Peranan Perencanaan Tata Ruang

kebijakan mengenai Tata Ruang dalam menjalankan tugas dan fungsinya. 3. Bagi FISIP-USU khususnya departemen Ilmu Administrasi Negara sebagai bahan referensi, bahan kajian dan bahan perbandingan bagi mereka yang memerlukannya dan orang-orang yang tertarik dengan masalah ini.

1.5. KERANGKA TEORI

Adalah sebahagian konsep, definisi dan kontruksi definisi dan preposisi yang menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan merumuskan konsep. Kerangka teori merupakan landasan pemikiran untuk melaksanakan penelitian dan teori digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian.Singarimbun, 1995:73. Berdasarkan rumusan diatas maka, penulis akan mengemukakan beberapa teori, pendapat, ataupun gagasan yang akan dijadikan sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam penelitian ini.

1.5.1. Peranan

Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian peranan adalah yang diperbuat atau tugas hal yang besar pengaruhnya pada suatu peristiwa. menurut M.Ali dalam anggian 1996 : 18 pengertian peranan adalah suatu yang menjadi bagian atau yang memengggang pimpinan terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Dalam pengertian umum peranan di artikan sebagai perbuatan seseorang atau sesuatu pekerjaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perana adalah proses, cara, perbuatan atau perilaku ataupun individu maupun kelompok untuk malaksanakan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang. Universitas Sumatera Utara

1.5.2. Perencanaan Tata Ruang

1.5.2.1. Perencanaan Perencanaan berasal dari kata rencana yang berarti rancangan atau rangka sesuatu yang akan dikerjakan. Dari pengertian sederhana tersebut dapat diuraikan beberapa komponen penting, yakni tujuan apa yang hendak dicapai, kegiatan tindakan untuk merealisasikan tujuan, dan waktu kapan, bilamana kegiatan tersebut hendak dilakukan. Menurut Moekijat 1980 :431-432 dalam kamus karangannya Kamus Management menyebutkan pengertian perencanaan, antara lain : 1. Perencanaan adalah hal memilih dan menghubungkan fakta-fakta serta hal membuat dan menggunakan dugaan-dugaan mengenai masa yang akan datang dalam hal menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. 2. Perencanaan adalah penentuan suatu arah tindakan untuk mencapai suatu hal yang diinginkan. 3. Perencanaan adalah suatu usaha untuk membuat suatu rencana tindakan, artinya menetukan apa yang dilakukan, siapa yang melakukan, dan dimana hal itu dilakukan. 4. Perencanaan adalah suatu penentuan sebelumnya dari tujuan-tujuan yang diinginkan dan bagaimana tujuan tersebut harus dicapai. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertenru, oleh karena itu pada hakikatnya terdapat pula tiap-tiap jenis usaha manusia Bintoro Tjokroamidjojo, 1987. Menurut Albert Waresten menyebutkan bahwa perencanaan adalah melihat kedepan dengan mengambil pilihan sebagai alterntif dan kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan dan kegiatan yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang dimiliki Universitas Sumatera Utara masyarakat yang bersangkutan, dan yang kedua ialah pilihan diantara cara-cara alternative yang efisien serta rasional guna mencapai tujuan-tujuan tersebut. Conyers dan Hills arsyad 1999:19 berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan bebagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masa yang akan dating. Bagi negara berkembang seperti negara kita pada umumnya terdapat empat jenis dan sifat perencanaan yang dilaksanakan menurut cara masing-masing yaitu : 1. Perencanaan Regional Perencanaan Regional ini dimaksudkan agar semua daerah dapat melaksanakan pembangunan secara proposional dan merata sesuai dengan potensi daerah yang bersangkutan 2. Perencanaan Sektoral Perencanaan ini sering kali disebut dengan perencanaan departemen, karena pada departemen tertentu yang menyusun perencanaan sektoral yang dibinanya. 