-rasio keuangan berdasarkan metode Altman Z’score dapat mempengaruhi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah atau variable (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil analisis prediksi kebangkrutan tahun 2009 sampai tahun 2013 ada satu perusahaan yang diprediksi mengalami kebangkrutan yaitu PT. Asuransi Allianz Life dengan score Z = 1.1205, Z < 1.23 pada tahun 2011.

Kata kunci ; Laporan keuangan, kebangkrutan, Altman Z-score Modifikasi Pembimbing : Dr. Ir. Yadi Nurhayadi, M.Si


(6)

vi

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan dan Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

E. Review Studi Terdahulu ... 11

F. Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran ... 15

G. Sistematika Penulisan... 19

BAB 2 LANDASAN TEORI A. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan ... 20

2. Bagian-bagian dari Laporan Keuangan ... 21

3. Tujuan Laporan Keuangan ... 27

B. Kebangkrutan 1. Pengertian Kebangkrutan ... 28

2. Penyebab kebangkrutan ... 31


(7)

vii

3. Model Zmijewski ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian ... 40

2. Jenis dan Sumber Data ... 40

3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 41

4. Teknik Pengumpulan Data ... 42

B. Variabel penelitian 1. Variabel Bebas ... 43

2. Variabel Terikat ... 47

C. Metode Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek Penelitian ... 50

B. Deskripsi Variabel ... 50

C. Hasil Penelitian Altman Z’score ... 64

D. Interpretasi Hasil Penelitian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 70

B.Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA


(8)

viii

Tabel 4.1 Working Capital to Total Asset (X1) ... 51

Tabel 4.2 Working Capital ... ... 52

Tabel 4.3 Data olahan X1 (Working Capital to Total Asset) ... 52

Tabel 4.4 Retained Earningto Total Asset (X2) ... 54

Tabel 4.5 Retained Earning/Laba ditahan ... 55

Tabel 4.6 Data olahan X2 (Retained Earningto Total Asset) ... 55

Tabel 4.7 Earning Before Interest and Taxes to Total Asset (X3) ... 58

Tabel 4.8 Nilai X3Earning Before Interest and Taxes to Total Asset ... 58

Tabel 4.9 Book Value of Equity to Book Value of Total Debt (X4) ... 61

Tabel 4.10 Book Value of Equity/Nilai Buku Ekuitas ... 61

Tabel 4.11 Book Value of Total Debt/Nilai Buku Utang ... 62

Tabel 4.12 Tabel Book Value of Equity to Book Value of Total Debt ... 62

Tabel 4.13 Nilai Z metode Altman Z’score ... 65


(9)

iii

Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya yang begitu besar yang selalu memberikan petunjuk dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Prediksi Kebangkrutan Perusahaan

Asuransi Syariah Berdasarkan Metode Altman Z’score”. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Konsentrasi Asuransi Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat beriring salam semoga tercurahkan kepada Muhammad Rasulallah SAW, yang telah menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia, sebagai penerang bagi seluruh mahluk agar mau berjalan di jalan Allah ta’ala. Sang pemberi inspirasi hidup dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terimaksih atas segala doa, bantuan, bimbingan dan semangat yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, kepada:

1. Bapak Dr. H. Phil. JM. Muslimin, MA. selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, MA. selaku Ketua Program Studi Muamalat, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(10)

iv

4. Bapak Dr. Ir. Yadi Nurhayadi, M.Si dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, pengarahan dan motivasi serta memberikan ilmu yang sangat berharga bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Dr. Syahrul A’dam, M. Ag selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan motivasi dan membimbing penulis dari semester awal hingga penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat berguna, serta akhlak yang tidak ternilai harganya. 7. Terimakasih yang teramat dalam untuk kedua orang tua ku tercinta, Bapak Ibu

Siti Hindun yang berkat do’a, kasih sayangnya yang memberikan motivasi dalam kehidupan penulis. Serta untuk ayahanda Ahmad Yani dan saudaraku tersayang Fazhar Sofyan dan seluruh keluarga besar Alm.Hanafi, yang juga memberikan do’a, semangat dan kebersamaannya.

8. Terimakasih yang teramat dalam untuk Alm.Hanafi dan Almh.Hj.Sofroh tercinta yang telah memberikan do’a, cinta dan kasih sayang, dan seluruh hidupnya selalu memberikan inspirasi dan semangat yang luar biasa bagi kehidupan penulis.


(11)

v

10.Terimaksih buat sahabat As shidiq Cater Indonesia yang selalu ada dan memerikan bantuan yang sangat berarti bagi penulis.

11.Terimakasih buat sahabat PPKM Indonesia yang selalu memberikan semangat dan pengalaman luar biasa saat penyusunan skripsi ini.

12.Terimakasih buat anak DPR dan keluarga KBAS angkatan 2010 (Yusni, Riana, Citra, Demita, Astri, Pita, Arista, Asti, Diana, Desi, Amel, Binti, Rina, Putra, Ade, Yapong, Fahmi, Jimi, Yanu, Apoy, Afwan, Iwan).

13.Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.

Akhir kata, harapan penulis semoga Allah SWT memberikan keberkahan bagi semua pihak yang membantu dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, November 2014


(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang signifikan. Indistri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an. Dan dipertegas lagi dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian. Dengan adanya deregulasi dan Undang-Undang tersebut pemerintah memberikan kemudahan dalam hal perijinan, yang tujuannya adalah untuk memacu tumbuhnya perusahaan-perusahaan baru.

Menurut pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain dan memperoleh keuntungan dengan berbagai risiko (sharing of risk) di antara sejumlah besar nasabahnya.1 Sifat bisnis asuransi membutuhkan investasi uang yang besar. Sumber dana-dana perusahaan asuransi untuk membayar kerugian-kerugian adalah dari modal yang telah disetor, surplus dan premi yang telah dibayar di muka untuk jasa-jasa yang diberikan. Dalam hal ini, Bapepam-Lembaga Keuangan sebagai regulator berperan sebagai pembina dan pengawas industri asuransi di Indonesia berusaha untuk mengeluarkan regulasi yang sifatnya melindungi kepentingan masyarakat yang


(13)

menjadi pemegang polis, yaitu dibayarkan uang pertanggungan pada saat mengalami risiko kerugian atau kematian. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap industri asuransi, Bapepam-Lembaga Keuangan mengeluarkan sejumlah peraturan sebagai standar pelayanan dan kelembagaan industri asuransi.

Pada tahun 2013, perusahaan Asuransi dan Reasuransi di awasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Sehubungan dengan peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.010/2012 tentang kesehatan keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, perlu untuk mengatur bentuk dan susunan pengumuman ringkasan laporan keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.2 Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagimana dimaksud dalam Undang-undang OJK.3

Dengan Undang-undang OJK, sejak tanggal 31 Desember 2012 fungsi, tugas dan wewenang pengaturan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal telah beralih dari BAPEPAM dan LK kepada OJK. Semua pengaturan perundang-undangan yang dirujuk dan kewajiban dalam Prospektus yang harus dipenuhi kepada atau dirujuk kepada kewenangan BAPEPAM dan LK, menjadi kepada OJK.

2

Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/ SEOJK.05/2013, h.1.

3 Reksadana PNM Ekuitas Syariah, “Pembaharuan Prospektus Reksadana PNM Ekuitas


(14)

Meskipun Direktorat Asuransi, Direktorat Jendral Lembaga Keuangan Departemen Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan selalu mengadakan pengawasan dan penilaian yang menggunakan ukuran rasio-rasio keuangan terhadap laporan keuangannya setiap tahun yang kadang dipublikasikan di media cetak, namun masih terdapat beberapa perusahaan asuransi yang kinerjanya buruk sehingga harus dilikuidasi.4 Kondisi perekonimian Indonesia yang fluktuatif karena sangat terpengaruh oleh keadaan ekonomi dan politik dunia, tidak dapat dipungkiri membuat perusahaan selalu di bayang-bayangi dengan adanya pendatang baru yang lebih kompetitif dan turunnya kinerja atau performa (inovasi) perusahaan yang mengakibatkan bangkrutnya usaha mereka karena beberapa faktor.5

Untuk mengatasi dan meminimalisir terjadinya kebangkrutan, perusahaan dapat mengawasi kondisi keuangan dengan menggunakan teknik-teknik analisis keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.6 Dengan melakukan analisis laporan keuangan

4 Peni Sawitri, “Prediksi Tingkat Kesehatan Perusahaan Asuransi Jiwa Termasuk

Kemungkinan Kebangkrutannya Dengan Rasio-Rasio Keuangan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis No. 2, Jilid 7 (2002), h.75.

