65 dapat disimpulkan sebagai hasil yang diperoleh setelah siswa
memperoleh pengetahuan dari minat, perhatian, nilai-nilai dan ketrampilan memanipulasi action.
8. Kompetensi Siswa
Ketika siswa datang ke sekolah maka guru mesti beranggapan bahwa pengetahuan dalam kepala siswa tidaklah kosong. Dari kebiasaan
berbagai interaksi dengan anggota keluarganya, pergaulan dengan sesama temannya, dan dengan lingkungan hidupnya serta berbagai sumber bahan
ajar seperti tontonan dari televisi, radio, internet, dan banyak pengetahuan serta informasi yang diperoleh. Berbagai pengetahuan yang ada dalam
kepala siswa itulah yang menjadi modal baginya untuk menerima dan menyerap pengetahuan serta informasi baru yang disampaikan oleh para
guru di sekolah. Peluang ini bagi guru untuk menindak lanjuti kompetensi yang sudah ada pada diri siswa untuk mengembangkannya ke arah yang
lebih sempurna, sehingga peranan guru dalam meningkatkan kompetensi siswa adalah sebagai fasilitator, mediator, dan motivator dapat dijalankan
sesuai dengan kondisi pembelajaran. Menurut
Balitbang 2001:12
kompetensi siswa
adalah Kemampuan yang menandai atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mengenai materi pokok yang harus dikuasai dan ditempuh siswa. Boediono 2000:4 mengemukakan bahwa kompetensi siswa adalah kemampuan atas
bahan ajar dan lingkup ajar secara maju dan berkelanjutan seiring dengan perjalanan siswa untuk menjadi mahir dalam bahan dan lingkup ajar yang
66 bersangkutan. Sedangkan Mulyasa 2009:219 mengartikan kompetensi
siswa sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Menurut PP No
19 Tahun 2005 Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus ditempuh.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi siswa adalah Kemampuan atas pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai dan ditempuh siswa dalam lingkup ajar yang bersangkutan.
Kompetensi merupakan
merupakan penjabaran
Standar Kompetensi yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan
Standar Kompetensi.Standar Kompetensi sendiri adalah ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan. Kompetensi siswa yang harus
dikuasai diturunkan menjadi indikator, dari indikator digunakan untuk menyusun evaluasi pembelajaran yang ingin dicapai, dari evaluasi inilah
dapat diketahui hasil belajar peserta didik. Hasil belajar yang dicapai siswa harus mengacu pada indikator yang merupakan rincian dari kompetensi
siswa. Melalui indikator yang sudah ditetapkan maka saat siswa melakukan praktek membuat benda kerja sampai menghasilkan benda kerja, merupakan
kemampuan yang harus ditempuh siswa untuk dinyatakan menguasai ketrampilan yang ditetapkan sesuai indikator.
67
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dibuat tentang Pengembangan Buku Saku Mastercam Mill V-9 Untuk Pemrograman Mesin CNC Milling Pada Mata Pelajaran CNC
Di SMK N 2 Depok dapat diperkuat dengan beberapa referensi pendukung
berupa penelitian yang relevan. Adapun penelitian yang relevan dengan judul penelitian di atas adalah sebagai berikut :
1. Bernardus Sentot Wijanarka 2012 meneliti tentang pengembangan modul dan pembelajaran kompetensi kejuruan teknik pemesinan CNC
SMK menunjukkan bahwa modul dan pembelajaran hasil pengembangan efektif dalam membentuk kompetensi siswa sesuai dengan tuntutan
kurikulum berbasis kompetensi. Tiga buah standar kompetensi serta KKM Kriteria Ketuntasan Minimal bisa dicapai oleh siswa setelah menerapkan
modul dan pembelajaran hasil pengembangan. Seperti yang terlihat pada grafik berikut :
Gambar 36. Grafik Peningkatan Kompetensi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Teknik Pemesinan Frais CNC
2. Bambang Setiyo Hari Purwoko 2006 meneliti tentang pengembangan model pengajaran berdiferensiasi berbasis materi pembelajaran individual