secara baik pada setiap bagian, dapat memberikan kemudahan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan manajemen, sehingga dapat menimbulkan
kepuasan kerja karena manajer berhasil menyelesaikan pekerjaan.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukan sebelumnya, maka dapat diambil premis-premis sehingga dapat dijadikan
sebagai dasar dalam mengambil hipotesis. Adapun premis-premis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Premis 1 :
Dalam akuntansi pertanggungjawaban harus terdapat desentralisasi tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada
masing-masing tingkatan manajemen Mulyadi, 1986:381. Premis 2 :
Untuk pengendalian biaya , anggaran biaya harus disusun sesuai dengan tingkatan manajemen dalam organisasi
Mulyadi, 1986:382. Premis 3 :
Penggolongan biaya atas dasar dapat tidaknya biaya tersebut dikendalikan oleh manajer masing-masing
tingkatan manajemen adalah agar laporan pertanggungjawaban benar-benar mencerminkan tingkat
pertanggungjawaban dari masing-masing tingkatan manajemen.
Premis 4
: Sistem akuntansi pertanggungjawaban mempunyai karakteristik khusus, disesuaikan dengan struktur
organisasinya Mulyadi,1986:384. Premis
5 : Laporan pertanggungjawaban merupakan laporan yang
digunakan mempertanggungjawabkan wewenang yang didesentralisasi pada manajer pusat pertanggungjawaban,
yang mencakup realisasi dan anggaran Mulyadi, 1986:389.
Premis 6 :
Akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan secara baik pada setiap bagian, dapat memberikan kemudahan bagi
pimpinan dalam pengambilan keputusan manajemen, sehingga dapat menimbulkan kepuasan kerja karena
manajer berhasil mengerjakan pekerjaan. Premis 7 :
Kepuasan kerja memiliki kaitan langsung dengan prestasi karena prestasi yang baik mengarah ke akuntansi
pertanggungjawaban yang baik pula Teori Porter dan Lawier yang dikutip Supriyono 2000:251-252.
Premier 8 :
Salah satu faktor kepuasan faktor motivasi adalah pertanggungjawaban Teori Herzberg yang dikutip
Supriyono 2000:247.
Berdasarkan uraian premis, maka dapat disusun suatu kerangka pikir sebagai berikut :
Kepuasan kerja Manajer
Akuntansi Pertanggungjawaban
Y X
Rank Spearman
2.4. Hipotesis
Berdasarkan uraian dari perumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian terdahulu dan berdasarkan teori yang digunakan, maka dapat
disusun hipotesis sebagai berikut : “Diduga bahwa ada hubungan penerapan akuntansi pertanggungjawaban
dengan kepuasan kerja manajer pada PTPN XI PK. ROSELLA BARU SURABAYA”.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.
Definisi operasional adalah mengoperasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur,
dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep Sekaran, 2006:4
Dalam penelitian hal-hal yang perlu didefinisikan dan diamati atau diobservasi adalah hubungan penerapan akuntansi pertanggungjawaban
dengan kepuasan manajer. Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai variabel
bebas x.
Adalah suatu sistem akuntansi yang disusun berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab dari masing-masing lapisan atau tingkat manajemen, sehingga biaya yang dikumpulkan dan dilaporkan berdasarkan
tingkat pertanggungjawaban. Adapun indikator dari penerapan akuntansi pertanggungjawaban yaitu:
1. Struktur Organisasi.
Dalam penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban mengharuskan adanya struktur organisasi yang menghubungkan