5 Mar’ati Nafisatin, Suhadak dan Rustam Hidayat, “Implementasi Penggunaan Metode Altman Z-score Untuk Menganalisis Estimasi Kebangkrutan”, Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 10 No. 1 (Mei 2014), h.1.

6

Dwi Prastowo, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011, Cet. Pertama, hal.56


(15)

perusahaan, maka dapat diketahui kondisi dan perkembangan financial perusahaan. Selain itu, juga dapat diketahui kelemahan serta hasil yang dianggap cukup baik dan potensi kebangkrutan perusahaan tersebut.7

Munculnya berbagai prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan sistem peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kondisi kritis atau kebangkrutan. Hal lain yang mendorong perlunya peringatan dini adalah munculnya problematika keuangan yang mengancam operasional perusahaan. Dengan terdeteksinya lebih awal kondisi perusahaan, sangat memungkinkan bagi perusahaan, investor dan para kreditur (lembaga keuangan) serta pemerintah melakukan lagkah-langkah antisipatif untuk mencegah agar krisis keuangan segera tertangani.8

Penelitian mengenai alat deteksi kebangkrutan telah banyak dilakukan sehingga memunculkan berbagai model prediksi kebangkrutan yang digunakan sebagai alat untuk memperbaiki kondisi perusahaan sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan. Beberapa alat deteksi kebangkrutan yang dapat digunakan yaitu model Altman Z-score (1968), model springate (1978), model zmijewski (1983) serta model

7Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, “Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan

Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan

Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas”,Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1 (April 2009): h.16.

8Nur Hasanah, “Analisis Rasio Keuangan Model Altman Dan Model Springate Sebagai Early

Warning System Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank Go Public”, (Skripsi S1 Fakultas


(16)

Grover yang diciptakan melalui penilaian dan pendesainan ulang terhadap model Altman.9

Penelitian oleh Hadi dan Anggraeni (2008) menemukan bahwa model prediksi Altman merupakan prediktor terbaik di antara ketiga prediktor yang di analisis yaitu model Altman, model Zmijewski, dan model Springate. Model Springate masih memberikan hasil prediksi yang lebih baik dibandingkan model Zmijewski, sedangkan model Zmijewski memberikan performance yang buruk dalam memprediksi kebangkrutan.10

Altman (1968) menggunakan metode Multiple Discriminant Analysis dengan menggunakan lima jenis rasio keuangan yaitu working capital to total asset, retained

earning to total asset, earning before interest dan taxes to total asset, market value of

aquity to book value to total debts, dan sales to total asset. Penelitian Altman ini

menggunakan 66 sampel perusahaan yang tebagi dua masing-masing 33 perusahaan bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut. Hasil studi Altman ternyata mampu memperoleh tingkat ketepatan prediksi sebesar 95% untuk data satu tahun sebelum kebangkrutan. Untuk data dua tahun sebelum kebangkrutan 72%. Selain itu diketahui juga bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang rendah sangat berpotensi

9

Ni Made Evi Dwi Prihanthini dan Maria M. Ratna Sari, Prediksi Kebangkrutan Dengan Model Grover, Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski Pada Perusahaan Food And Beverage Di

Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.2 (2013), h.419.

10 Mila Fatmawati, “Penggunaan Model Zmijewski Model, The Atlman Model, Dan The

Springate Model Sebagai Prediktor Delisting”, Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 16 No. 1 (Januari 2012), h.58.


(17)

mengalami kebangkrutan. Sampai saat ini, Z-score masih lebih banyak digunakan oleh para peneliti, praktisi serta para akademis dibidang akuntansi dan lainnya.11

Metode untuk memprediksi kebangkrutan pada penelitian ini menggunakan teori analisis diskriminan Altman. Dimana Altman mengembangkan model kebangkrutannya menjadi Altman Pertama (1968), Altman Revisi dan Altman Modifikasi (1995). Perkembangan model Altman ini dapat dilihat dari yang pertama yaitu digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dari sebuah perusahaan publik manufaktur. Kemudian Altman merevisi model kebangkrutan menjadi sebuah model yang dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan kebangkrutan bagi perusahaan manufaktur privat dan publik. Selanjutnya Altman memodifikasi modelnya agar bisa diterapkan pada semua perusahaan seperti manufaktur, non manufaktur dan perusahaan penerbit obligasi.12

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Asuransi Syariah Berdasarkan Metode Altman Z-score. Penelitian ini juga akan menunjukkan bahwa metode Altman Z’score mampu memprediksi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah.

11

Ibid,. h.58.

12

Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas, h.16.


(18)

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan kesehatan keuangan menjadi perhatian bagi setiap perusahaan, dimana perusahaan asuransi harus tetap mempertahankan kesehatan keuangannya. Tanda-tanda awal potensi kebangkrutan pada entitas bisnis sebenarnya dapat di ketahui dengan melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang diterbitkan. Alat analisis yang sering digunakan adalah analisis rasio, akan tetapi pada kenyataannya analisis rasio ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang diantaranya tidak bisa menguji setiap rasio secara bersama-sama.

Laporan keuangan perusahaan asuransi syariah bisa diteliti melalui laporan posisi keuangan (neraca), laporan surplus devisit underwriting dana tabarru’, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana tabarru’, laporan arus kas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan, dan catatan atas laporan keuangan.

Alat prediksi kebangkrutan dengan menggunakan beberapa rasio-rasio keuangan perusahaan dari beberapa metode prediksi kebangkrutan yang akan di gunakan oleh para pengambil keputusan diharapkan dapat mendeteksi kebangkrutan sejak dini. Model prediksi kebangkrutan tersebut diantaranya model Altman Z-score, model Springate dan model Zmijewski.


(19)

Altman mengembangkan model kebangkrutan dengan tingkat keakuratan yang dapat dipercaya dalam memprediksi kebangkrutan. Perkembangan model Altman ini diantaranya adalah model Altman pertama, model Altman revisi, dan model Altman modifikasi. Penggunaan model prediksi kebangkrutan Altman pertama, Altman revisi dan Altman modifikasi berbeda-beda. Model Altman pertama (1968) di gunakan untuk memprediksi perusahaan public manufaktur, model Altman revisi digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan selain manufaktur yang go public melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaan-perusahaan di sector swasta.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas penulis membatasi masalah sebagai berikut.

1. Objek penelitian ini adalah perusahaan asuransi unit syariah yang telah berdiri sejak tahun 2009 hingga 2013.

2. Data keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan asuransi unit syariah berupa laporan neraca (balance sheet), dan laporan laba rugi yang di terbitkan di website masing-masing perusahaan.


(20)

3. Metode analisis data prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Altman Z-score (1995) atau disebut dengan model Altman modifikasi.

4. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan model Altman modifikasi, diantaranya yaitu working capital to total asset, retained earning to total asset, earning before interest and taxes to total asset, book value of equity to book value of total debt.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah tahun 2009 sampai tahun 2013 berdasarkan metode Altman Z-score? .

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah berdasarkan model Altman z-score. Secara rinci tujuannya sebagai berikut.

1. Untuk menganalisis tingkat keuangan asuransi syariah periode 2009 sampai 2013.

2. Untuk menganalisis bagaimana prediksi kebangkrutan asuransi syariah berdasarkan metode Altman Z-score.


(21)

Manfaat penelitian ini bagi penulis, perusahaan, dan investor adalah sebagai berikut.:

1. Manfaat bagi penulis :

a. penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan kepada penulis tentang keuangan perusahaan asuransi syariah selatam tahun 2009 sampai 2013.

b. memberikan penjelasan tentang prediksi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah berdasarkan metode Altman Z-score.

2. Manfaat bagi perusahaan :

a. memberikan gambaran mengenai tingkat rasio keuangan masing-masing perusahaan yang diteliti.

b. memberikan informasi kepada perusahaan tentang prediksi kebangkrutan asuransi syariah berdasarkan metode Altman Z-score, yang diharapkan akan menjadi bahan masukan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan yang dianggap perlu, guna meningkatkan perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

3. Manfaat bagi investor, yaitu sebagai bahan pertimbangan atas informasi yang diterima untuk pengambilan keputusan dalam memilih asuransi dan melakukan investasi dengan mengetahui tingkat kebangkrutan suatu perusahaan.


