4
Kesenian ebeg begitu dekat dengan kehidupan masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari tingginya minat masyarakat untuk menyaksikan
pertunjukan ebeg. Bukan hanya sebagai hiburan, namun juga sebagai bentuk sosialisasi antar masyarakat. Kesenian ini sudah bukan hanya
mengenai jaran kepang serta penarinya yang trancekesurupan, namun juga sebagai kesenian yang mempunyai nilai luhur dan dicintai
masyarakat. ebeg juga bukan hanya mengenai barong sebagai sosok pahlawan pembela kebenaran, namun juga sebagai pendorong
meningkatnya ekonomi masyarakat serta daya tarik wisata. Ebeg mula-mula sampai pada perkembangannya sekarang begitu
menarik untuk dikaji dan diteliti. Bagaimana kesenian ini bisa bertahan di tengah laju modernisasi yang serba ilmiah, rasional, dan praktis dengan
anggapan “untuk apa kita membicarakan hal-hal yang bernada mistik?” Herusatoto, 1991: 2. dalam Endraswara. Bagaimana kerja keras para
seniman ebeg untuk terus berpikir kreatif baik untuk mengembangkan maupun menarik minat masyarakat. Bagaimana apresiasi masyarakat
maupun tokoh masyarakat desa Karanganyar Adipala serta Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap sehingga secara langsung maupun tidak
langsung telah mendukung eksistensi kesenian ebeg.
5
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka fokus dari penelitian ini adalah eksistensi kesenian tradisional ebeg ditinjau dari
perkembangan dan apresiasi masyarakat desa Karanganyar Adipala kabupaten Cilacap.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perkembangan kesenian ebeg dan apresiasi masyarakat di desa
Karanganyar Adipala kabupaten Cilacap.
D. Manfaat Penelitian
Berdasar hasil penelitian ini, diharapkan bisa memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bentuk sumbangan teori tentang perkembangan kesenian
tradisional ebeg yang ada di desa Karanganyar Adipala kabupaten Cilacap
b. Menambah wawasan tentang kesenian tradisional ebeg, kususnya bagaimana cara untuk tetap eksis ditengah gempuran budaya-
budaya bangsa lain c. Untuk mengetahui tingkat apresiasi masyarakat desa Karanganyar
Adipala kabupaten Cilacap terhadap kesenian tradisional ebeg.
6
2. Manfaat Praktis a. Sebagai dokumentasi bagi pelaku seni khususnya kesenian
tradisional ebeg di desa Karanganyar Adipala kabupaten Cilacap b. Sebagai kelengkapan data mengenai aset budaya bagi dinas
Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Cilacap untuk selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata
c. Sebagai bentuk upaya peningkatan apresiasi seni tradisional pada mahasiswa program studi pendidikan seni musik kususnya.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Eksistensi
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia eksistensi merupakan hal berada atau keberadaan 2002: 288, sedangkan kamus kata serapan
menyatakan bahwa eksistensi merupakan hal, hasil tindakan, keadaan, serta semua kehidupan yang ada 2001: 149. Sementara itu eksistensi
yang berasal dari bahasa Latin Existere, yaitu ex yang berarti keluar dan sitere yang berarti membuat berdiri Hasinta, 2012
menunjukkan bahwa suatu hal bukan hanya sekedar ada, namun juga berkembang serta
menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar sehingga membuatnya tetap ada.
Zainal Abidin 2007: 16 menjelaskan arti eksistensi, yaitu : “... suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi atau mengada. Ini
sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni existere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak
bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami
perkembangan atau
sebaliknya kemunduran,
tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi- potensinya”.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa eksistensi yang dimaksud dalam penelitian ini bukanlah suatu kata benda
melainkan kata kerja yang berarti sebuah aktivitas dimana suatu hal yang tidak bisa mengaktualisasikan dirinya terhadap lingkungan disekitarnya
tentu akan mati, dalam hal ini terkait dengan kesenian tradisional.
8
Kesenian ebeg dalam eksistensinya dilihat dari dua sisi, yaitu dari dalam dan dari luar. Eksistensi dari dalam adalah tentang bagaimana
kesenian ini dapat bertahan dengan segala perkembangannya. Sementara dari luar dilihat dari tingkat apresiasi yang diberikan masyarakat terhadap
kesenian ini.
B. Perkembangan
Dunia yang bergerak begitu cepat membuat apapun yang tidak bisa mengimbanginya tertinggal begitu saja. Sama halnya manusia yang harus
berkembang untuk tetap eksis, demikian pula kesenian tradisional. Kesenian dikembangkan sedemikian rupa sehingga lebih menarik dan
dapat diterima oleh masyarakat. Namun yang terpenting adalah nilai luhur dalam seni tradisional tidak boleh hilang karena berasal dari kehidupan
masyarakat itu sendiri. Pernyataan tersebut sangat sesuai dengan pendapat Soedarsono
bahwa perkembangan adalah suatu penciptaan, pembaharuan, dan kreativitas menambah atau memperkaya tanpa meninggalkan nilai-nilai
dasar tradisi yang telah ada 1998: 89. Sedyawati 1986: 50 juga menjelaskan perkembangan adalah perubahan yang pada dasarnya tidak
merubah niilai-nilai dasar yang telah ada, perubahan merupakan perbesaran volume penyajian dan perluasan wilayah pengenalan.
Perkembangan yang terjadi pada kesenian ebeg tidak terjadi begitu saja. Semuanya melalui proses yang panjang hingga menjadi apa yang
bisa disaksikan sekarang. Pelaku seni yang mempunyai sikap terbuka dan