3. Perencanaan Proyek Perencanaan ini seringkali disebut dengan perencanaan APBN atau perencanaan ABPD karena pembangunan proyek bersangkutan dilakukan sekitar setahun dan pada umumnya pembiayaan diambil dari anggaran tahunan yang tertuang pada APBN atau APBD 4. Perencanaan Terpadu Perencanaan ini maksudnya adalah penyusunan rencana ditujukan untuk menghindari tumpan tindih antara satu dengan yang lain. Abipraja 2002:14-15 Sehingga dari beberapa pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu Perencanaan tidak lain dari susunan rumusan sistematik mengenai langkah tindakan-tindakan yang akan Universitas Sumatera Utara dilakukan dimasa depan, dengan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang seksama atas potensi dan faktor-faktor eksternal, dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pencapaian suatu tujuan tertentu. Unsur – unsur Perencanaan Didalam suatu proses perencanaan terdapat empat unsur pokok sebagai berikut : a. Tujuan Tujuan adalah suatu object yang ingin dacapai baik yang bersifat banda yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang menjadi landasan dan arah dari semua langkah dan kegiatan organisasi. Di dalam bahasa inggris disebutkan dengan Objective, atau goal, yang mempertegas dengan menyebutkan tujuan akhir dan bagian – bagiannya disebut sasaran. Karena tujuan titik tolak dan pusat dari semua proses perencanaan ,maka harus di formulasikan dengan bahasa yang jelas, yang mudah dimengerti. Ada tiga tahap proses analis tujuan yaitu : 1. Bermula dari keinginan atau cita – cita mengenai sesuatu yang ingin di capai atau yang ingin dimiliki kemudian dipertimbangkan secara berulang – ulang dengan memperhitungkan harga, waktu, risiko, dan lain- lain. 2. Gagasan tersebut di letakan sebagai tujuan yang sesungguhnya, tetapi baru bersifat hipotesis yang harus di buktikan kalaikanya melalui analisis internal tentang harga, analisis, waktu, dan perbandingan dengan barang atau masalah – masalah lain yang mungkin dapat sebagai pengganti. 3. Formulasi tujuan : setelah cita – cita, angan- angan atau keinginan di buktikan kebenaranya malalui analisis, tugas selanjutnya ialah memformulasikan tujuan dan Universitas Sumatera Utara bagian – bagian pokok tujuan serta persyaratan denga cara yang sederhana mudah di mengerti oleh orang lain. Demikian pentingnya penentuan “tujuan” sehingga telah dianggap suatu tingkat perencanaan yang di sebut objective planning. b. Data dan Informasi Data adalah keterangan atau informaso menganai sesuatu yang di dalam perencanaan di anggap sebagai dasar untuk dapat melakukan pertimbangan dalam menentukan tujuan dan kebijakan. Untuk mengumpulkan data dapat digunakan 3 tiga cara. Pertama, dengan cara pencatatan keseluruhan, kemudian dipisah – pisahkan dari data yang relevan. Kedua, hanya mengumpulkan satu atau beberapa jenis data kemudian di tarik garis- garis pembuktian yang sintesis. Ketiga, dengan menggunakan data sampling dan kemudian mengambil kesimpulan malalui pertimbanga dan perkiraan kemungkinan. c. Analisis Analisis adalah suatu kegitan mempelajari objek atau masalah melalui pemikiran yang logis, meliputi keadaan dan unsur – unsurnya, tatanan dan keterkaitan ayng baik yang bersifat nyata maupun yang tidak nyata, bersifat internal dan eksternal dan teknis dan non teknis, vertical dan horizontal. Dalam perencanaan dapat di bedakan 3 tiga sistem analisis yaitu : 1. Analisi Liner : ialah ananlisis yang bersfat lurus berdasarkan unsur sebab – akibat , sistem ini sangat sesaui untuk mempelajari hubungan – hubungan yang bersifat Universitas Sumatera Utara variabel, bagi permasalahan yang bersifat aritmatika seperti kuantitas dan kualitas. 2. Analisis Non Linier : ialah analisis yang bersifat membandingkan dan membedakan mengenai isi, waktu, jenis, ukuran berat, harga dan lainya. 3. Analisis Thematic. Atau juga disebut dynamic, analisis ini bersifat tidak langsung ditujukan kepada objek atau yang bersifat teknis. Ketiga sistem analisis ini tudak merupakan sistem yang terpisah yang bersifat sendiri – sendiri tetapi dapat dipergunakan bersama – sama untuk satu objek atau masalah atau dapat digunakan bersama – sama untuk satu objek atau masalah atau dapat di gunaka dengan mengutamakan yang satu dan lain. d. Kebijaksanaan Kebijaksanaan : ialah ketentuan konsepsional yang bersifat menyeluruh mengenai cara dan langkah – langkah yang akan di lakukan memecahkan atau dalam upaya mencapi tujuan. Kebijaksanaan dalam perencanaan mengandung 3 tiga aspek yakni : Datang atau besumber dari atas yang wewenangnya meliputi keseluruhan, Konsepsional artinya tidak bersifat insidentil atau reaktif dan bersifat menyeluruh, tidak bersifat sepotong – sepotong atau sebagian – sebagian. Fungsi Perencanaan : Fungsi perencanaan tidak hanya pada permulaan kegiatan tetapi bersifat menyeluruh mulai dari persiapan sampai kepada penyelesaian, bahkan juga berguna pada pasca pelaksanaan. Untuk kebenaran pancapaian tujuan dapat dibedakan 3 tiga fungsi perencanaan yaitu : a. Tolak ukur : Merupakan titik pangkal dari kegitan mengenai