(22)

E. Review Studi Terdahulu

Dalam sub ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang kesehatan keuangan asuransi. Penelitian oleh Omi Dauna Yanti, mahasiswa fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada skripsinya yang berjudul “Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan PT. Asuransi Takaful Umum

Periode 2005-2007” menggunakan tingkat solvabilitas untuk mengukur tingkat

kesehatan keuangan asuransi, khususnya pada asuransi takaful umum. Jika di dunia perbankan dikenal dengan istilah CAR (Capital Adequacy Ratio), maka dalam dunia asuransi digunakan istilah solvency margin (batas tingkat solvabilitas). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk menilai perusahaan asuransi sehat atau tidak, salah satu indikatornya adalah tingkat solvabilitas, dimana semakin besar tingkat solvabilitas suatu perusahaan asuransi berarti semakin baik.

Penelitian oleh Agus Surahman, mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, skripsinya berjudul “Analisis Kebangkrutan dan Tingkat Akurasi Model Altman, Springate, Zmijewski, Grover dan Internal Growth Rate dalam Memprediksi Kebangkrutan

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2009”. Penelitian

ini membandingkan lima model prediksi kebangkrutan yang sudah ada yaitu model Altman, model Springate, model Zmijewski, model Grover dan model Internal

Growth Rate. Perbandingan dilakukan dengan melihat tingkat akurasi dan tingkat


(23)

digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009. Teknik pengambilan sampel menggunakan matched pair dengan total sampel sebanyak 40 perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prediksi kebangkrutan yang memiliki tingkat akurasi tertinggi adalah model Zmijewski yaitu 97,5%. Selain itu model Zmijewski juga memiliki tingkat kesalahan yang terendah. Sementara itu, model prediksi yang memiliki tingkat akurasi yang terendah adalah model Internal Growth Rate yang hanya sebesar 17,5%. Sedangkan tingkat akurasi yang dihasilkan model Altman hanya sebesar 45%. Hal ini menempatkan model Altman pada posisi ke-4 setelah model Grover dan model Springate.

Penelitian oleh Endri dalam Jurnal Perbanas Quarterly Review, Vol. 2 No. 1 Maret 2009 tentang Prediksi Kebangkrutan Bank Untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan Lingkungan Bisnis dengan Model Altman Z-score. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka). Penelitian ini juga menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan dan neraca triwulan dari ketiga Bank Umum Syariah yaitu: Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia. Periode penelitian berlangsung selama 3 tahun dari 2005-2007. Hasil penelitian ini dalam memprediksi kebangkrutan pada Bank Umum Syariah atas laporan keuangannya selama 3 tahun dari tahun 2005-2007 semuanya menghasilkan nilai Z yang lebih kecil dari 1,81 sehingga dapat dikatakan akan mengalami kemungkinan kebangkrutan.


(24)

Model Z-score Altman kurang sesuai jika digunakan untuk memprediksi kemungkinan kebangkrutan pada industry perbankan syariah. Hal tersebut karena model Altman Z-score dibentuk dari studi empiric terhadap industry manufaktur yang tentunya sangan berbeda dengan industry perbankan. Dalam industry perbankan misalnya, net working capital nilainya tidak terlalu besar karena besarnya kewajiban lancar akibat dari meningkatnya DPK. Hal tersebut sesuatu yang wajar mengingat bank sebagai financial intermediary. Selain itu, bank umum syariah belum termasuk dalam perusahaan yang go public sehingga nilai buku ekuitasnya dari tahun ke tahun cenderung tetap, dan jika terjadi perubahan nilainya tidak terlalu besar.

Penelitian oleh Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman dalam Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 tentang Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi dengan Ukuran dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara ketiga model Altman tersebut dalam memprediksi kebangkrutan serta bagaimana ukuran dan umur perusahaan menjelaskan prediksi kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memberikan penjelasan bahwa dari ketiga model Altman, model Altman pertama yang memprediksi kebangkrutan perusahaan paling tinggi untuk perusahaan manufaktur.

Penelitian tentang Prediksi Tingkat Kesehatan Keuangan Asuransi Jiwa Termasuk Kemungkinan Kebangkrutannya dengan Rasio-Rasio Keuangan telah


(25)

diteliti oleh Peni Sawitri, Fakultas Ekonomi Gunadarma dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis No.2, Jilid 7, Tahun 2002. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah laporan keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan keuangan asuransi termasuk kemungkinan kebankrutannya dengan rasio-rasio keuangan. Data sekunder pada penelitian ini berupa hasil peringkat Asuransi Jiwa yang telah dilakukan oleh Biro Riset Infobank per Desember 2000 terhadap 60 perusahaan asuransi jiwa. Analisis dilakukan menggunakan metode Multiple Discriminant Analisys (MDA), yaitu model dari fungsi diskriminan atau disebut dengan Linear Discriminant

Function terhadap rasio-rasio Biro Riset Infobank tersebut.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sebagai berikut.

1. Objek penelitian pada penelitian ini adalah satu perusahaan asuransi murni syariah dan enam perusahaan unit syariah yang telah menerbitkan laporan keuangannya pada tahun 2009 sampai 2013.

2. Metode yang digunakan dalam meneliti kebangkrutan perusahaan asuransi syariah adalah dengan metode Altman Z-score (1995) atau disebut dengan Altman modifikasi.


(26)

F. Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran

1. Kerangka Teori

Analisis laporan keuangan adalah proses dasar akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data aktivitas perusahaan. Laporan keuangan bertujuan meringkas kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut untuk jangka waktu tertentu. Bentuk laporan keuangan asuransi syariah meliputi:13

1. Laporan posisi keuangan (neraca)

2. Laporan surplus defisit underwriting dana tabarru’ 3. Laporan laba rugi

4. Laporan perubahan ekuitas 5. Laporan perubahan dana tabarru’ 6. Laporan asrus kas

7. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat 8. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan 9. Catatan atas laporan keuangan

13

Abdulla Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi dan Akuntansi Keuangan Syariah (Jakarta: PT Grasindo, 2009), h. 80.


(27)

Perusahaan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana, pada situasi tertentu perusahaan mungkin akan mengalami kesulitan keuangan yang ringan seperti mengalami kesulitan likuidasi. Jika tiak diselesaikan dengan benar kesulitan kecil tersebut bisa berkembang menjadi kesulitan yang lebih besar dan bisa sampai pada kebangkrutan.14

Kebangkrutan adalah kesulitan keuangan yang sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu untuk menjalankan operasi perusahaan dengan baik.15 Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Bagian kesatu pasal 2 menetapkan bahwa debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih ,dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.

Kebangkrutan dapat diprediksi dengan menggunakan data rasio keuangan. Dalam memprediksi kebangkrutan dengan rasio keuangan dapat menggunakan analisis univariate dan multivariate. Analisis univariate dilakukan dengan melihat variable keuangan yang diperkirakan mempengaruhi atau berkaitan dengan kebangkrutan, dengan menganalisis terpisah (untuk setiap variable nya).16 Sedangkan analisis multivariate menggunakan dua variable atau lebih secara bersama-sama

14

Mamduh, M. Hanafi, Manajemen Keuangan (Yogyakarta: BPFE, 2005) h. 36.

15

Ibid., h. 637.


(28)

kedalam satu persamaan.17 Model prediksi kebangkrutan Multivariate yang cukup terkenal adalah model kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman.

2. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini penulis mengunakan laporan keuangan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi sebagai variable penelitian. Variable tersebut merupakan rasio-rasio keuangan asuransi syariah berdasarkan metode Altman Z’score, diantaranya adalah working capital to total asset, retained earning to total asset, earning before interest and taxes to total asset, dan book value of equity to book

value to total debt. Rasio tersebut yang akan digunakan oleh penulis untuk

menganalisa data dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan asuransi syariah. Metode analisis data tersebut adalah metode Altman Z’score. Metode Altman Z’score dalam tersebut yang akan menghasilkan nilai cut off sebagai acuan apakah perusahaan tersebut diprediksi mempunyai ancaman mengalami kebangkrutan ataupun tidak mengalami kebangkrutan.

Hubungan logis antara variable-variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan dalam sub-sub kerangka pemikiran berikut ini.


(29)

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Dari kerangka teori diatas diharapkan kesehatan keuangan asuransi pada perusahaan-perusahaan yang diteliti bisa menggambarkan apakah perusahaan tersebut dipredikasi bangkrut atau tidak bangkrut.

