paling hakiki. Ketiga nilai inti tersebut adalah kecukupan sustenance, harga diri
self-esteem serta kebebasan freedom, yang merupakan tujuan pokok yang
harus digapai oleh setiap orang dan masyarakat melalui pembangunan. Ketiganya berkaitan secara langsung dengan kebutuhan-kebutuhan manusia yang paling
mendasar, yang terhujud dalam meninfestasi bentuk di hampir semua masyarakat dan budaya sepanjang zaman. Todaro, 2006. Berikut pembahasan
ketiga nilai inti pembangunan pembangunan tersebut:
1. Kecukupan: kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan Dasar.
2.
Semua orang pasti punya kebutuhan dasar. Apa yang disebut kebutuhan dasar adalah segala sesuatu yang tidak dipenuhi akan
menghentikan kehidupan seseorang. Kebutuhan dasar ini meliputi pangan, sandang, dan papan, kesehatan dan keamanan. Jika satu saja
dari kebutuhan dasar ini tidak dipenuhi atau tidak mencukupi, maka
akan muncul kondisi “keterbelakangan absolut”. Todaro, 2006. Harga diri: menjadi manusia seutuhnya
. Kompone universal yang kedua dari kehidupan yang serba lebih baik adalah adanya dorongan
dari diri sendiri untuk maju, untuk menghargai diri sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak melakukan atau mengejar sesuatu, dan
seterusnya. … Sifat dan bentuk dari harga diri ini berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain dan dari satu budaya ke budaya
yang lain. Akan tetapi dengan adanya penyebaran “nilai-nilai modern” yang bersumber dari negara-negara maju telah mengakibatkan kejutan
dan kebingungan ekonomis atau teknologis lebih maju acap kali mengakibatkan defenisi dan batasan mengenai baik-buruk atau benar-
Universitas Sumatera Utara
salah menjadi kabur. … Derasnya serbuan nilai-nilai Barat yang mengagungkan materi telah mengikis jati diri masyarakat di banyak
negara berkembang. Banyak bangsa yang tiba-tiba saja merasa dirinya kecil atau tidak berarti hanya karena mereka tidak memiliki kemajuan
ekonomi dan teknologi setinggi bangsa-bangsa lain. Selanjutnya, yang dianggap hebat adalah yang memiliki kemajuan ekonomi dan teknologi
modern, sehingga masyarakat negara-negara Dunia Ketiga pun berlomba-lomba mengejarnya, dan tanpa disadari mereka telah
kehilangan jati dirinya. Todaro, 2006. 3. Kebebasan dari sikap menghamba: kemampuan untuk memilih
Kemerdekaan atau kebebasan di sini hendaknya diartikan secara luas sebagai kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak
oleh pengejaran aspek-aspek materiil dalam kehidupan ini. … Sekali saja kita menjadi budak materi, maka sederet kecenderungan negatif,
mulai dari sikap acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar, sikap mementingkan diri sendiri kalau perlu dengan mengorbankan
kepentingan orang lain, dan seterusnya, akan meracuni diri kita. Kebebasan di sini juga harus diartikan sebagai kebebasan terhadap
ajaran-ajaran yang dogmatis. Jika kita memiliki kebebasan, itu berarti selamanya kita mampu berpikir jernih dan menilai segala sesuatu atas
dasar keyakinan, pikiran sehat dan hati nurani kita sendiri. Kebebasan juga meliputi kemampuan individu atau masyarakat untuk memilih
satu atau sebagian dari sekian banyak pilihan yang tersedia.
.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Tiga Tujuan Inti Pembangunan