peraturan waktu, pengaturan langkah –langkah, pengaturan penggunaan dana dan sumber daya., dengan fungsi ini dapat di Universitas Sumatera Utara ketahui dan di bedakan apa yang di sebut dengan salah perencanaan atau penyimpanan, perubahan kebijaksanaan, penyesuain teknis dan lainnya. b. Ketaatan atau Disiplin : perencanaan sebagai konsepsi yang menyeluruh mengenai tujuan dan bagian – bagiannya, mengenai cara dan langkah yang akan dilakukan, adalahjuga suatu displin yang harus di taati. Agar mencapai suatu keberhasilain maka, fungsi perencanaan harus mencakup beberapa aspek yaitu : Ketaatan tujuan dan bagian – bagian serta keterkaitan satu sama yang lain Ketaatan pengorganisasian dan pertanggung jawaban Ketaatan atas asas, system, metode, dan prosedur. Ketaatan informasi dan pelaksanaan c. Rujukan : perencnaan tidak merupakan dua hal yang terpisah. Bahwa pelaksanaan dan diikuti oleh monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini disebut dengan pengendalian, di tujukan kepada fungsi dan manfaat yang berbeda dengan pengawasan yang lebih di tujukan kepada masalah – masalah yang bersifat kebendaharaar dan administrasi. Tahap Dasar Perencanaan : Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui beberapa tahapan, antara lain: Tahap 1. Adanya kesempatan Kesempatan adalah titik awal yang sebenarnya untuk perencanaan.Hal ini meliputi suatu pengetahuan tentang dimana berdiri pada sudut kelemahan dan kekuatan perencanaan tersebut. Tahap 2 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan Universitas Sumatera Utara Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kegiatan suatu pembangunan proyek dengan membuat Langkah pertama dalam perencanaan itu sendiri ialah menetapkan sasaran-sasaran atau tujuan yang ingin Tahap 3 :Menentukan Dasar Pikiran premis Salah satu langkah perencanaan adalah menetapkan dasar pikiran dengan mengguanakan ramalan berdasarkan rencana-rencana yang telah ada atau telah dibuat sebelumnya yang mirip dengan hal atau rencana yang akan dibuat. Tahap 4 : Mengevaluasi Arah-arah Tindakan Alternatif Setelah menemukan arah-arah tindakan alternatif dan memeriksa titik-titik kuat dan lemahnya,angkah keempat adalah mengevaluasi arah tindakan itu dengan menimbang berbagai faktornya dari sudut premis-premis serta tujuan. Satu arah tindakan mungkin kelihatan paling menguntungkan tetapi memerlukan biaya yang besar dan keuntungan yang lamban, arah lain mungkin kurang menguntungkan tetapi mengandung resiko yang kurang besar, arah tindakan lain lagi mungkin lebih sesuai dengan tujuan-tujuan jangka panjang dari suatu kegiatan proyek. Tahap 5 : Memilih suatu Arah Tindakan Alternatif Memilih arah tindakan, yakni merupakan titik di mana suatu rencana diterima, titik sesungguhnya mengenai pengambilan keputusan. Kadang-kadang suatu analisa dan evaluasi arah-arah tindakan alternatif akan memperlihatkan bahwa dua atau lebih dari arah-arah tindakan itu dianjurkan Tahap 6 : Merumuskan Rencana-rencana Turunan Pada titik di mana suatu keputusan di ambil, perencanaannya jarang lengkap,dan langkah keenam diusulkan. Biasanya selalu diperlukan rencana-rencana yang diturunkan untuk mendukung rencana pokok. Universitas Sumatera Utara Tahap 7 : Mengurutkan Rencana-rencana Berdasarkan Anggaran Setelah keputusan-keputusan di ambil dan rencana-rencana telahditentukan, langkah terakhir untuk memberikan arti kepada rencana-rencana itu, sebagaimana telah digambarkan dalam pembicaraan di atas mengenai jenis-jenis rencana ialah memberi nomor kepada rencana- rencana itu dengan merubah rencana-rencana itu menjadi anggaran. Metode Perencanaan Sebagaimana ilmu – ilmu sosial pada umumnya, ilmu perencanaan belum memiliki kesepakatan mengenai kesamaan rumusan tentang unsur–unsur , bagian–bagian serta tingkatan – tingkatanya.tetapi dalam hal ini perencanaan mempunyai tiga metode pedekatan yaitu:: a. Metode Pedekatan Terpadu Metode ini adalah metode yangpaling tua, bahwa pemegang kebijaksanaan menetulkan tujan, cara dan peralatan yang digunakannya yntuk mencapai tujuan. Didalam metode ini tidak terdapat penyebaran kekuasan tetapi hanya pembagian kerja yang ditentukan dan dikendalika secara utuh b.Metode Motivasi Metode ini bersifat memberikan dorongan motivasi serta bimbingan melalui perencanan sector – sector yang strategis yang menimbulkan dampak bagi sector yang bersangkutan atau sektor – sektor lain yang terkait. Dengan metode ini tidak seluruh kegiatan mencapai tujuan direncanakan tetapi semua sector dipelajari