PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” SURABAYA.

(1)

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI

PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” SURABAYA 

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Pratama Herdyanto 0513010065/FE/AK

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” SURABAYA

yang diajukan

Pratama Herdyanto 0513010065/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh:

Pembimbing Utama

Drs. Ec. H. Munari, MM Tanggal :

NIP. 030 195 017

Mengetahui,

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

Drs.Ec.Saiful Anwar, Msi NIP. 030 194 437


(3)

Segala puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul : PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” SURABAYA.

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, Msi, Selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya


(4)

ii

kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Segenap Staff dan Karyawan PTPN XI PK. Rosella Baru Surabaya.

7. Kedua orang tuaku, adikku serta keluargaku tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.

8. Sahabat-sahabatku yang telah banyak membantu terselesainya skripsi ini. 9. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Mei 2010


(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.1.1. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ... 11

2.2. Landasan Teori ... 12

2.2.1. Fokus Pelanggan ... 12

2.2.1.1. Pengertian Fokus Pelanggan ... 12

2.2.1.2. Macam Pelanggan ... 12

2.2.1.3. Pembentukan Fokus Pelanggan ... 13

2.2.2. Kerjasama Tim ... 16


(6)

2.2.3. Kinerja Manajerial ... 21

2.2.4. Teori Yang Melandasi Antara Fokus Pelanggan Dengan Kinerja Manajerial ... 24

2.2.5. Teori Yang Melandasi Antara Kerjasama Tim Dengan Kinerja Manajerial ... 25

2.3. Kerangka Pikir ... 27

2.4. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 31

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.3.1. Jenis Data ... 32

3.3.2. Sumber Data ... 32

3.3.3. Pengumpulan Data ... 32

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 33

3.4.1. Uji Analisis Data ... 33

3.4.1.1. Uji Validitas ... 33

3.4.1.2. Uji Reliabilitas ... 34

3.4.1.3. Uji Normalitas ... 35

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 36


(7)

3.4.4. Uji Hipotesis ... 38

3.4.4.1. Uji Kesesuaian Model ... 38

3.4.4.2. Uji F ... 39

3.4.4.3. Uji t ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 41

4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 41

4.1.2. Struktur Organisasi ... 42

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

4.2.1. Gambaran Umum Penelitian ... 43

4.2.2. Deskripsi Variabel Fokus Pelanggan (X1) ... 45

4.2.3. Deskripsi Variabel Kerjasama Tim (X2) ... 47

4.2.4. Deskripsi Variabel Kinerja Manajerial (Y) ... 48

4.3. Deskripsi Hasil Pengujian ... 50

4.3.1. Hasil Pengujian Validitas Dan Reliabilitas ... 50

4.3.1.1. Pengujian Validitas ... 50

4.3.1.2. Hasil Pengujian Reliabilitas ... 52

4.3.1.3. Hasil Pengujian Normalitas ... 53

4.3.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 54

4.3.2.1. Uji Multikolinieritas ... 54

4.3.2.2. Uji Heteroskedastisitas ... 55

4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 56


(8)

dan Kerjasama Tim (X2) Terhadap Kinerja

Manajerial (Y) ... 58

4.3.4.3. Pengujian Pengaruh Fokus Pelanggan (X1) dan Kerjasama Tim (X2) Secara Parsial Terhadap Kinerja Manajerial (Y) ... 59

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

4.5. Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1. Kesimpulan ... 64

5.2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Laporan Laba (Rugi) ... 3

Tabel 2 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu ... 11

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 44

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 44

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Fokus Pelanggan (X1) ... 46

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kerjasama Tim (X2) ... 47

Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kinerja Manajerial (Y) ... 49

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Fokus Pelanggan (X1) ... 51

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kerjasama Tim (X2) ... 51

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kinerja Manajerial (Y) ... 52

Tabel 4.10. Hasil Uji Reliabilitas ... 52

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas ... 53

Tabel 4.12. Hasil Uji Multikolinieritas ... 55

Tabel 4.13. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 55


(10)

Tabel 4.17. Perbedaan Penelitian ... 63


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Teori Keseimbangan ... 26 Gambar 2. Diagram Kerangka Pikir ... 28 Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pabrik Karung Rosella ... 43


(12)

  x Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Lampiran 3 Input SPSS

Lampiran 4.1 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Fokus Pelanggan (X1)

Lampiran 4.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Kerjasama Tim (X2)

Lampiran 4.1 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Lampiran 5 Hasil Pengujian Normalitas

Lampiran 6 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Lampiran 7 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Lampiran 8 Tabel r


(13)

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” SURABAYA 

Pratama Herdyanto

Abstraksi

Pabrik Karung “Rosella Baru” adalah salah satu perusahaan BUMN agribisnis perkebunan yang memberikan kontribusi secara nasional. Untuk mencapai tujuan perusahaan yang memperoleh laba maksimal, perusahaan menerapkan manajemen mutu terpadu (Total Quality Management). Kerjasama tim merupakan salah satu unsur terpenting dalam manajemen mutu terpadu, sedangkan fokus pada pelanggan merupakan bagian penting bagi perusahaan dalam meraih keberhasilan. Untuk menyusun dan melaksanakan rencana perusahaan dibutuhkan suatu kemampuan dari manajer untuk pelaksanaannya. Kemampuan tersebut diperoleh melaui fokus pelanggan dan kerjasama tim diharapkan dapat menyusun dan melaksanakan rencana tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh fokus pelanggan dan kerjasama tim terhadap kinerja manajer.

Variabel penelitian adalah Fokus Pelanggan (X1), Kerja Sama Tim (X2) dan Kinerja Manajerial (Y). Sampel dalam penelitian ini adalah manajer PTPN XI Pabrik Karung ”Rosella Baru” Surabaya yang berjumlah 12 orang.Teknik analisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda dan uji hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan yang menyatakan diduga bahwa fokus pelanggan dan kerjasama tim berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dapat terbukti kebenarannya.

Keywords: fokus pelanggan, kerja sama tim, kinerja manajerial.


(14)

1  

1.1. Latar Belakang Masalah

Era persaingan global pada saat ini, bagi setiap perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan diseluruh dunia, meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah dan pesaing juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhi apa yang mereka harapkan dengan cara yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan oleh pesaing.

Pembenahan-pembenahan manajemen, organisasi, sistem, dan prosedur serta pemberdayaan sumber daya yang ada, akan merupakan kegiatan yang bersifat rutin bagi setiap badan usaha dalam rangka mengantisipasi perubahan lingkungan usaha yang menuntut profesional, efisiensi dan produktivitas, kewirausahaan serta inovasi yang tinggi.

Menghadapi krisis ekonomi dan perdagangan bebas dibutuhkan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, produktif dan profesional, iklim usaha yang sehat, pemanfaatan ilmu dan teknologi yang optimal serta terpeliharanya fungsi kelestarian hidup.