Laporan Keuangan Asuransi Syariah

Analisis Kebangkrutan Model Altman Z-score Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

Hasil Model Altman Rasio Keuangan Altman

Working capital/total asset

Retained earning/total asset

Earning before interest and taxes/total

asset

Book value of equity/book value of total

debt


(30)

G. Sistematika Penulisan

Skripsi yang merupakan laporan penelitian mengenai prediksi kebangkrutan asuransi syariah dengan metode Altman Z’score ini disusun dalam lima bab.

Bab pertama yang merupakan pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan kerangka pemikiran, serta sistematika penulisan.

Landasan teori dari penelitian dipaparkan pada bab kedua. Teori yang dipaparkan meliputi teori tentang analisis laporan keuangan, teori tentang kebangkrutan, serta teori tentang model-model prediksi kebangkrutan.

Bab ketiga membahas metode yang digunakan di dalam penelitian. Uraiannya meliputi jenis penelitian, jenis dan sumber seumber data yang digunakan, populasi dan teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan variable penelitian.

Hasil dan analisis data penelitian dibahas pada bab empat. Diawali oleh deskripsi objek penelitian, deskripsi variable, lalu hasil penelitian Altman Z’score. Bab ini diakhiri oleh analisis hasil peneliian.

Penutup laporan penelitian ini diuraikan pada bab kelima. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran dari keseluruhan penelitian, semua pertanyaan pada rumusan masalah dijawab pada bab ini.


(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.18

Analisis keuangan (financial analysis) melibatkan penggunaan berbagai laporan kauangan. Laporan ini melaksanakan beberapa fungsi. Pertama, laporan posisi keuangan atau neraca (balance sheet) meringkas asset, liabilitas dan ekuitas pemilik suatu perusahaan pada suatu periode, biasanya pada akhir tahun atau kuartal. Sementara itu, laporan laba rugi (income statement) meringkas pendapatan dan biaya perusahaan selama suatu periode waktu tertentu.19

18 Dwi Prastowo, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi (Jakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2011), h.56

19

James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Jr, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan: Fundamentals of Financial Management 13th ed (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.154.


(32)

2. Bagian-Bagian dari laporan keuangan

Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba rugi, serta laporan perubahan modal, tetapi dalam praktik keseharian sering pula diikut sertakan kelompok yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti laporan sumber dan penggunaan kas atau arus kas, laporan biaya produksi, dan lain-lain.20

Menurut PSAK 111 tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 111 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah, komponen laporan kuangan Asuransi Syariah terdiri dari :

a. Laporan posisi keuangan (neraca);

Laporan neraca adalah bagian dari laporan keuangan yang mencatat informasi tentang aset, kewajiban pembayaran pada pihak-pihak yang terkait dalam operasional perusahaan, dan modal pada saat tertentu.21

Unsur-unsur laporan neraca biasanya terdiri dari:22

1. Aktiva, meliputi aktiva lancar, aktiva jangka panjang, aktiva tetap, dan aktiva tidak berwujud.;

2. Kewajiban, meliputi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang; serta

20

Abdulla Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi dan Akuntansi Keuangan Syariah (Jakarta: PT Grasindo, 2009), h.171.

21

Akifa P. Nayla, “Buku Lengkap dan Praktis Accounting Bagi Akuntan Pemula Hingga

Profesional”, (Jakarta: Laksana2013), h.72.

22


(33)

3. Modal.

b. Laporan surplus defisit underwriting dana tabarru’;

Surplus defisit underwriting dana tabarru adalah laporan yang menjelaskan mengenai saldo surplus atau defisit dana peserta dalam periode terntentu. Adapun unsure-unsur laporan surplus (defisit) dana peserta terdiri dari:23

1. Saldo awal,

2. Surplus periode berjalan, 3. Pinjaman dari perusahaan, dan 4. Saldo akhir.

c. Laporan laba rugi;

Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan yang mencatat unsur-unsur penghasilan dan beban perusahaan sampai akhirnya menghasilkan suatu laba atau rugi bersih. Laporan laba rugi terdiri dari pendapatan dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan perusahaan.24

Entitas asuransi syariah menyajikan laporan laba rugi peserta, dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK yang relevan, mencakup tetapi tidak terbatas pada: (a) kontribusi bruto; (b) bagian reasuransi dan kontribusi; (c) perubahan kontribusi yang belum menjadi hak; (d) penerimaan kontribusi

23

Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Aksuransi dan Keuangan Syariah, h.80.

24

Akifa P. Nayla, ““Buku Lengkap dan Praktis Accounting Bagi Akuntan Pemula Hingga


(34)

untuk periode berjalan; (e) pembayaran klaim bruto; (f) bagian reasuransi dan pihak lain atas pembayaran klaim bruto; (g) perubahan klaim yang masih harus dibayar; (h) perubahan bagian reasuransi atas klaim yang masih harus dibayar; (i) penyisihan teknis; (j) beban pengelolaan asuransi; (k) pendapatan investasi; (l) surplus atau defisit underwriting dana tabarru’, (m) penyesuaian

surplus atau defisit yang siap didistribusikan; dan (n) surplus defisit yang siap

didistribusikan.25

d. Laporan perubahan ekuitas;

Entitas asuransi syariah harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama dalam laporan keuangan, yang menunjukkan:26

(a) Laba rugi bersih periode bersangkutan;

(b) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait diakui secara langsung dalam ekuitas;

(c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait;

(d) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik;

25Nurhidayati Rosidah, “Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah : Perbedaa

n Dalam

Lingkup Akuntansi”, h.13.


(35)

(e) Salso akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya; dan

(f) Rekonsialisasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

Pengelola asuransi syariah menyajikan laporan keuangan perubahan ekuitas sesuai dengan PSAK yang relevan.27

e. Laporan perubahan dana tabarru’;

Entitas asuransi syariah menyajikan laporan perubahan dana tabarru’ yang mencakup, tetapi tidak terbatas, pada pos-pos berikut: (a) surplus atau defisit periode berjalan; (b) bagian surplus yang didistribusikan ke perserta dan atau pengelola; (c) surplus yang tersedia untuk dana tabarru’; (d) saldo awal; dan (e) saldo akhir.28

Pengelola asuransi syariah menyajikan laporan perubahan dana tabarru’ yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos berikut :29

1. Surplus atau defisit periode berjalan

2. Bagian surplus yang didistribusikan ke peserta dan atau pengelola 3. Surplus yang tersedia untuk dana tabarru’

27

Abdullah Amrin, Bisnis Ekonomi, Asuransi dan Keuangan Syariah (Jakarta: PT. Grasindo, 2009), h.178.

28 Nurhidayati Rosidah, “Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah : Perbedaan Dalam

Lingkup Akuntansi”, h.14.

29


(36)

4. Saldo awal 5. Saldo akhir f. Laporan arus kas;

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, dan perubahan bersih kas, baik yang berasal dari aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan.30 Laporan arus kas mempunyai kegunaan memberikan informasi untuk :31

1. Mengetahui perubahan aktiva bersih, struktur keuangan, dan kemampuan memengaruhi arus kas.

2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. 3. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang

arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.

4. Dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah waktu dan kepastian arus kas masa depan.

5. Meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

g. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;

Laporan sumber dan penggunaan dana zakat merupakan salah satu komponen utama laporan keuangan yang harus disajikan oleh entitas syariah.

30

Dwi Prastowo, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, h.33 31


(37)

Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan zakat meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu, serta saldo dana zakat yang menunjukkan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.32

Pengelola asuransi syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana zakat sesuai dengan PSAK 101 dan PSAK yang relevan.33 h. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan; dan

Entitas asuransi syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan sesuai PSAK 101 dan PSAK yang relevan. Menurut PSAK 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah par 116, Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meliputi sumber dan penggunaan dana selama jangka waktu tertentu , serta saldo dana kebajikan yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.34

i. Catatan atas laporan kauangan.

Catatan atas Laporan Keuangan melputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam Neraca, Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.35 Catatan atas laporan keuangan

32Zainal Abidin, “Laporan Perubahan Ekuiditas, Penggunaan Dana Zakat, Penggunaan Dana

Kebajikan”, artikel diakses pada 8 September 2013 dari http://ikumpul.blogspot.com/2013/09/lapoan-perubahan-ekuiditas-penggunaan.html.

33

Amrin, Bisnis Ekonomi, Asuransi dan Keuangan Syariah, h.178. 34

PSAK 101, Penyajian Laporan Keuangan Syariah, h.23. 35

Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h.49.


(38)

juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menhasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

3. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi, menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Beberapa tujuan lainnya adalah:36

1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.

2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya. 3. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam

modal pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi social entitas syariah termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.

Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan

36

Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h.95.


(39)

perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut.

B. Kebangkrutan

1. Pengertian Kebangkrutan

Salah satu kegunaan umum dari analisis laporan keuangan adalah mengidentifikasi area yang memerlukan penelitian dan analisis lebih lanjut. Salah satu aplikasinya adalah memprediksi kesulitan keuangan (financial distress

prediction). Model kesulitan keuangan yang umumnya disebut Model Prediksi

Keangkrutan (bankcrupty preduction model), memberikan trend an perilaku beberapa rasio tertentu.37

Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti ekonomi

(economic failure) biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau

pendapatan perusahaan tidak menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh dibawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa

37

Subramanyam dan John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h.288.


(40)

tingkat pendapatan atau biaya historis dari investasinya lebih kecil dari pada biaya modal perusahaan.38

Kebangkrutan menurut Altman (1973) adalah perusahaan yang secara hokum bangkrut. Sedangkan kebangkrutan menurut undang-undang no 4 tahun 1998 adalah di mana suatu institusi dinyatakan oleh keputusan pengadilan bila debitur memiliki dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.39

Kebangkrutan suatu perusahaan ditandai dengan financial distress, yaitu keadaan dimana perusahaan lemah dalam menghasilkan laba atau perusahaan cenderung mengalami deficit. Dengan kata lain, kebangkrutan dapat diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk memperoleh laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuiditas perusahaan atau penutupan perusahaan atau insilvensi. Kebangkrutan sebagai kegagalan diartikan sebagai kegagalan keuangan atau financial failure dan kegagalan ekonomi atau economic failure.40

Kegagalan dalam arti ekonomi merupakan keadaan dimana perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak bisa menutupi biayanya sendiri.

38

Nur Hasanah, “Analisis Rasio Keuangan Model Altman dan Model Springate Sebagai

Early Warning System Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Bank Go Public”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.14.

39 Ali Nurrudin, “Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perbankan Go Public di Bursa Efek

Jakarta”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, 2005), h.12.

40Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, “Perbandingan Analisis Prediksi

Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan


(41)

Ini berarti bahwa nilai sekarang dari arus kas sebenarnya lebih kecil dari kewajiban atau laba lebih kecil dari modal kerja. Kegagalan terjadi bila arus kas yang sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh di bawah arus kas yang dihaparkan.41

Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara arus kas dan dasar hukum. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk yaitu insolvensi teknik dan insolvensi dalam pengertian kebangkrutan. Insolvensi teknik merupakan keadaan dimana perusahaan dianggap tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jetuh tempo. Walaupun total aktiva melebihi total utang atau terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar yang telah ditetapkan atau total kekayaan bersih terhadap total aktiva yang disyaratkan. Insolvensi teknik juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran pokok pada tanggal tertentu. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.42

41

Ibid., h.17. 42


(42)

2. Penyebab Kebangkrutan

Ada tiga jenis kegagalan perusahaan yaitu:43

1. Perusahaan yang menghadapi technically insolvent, jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya yang segera jatuh tempo tetapi asset perusahaan nlainya lebih tinggi daripada hutangnya.

2. Perusahaan yang menghadapi legally insolvent, jika nilai asset perusahaan lebih rendah daripada hutang perusahaan.

3. Perusahaan yang menghadapi kebangkrutan yaitu jika tidak membayar hutangnya dan oleh pengadilan dinyatakan pailit.

3. Manfaat Informasi Prediksi Kebangkrutan

Informasi tentang prediksi kebangkrutan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat bagi beberapa kalangan. Menurut Hanafi (2000: 261) informasi prediksi kebangkrutan bermanfaat untuk:44

1. Pemberi pinjaman

Informasi kebangkrutan digunakan untuk pengambilan keputusan tentang pemberian pinjaman dan monitoring.

43 Kosasih, “Analisis Tingkat

Kebangkrutan Model Altman dan Foster Pada Perusahaan Textile dan Garment Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Periode Tahun 2007-2009),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.14.

44

Ali Nuruddin, Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perbankan Go Public Di Bursa Efek Jakarta, h.17.


(43)

2. Investor

Informasi kebangkrutan digunakan untuk pengambilan keputusan terhadap surat berharga perusahaan.

3. Pihak Pemerintah

Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan tindakan awal yang bisa di lakukan terutama terhadap perusahaan BUMN.

4. Akuntan

Informasi kebangrutan digunakan untuk menilai kemampuan going concern suatu perusahaan.

5. Manajemen

Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan langkah-langkah proventif sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari dan atau diminimalisir.

C. Model-Model Prediksi Kebangkrutan

Untuk mengatasi dan meminimalisir terjadinya kebangkrutan, perusahaan dapat mengawasi kondisi keuangan dengan menggunakan teknik-teknik analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang telah


(44)

diterapkan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan, maka dapat diketahui kondisi dan perkembangan financial perusahaan.45

1. Model Altman

Edward I Altman, Ph.D. adalah seorang professor dan ekonom keuangan dari New York University’s Stern School of Business pada tahun 1968. Altman (1968), melakukan penelitian pada topik yang sama seperti topik penelitian yang dilakukan oleh Beaver tetapi Altman menggunakan teknik multivariate discriminant analysis dan menghasilkan model dengan 7 rasio keuangan. Dalam penelitiannya, Altman menggunakan sampel 33 pasang perusahaan yang pailit dan tidak pailit dengan model yang disusunnya secara tepat mampu mengidentifikasikan 90 persen kasus kepailitan pada satu tahun sebelum kepailitan terjadi. Altman (1968) mempelopori penggunaan

multivariate discriminant analysis (MDA) dalam memprediksi corporate failure.

MDA mengkombinasi informasi yang diperoleh dari multivariate independent failure (seperti rasio-rasio) ke dalam nilai tunggal (single scope) yang digunakan mengklasifikasi suatu observasi ke dalam mutually exclusive groups. Dalam hal ini, MDA lebih menonjol dibandingkan univariate analysis, karena MDA

45

Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi, dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas, h.18.


(45)

mempretimbangkan seluruh profil variable dari suatu perusahaan termasuk interaksi antar variable tersebut.46

Penggunaan model Altman sebagai salah satu pengukuran kinerja kebangkrutan tidak bersifat tetap atau stagnan melainkan berkembang dari waktu ke waktu, dimana pengujian dan penemuan model terus diperluas oleh Altman hingga penerapannya tidak hanya pada perusahaan manufaktur publik saja tapi seudah mencakup perusahaan manufaktur non public dan perusahaan obligasi korporasi. Berikut perkembangan model Altman:47

a. Model Altman Pertama

Setelah melakukan penelitian terhada variable dan sampel yang dipilih, Altman menghasilkan model kebangkrutan yang pertama. Persamaan kebangkrutan yang ditujukan untuk memprediksi sebuah perusahaan public manufaktur. Persamaan dari model Altman pertama yaitu:

Z = 1,21X1 + 1,42X2 + 3,3X3 + 0,64X4 + 0,999X5

Keterangan:

Z = bankruptcy index

X1 = working capital/total asset

X2 = retained earnings/total asset

X3 = earning before interest and taxes/total asset

46 Endri, “Prediksi Kebangkrutan Bank Untuk Menghadapi Dan Mengelola Perubahan

Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman’s Z-score”, Perbanas Quarterly Review, Vol. 2 No.1 (Maret 2009): h.38.

47

Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman, Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi, dan Altman Modifikasi Dengan Ukuran dan Umur Perusahaan Sebagai Variabel Penjelas, h.19.


(46)

X4 = market value of equity/book value of total debt

X5 = sales/total asset

Nilai Z adalah indeks keseluruhan fungsi multiple discriminant analysis. Menurut Altman, terdapat angka-angka cut off nilai Z yang dapat menjelaskan apakah perusahaan akan mengalami kegagalan atau tidak pada masa mendatang dan ia akan membaginya ke dalam tiga kategori, yaitu:

a. Jika nilai Z < 1,8 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

b. Jika nilai 1,8 < Z < 2,99 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).

c. Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.

b. Model Altman Revisi

Model yang dikembangkan Altman ini mengalami revisi. Revisi yang dilakukan oleh Altman merupakan penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan manufaktur yang go public melainkan juga dapat di aplikasikan untuk perusahaan-perusahaan di sector swasta.

