8. KB8 : Fungsi utama untuk perdangangan dan jasa dan dapat dimanfaatkan secara terbatas untuk permukiman dan kegiatan lainnya sejauh tidak menganggi funsi
pelayanan dan kelestarian lingkungannya 9. KB9 : Fungsi utama untuk permukiman dan dapat dimanfaatkan secara terbatas untuk
industri kerajinan, perdangangan, jasa dan kegiatan lainnya sejauh tidak menganggi funsi pelayanan dan kelestarian lingkungannya
KB: Kawasan Budidaya
4.3.4. Pengelolaan Kawasan Budidaya
Pengelolaan kawasan budidaya diarahkan pada pengembangan sector unggulan pertanian, pariwisata dan UKM secara berkelanjutan, melalu pendektan pengembangan kawasan
agropolitan secara terpadu sebagai bagian dari pengembangan kawasan andalan, untuk mendukung proses produksi, pendistribusian dan konsumsi barang dan jasa secara efisien
sehingga ekonami wilayah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, penciptaan lapangan kerja serta pengurangan kemiskinan.
Untuk mencapi kondisi kawasan budidaya yang dituju tersebut, upaya –upaya strategis yang perlu dilakukan dalam jangka panjang adalah :
1. menetapkan kawasan budidaya sesuai dengan criteria yang berlaku, yang terdiri dari : kawasan
hutan produksi, kawasan pertanian tanamanpangan lahan basah dan lahan kering, kawasan perkebunan, kawasan peternakan, kawasan perikanan, kawasan perindustrian, kawasan
pariwisata, dan kawasan permukiman. 2.
Mengembangan kegiatan pertanian yang lebih strategis antar kabupaten dengan menerapakan konsep agropolitan yang berbasis kegiatan agribisnis ; Kawasan Agropolitan Merek KAM
Universitas Sumatera Utara
dikembangkan di bagian utara, dan kawasan Angropolitan Siborong-borong KAS dikembangkan di bagian selatan Kawasan Danau Toba.
3. Mengembangkan kegiatan pariwisata secara terpadu debgan melakukan daya tarik dan
kegiatan wisata di kawasan Danau Toba dikembangkan 8 kawasanzonasi pengembangan pariwisata serta menngkatkan interaksi antar kabupaten, antar provinsi dan antar negara.
4. Mengembangakan kegiatan ekonomi lainnya yang berbasis pad kegiatan pertanian dan
pariwisata serta sesuai dengan karakteristik Kawasan Danau Toba 5.
memebatasi perkembangan kegiatan budidaya dan permukiman serta prasarana yang dapat menganggu kelestarian fungsilindung Kawasan Danau Toba.
6. Mensosialisasikan konsep dan metode pemanfaatan ruang pengembangan kawasan
budidaya yang berkelanjutan, berkeadilan dan berwawasan lingkungaan. 7.
Memperbaiki dan menyederhanakan system perizinan pemanfaatan ruang kawasan budidaya yntuk menarik minat investasi dan pengelolaan kegiatan ekonomi di Kawasan
Danau Toba. 8.
Memantapkan otonomi daerah dan memberdayakan masyarakat setempat untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang bagi pengembangan ekonomi dan masyarakat.
9. Mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara terpadu untuk mengurangi
konflik antar sector dan pelanggaran perizinan sesuai dengan tata ruang. Pola ruang kawasan ditetapkan dengan membagi menjadi kawasan lindung dan budidaya.
Dengan menggunakan pendekatan ekosistem sumber daya air, pola ruang pada masing-masing Sub DAS di Kawasan Danau Toba yang menunjukkan sebaran kawasan lindung dan kawasan
budidaya, yang bervariasi pada masing-masing Sub DAS. Pengaturan pola ruang pada masing- masing Sub DAS akan berbeda-beda sesuai dengan masalah yang dihadapi, serta tujuan dan
Universitas Sumatera Utara
sasaran yang hendak dicapai. Pembentukan pola ruang Kawasan Danau Toba ini diarahkan 48,98 untuk kawasan lindung dan 51,02 untuk kawasan budidaya namun tetap dalam
kerangka pelestarian lingkungan serta pengembangan wilayah yang berkelanjutan dengan rincian sebagai berikut :
4.4. Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Kawasan Danau Toba Per Kabupaten A. Wilayah Kabupaten Tobasa