(15)

 

Pabrik Karung “Rosella Baru” adalah salah satu perusahaan BUMN agribisnis perkebunan yang memberikan kontribusi secara nasional. Pabrik Karung Rosella Baru merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan karung dan merupakan sebuah unit usaha di bawah menejemen PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) yang memproduksi karung goni dan karung plastik.

Untuk mencapai tujuan perusahaan yang memperoleh laba maksimal, perusahaan menerapkan manajemen mutu terpadu (Total Quality

Management), dimana dalam manajemen mutu terpadu semua usaha

manajemen diarahkan pada satu tujuan utama yaitu terciptanya kepuasan konsumen, dengan perkataan lain fokus perusahaan adalah pelanggan. Segala tindakan yang dilakukan manajemen tidak akan ada gunanya apabila berakhir dengan tidak menghasilkan kepuasan konsumen (Tjiptono dan Diana, 2001 : 105)

Kerjasama tim merupakan salah satu unsur terpenting dalam manajemen mutu terpadu, karena kerjasama tim adalah upaya-upaya sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan sama. Tujuan kerjasama tim adalah untuk menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi, karena banyak sekali permasalahan pelanggan yang harus diselesaikan dan membutuhkan kekompakan dalam kinerja perusahaan.


(16)

Fokus pada pelanggan merupakan bagian penting bagi perusahaan dalam meraih keberhasilan (Howard, 1963 dalam Howard, 1989 : 7). Fokus pelanggan mempunyai andil yang cukup besar dalam perusahaan baik perusahaan dalam bentuk usaha yang sederhana maupun kompleks, hal ini menunjukan bahwa sekalipun perusahaan mampu melengkapi diri dengan peralatan modern dan sumber daya yang berkualitas tetapi keberadaan pelanggan masih diperlukan dalam pencapaian tujuan perusahaan, karena berfokus pada pelanggan juga mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk berkualitas adalah tercapainya kepuasan pelanggan yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan sehingga menunjukan kinerja perusahaan yang meningkat.

Berikut adalah data mengenai anggaran dan realisasi laba rugi pada Pabrik Karung “Rosella Baru” tahun 2005 -2008 sebagai berikut :

Tabel 1: Laporan Laba (Rugi)

dlm Rp. 1000,-

Tahun Anggaran Realisasi Selisih

2005 Rp. 3.024.000 Rp. 1.737.000 Rp. (1.287.000) 2006 Rp. 3.794.000 Rp. 4.669.000 Rp. 875.000 2007 Rp. 2.494.000 Rp. 6.760.000 Rp. 4.266.000 2008 Rp. 3.770.000 Rp. 3.895.000 Rp. 125.000 Sumber : Data Laporan keuangan PK. Rosella Baru

   


(17)

 

Dari data diatas dapat diketahui bahwa tingkat pertumbuhan laba pada PK. Rosella Baru setiap tahunnya mengalami peningkatan. Ini bisa dilihat pada tahun 2005 sampai tahun 2008, tetapi terdapat permasalahan dalam pencapaian realisasi laba yang ada dalam perusahaan khususnya tahun 2005. Itu dikarenakan perusahaan pada tahun tersebut baru berdiri, sehingga pencapaian laba penjualan kurang maksimal. Disini juga timbul pertanyaan, apakah penurunan ini kemungkinan disebabkan karena kurang fokus terhadap pelanggan atau sebab lain. Dalam hal menurunnya kualitas produk dikarenakan stok bahan baku yang sedikit serta mahal dan sulit didapat. Barang rusak yang disebabkan oleh kesalahan pada pengerjaanya maupun pengirimannya.

Beberapa usaha telah dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai target, yaitu dengan cara melakukan strategi dan perencanaan yang baik dan tepat namun hasil yang diperoleh belum menunjukkan hasil yang diharapkan, akan tetapi perusahaan yakin dengan strategi dan perencanaan tersebut akan dapat memperbaiki kinerja perusahaan, sehingga target manajer terhadap kepuasan pelanggan dapat tercapai.

Peningkatan kinerja manajer dalam perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada gilirannya meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan. Untuk menyusun dan melaksanakan rencana tersebut dibutuhkan suatu kemampuan dari manajer untuk pelaksanaannya. Kemampuan tersebut diperoleh melaui fokus pelanggan dan


(18)

kerjasama tim diharapkan dapat menyusun dan melaksanakan rencana tersebut.

Peranan fokus pelanggan adalah untuk memahami apa yang harus dikerjakan dalam menentukan sasaran dan tindakan yang harus dilakukan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Sedangkan peranan kerjasama tim adalah untuk memudahkan manajer atau karyawan dalam rangka pengambilan keputusan tentang apa yang akan dilakukan untuk pencapaian tujuan perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dan banyaknya faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian kinerja manajer secara efektif dan efisien pada perusahaan pada saat ini, maka pada kesempatan ini dilakukan penelitian mengenai “PENGARUH FOKUS PELANGGAN DAN

KERJASAMA TIM TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PTPN XI PABRIK KARUNG “ROSELLA BARU” DI SURABAYA”

   


(19)

 

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

1. Apakah fokus pelanggan berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajerial?

1.3. Tujuan Penelitian

Setiap aktifitas atau kegiatan usaha manusia, baik secara individu maupun kelompok pada dasarnya mempunyai tujuan. Sebab tanpa adanya tujuan yang jelas dan terarah suatu aktifitas atau kegiatan tidak mempunyai arti dan manfaat. Oleh karena itu, tujuan merupakan suatu obyek dalam usaha untuk memperoleh sesuatu yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh fokus pelanggan terhadap kinerja manajer?

2. Untuk menganalisis pengaruh kerjasama tim terhadap kinerja manajer?

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan :

Memberikan masukan bagi pihak manajemen dalam melihat pengaruh fokus pelanggan dan kerjasama tim terhadap kinerja manajerial.


(20)

   

2. Bagi pengembangan akademisi :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi sebagai bahan perbandingan bagi peneliti yang akan datang terhadap materi yang akan datang terhadap materi yang berhubungan. 3. Bagi peneliti :

Memberikan gambaran secara realistis tentang permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan yang pernah dipelajari sehingga akan membuka wawasan berpikir dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam praktek dunia usaha.


(21)

8  

LANDASAN TEORI

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Koento Ariyono (2005)

Judul :

“Pengaruh Kreativitas Dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajer Pada PT. Al-Kahfi Farma”

Perumusan Masalah :

Apakah kreativitas dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajer?