Model yang lama mengalami perubahan pada salah satu variable yang digunakan. Altman mengubah pembilang Market Value of Equity pada X4 menjadi

book value of equity karena perusahaan privat tidak memiliki harga pasar untuk


(47)

Z’ = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,108X3 + 0,42X4 + 0,988X5

Keterangan:

Z’ =bankruptcy index

X1 = working capital/total asset

X2 = retained earnings/total asset

X3 = earning before interest and taxes/total asset

X4 = book value of equity/book value of total debt

X5 = sales/total asset

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score model Altman (1983), yaitu:

a. Jika nilai Z’ < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

b. Jika nilai 1,23 < Z’ < 2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).

c. Jika nilai Z’ > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.

c. Model Altman Modifikasi

Seiring dengan berjalannya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai jenis perusahaan. Altman kemudian memodifikasi modelnya supaya dapat diterapkan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi di Negara berkembang (emerging market). Dalam Z-score modifikasi ini Altman mengeliminasi dengan ukuran asset yang berbeda-beda. Berikut persamaan Z-score yang di Modifikasi Altman dkk (1995):


(48)

Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

Keterangan:

Z” =bankruptcy index

X1 = working capital/total asset

X2 = retained earnings/total asset

X3 = earning before interest and taxes/total asset

X4 = book value of equity/book value of total debt

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score model Altman (1983), yaitu:

a. Jika nilai Z’ < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

b. Jika nilai 1,23 < Z’ < 2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).

c. Jika nilai Z’ > 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analisis ini adalah sebagai berikut :48

1. Menghitung X1, X2, X3, dan X4 masing-masing perusahaan setiap waktunya. 2. Menghitung Z-score berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

Z” = 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

3. Menganalisis laporan keuangan berdasarkan rasio keuangan secara time series dan juga cross sectional serta apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi. 4. Menghitung masing-masing skor perusahaan menurut formula Altman

Z-score.

48

Batara Aldino Saputra, analisis Model Altman Z-score Sebagai Alat Evaluasi Guna mamprediksi Kebangkrutan Perusahaan, h.5.


(49)

5. Mengkategorikan masing-masing perusahaan sesuai dengan cut off yang sudah ditentukan.

6. Mengambil kesimpulan dari kinerja perusahaan dan prediksi terhadap kebangkrutan perusahaan tersebut.

2. Model Springate

Model springate pada tahun 1978 meneliti dengan mengikuti prosedur yang dimodelkan Altman yaitu menggunakan step wise multiple discriminant analysis untuk memilih 4 dari 9 rasio keuangan yang popular yang membedakan dengan baik bisnis yang sehat dan bisnis yang gagal. Model ini mencapai tingkat keakurasian 92,5% dengan menggunakan 40 perusahaan yang diuji oleh Springate.49

Model springate ini dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Z = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D

Dimana:

A = working capital/total assets

B = earnings before interest dan taxes/total assets C = earnings before taxes/current liabilities D = sales/total assets

Jika Z < 0,862, maka perusahaan diklasifikasikan failed.

49

Agus Surahman, Analisis Kebangkrutan Dan Tingkat Akurasi Prediksi Model Altman, Springate, Zmijewski, Grover, dan Internal Growth Rate Dalam Memprediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2009”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h.53.


(50)

3. Model Zmijewski

Zmijeswi (1984) menggunakan analisis rasio yang mengukur kinerja, leverage, dan likuiditas suatu perusahaan untuk model prediksi nya. Zmijewski menggunakan probit analisis yang ditetapkan pada 40 perusahaan yang telah bangkrut dan 800 perusahaan yang masih bertahan saat itu. Model yang berhasil dikembangkan yaitu:

X= -4,3 – 4,5X1 + 5,7 X2 + 0,004X3

Dimana:

X1 = ROA (return on asset)

X2 = Leverage (debt ratio)


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian ini banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data yaitu berupa laporan keuangan perusahaan asuransi unit syariah tahun 2009 sampai tahun 2013, penafsiran terhadap data tersebut berupa prediksi kebangkrutan berdasarkan metode Altman Z’score yaitu dengan nilai cut off.

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data berupa angka dalam arti sebenarnya, jadi berbagai operasi matematika dapat dilakukan pada data kuantitatif.50

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder, dimana data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama dan telah tersusun dalam bentuk dokumen tertulis.51 Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan asuransi unit syariah berupa

50

V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistik Untuk Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.20.


(52)

laporan neraca dan laporan laba rugi tahun 2009 sampai tahun 2013 yang telah diterbitkan di website masing-masing perusahaan.

3. Popolasi dan Teknik Penngambilan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain, yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian.52 Polpulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan asuransi jiwa unit syariah.

Sampel merupakan bagian dari populasi. Dengan menggunakan sampel, maka dapat diperoleh suatu ukuran yang dinamakan statistik.53 Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Sampel Purposive (Purposive Sampling). Penarikan sampel Purposive adalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian54 Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah berdasarkan kriteria sebagai berikut.

1. Perusahaan merupakan perusahaan asuransi unit syariah yang telah berdiri sejak tahun 2009 sampai 2013.

2. Perusahaan yang meneribitkan laporan keuangan berupa laporan neraca dan laporan laba rugi di website masing-masing perusahaan pada tahun 2009 sampai 2013.

52

Suharyadi dan Purwanto, Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.7.

53

Ibid., h.7.


(53)

Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas, maka perusahaan asuransi unit syariah yang menjadi objek penelitian ini antara lain:

1) PT. Prudential Life Assurance – Unit Syariah 2) PT. Asuransi Allianz Life – Unit Syariah 3) PT. BNI Life Insurance – Unit Syariah

4) PT. AXA Mandiri Financial Service – Unit Syariah 5) PT. Avrist Assurance – Unit Syariah

6) PT. AIA Finance – Unit Syariah

4. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ini diperlukan metode-metode yang digunakan untuk mendapatkan data atau bahan keterangan yang digunakan untuk perhitungan ketepatan prediksi kebangkrutan, yaitu berupa Metode Dokumentasi.

Metode ini mencakup penghimpunan informasi dan data, melalui metode studi pustaka dan eksplorasi literature-literatur. Laporan keuangan publikasi diperoleh dari website perusahaan yang telah menjadi sampel penelitian, Buku Perasuransian Indonesia tahun 2009-2010 dari web Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan www.bapepam.go.id, buku Perasuransian Indonesia tahun 2011-2013 dari web Otoritas Jasa Keuangan www.ojk.go.id.


(54)

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang akan di observasi dari satuan pengamatan. Karakteristik yang dimiliki satuan pengamatan keadaannya berbeda-beda (berubah-ubah) atau memiliki gejala yang bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satu satuan pengamatan lainnya.55

Variable yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu variable bebas dan variable terikat. Variable-variabel tersebut adalah:

1. Variable bebas (X)

Variable bebas (Variabel Independen), yaitu variable yang keberadaannya dipengaruhi variable lain.56 Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat rasio keuangan Model Altman yang telah di modifikasi pada tahun 1995, dimana model ini bisa diterapkan pada semua perusahaan seperi perubahaan manufaktur, non manufaktur dan perusahaan penerbit obligasi. Uraian mengenai variable tersebut adalah sebagai berikut:

a. Working capital to total asset (X1)

Modal kerja yang dimaksud disini adalah selisih antara aktiva lancar (current

assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Rasio ini pada dasarnya merupakan

salah satu rasio likuiditas yang mengatur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

55

Supardi, Aplikasi Statitiska Dalam Penelitian, Konsep Statitiska Yang Lebih Komprehensif (Jakarta: Change Publikation, 2012), h.22.


(55)

kewajiban jangka pendek perusahaan. Hasil rasio tersebut dapat negativ apabila aktiva lancar lebih kecil dari pada hutang lancar.57

Aktiva lancar mencakup uang kas, aktiva lainnya, atau sumber lainnya yang diharapkan dapat direalisir menjadi uang kas, atau dijual, atau dikonsumsi selama jangka waktu yang normal (biasanya satu tahun).58

Sedangkan yang dimaksud dengan hutang lancar ialah semua hutang-hutang atau kewajiban perusahaan kepada pihak lain kecuali pemilik perusahaan, yang harus dipenuhi atau dilunasi dalam jangka pendek (kurang lebih satu tahun).59

Adapun rumus rasio ini adalah sebagai berikut:

Rasio X1 = atau

b. Retained earning to total asset (X2)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Laba ditahan menunjukkan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk deviden kepada para

57

Agus Surahman, Analisis Kebangkrutan dan Tingkat Akurasi Prediksi Model Altman, Springate, Zmijewski, Grover, dan Internal Growth Rate Dalam Memprediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2009, (Skripsi SI, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h.74.

