22
Angket dibagikan kepada masyarakat untuk mendapat data primer tentang apresiasi masyarakat terhadap kesenian ebeg. Sebelumnya
Angket telah divalidasi melalui expert judgement dan kemudian diujicoba kepada responden di wilayah yang sama dengan responden
penelitian. Hal ini dilakukan agar memudahkan peneliti untuk menilai karakter masyarakat sehingga kesimpulan yang diambil bisa tepat
sasaran.
F. Instrumen Penelitian
Dalam tradisi penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai intrumen pengumpul data, mengikuti asumsi kultural, dan mengikuti data
Endraswara, 2006: 15. Peneliti sebagai instrumen pengumpul data mengejar data verbal dan bukan kategori-kategori maupun tingkat
pengukuran tertentu. Untuk mengumpulkan data-data ini peneliti menggunakan bantuan susunan daftar pertanyaan yang digunakan dalam
wawancara. Daftar pertanyaan yang telah disusun hanya digunakan sebagai panduan. Pertanyaan bisa berkembang menyesuaikan situasi dan
kondisi pada saat wawancara berlangsung. Adapun kisi-kisi daftar pertanyaan ada dalam tabel berikut :
Tabel I: Kisi-kisi pertanyaan wawancara No
Aspek yang diamati Inti Pertanyaan
1 Ebeg
- Sejarah keberadaan ebeg di desa karanganyar
23
- Keberlangsungan ebeg dari awal hingga sekarang
- Bentuk pertunjukan ebeg mula-mula 2
Alat musik Alat musik yang digunakan dulu dan
sekarang 3
Lagu - Lagu yang sering dinyanyikan sejak dulu
sampai sekarang - Jenis lagu yang biasa dinyanyikan
4 Tarian
Perkembangan yang tejadi dalam pola gerak tarian
5 Pola Lantai
Pola lantai yang digunakan dalam setiap pertunjukannya
6 Penokohan
Peran-peran dalam pertunjukan ebeg 7
Tata rias dan Busana - Jenis riasan yang digunakan
- Busana yang dikenakan wayang dan penayagan
8 Properti
Propertialat pendukung
yang selalu
digunakan 9
Apresiasi masyarakat dan pemerintah
- Tingkat apresiasi masyarakat - Bentuk dukungan pemerintah terhadap
keberlangsungan kesenian tradisional ebeg
Selain wawancara, peneliti juga membuat instrumen penelitian berupa kuesioner. Variabel yang diteliti merupakan apresiasi masyarakat
mengenai kesenian ebeg. Menurut Squirel dan Taba, Daris dan Haris dalam kegiatan berapresiasi melibatkan tiga aspek, yaitu kognitif, emotif,
24
dan evaluatif Aminudin, 2002: 34. Peneliti membagi ketiga aspek ini menjadi beberapa indikator, yaitu:
1. Aspek kognitif dikembangkan menjadi indikator pengetahuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat mengenai kesenian
ebeg. indikator yang kedua yaitu interpretasi atau pemahaman masyarakat
mengenai ebeg,
bagaimana cara
masyarakat menggambarkan kesenian ini.
2. Aspek emotif dikembangkan menjadi indikator penghargaan, ketertarikan minat, dan kesadaran akan pelestarian kesenian ebeg.
3. Aspek evaluatif dikembangkan menjadi indikator penilaian dan harapan masyarakat terhadap kesenian ebeg.
Berikut adalah kisi-kisi kuesioner mengenai apresiasi masyarakat terhadap kesenian ebeg:
Tabel II: kisi-kisi instrumen Angket Kuesioner Variabel
Aspek Indikator
No. Soal Jumlah
Apresiasi Aspek
Kognitif Pengetahuan
masyarakat tentang kesenian ebeg
6, 8, 10, 17, 26 5
Interpretasi pemahaman tentang
kesenian ebeg 20, 23, 28, 30
4
Aspek Emotif
Penghargaan memberikan
penghargaan terhadap kesenian
ebeg 12, 18, 25, 29
4
Minat Rasa tertarik pada kesenian ebeg
2, 4, 9, 22, 24
5
25
Kesadaran akan pelestarian kesenian
ebeg 5, 11, 16
3
Aspek Evaluasi
Penilaian tentang kesenian ebeg
1, 7, 13, 15, 19, 27
6 Harapan terhadap
kesenian ebeg 3, 14, 21
3 Jumlah
30 Keterangan : pernyataan negatif
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini yaitu berupa proses pengkajian data hasil wawancara, pengamatan dalam observasi, dokumen-dokumen
pendukung yaitu berupa video dan hasil hitung kuesioner yang telah terkumpul. Analisis bersifat terbuka, open-ended atau tidak kaku, dan
induktif atau tidak statis dalam arti analisis boleh berubah kemudian mengalami perbaikan dan pengembangan sesuai dengan data yang masuk
Endraswara, 2006: 215. Tahapan analisis yang dilakukan adalah menggunakan tahapan
menurut Miles dan Huberman, yaitu: 1. Data Reduction Reduksi Data
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilah, mencari, serta memfokuskan pada hal-hal penting dan pokok serta membuang yang
tidak diperlukan Sugiyono, 2013: 338. Semakin lama peneliti melihat realitas di lapangan, maka semakin banyak dan rumit pula data yang
diterima, untuk itulah proses reduksi diperlukan.