Hipotesis :

Diduga kretivitas dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajer

Kesimpulan :

1. Kreativitas dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajer terbukti kebenaranya

2. Kreativitas dan kerjasama tim secara simultan mampu menjelaskan variasi dari kinerja manajer


(22)

2. Supratiningrum dan Zulaikha (2003)

Judul :

“Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan (Reward) Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Hotel di Indonesia) Perumusan Masalah :

1. Apakah penerapan TQM berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah interaksi penerapan TQM dan sistem pengukuran kinerja

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial?

3. Apakah interaksi penerapan TQM dan sistem penghargaan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial?

Kesimpulan :

1. Bahwa penerapan TQM berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

2. Interaksi TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

3. Interaksi TQM dan sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

3. Dwi Indriyani (2006)

Judul :

“Pengaruh Fokus Pelanggan dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Barata Indonesia di Gresik”


(23)

 

Perumusan masalah :

Apakah fokus pelanggan dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajarial?

Hipotesis :

1. Diduga fokus pelanggan berpengaruh terhada kinerja manajerial? 2. Diduga kejasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajerial?

Kesimpulan :

1. Bahwa hipotesis pertama “diduga fokus pelanggan berpengaruh terhadap kinerja manajerial, telah diuji dan ternyata terbukti kebenarannya, yang artinya fokus pelanggan mempunyai pengaruh yang positif, kuat dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

2. Bahwa hipotesis kedua “diduga kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajerial, telah diuji dan ternyata terbukti kebenarannya, yang artinya kerjasama tim mempunyai pengaruh yang positif, kuat dan signifikan terhadap kinerja manajerial.


(24)

2.1.1. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu Tabel 2 : persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu

NO Nama Judul penelitian Variabel

1. Koento Ariyono (2005) Pengaruh Kreativitas Dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajer Pada PT.

Al-Kahfi Farama

Kreativitas (X1), Kerjasama Tim (X2), Kinerja Manajer (Y)

2. Supratiningrum dan Zulaikha (2003)

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pengukuran Kinerja Dan

Sistem Penghargaan (Reward) sabagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Hotel di Indonesia)

TQM (X1), Sistem pengukuran kinerja (X2), Sistem Penghargaan (X3), Kinerja manajerial (Y)

3. Dwi Indriyani (2006) Pengaruh Fokus

Pelanggan Dan Kerjasama Tim Terhadap

Kinerja Manajerial Pada PT. Barata Indonesia di Gresik Fokus pelanggan (X1), Kerjasama Tim (X2), Kinerja Manajerial (Y)

4. Pratama Herdyanto (2010)

Pengaruh Fokus Pelanggan Dan Kerjasama Tim Terhadap

Kinerja Manajerial Pada PTPN XI PK. Rosella Baru Surabaya Fokus Pelanggan (X1), Kerjasama Tim (X2), Kinerja Manajerial (Y)


(25)

 

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Fokus Pelanggan

2.2.1.1. Pengertian Fokus Pelanggan

Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performa kita atau perusahaan (Nasution, 2001 : 44)

Menurut Tjiptono dan Diana (2001 : 103 – 104), pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang atau suatu organisasi, maka hanya merekalah yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka. Dapat disimpulkan bahwa pelanggan adalah orang yang harus dituruti keinginannya (kebutuhannya) dan harus menjadi prioritas utama bagi perusahaan, karena kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada pelanggan.

Fokus Pelanggan adalah keadaan perusahaan yang selalu memperhatikan kualitas pelayanan agar sesuai dan bahkan melampaui kebutuhan konsumen serta tercapainya kepuasan dan loyalitas konsumen.

2.2.1.2. Macam Pelanggan

Pada dasarnya dikenal 3 macam pelanggan dalam sistem kualitas modern (Nasution, 2001 : 44 - 45) yaitu sebagai berikut :


(26)

1. Pelanggan internal

Adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki pengaruh pada performa pekerjaan (perusahaan). Bagian-bagian, produksi, penjualan, pembayaran gaji, rekrutman dan karyawan merupakan contoh dari pelanggan internal.

2. Pelanggan antara

Adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk. Distributor yang mendistribusikan produk-produk dan agen perjalanan yang memesan kamar hotel untuk

pemakai akhir merupakan contoh dari pelanggan antara. 3. Pemakai eksternal

Adalah pembeli atau pemakai akhir produk, sering disebut sebagai pelanggan nyata. Pelanggan eksternal merupakan orang yang membayar untuk menggunakan produk yang dihasilkan.

2.2.1.3. Pembentukan Fokus Pelanggan

Karakteristik perusahaan-perusahaan yang sukses dalam membentuk fokus pada pelanggan adalah sebagai berikut (Whitely dalam Goetsch dan David, 2000 : 189 – 190).

1. Visi, komitmen dan suasana

Pimpinan perusahaan selalu menunjukan sikap dan tindakan bahwa pelanggan sangat penting bagi perusahaan. Manajer mempunyai


(27)

 

komitmen besar terhadap kepuasan pelanggan dan menjadikan fokus utama dalam promosi karyawan dan kompensasi bagi karyawan yang berprestasi.

2. Penjajaran dengan pelanggan

Pelanggan yang bersifat customer driven menyejajarkan dirinya dengan para pelanggan. Hal ini tercermin dalam beberapa hal :

a. Pelanggan berperan sebagai penasehat.

b. Karyawan memahami atribut produk yang paling dihargai / diharapkan pelanggan

c. Masuknya dalam pelanggan dijadikan sebagai program pengembangan kepuasan pelanggan.

3. Adanya kemauan untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan pelanggan.

Perusahaan bersifat customer driven selalu berusaha untuk mengidentifikasi dan mengatur permasalahan para pelanggannya. Hal ini tercermin dalam hal :

a. Keluhan pelanggan dipantau dan dianalisis.

b. Selalu mengupayakan adanya umpan balik dari pelanggan. 4. Manfaat informasi dari pelanggan.

Perusahaan yang bersifat customer driven tidak hanya mengumpulkan umpan balik dari pelanggan, tetapi juga menggunakan dan


(28)

menyampaikannya kepada semua pihak yang membutuhkan dalam rangka melakukan perbaikan.

5. Mendekati para pelanggan.

Tidaklah cukup bila perusahaan hanya pasif dan menunggu umpan balik yang disampaikan oleh para pelanggannya. Pasar global yang kompetitif menuntut pendekatan yang lebih aktif. Mendekati pelanggan berarti melakukan hal-hal berikut :

a. Berusaha untuk mengatasi semua keluhan pelanggan.

b. Memudahkan para pelanggan untuk menyampaikan keluhannya, misalnya lewat telepon, surat atau datang langsung.

