datang membawa sampah, Aisiah sudah bersiap-siap untuk mengumpulkan sampah anorganik yang bertebaran di halaman rumahnya.
Dari sini tampak bagaimana dua nasabah ini sudah mampu untuk memutuskan apa yang harus mereka lakukan untuk menentukan pilihan
pribadi dan peluang-peluang hidup yang akan mereka cari. Peluang hidup di sini nantinya akan berkaitan dengan peluang-peluang ekonomi atau
kekuasaan atas kegiatan ekonomi. Pada contoh kasus Amna dan Aisiah ini, terlihat bagaimana mereka telah mampu memutuskan bahwa
keikutsertaan menjadi nasabah bank sampah dengan menabung sampah anorganik dapat menjadi satu peluang hidup yang bisa membantu
kebutuhan sehari-hari mereka. Tentunya selain Amna dan Aisiah masih banyak lagi nasabah bank sampah yang bisa dijadikan contoh atas
kempuan atau kekuasaan dalam menentukan pilihan-pilihan pribadi dan peluang hidup.
2. Kekuasaan atas gagasan
Kekuasaan atas gagasan ini bisa dilihat dari bagaimana usaha yang sudah dilakukan pengurus untuk terus dapat menjalankan kegiatan bank
sampah. Walau mereka terus didamping oleh LSM Conservation Mentality sebagai mitra lokal. Tetapi para pengurus tetap dibiarkan untuk
dapat berpikir bebas dalam mengembangkan bank sampah yang mereka urus. Salah satunya adalah mereka diberikan kebebasan untuk
mengembangkan bank sampah dengan modal yang minim. Selain itu, pengurus juga diberikan kekuasaan untuk berpikir secara
otonom dalam rangka memasakan produk-produk hasil olahan sampah
Universitas Sumatera Utara
yang telah mereka kerjakan dengan harga yang mereka tetapkan secara sendiri. Bukan hanya itu, pengurus juga diberikan kebebasan untuk
menentukan harga beli dan harga jual sampah anorganik. Sehingga di sini tampak pengurus memiliki kekuasaan atas gagasan-gagasan mereka.
Khususnya menyangkut pengelolaan sampah.
3. Kekuasaan atas sumber daya
Ife 2008 mengatakan banyak orang yang memiliki akses yang relatif kecil kepada sumber daya, dan relatif sedikit keleluasaan atas bagaimana
sumber daya tersebut akan dimanfaatkan. Hal ini berlaku baik untuk sumber daya keuangan maupun sumber daya non-keuangan. Dari
penjelasan Ife ini terlihat bahwa masih banyak orang yang memiliki akses relatif kecil terhadap sumber daya. Baik itu sumber daya keuangan
maupun non keuangan. Jika sampah telah disepakati menjadi satu sumber daya yang memiliki
nilai ekonomi, maka dapat dilihat masih banyak orang yang memiliki akses relatif kecil terhadap sampah yang mereka hasilkan agar menjadi
satu nilai ekonomi dan sumber pendapatan baru. Selama ini sampah bagi banyak orang malah menjadi beban ekonomi dengan harus membayar
iuran sampah tiap bulannya ke pemerintah melalui dinas kebersihan. Tetapi bagi masyarakat di lingkungan V blok B kelurahan Sicanang
Belawan Kecamatan Medan Belawan yang aktif menjadi pengurus atau nasabah bank sampah SJM, mereka kini memiliki akses yang relatif besar
terhadap potensi dan nilai ekonomi atas sampah yang mereka hasilkan sehari-hari. Hal ini tentu disebabkan oleh adanya bank sampah sebagai
Universitas Sumatera Utara
satu lembaga yang memiliki peran sebagai lembaga pengelola sampah berbasih ekonomi. Di mana sampah dapat dijadikan satu asset ekonomi
yang dapat ditabung dan dikonversi menjadi nilai rupiah.
4. Kekuasaan atas kegiatan ekonomi.