Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

28 Setuju, 2 Setuju, 3 Tidak Setuju, dan 4 Sangat Tidak Setuju untuk pernyataan-pernyataan negatif. Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel. Umumnya analisis deskriptif menghasilkan distribusi frekuensi serta prosentasenya pada tiap variabel. Karena penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal, maka hasil prosentase ditujukan untuk mendeskripsikan hasil secara keseluruhan bersama dengan tiap indikatornya. Untuk menunjukan bahwa prosentase yang didapat bisa menjawab tujuan penelitian yaitu eksistensi ebeg berdasar apresiasi masyarakat, maka perlu adanya kategorisasi. Misalnya, tingkat apresiasi masyarakat dapat dibuktikan dengan total skor yang lebih besar dari mean teoritik dan atau sebaliknya. Rumus mean teoritik adalah sebagai berikut: Mean teoritik = Skor terendah + Skor tertinggi 2 Untuk menghitung prosentase, menurut Arikunto 2006: 363 rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: P = X N P = Prosentase x 100 29 X = Jumlah skor dari responden N = Jumlah seluruh item pernyataan Seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa analisis deskriptif untuk menjelaskan karakteristik, sehingga karakter ini harus memiliki kategori seperti sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, atau kurang. Untuk mengetahui pengelompokan secara kategori ini digunakan rumus sebagai berikut Hopkins, 1984: 15: W = Range 5 kategori W = rentang kelas Range = jarak interval X maks- X min Setelah penghitungan rentang kelas, maka didapat interval untuk kategorisasi. Kategori terendah dimulai dari angka terendah kategorisasi. Hasilnya adalah sebagai berikut: a. 101 - 118 kategori sangat tinggi b. 83 - 100 kategori tinggi c. 65 – 82 kategori sedang d. 47 - 64 kategori rendah e. 29 – 46 kategori sangat rendah

H. Keabsahan Data

Sebelum sampai pada kesimpulan, data yang telah dianalisis kemudian diuji untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih bisa 30 dipercaya. Teknik yang digunakan yaitu dengan triangulasi. Teknik triangulasi merupakan teknik pengumpulan data ganda yang berasal dari berbagai sumber untuk menunjukan informasi yang sama Endraswara, 2006: 219. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber. Teknik ini ditujukan untuk mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber Sugiyono, 2013: 373. Pemimpin Paguyuban Pemerhati Kesenian Ebeg Masyarakat 31

BAB IV PERKEMBANGAN DAN APRESIASI MASYARAKAT DESA

KARANGANYAR TERHADAP KESENIAN TRADISIONAL EBEG

A. Perkembangan Kesenian Tradisional Ebeg

Kesenian tradisional di Cilacap dan Karanganyar khususnya sangat identik dengan iringan gamelan yang ramai serta penarinya yang naik kuda dan kesurupan diakhir pertunjukan. Sejarah mengenai keberadaan ebeg di desa Karanganyar tidak diketahui secara pasti. Namun berdasarkan wawancara bersama pak Jarum, ketika beliau datang pertama kali ke desa Karanganyar untuk menetap bersama istrinya, lantas beliau mendirikan paguyuban ebeg tahun 1985 dengan nama Paguyuban Seni Kuda Kepang Sri Wahyu Turonggo Jati. Pada tahun inilah pertama kalinya ada paguyuban ebeg di desa Karanganyar, tapi tidak menutup kemungkinan masyarakat sudah jauh mengenal kesenian ebeg melalui pertunjukan ebeg di wilayah lain atau dari paguyuban yang lebih dulu ada dan mengadakan pertunjukan di desa ini. Pak Jarum selaku pendiri paguyuban merupakan tokoh yang tetap giat melestarikan kesenian ebeg sampai sekarang. Berawal dari kecintaannya pada kesenian ketoprak yang beliau dirikan di wilayah Randegan kemudian Pak Jarum mendirikan paguyuban ebeg setelah menikahi istrinya di desa Karanganyar. Paguyuban ini sudah mengalami regenerasi pemain sebanyak empat kali semenjak didirikan 30 tahun lalu. 32 Selama rentang tahun 1985 hingga awal 2012, perkembangan ebeg belum terlalu pesat. Kemudian pada pertengahan tahun 2012 pak Gino mendirikan sebuah paguyuban dengan nama Paguyuban Seni Kuda Kepang Satria Krida Budaya. Meski baru berusia tiga tahun, paguyuban ini sudah cukup dikenal masyarakat desa dan bahkan masyarakat kabupaten Cilacap serta memiliki pernah menjuarai lomba ebeg tingkat Kabupaten Cilacap. Pertunjukan ebeg memerlukan kerjasama tim yang kompak agar menciptakan sajian yang menarik. Setiap pemain memiliki peran yang penting dalam kesenian ini. Pemain dalam kesenian ebeg yaitu: 1. Wayang Wayang adalah nama untuk penari-penari dalam kesenian ebeg. Dalam setiap pertunjukannya terdiri dari 8-13 wayang. Ada beberapa jenis wayang, yaitu : a. Pembarep Pembarep merupakan pemimpin dari semua wayang. Tugas pembarep yaitu memimpin para prajurit. Penampilan pembarep sama dengan wayang prajurit lainnya, hanya akan berbeda pada aksesoris atau warna bajunya. Dalam setiap pertunjukannya, ada satu atau dua pembarep yang memimpin barisannya masing-masing. Menjadi seorang pembarep bukanlah hal yang mudah. Pembarep harus kreatif dan cepat tanggap, apalagi terhadap irama lagu yang diberikan oleh penayagan. Dulu pembarep menjadi penari utama. Ketika musik