6. Kemampuan, kesanggupan dan pemberdayaan karyawan.

Para karyawan diperlukan sebagai professional yang memiliki kemampuan, dan diperdayakan untuk menggunakan pertimbangan sendiri dalam melakukan hal-hal yang dianggap perlu dalam rangka memuaskan kebutuhan pelanggan yang berkaitan dengan produk tersebut. Ini juga berarti bahwa karyawan diberi sumber daya dan dukungan yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. 7. Penyempurnaan produk dan proses secara terus menerus.

Perusahaan yang bersifat customer driven melakukan setiap tindakan

yang diperlukan untuk secara terus menerus memperbaiki produk dan proses yang menghasilkan produk tersebut.


(29)

 

a. Kelompok fungsional/internal bekerjasama untuk mencapai sasaran bersama

b. Setiap masalah dihadapi bersama

c. Investasi dalam pengembangan ide-ide inovatif dilakukan.

Ketujuh karakteristik tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam membentuk fokus pada pelanggan. Pada tahap awal setiap perusahaan perlu melakukan analisis diri, dalam analisis ini akan dapat ditentukan karakteristik mana yang sudah dan belum ada dalam organisasi.

2.2.2. Kerjasama Tim

2.2.2.1. Pengertian Kerjasama Tim

Menurut Nasution (2001 : 166) Definisi kerjasama tim adalah sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama dan tujuan tersebut akan lebih mudah diperoleh dengan melakukan kerjasama tim daripada dilakukan sendiri.

Menurut Tjiptono dan Diana (2001 : 165 – 166), faktor-faktor yang mendasari perlunya dibentuk kerjasama tim tertentu dalam suatu perusahaan adalah :

a. Pemikiran dari dua orang atau lebih cenderung lebih baik daripada pemikiran satu orang saja.

b. Konsep sinergi (1 + 1 > 2), yaitu bahwa hasil keseluruhan (tim) jauh lebih baik daripada jumlah bagiannya (anggota individual).


(30)

c. Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling membantu.

d. Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik. Kerjasama organisasi tidak akan terlaksana jika para anggota organisasi tidak bekerjasama secara selaras karena itu sangat dibutuhkan kerjasama dalam organisasi (Anthony, et al, 1984 : 40 – 41), hal ini diperkuat oleh Gasperz (2001 : 78) bahwa orang pada semua tingkat organisasi merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi.

Dapat disimpulkan, bahwa kerjasama tim merupakan upaya-upaya sekelompok orang disemua tingkat organisasi yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yan sama. Sehingga diharapkan dapat mamberikan hasil yang jauh labih baik daripada bekerja secara individual.

2.2.2.2. Kunci Keberhasilan Kerjasama Tim

Pembentukan suatu tim tidak dengan sendirinya akan berjalan sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu diperlukan usaha agar dapat mencapai misi dan tujuan pembentukannya. Menurut king (Goetsch dan Davis, 1994 : 218 – 219) menganjurkan 10 strategi yang ia sebut sepuluh perintah tim (ten team

commandements) untuk meningkatkan kinerja suatu tim dalam rangka


(31)

 

Kesepuluh stretegi tersebut adalah : 1. Saling ketergantungan

Saling ketergantungan diperlukan diantara para anggota tim dalam hal informasi, sumber daya, pelaksanaan tugas, dan dukungan, adanya saling ketergantungan dapat memperkuat kebersamaan tim.

2. Perluasan tugas

Setiap tim harus diberi tantangan, karena reaksi atau tanggapan terhadap tantangan tersebut akan membentuk semangat persatuan,kebanggan tim.

3. Penjajaran (Alignment)

Anggota harus bersedia menyisihkan sikap individualnya dala rangka mencapai misi bersama.

4. Bahasa yang umum

Pimpinan harus mengusahakan penggunaan bahasa yang umum, karena biasanya anggota tim berasal dari departemen yang berbeda (pemasaran, akuntansi, produksi dan lain-lain) yang memiliki istilah teknis sendiri. 5. Kepercayaan dan respek

Dibutuhkan waktu dan usaha untuk membentuk kepercayaan dan respek agar setiap anggota tim dapat bekerja sama.

6. Memperhatikan bakat anggota tim

Setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda. Oleh karena itu pemimpin yang baik harus dapat memperhatikan bakat tertentu setiap


(32)

anggota tim sehingga kepemimpinan dan keanakbuahan dapat dibagi bersama.

7. Keterampilan memecahkan masalah

Tim harus banyak menggunakan waktunya untuk membina kemampuan anggotanya dalam memecahkan masalah, karena masalah merupakan hal yang selalu dihadapi oleh setiap organisasi.

8. Keterampilan menangani konflik

Dalam lingkungan kerja yang kompetitif, konflik merupakan hal yang tidak terelakan. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, oleh karena itu dalam TQM dibutuhkan keterampilan dalam menerima perbedaan pendapat (ide, masalah dan saran pemecahan) dan menyampaikan ketidaksetujuan terhadap pendapat orang lain tanpa harus menyakiti hati orang yang bersangkutan.

9. Penilaian tindakan

Penilaian dilakukan dengan memantau dan membandingkan apa yang telah dilakukan dengan pernyataan misi dan rencana tindakan yang ada. Rencana tindakan berisi tujuan, sasaran, jangka waktu, dan penugasan, serta tanggung jawab setiap anggota.

10. Penghargaan

Kesuksesan yang dicapai suatu tim yang efektif dapat diperkuat dengan jalan merayakannya, penghargan dan pengakuan atas tugas yang


(33)

 

terlaksana dengan baik akan memotifasi anggota tim untuk bekerja lebih giat dan tangkas dalam rangka mencapai tujuan berikutnya.

2.2.2.3. Faktor-Faktor Penghambat Kerjasama Tim

Orang-orang dalam suatu kelompok tidak secara otomatis dapat bekerja sama, seringkali tim tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, penyebab utamanya adalah faktor manusia. Beberapa aspek diantaranya adalah (Tjiptono dan Diana, 2001 : 167 – 168) :

1. Identitas pribadi anggota tim

Sudah merupakan hal yang alamiah bila seseorang ingin tahu apakah mereka cocok di suatu organisasi, termasuk didalam suatu tim. Orang mengkhawatirkan hal-hal seperti kemungkinan menjadi outsider, pergaulan dengan orang tim lainnya, faktor pengaruh, dan saling percaya antar anggota tim. Suatu tim tidak dapat berjalan efektif bila anggotanya belum merasa cocok dengan tim tersebut.

2. Hubungan antar anggota tim

Agar setiap anggota dapat bakerja sama, mereka harus saling mengenal dan berhubungan. Untuk itu dibutuhkan waktu bagi anggota yang berasal dari berbagai latar belakang tersebut agar dapat saling membantu bekerjasama.