permasalahannya, dipelajari cara – cara untuk mencapai dan berbagai kemungkinannya. Setelah itu ditentukan masalah – masalah strategis yang perlu di tumbuhkan untuk mendorang kegiatan lainya , disusun secara prioritas dan kemungkinan pengaruh langsung Universitas Sumatera Utara yang di timbulkan. Dalam perecanaan tersebut ditentukan mana yang di bangundengan belanja pemerintah sepenuhnya, mana yang dapat ditumbuhkan melalui piranti – piranti kebijakn fiscal, kebijakn moneter atau kebijakn perlindungan dan lain – lainya. c. Metode Pendekatan Mengatur Metode ini dalam kenyataan sangat berdaya guna menunjang kemajuan dan kemakmuran masyarakat. Di Negara maju, dengan menetapkan “Tujuan Pembangunan “ kepada masalah – masalah stbilitas, kesempatan kerja dan mengatasi pengangguran, masalah keseimbangan alat – alat pembayaran luar negeri, keseimbanga permintaan dan persedian barang dan lain- lain. 1.5.2.2. Tata Ruang Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempatmanusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang; Tujuan penataan ruang adalah : a. mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, berbudaya dan berkeadilan; b. mewujudkan pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup; c. mewujudkan keterpaduan dalam menggunakan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dengan memperhatikan sebesar-besarnya sumberdaya manusia; d. mewujudkan pengaturan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dan kawasan budidaya; Universitas Sumatera Utara e. mempersiapkan dukungan ruang bagi pertambahan penduduk selama 15 tahun ke depan melalui alokasi ruang dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan, struktur kependudukan yang terbentuk, serta kecenderungan distribusi penduduk dalam sektor ekonomi; f. menanggulangi masalah kependudukan melalui peningkatan kualitas dan peningkatan peran serta masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam setempat dan penciptaan tata kaitan yang terpadu dalam proses penambahan nilai dan perluasan efek ganda multiplier effect pemanfaatan sumberdaya alam; g. mengurangi disparitas antar bagian wilayah Sumatera Utara melalui pemerataan perkembangan dalam setiap bagian wilayah; h. mendorong kemampuan bagian wilayah propinsi untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya binaan, dan sumberdaya manusianya secara berkelanjutan; i. mendorong pertumbuhan sektor primer dalam memperkuat basis perekonomian rakyat; j. mempertahankan dan meningkatkan kelestarian lingkungan. Pada dasarnya setiap orang berhak menikmati pemanfaatan ruang, termasuk pertambanhan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang. Setiap orang berhak untuk mengetahui rencana tata ruang, serta berperan serta dalam penyusunan rencana tata ruang maupun dalam pemanfaatan ruang. Apabila dalam pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang, ada yang dirugikan, yang bersangkutan berhak memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya itu, dan setiap orang juga berkewajiban untuk berperan serta dalam memelihara kualitas ruang dan menaati rencana tata ruang yang telah di tetapkan. Penataan Ruang di klasifikasikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Penataan ruang berdasarkan aspek administrasi tata ruang administrasi meliputi tata ruang wilayah nasional dikenal dengan Strategi Nasional Pola Pengembangan Tata Ruang atu SNPPTR, wilayah provinsi daerah tingkat I Rencana Struktur Tata Ruang Provinsi atau SRTRP yang kemudian diubah menjadi REncana Tata Ruang Wilayah atau RTRW, pada daerah wilayah tingkat II dikenal dengan Rencana Umum Tata Ruang Daerah atau RUTRD dan wilayah kota madya dikenal dengan rencana umum tat ruang kota atau RUTRK. Penataan ruang berdasarkan fungsi kawasan dan aspek kegiatan meliputi kawasan pedesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan-kawasan tertentu seperti kegiatan pembangunan berskala besar untuk kegiatan industri, pariwisata, atau pertahanan keamanan beserta sarana dan prasarananya. Penataan ruang wilayah Propinsi daerah tingkat I dan wilayah kabupatenkotamadya daerah tingkat II tidak hanya meliputi ruang daratan tetapi juga mencakup ruang lautan dan ruang udara sampai suatu batas tertentu.Dalam setiap kegiatan penataan ruang, harus selalu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. lingkungan alam, lingkungan sosial, dan interaksi antar lingkungan. 