58

Djarwanto, Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Anggota IKAPI, 1984), h.20.

59

Muhammad Wildan Zindi, “Current Liabilities (Utang Lancar) dan Utang Jangka Panjang (Long Term Debt)”, artikel diakses pada tahun 2010 dari http://wildanzindi.blogspot.com/2010/01/current-liabilities-utang-lancar-utang.html.


(56)

pemegang saham. Laba ditahan dilaporkan dalam neraca bukan merupakan kas dan tidak tersedia untuk pembayarn deviden dan yang lain.60

Jumlah kumulatif laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagikan sebagai dividen, disajikan di dalam neraca sebagai laba ditahan. Selisih lebih jumlah deviden dan rugi operasi di atas jumlah laba yang dihasilkan akan membuat laba ditahan bersaldo negatif dan sering kali disebut defisit. Saldo laba ditahan ditambahkan kepada modal yang disetor atau investasi oleh pemilik untuk menunjukkan jumlah hak-hak para pemegang saham atau ekuitas., sedang defisit harus dikurangkan.61

Laba ditahan mengikhtisarkan perubahan-perubahan yan terjadi pada laba ditahan dalam suatu periode akuntansi, dan menghubungkan laporan laba rugi dengan neraca. Laporan laba ditahan terdiri dari tiga elemen, yaitu (1) koreksi laba-rugi tahun lalu (prior period adjustments); (2) laba-rugi tahun berjalan; dan (3) deviden yang dibagi.62

Adapun rumus rasio ini adalah sebagai berikut:

Rasio X2 = atau

60

Ibid., h.34. 61

Hernanto, Akuntansi Keuangan Menengah (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002), h.127. 62


(57)

c. Earning before interest and taxes to total asset (X3)

Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur rentabilitas / profitabilitas perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva.

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) adalah laba sebelum pajak dikurangi laba yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap, aktiva lain-lain aktiva non produktif dan saham penyertaan langsung dalam satuan rupiah.

Adapun rumus rasio ini adalah sebagai berikut:

Rasio X3 = atau

d. Book value of equity/book value of total debt (X4)

Adalah perbandingan antara nilai buku ekuitas dengan nilai total buku utang. Variable ini digunakan untuk mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu.

Pada umumnya perusahaan mengungkapkan perubahan-perubahan yan terjadi pada hak-hak pemegang saham dalam suatu laporan kauangan tersendiri berupa laporan perubahan ekuitas. Nilai buku ekuitas (book value of equity) dihitung


(58)

berdasarkan nilai buku aktiva dikurangi nilai buku dari kewajiban. Sedangkan nilai buku utang dihitung berdasarkan utang lancar ditambah utang jangka panjang.

Adapun rumus rasio ini adalah sebagai berikut:

Rasio X4 = atau

2. Variable terikat (Y) atau Z, yaitu :

Variable terikat (X) atau variabel Independet adalah variabel yang menjadi penyebab timbul nya variabel.

Z merupakan nilai keseluruhan penjumlahan empat rasio altman modifikasi. Nilai ini menunjukkan kemungkinan terjadinya kebangkrutan dan ketidakbangkrutan pada perusahaan setelah dibandingkan dengan nilai cut off.

C. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Altman z-score modifikasi (1995). Dimana Altman modifikasi merupakan model perkembangan dari Altman (1968) seiring dengan berjalannya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai jenis perusahaan. Z-score modifikasi ini dapat diterapkan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi


(59)

Analisis dilakukan dari data laporan keuangan berupa laporan neraca dan laporan laba rugi. Data atau hasil perhitungan rasio-rasio tersebut kemudian dianalisis lebih jauh dengan menggunakan rasio-rasio yang ada dalam metode Z-score (1995) modifikasi yang ditemukan Altman, yaitu :

Z” – 6,56X1 + 3,26X2 + 6,72X3 + 1,05X4

Keterangan:

Z” –bankruptcy index

X1- working capital/total asset

X2–retained earnings/total asset

X3 –earning before interest and taxes/total asset

X4–book value of equity/book value of total debt

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score model Altman (1983), yaitu:

b. Jika nilai Z’ < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.

c. Jika nilai 1,23 < Z’ < 2,9 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan).


(60)

Dari hasil analisis tersebut akan diperoleh angka-angka atau nilai Z yang kemudian dibandingkan dengan nilai cut off, sehingga dapat diprediksi perusahaan mana yang bisa diprediksi bangkrut, grey area atau tidak bangkrut.


(61)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Deskkripsi Objek Penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi unit syariah yang berdiri dari tahun 2009-2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purpose sampling dengan kriteria sebagai berikut: (1) perusahaan asuransi jiwa unit syariah yang telah berdiri dari tahun 2009 sampai 2013, (2) menerbitkan laporan keuangan tahunan berupa laporan neraca dan laporan laba-rugi yang dipublikasikan melalui website perusahaan. Maka, perusahaan asuransi berdasarkan sampel penelitian ada 6 perusahaan asuransi, yaitu PT. Prudential Life Assurance – Unit Syariah, PT. Asuransi Allianz Life – Unit Syariah, PT. BNI Life Insurance – Unit Syariah, PT. AXA Mandiri Financial Service – Unit Syariah, PT. Avrist Assurance – Unit Syariah, PT. AIA Finance – Unit Syariah. Laporan keuangan yang dipakai sebagai sampel adalah laporan neraca dan laporan laba-rugi.

B. Deskripsi Variabel

a. Variable independent working capital to total asset (X1)

Rasio X1 bertujuan untuk mengukur besarnya aset likuid apabila

dibandingkan dengan keseluruhan aset yang dimiliki untuk memprediksi kebangkrutan. Rasio ini mewakili dari rasio-rasio likuiditas yang mana masuk dalam rasio lancar. Dimana rasio lancar (current ratio) menyatakan relatif antara aktiva


(62)

lancar dengan kewajiban lancar. Variabel X1 dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Rasio X1 = atau

Dari data laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi unit syariah tahun 2009 sampai 2013, maka diperoleh hasil rasio (X1) sebagai berikut:

Tabel 4.1 Working Capital to Total Asset (X1)

Sumber: Data olahan

Rasio X1 diperoleh dengan membagi antara modal kerja dengan total aktiva. Sedangkan modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dan hutang lancar. Berikut ini merupakan tabel modal kerja pada tabel 4.2 dan tabel Rasio X1 (working

capital to total asset) pada tabel 4.3.

Daftar Perusahaan Unit Syariah 2009 2010 2011 2012 2013 PT. Prudential Life Assurance 0,8617 0,7751 0,5292 0,7777 0,7987 PT. Asuransi Allianz Life 0,9129 0,9044 (0,3839) 0,7133 0,8250 PT. BNI Life Insurance 0,9072 0,9187 0,8840 0,6878 0,6085 PT. AXA Mandiri Financial Service 0,9127 0,9134 0,9281 1,3076 0,8733 PT. Avrist Assurance 0,8736 0,8945 0,8340 0,8547 0,9066


(1)

PT. Avrist Assurance 196,712 9,532,202 0.0206 PT. AIA Finance 527,445 20,118,013 0.0262

Tahun 2011

Nama Perusahaan

Laba Seleblum Bunga dan Pajak

Total Aktiva Rasio X3

(a) (b) (a) : (b)

PT. Prudential Life Assurance 649,117 757,942 0.8564 PT. Asuransi Allianz Life 6,658 149,853 0.0444 PT. BNI Life Insurance 4,918 103,256 0.0476 PT. AXA Mandiri Financial Service 845,894 14,326,006 0.0590 PT. Avrist Assurance 17,412 62,185 0.2800 PT. AIA Finance 7,694 297,505 0.0259

Tahun 2012

Nama Perusahaan

Laba Seleblum Bunga dan Pajak

Total Aktiva Rasio X3

(a) (b) (a) : (b)

PT. Prudential Life Assurance 735,939 1,018,875 0.7223 PT. Asuransi Allianz Life 5,178 216,225 0.0239 PT. BNI Life Insurance 845,894 11,593,022 0.0730 PT. AXA Mandiri Financial Service 127,616 355,895 0.3586 PT. Avrist Assurance 20,787 84,386 0.2463 PT. AIA Finance 104,373 845,934 0.1234

Tahun 2013

Nama Perusahaan

Laba Seleblum Bunga dan Pajak

Total Aktiva Rasio X2

(a) (b) (a) : (b)