(34)

3. Identitas tim didalam organisasi

Faktor ini terdiri dari dua aspek. Pertama, kesesuaian atau kecocokan tim didalam organisasi. Aspek ni menyangkut apakah misi tersebut merupakan prioritas dalam perusahaan? Apakah tim memperoleh dikungan dari manajemen puncak?, Aspek kedua adalah pengaruh kanggotaan dalam tim tertentu terhadap hubungan dengan anggota diluar tim. Aspek ini terutama sangat penting dalam gugus tugas dan tim proyek dimana anggota tim itu berusaha mempertahankan hubungan yang telah terbina dengan rekan kerja yang bukan anggota tim.

2.2.3. Kinerja Manajerial

Menurut Suyadi (1999) dalam Suprantiningrum dan Zulaikha (2003 : 777),

performance (kinarja) adalh hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka meningkatkan pencapaian tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum sesuai dengan aturan ataupun etika.

Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan organisasi. Menurut Mahoney, dkk (1963) dalam Kurnianingsih dan Indriantoro (2001 : 35), yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan


(35)

 

manajerial antara lain : perncanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf (staffing) dan perwakilan presentasi.

Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kerja manajerial. Manajer menghadirkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berbeda di dalam daerah wewenangnya.

Pekerjaan seorang manajer harus selalu berdasarkan tugas yang diperlukan untuk mencapai sasaran perusahaan. Pekerjaan itu harus tampak nyata. Pekerjaan yang memberikan sumbangan yang kelihatan dan jika mungkin dapat diukur, demi keberhasilan perusahaan hendaknya lingkup dan wewenang pekerjaan itu seluas mungkin, bukannya sesempit mungkin. Para manajer seharusnya diarahkan dan dikendalikan oleh sasaran prestasi mereka, bukan oleh atasan mereka.

Kinerja manajer dapat diartikan mendapatkan hasil yang lebih baik dari suatu proses organisasi team dan individu sebagai pemahaman dan pelaksana kinerja dengan persetujuan kerangka kerja dari tujuan organisasi, standart dan syarat yang telah ditetapkan (Armstrong, 1994 : 23).

Menurut Wiliams (2001 : 20), peran yang harus dilakukan manajer ketika mengerjakan tugas-tugasnya meliputi :

1. Peran Antar Pribadi


(36)

Manajer melakukan tugas-tugas seremonial, seperti menyambut tamu-tamu perusahaan.

b. Peran pemimpin

Manajer member motivasi dan semangat kepada para karyawan untuk mencapai sasaran organisasi.

c. Peran penghubung

Manajer berhubungan dengan orang-orang diluar unit mereka. 2. Peran sumber informasi

a. Peran pengamat

Manajer memantau lingkungan mereka untuk informasi. b. Peran penyalur

Manajer member informasi dengan orang lain didalam departemen atau perusahaan mereka.

3. Peran juru kamera

Manajer membagi informasi dengan orang lain didalam departemen atau perusahaan mereka.

4. Peran pengambil keputusan a. Peran wirausahaan

Manajer menyesuaikan diri sendiri, bawahannya dan unitnya kepada perubahan yang meningkat.


(37)

 

Manajer menghadapi tekanan dan persoalan berat yang memerlukan perhatian dan tindakan cepat.

c. Peran pengalikasian sumber daya

Manajer memutuskan siapa yang menerima sumber daya apa dan berapa banyak yang akan diperoleh.

d. Peran ahli negoisasi

Manajer merundingkan jadwal, proyek, sasaran hasil akhir, sumber daya dan kenaikan gaji karyawan.

2.2.4. Teori Yang Melandasi Antara Fokus Pelanggan Dengan Kinerja Manajerial

Teori perilaku konsumen melandasi hubungan fokus pelanggan dan kinerja manajerial. Teori perilaku konsumen merupakan teori yang memahami konsumen secara luas. Memahami konsumen itu tidak hanya memikirkan tentang konsumen tetapi juga memahami bagaimana kita (perusahaan) berkomunikasi dengan mereka. Dalam hal ini komunikasi dapat dijadikan sebagai kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan. Untuk menjadi organisasi yang efektif, kita harus dapat menerima masukan/pendapat baik pihak ekstern maupun intern. Menurut teori perilaku konsumen, penelitian dan perkembangan mengenai konsumen harus dilihat secara logika untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pelayanan dan produk. Teori perilaku konsumen pada saat ini merupakan titik terpenting dalam pemasaran. Intinya


(38)

mereka meneliti tentang mengapa konsumen membeli dan memprediksi apa yang akan konsumen beli. Penelitian tersebut menjadi pengetahuan untuk dipelajari, karena penelitian tersebut dapat memberikan aspek perilaku konsumen dalam meningkatkan efisiensi perusahaan. Teori perilaku konsumen menyatakan fokus pada pelanggan berhubungan langsung dengan kinerja manajer (Howard, 1989 : 3-6)

Menurut teori perilaku konsumen, pemasaran berhubungan dengan teori ini yaitu memahami apa yang dibutuhkan konsumen dihubungkan dengan apa yang dibutuhkan perusahaan membantu perusahaan dalam melakukan strategi pemasaran.

2.2.5. Teori Yang Melandasi Antara Kerjasama Tim Dengan Kinerja Manajerial

Teori yang melandasi hubungan antara kerjasama tim dan kinerja manajer adalah teori keseimbangan (balance Theory) dari formasi kelompok. Teori ini menyatakan bahwa orang-orang tertarik satu sama lain pada dasar sikap-sikap yang serupa tehadap obyak-obyek dan tujuan-tujuan yang relevan secara umum, suatu kelompok akan produktif bila anggotanya memiliki keterampilan, pribadi yang baik serta mendapat dukungan dari manajemen dan meningkatkan kinerja perusahaan. Teori keseimbangan menyatakan kerjasama tim berhubungan langsung dengan kinerja (Newcomb, 1961 dalam luthans, 1995 : 247)


(39)

 

Gambar 1. Teori Keseimbangan

      Individu X       Individu Y   

 

       

       Z

Nilai dan sikap yang sama :  Agama

 Politik  Gaya hidup  Perkawinan  Pekerjaan  otoritas

Individu X akan berinteraksi dan membentuk hubungan atau kelompok dengan individu Y karena sikap-sikap dan nilai umum (Z). sekali hubungan ini terbentuk, para partisipasi berusaha keras untuk menjaga keseimbangan simetri antara daya tarik dan sikap-sikap umum. Jika keseimbangan ini tidak bias dipertahankan, hubungan ini dibubarkan. Baik keakraban maupun interaksi memerankan peran dalam teori keseimbangan.


(40)

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukakan tersubut, maka dapat diambil premis-premis yang kemudian dari premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis, maka premis-premis tersebut adalah :

 Premis 1

Kreativitas dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajer. (Koento Ariyono, 2005).

 Premis 2

Fokus pelanggan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. (Dwi Indriyani, 2006).