2. tahapan, pembiayaan dan pengelolaan pembangunan Hal ini dimaksudkan agar terciptanya penataan ruang penataan ruang yang berdaya guna dan berhasil guna serta demi terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup. 1.5.2.3 Perencanaan Tata Ruang Perencanaan tata ruang adalah suatu proses yang melibatkan banyak pihak dengan tujuan agar penggunaan ruang itu memberikan kemakmuran yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dan terjaminnya kehidupan yang berkesinambungan. Penataan ruang menyangkut seluruh aspek kehidupan sehingga masyarakat perlu mendapat akses dalam proses perencanaan tersebut. Universitas Sumatera Utara Perencanaan tata ruang dilakukan oleh pemerintah dengan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat merupakan factor yang sangat penting karena pada akhirnya hasil penataan ruang adalah untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Dalam Undang-Undang nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang tentang penataan ruang disebutkan bahwa tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas dimaksutkan untuk: a. Mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas berbudi luhur, dan sejahtera. b. Mewujudkan keterpaduan penggunaan sumberdaya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia. c. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. d. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah setra menanggulangi dampak negative terhadap lingkungan. e. Mewujudkan keseimbangankepentingan kesejahteraan dan keamanan. Proses dan prosedur perencanaan tata ruang dilaksanakan secara terpisah dan terpadu, dengan langkah-langkah kegitan sebagai berikut; 1. Menetukan arah pengembangan yang akan dicapai dilihat dari segi ekonomi, sosial, budaya, daya dukung dan daya tampung linkungan, serta fungsi pertahanan keamanan 2. Mengidentifikasi berbagai potensi dan masalah pembvangunan dalam suatu wilayah perencanaan 3. Perumusan perencanaan tata ruang 4. Penetapan rencana tata ruang Universitas Sumatera Utara Penyusuna rencana tata ruang selalu harus dilandasi pemikiran perspektif menuju ke keadaan di masa depan yang didambakan. Perkembangan masyarakat dan lingkungan hidup berlangsung secara dinamis. Ilmu pengetahuan dan teknologi pun berkembang pesat seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu , agar rencana tata ruang yang telah disusun itu tetap sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan keadaan, rencana tata ruang dapat ditinjau kembali atau disempurnaka secara berkala. Dimana perencanaan tata ruang nasional mengenai penetapan strategi dan arahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah nasional. Dimana rencana tata ruang nasional antara lain : 1. Penggambaran struktur tata ruang nasional 2. Penetapan kawasan yang perlu dilindungi 3. Pemberian indikasi penggunaan ruang budidaya dan arahan pemukiman dalam skala nasional 4. Penentuan kawasan yang diprioritaskan 5. Penetuan kawasan tertentu yang memiliki bobot nasional Sedang perencanaan ruang tingkat propinsi adalah penjabaran perencanaan tata ruang nasional antara lain : - Arahan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya - Arahan pengelolaan kawasan pedesaaan, kawasan perkotaan, dan kawasan tertentu - Arahan pengembangan kawasan pemukiman, kehutanan, pertanian, pertambangan, perindustian, pariwisata dan kawasan lainnya - Arahan pengembangan system pusat permukiamn pedesaan dan perkotaan - Arahan pengembangan system prasarana wilayah -Arahan pengembangan kawasan yang diprioritaskan Universitas Sumatera Utara -Arahan kebijakan tata guna tanah, tata guna air, tat guna udara dan tat guna sumber daya lainnya. Rencana Tata Ruang secara hierakis dapat dibedakan atas : a. Rencana tata ruang wilayah Nasional, yang produk akhirnya disebut dengan Strategi Nasional Pola Pengembangan Tata Ruang SNPPTR atau Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Nasional. b. Rencana Tata Ruamg Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I, yang produk akhirnya disebut dengan Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi RSTRP, dan kemudian diubah namanya menjadi Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Tingkat I. c. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II, yang perlu akhirnya disebut dengan Rencana Umum Tata Ruang Daerah RUTRD. Atau Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Tingkat II. d. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Madya Daerah Tingkat II, yang produk akhirnya disebut dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota RUTRK. Eko Budiarjo 1995 :23

1.5.3. Kawasan