PT. Prudential Life Assurance 694,446 1,614,182 0.4302 PT. Asuransi Allianz Life 38,858 311,399 0.1248 PT. BNI Life Insurance 18,730 200,997 0.0932 PT. AXA Mandiri Financial Service 69,056 119,213 0.5793


(2)

PT. Avrist Assurance 17,412 62,185 0.2800 PT. AIA Finance 123,580 1,745,699 0.0708

2.4. Rasio X4

Tahun 2009

Nama Perusahaan

Nilai buku ekuitas

Nilai Buku Total Utang

Rasio X4

(a) (b) (a) : (b)

PT. Prudential Life Assurance 2,696,168 15,599,419 0.1728 PT. Asuransi Allianz Life 8,029,756 8,104,727 0.9907 PT. BNI Life Insurance 209,738 1,380,786 0.1519 PT. AXA Mandiri Financial Service 600,546 5,628,151 0.1067 PT. Avrist Assurance 1,600,878 6,526,874 0.2453 PT. AIA Finance 3,219,714 13,473,044 0.2390

Tahun 2010

Nama Perusahaan

Nilai buku ekuitas

Nilai Buku Total Utang

Rasio X4

(a) (b) (a) : (b)

PT. Prudential Life Assurance 3,354,893 21,789,740 0.1540 PT. Asuransi Allianz Life 1,338,489 10,373,172 0.1290 PT. BNI Life Insurance 273,258 1,996,245 0.1369 PT. AXA Mandiri Financial Service 926,981 7,844,599 0.1182 PT. Avrist Assurance 2,189,166 8,108,164 0.2700 PT. AIA Finance 4,500,945 16,544,366 0.2721

Tahun 2011

Nama Perusahaan

Nilai buku ekuitas

Nilai Buku Total Utang

Rasio X4

(a) (b) (a) : (b)

PT. Prudential Life Assurance 401,092 356,850 1.1240 PT. Asuransi Allianz Life 112,181 37,672 2.9778


(3)

PT. BNI Life Insurance 71,372 31,884 2.2385 PT. AXA Mandiri Financial Service 1,875,624 10,502,882 0.1786 PT. Avrist Assurance 51,861 10,324 5.0233 PT. AIA Finance 190,172 107,333 1.7718

Tahun 2012

Nama Perusahaan

Nilai buku ekuitas

Nilai Buku Total Utang

Rasio X4

(a) (b) (a) : (b)

PT. Prudential Life Assurance 792,398 226,477 3.4988 PT. Asuransi Allianz Life 154,223 62,002 2.4874 PT. BNI Life Insurance 428,771 2,174,758 0.1972 PT. AXA Mandiri Financial Service 2,017,035 12,721,995 0.1585 PT. Avrist Assurance 72,122 12,264 5.8808 PT. AIA Finance 569,249 276,685 2.0574

Tahun 2013

Nama Perusahaan

Nilai buku ekuitas

Nilai Buku Total Utang

Rasio X4

(a) (b) (a) : (b)

PT. Prudential Life Assurance 1,289,218 324,964 3.9673 PT. Asuransi Allianz Life 256,902 54,487 4.7149 PT. BNI Life Insurance 200,997 78,692 2.5542 PT. AXA Mandiri Financial Service 104,104 15,109 6.8902 PT. Avrist Assurance 99,353 10,927 9.0924 PT. AIA Finance 1,319,488 426,211 3.0959


(4)

Lampiran 3 : Perhitungan Nilai Z’score Altman

Tahun 2009

Nama Perusahaan

X1 X2 X3 X4 Z Prediksi Z'score

PT. Prudential Life Assurance

5.6528

0.3350 0.6439 0.18148

6.8132 Tidak Bangkrut PT. Asuransi Allianz

Life

5.9884

0.1284 0.1621 1.04029

14.1324 Tidak Bangkrut PT. BNI Life

Insurance

5.9513

0.0902 0.0885 0.15949

13.6086 Tidak Bangkrut PT. AXA Mandiri

Financial Service

5.9876

0.1966 0.3301 0.1120

12.9158 Tidak Bangkrut PT. Avrist

Assurance

5.7305

0.1182 0.1496 0.2575

12.8822 Tidak Bangkrut PT. AIA Finance

5.6040

0.0939 0.1885 0.2509

12.3932 Tidak Bangkrut

Tahun 2010

Nama Perusahaan

X1 X2 X3 X4 Z Prediksi Z'score

PT. Prudential Life

Assurance 5.0846

0.5124 0.6902 0.1617

6.4489 Tidak Bangkrut PT. Asuransi Allianz

Life 5.9327

0.1396 0.1697 0.1355

6.3775 Tidak Bangkrut PT. BNI Life

Insurance 6.0268

0.0450 0.0308 0.1437

6.2463 Tidak Bangkrut PT. AXA Mandiri

Financial Service 5.9916

0.2655 0.5038 0.1241

6.8850 Tidak Bangkrut PT. Avrist

Assurance 5.8680

0.1079 0.1387 0.2835

6.3981 Tidak Bangkrut PT. AIA Finance 5.8792

0.1284 0.1762 0.2857


(5)

Tahun 2011

Nama Perusahaan X1 X2 X3 X4 Z Prediksi Z'score

PT. Prudential Life

Assurance 3.4715

4.2899 5.7551 1.1802

14.6967 Tidak Bangkrut PT. Asuransi Allianz

Life (2.5182) 0.2133 0.2986 3.1267

1.1205 Bangkrut

PT. BNI Life

Insurance 5.7992 0.2421 0.3201 2.3504

8.7118 Tidak Bangkrut PT. AXA Mandiri

Financial Service 6.0883 0.3728 0.3968 0.1875

7.0455 Tidak Bangkrut PT. Avrist

Assurance 5.4709

1.6162 1.8816 5.2745

14.2432 Tidak Bangkrut PT. AIA Finance 3.3571

(0.0909) 0.1738 1.8604

5.3004 Tidak Bangkrut

Tahun 2012

Nama Perusahaan X1 X2 X3 X4 Z Prediksi Z'score

PT. Prudential Life

Assurance 5.1018

3.3695 4.8539 3.6737

16.9990 Tidak Bangkrut PT. Asuransi Allianz

Life 4.6789

0.1710 0.1609 2.6118

7.6226 Tidak Bangkrut PT. BNI Life

Insurance 4.5122 0.3985 0.4903 0.2070

5.6081 Tidak Bangkrut PT. AXA Mandiri

Financial Service 8.5777 0.4232 2.4096 0.1665

11.5771 Tidak Bangkrut PT. Avrist

Assurance 5.6066

1.4394 1.6554 6.1748

14.8762 Tidak Bangkrut PT. AIA Finance 4.4144

0.4189 0.8291 2.1603


(6)

Tahun 2013

Nama Perusahaan X1 X2 X3 X4 Z Prediksi Z'score

PT. Prudential Life

Assurance 5.2394

2.5343

2.8910

4.1656

14.8303 Tidak Bangkrut PT. Asuransi Allianz

Life 5.4122

0.3244

0.8386

4.9507

26.3561 Tidak Bangkrut PT. BNI Life

Insurance 3.9917 0.4915

0.6262

2.6819

19.3171 Tidak Bangkrut PT. AXA Mandiri

Financial Service 5.7286 5.3782

3.8927

7.2347

30.0255 Tidak Bangkrut PT. Avrist

Assurance 5.9475

1.3455

1.8816

9.5471

40.9558 Tidak Bangkrut PT. AIA Finance 4.9595

0.4136

0.4757

3.2506


Dokumen yang terkait

Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Berdasarkan Analisa Model Z-Score Altman Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel)

3 51 79

Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Berdasarkan Analisa Model Z-Score Altman Studi Kasus Pada Pt. Telekomunikasi Selular (Telkomsel)

4 51 79

Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Berdasarkan Analisa Model Z-Score Altman Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

9 104 86

Analisis tingkat kebangkrutan model altman dan foster pada perusahaan textile dan garment go public di bursa efek Indonesia periode tahun 2007-2009

0 25 184

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score Pada Pt. Indofood Sukses Makmur, Tbk (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2015)

3 12 17

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE Analisis Prediksi Kebangkrutan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score Pada Pt. Indofood Sukses Makmur, Tbk (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2015).

0 2 15

SKRIPSI Analisis Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score Pada Pt. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

0 2 16

PREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN MELALUI METODE PREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN MELALUI METODE ALTMAN Z-SCORE DAN HUBUNGANYA DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 14

Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Berdasarkan Analisa Model Z-Score Altman Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel)

0 0 11

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN YANG

0 0 18