 Premis 3

Penerapan TQM berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. (Supratiningrum dan Zulaikha, 2003)

 Premis 4

Teori perilaku konsumen menyatakan fokus pelanggan berhubungan dengan kinerja manajer.

(Howard, 1989 : 3-6).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, kerangka pikir yang ingin ditawarkan dalam penelitian ini adalah : pertama, dengan fokus pada pelanggan diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial dalam


(41)

 

perusahaan. Kedua, dengan kerjasama tim diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial dalam perusahaan. Dari premis-premis hasil penelitian terdahulu dan teori yang ada maka dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram Kerangka Pikir

Fokus pelanggan (X1) 

Kinerja manajerial (Y) 

Kerjasama Tim (X2)

Uji Statistik Regresi Linier Berganda

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori yang digunakan, maka hipotesis yang dapat disusun adalah : “Diduga bahwa fokus pelanggan dan kerjasama tim berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, hal ini didukung oleh premis (1, 2, 3, 4)”.


(42)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara membubuhkan arti atau secara spesifik menentukan kegiatan yang dipakai untuk mengukur variabel itu. Definisi yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional menentukan bagaimana cara suatu variabel itu diukur. Variabel diukur dengan menggunakan instrument pengukuran dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pertanyaan-pertanyaan tipe “sementic

differential”. Untuk setiap pilihan responden atau jawaban diberi skor dan

skor yang diperoleh mempunyai tingkat pengukuran interval. Pada penelitian ini digunakan 3 variabel, yaitu:

1. Kinerja Manajerial (Y), adalah kinerja para individu dalam kegiatan-kegiatan manajerial dan atau evaluasi atas pekerjaan yang telah dilakukan baik kepada atasan, rekan kerja, bawahan, atau terhadap diri sendiri. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi, dan representasi serta satu dimensi pengukuran kerja seseorang manajer secara keseluruhan. (Mahoney dkk. (1963) dalam Kurnianingsih dan Indriantoro, 2001 : 35)

29  


(43)

 

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval dan teknik pengukuranya menggunakan Semantik Deferensial, yang menggunakan skala 7 poin. Jawaban poin 1-3 menunjukkan tingkat kinerja manajer dibawah rata-rata. Jawaban poin 4 menunjukkan tingkat kinerja manajer rata-rata. Sedangkan jawaban dengan poin 5-7 menunjukkan tingkat kinerja manajer diatas rata-rata.

2. Fokus Pelanggan (X1), adalah keadaan perusahaan yang selalu memperhatikan kualitas pelayanan agar sesuai dan bahkan melampaui kebutuhan konsumen serta tercapainya kepuasan dan loyalitas konsumen. Variabel fokus pelanggan diukur dengan menggunakan indikator dan instrumen yang dikembangkan oleh Tjiptono dan Diana (2001 : 109-112). Indikator yang digunakan adalah visi, komitmen, dan suasana. Penjajaran dengan pelanggan. Kemauan mengidentifikasidan mengatasi permasalahan pelanggan. Mendekati para pelanggan. Kemampuan, kesanggupan, dan pemberdayaan karyawan. Penyempurnaan produk dan proses secara terus menerus.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval dan teknik pengukuranya menggunakan Semantik Deferensial, yang menggunakan skala 7 poin. Jawaban poin 1-3 menunjukkan tingkat fokus pelanggan dibawah rata-rata. Jawaban poin 4 menunjukkan tingkat fokus pelanggan rata-rata. Sedangkan jawaban dengan poin 5-7 menunjukkan tingkat fokus pelanggan diatas rata-rata.


(44)

3. Kerja Sama Tim (X2), adalah upaya-upaya sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama. Variabel kerja sama tim diukur dengan menggunakan instrumen oleh Pace dan Foules (1993 : 316-317). Indikator yang digunakan adalah pembentukan, gangguan, penormaan, pelaksanaan, frekuensi diskusi, kerjasama tim secara silang. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval dan teknik pengukuranya menggunakan Semantik Deferensial, yang menggunakan skala 7 poin. Jawaban poin 1-3 menunjukkan tingkat kerjasama tim dibawah rata-rata. Jawaban poin 4 menunjukkan tingkat kerjasama tim rata-rata. Sedangkan jawaban dengan poin 5-7 menunjukkan tingkat kerjasama tim diatas rata-rata.

3.2. Teknik Penentuan Sampel a. Obyek dan Populasi

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pabrik Karung “Rosella Baru” di Surabaya. Sedangkan populasi yang dipergunakan adalah manajer yang berjumlah 12 orang.

b. Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini semua unit dijadikan sampel, karena yang dijadikan sampel adalah manajer Pabrik Karung “Rosella Baru” di Surabaya. Penelitian ini adalah penelitian sensus jadi semua anggota populasi merupakan sampel.


(45)

 

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

a. Data Primer

Adalah data yang langsung didapatkan dari perusahaan yang diteliti baik perorangan atau staf dari perusahaan yang diteliti seperti data dari kuisioner.

b. Data Sekunder

Adalah data yang sudah ada dan disusun oleh pihak perusahaan. Selain itu data sekunder berasal dari studi kepustakaan berupa teori yang berhubungan dengan topik pembahasan dan penyusunan skripsi ini. (Nazir, 1988 : 58)

3.3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari perusahaan yang menjadi obyek penelitian yaitu Pabrik Karung ”Rosella Baru” di Surabaya.

3.3.3. Pengumpulan Data 1. Interview

Mengadakan wawancara kepada para manajer untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk menunjang serta mempermudah pembahasan dalam penelitian ini.


(46)

2. Kuesioner

Melaksanakan penyebaran daftar pertanyaan yang berisikan rata-rata tanggapan karyawan atau manajer mengenai fokus pelanggan dan kerjasama tim dalam mendorong kinerja manajer.

3. Dokumentasi

Mengadakan pengutipan catatan atau data yang disediakan perusahaan yang berkaitan dengan penulisan penelitian.

3.4. Teknik Analisa dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Analisis Data

3.4.1.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diukur dengan mengkorelasikan antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total dari penjumlahan seluruh skor pertanyaan. (Sumarsono, 2004 : 31), apabila korelasi antar skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas.

Dasar pengambilan keputusan (Santoso, 2001 : 277)

 Jika r hasil positif, serta r hasil > r table, maka butir atau varibel tersebut valid.


(47)

 

 Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r table, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

3.4.1.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan sebagai syarat untuk mengukur tiap-tiap variabel dalam instrument, teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan mencari koefisien reliabilitas internal item pertanyaan kuisioner yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan, untuk mengetahui konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas dapat dilihat dari error yang terjadi maka makin kecil reliabilitas pengukuran dan sebaliknya dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas sebagai berikut :

Vp

Vs

r

 

(Nazir, 1988 : 164)

Dimana :

r = Koefisien releabilitas Vs = Variance yang sebenarnya Vp = Variance yang diperoleh


(48)

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Mengukur reliabilitas dengan UJi Statistik Cronbrach Alpha, dimana suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Croncbach Alpha > 0,6 (Ghozali, 2001 : 133).

3.4.1.3. Uji Normalitas

Digunakan untuk mengetahui apakah data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang biasa dipakai antaranya adalah metode Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk (Sumarsono, 2002 : 40)

Ukuran untuk menentukan normalitas menurut Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk (Sumarsono, 2002 : 43)

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitas) < 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

 Jika nilai signifikansi (nilai probabilitas) > 5%, maka distribusi adalah normal.


(49)

 

3.4.2. Uji Asumsi Klasik 1. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2001 : 57). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah sebagai berikut :

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumya diatas 0,9) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

3. Multikolonearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation faktor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas.

2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke


(50)

pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2001 : 69). Untuk menguji mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

 Jika nilai probabilitas > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.  Jika nilai probabilitas < 0.05 berarti terjadi heteroskedastisitas

(Soemarsono, 2004 : 36)

Dengan menggunakan rumus Rank Spearman :

 

1

6

1 2

2  

n n

d

rs i

  (Gujarati, 1995 : 188) Keterangan :

di = perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-1 n = banyaknya data

3.4.3. Teknik Analisa

Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian yang dilakukan, maka kaitan antara variabel penelitian dapat digambarkan secara spesifik ke dalam model analisa Regresi Linear Berganda sebagai berikut :

y = βo + β1X1 + β2X2 +e

dimana : y = kinerja manajer X1 = fokus pelanggan


(51)

 

X2 = kerjasama tim

β0 = konstanta

β1,β2 = koefisien regresi

e = kesalahan baku

Sumber : Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi jurusan Akuntansi

3.4.4. Uji Hipotesis

3.4.4.1. Uji Kesesuaian Model

Penelitian yang didasarkan pada data populasi, atau sampling total, atau sensus tidak melakukan pengujian hipotesis statistik. Penelitian yang demikian dari sudut pandang statistik adalah penelitian deskriptif.(Sugiono, 2000: 81).

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.(Sugiono, 2008: 147)

Jadi secara teknis dapat diketahui bahwa, dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.(Sugiono, 2008: 148)


(52)

3.4.4.2. Uji F

Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh simultan variabel X1 bersama X2 terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

a. Ho : β1 = β2 = ... = βj ≠ 0 (X1, X2 bersama Xj tidak berpengaruh terhadap Y)

Ha : salah satu dari βj ≠ 0 (X1, X2 bersama Xj berpengaruh terhadap Y) b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat

bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel c. Dengan F hitung sebesar :

Fhit = R2/(k - 1) (1 – R2)/(n - k)

Keterangan :

F hitung = F hasil perhitungan

R 2 = Koefisiensi Determinasi Ganda k = Jumlah variabel

n = Jumlah pengamatan d. Kriteria Pengujian :

Apabila nilai probabilitas > 0,05 H0 diterima dan H1 ditolak artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok unttuk mengetahui pengaruh


(53)

 

ap Y).

sikap, motivasi, dan kepribadian terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan.

Apabila nilai probabilitas < 0,05 H0 ditolak dan H1 diterima artinya model regresi yang dihasilkan cocok untuk menegtahui pengaruh sikap, motivasi, dan kepribadian terhadap persepsi manjer atas informasi akuntansi

3.4.4.3. Uji t

Uji hipotesis yang kedua adalah Uji t, untuk menguji signifian atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas secara persial terhadap variabel terikat dengan prosedur sebagai berikut : Anonim, 2009:L-21)

a. H0 : B1 = B2 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara X1 atau X2 terhadap Y).

Ha :B1 = B2 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan antara X1 atau X2 terhad

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05. c. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

 H0 diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel

 H0 diolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t table


(54)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Pabrik Karung Rosella Baru adalah sebuah perusahaan yang bermodal dari pemerintah Indonesia dan Belanda, yang mana pada awalnya perusahaan ini hanya khusus memproduksi karung gula. Pada bulan Agustus Tahun 1952 terjadi kesepakatan antara FIRMA TIEDEMAN & VAN MARCHEN serta BANK INDUSTRI NEGARA untuk mengelola perusahaan yang bergerak di industri karung tersebut. Dalam pelaksanaannya, segala pembangunan dan berdirinya pabrik ini disuplai peralatan di segala bidang oleh BANK INDUSTRI NEGARA, sehingga pada tahun 1953 pabrik ini mulai dibangun dan selesai pada tahun 1954.

Pada tanggal 25 Januari 1954, pabrik karung Rosella berdiri atas akta notaris Mr. Soewandi No. 764/1954 dan pada saat itu pimpinan pabrik dipegang oleh Bapak R. Mogni. Pada Tahun 1954 - 1955 salah satu industri negara yang menyelenggarakan perkebunan serat adalah NV. CULTURE MIJTANI MULYA yang mana pada saat itu mendapat tugas untuk menjadi pemasok atau supplier serat Rosella sebagai bahan baku pembuatan karung untuk pabrik karung Rosella. Pada Tanggal 16 Desember 1960 NV. CULTURE MIJTANI MULYA diambil alih oleh


(55)

NV. Pabrik Karung Rosella sepenuhnya, dan juga dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1960, Pabrik Karung Rosella diambil alih oleh Pemerintah kemudian dimasukkan ke dalam Departemen Pendataan dan selanjutnya pabrik tersebut diserahkan kepada Departemen Pertanian.

Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1963 pabrik karung Rosella diserahkan kepada Departemen Perkebunan Negara yang kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara dan dimasukkan ke dalam unit induk Perusahaan Perkebunan Negara XVII (Persero) di Semarang. Pada Tanggal 31 Juli 1974 dengan akta notaris GBS LUMBAN TOBING nama Perusahaan Perkebunan Negara XVII (Persero) diubah menjadi PT. Perkebunan XVII (Persero). Pabrik Karung Rosella Surabaya termasuk salah satu unit produksi PT. Perkebunan Rosella XVII (Persero), yang kemudian pada Tanggal 30 Juni 1992 dilikuidasi oleh Pemerintah.

Pada Tanggal 1 Agustus 1992 Pabrik Karung Rosella kembali dioperasikan kembali dalam lingkungan PT. Perkebunan XXIV – XXV ( (Persero). PT. Perkebunan XXIV – XXV oleh BUMN kemudian dijadikan satu manajemen menjadi PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) yang hingga saat ini menjadi Kepala Unit Tetap PK. Rosella Baru Surabaya.

4.1.2. Struktur Organisasi

Beikut ini adalah struktur organisasi yang ada pada pabrik karung Rosela Baru:


(56)

Struktur Organisasi Pabrik Karung Rosella

Sumber: Pabrik Karung Rosella Baru

4.2.Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Gambaran Umum Penelitian

1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis jabatan sebagai berikut:


(57)

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

No Jabatan Jumlah %

1 Kepala 1 8,33

2 Kepala A.K.U 1 8,33

3 Kasie Hak / Umum 1 8,33

4 Kasie Keuangan 1 8,33

5 Kasie SDM 1 8,33

6 Kasie Pembukuan 1 8,33

7 Kasie Gudang 1 8,33

8 Kepala Produksi 1 8,33

9 Kasie Teknolog 3 25

10 Kasie Teknik 1 8,33

Total 12 100

Sumber: Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)

Berdasarkan tabel 4.1. di atas diketahui bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah para manajer di semua departemen yang ada di pabrik karung Rosella Baru yang terdiri dari Kepala (1) orang, Kepala AKU (1) orang, Kasie Hak/Umum (1) orang, Kasie Keuangan (1) orang, Kasie SDM (1) orang, Kasie Pembukuan (1) orang, Kasie Gudang (1) orang, Kepala Produksi (1) orang, Kasie Teknolog (3) orang dan Kasie Teknik (1) orang.

2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh gambaran responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah %

1 S-1 8 66,7

2 S-2 4 33,3

Total 12 100

Sumber: Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)

Berdasarkan tabel 4.2. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai pendidikan S-1 berjumlah


(58)

berjumlah 4 orang atau sebesar 33,3%.

3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh gambaran responden berdasarkan usia sebagai berikut:

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah %

1 25-35 3 25

2 36-45 5 41,6

3 >45 4 33,4

Total 12 100

Sumber: Hasil penyebaran kuesioner (diolah peneliti)

Berdasarkan tabel 4.3. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai usia antara 25 sampai dengan 35 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 25%, kemudian responden yang mempunyai usia antara 36-45 tahun yaitu sebanyak 5 atau sebesar 41,6%, lalu yang mempunyai usia di atas 45 tahun sebanyak 4 orang atau 33,4%.

4.2.2. Deskripsi Variabel Fokus Pelanggan (X1)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dapat diperoleh jawaban responden sebagai berikut:


(59)

Tabel 4.4.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Fokus Pelanggan (X1)

Skor Jawaban

No Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 Total

1

Dalam menentukan visi, komitmen, dan suasana fokus pada pelanggan sebagai faktor utama dalam pertimbangan kenaikan pangkat dan kompensasi

0 0 0 2 5 3 2 12

2

Dalam penjajaran dengan pelanggan, masukan dan umpan balik dari pelanggan dimasukkan dalam proses pengembangan produk

0 0 0 2 2 4 4 12

3

Untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan, keluhan para pelanggan dipentau dan dianalisis

0 0 0 0 3 7 2 12

4

Dalam memanfaatkan informasi, karyawan dan manajer memahami kebutuhan dan harapan pelanggan

0 0 0 0 5 4 3 12

5

Tersedia sarana bagi pelanggan apabila mereka ingin menyampaikan kritik, saran, dan keluhan

0 0 0 1 2 7 2 12

6

Kemampuan, kesanggupan, sumber daya dan dukungan diperlukan oleh karyawan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan

0 0 0 0 3 5 4 12

7

Dalam penyempurnaan produk dan proses secara terus menerus, setiap masalah diatasi dengan segera

0 0 0 0 3 5 4 12

Total 0 0 0 5 23 35 21

Sumber: Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa pihak manajerial pabrik karung Rosella selama ini telah menerapkan fokus pelanggan dengan baik, hal tersebut nampak dari penyebaran jawaban responden yaitu para karyawan di jajaran manajerial yang sebagian besar berada di skor jawaban 6 yang berarti setuju, yaitu sebanyak 35 jawaban. Uraian di atas juga menunjukkan bahwa selama ini pihak manajemen telah melakukan berbagai perbaikan di bidang internal manajemennya seperti adanya pengembangan produk, adanya pantauan dan analisis terhadap permasalahan dan keluhan para


(60)

ingin menyampaikan kritik maupun saran.

4.2.3. Deskripsi Variabel Kerjasama Tim (X2)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dapat diperoleh jawaban responden sebagai berikut:

Tabel 4.5.

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kerjasama Tim (X2)

Skor Jawaban

No Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 Total

1

Dalam fungsi tugas, anggota tim bersama sama menyelesaikan masalah berbagai informasi dan merencanakan serta mengkoordinasi kegiatan-kegiatan

0 0 1 0 5 2 4 12

2

Dalam lingkungan kerjasama tim, menciptakan keterbukaan semua anggota tim untuk saling berbagi pendapat dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dimana semuanya dipertimbangkan agar persaingan dapat ditekan

0 0 0 1 4 5 2 12

3

Dalam kelompok kerja, anggota tim bekerjasama mencari penyebab gangguan/konflik yang terjadi dalam tim

0 0 0 0 3 6 3 12

4

Pembagian tugas kerja dengan melibatkan semua anggota tim, dilakukan secara adil sehingga meningkatkan interaksi yang tinggi dalam anggota tim

0 0 0 0 4 5 3 12

5

Diskusi dalam tim dilakukan secara teratur untuk memperbaiki kualitas kinerja perusahaan

0 0 0 1 2 6 3 12

6

Kerjasama tim dilakukan dengan silang unit, tingkat, dan lokasi sesuai dengan fungsinya

0 0 0 1 4 5 2 12

Total 0 0 1 3 22 29 17


(61)

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa pihak manajerial pabrik karung Rosella selama ini telah melakukan kerjasama tim yang baik, hal tersebut nampak dari penyebaran jawaban responden yaitu para karyawan di jajaran manajerial yang sebagian besar berada di skor jawaban 6 yang berarti setuju, yaitu sebanyak 29 jawaban.

Kerjasama tim yang baik tersebut nampak dari dilaksanakannya berbagai fungsi tugas seperti penyelesaian masalah dengan berbagai informasi dengan perencanaan serta koordinasi kegiatan yang baik. Selain itu adanya keterbukaan semua anggota tim untuk saling berbagi pendapat dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dimana semuanya dipertimbangkan agar persaingan dapat ditekan, dalam kelompok kerja. Dengan adanya kerjasama tim yang baik maka diharapkan secara berkesinambungan dapat meningkatkan kinerja manajerial dari pabrik karung Rosella.

4.2.4. Deskripsi Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dapat diperoleh jawaban responden sebagai berikut:


(62)

Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Skor Jawaban

No Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 Total

1

Dalam merencanakan, Bapak/Ibu ikut berperan serta dalam menentukan kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, merancang prosedur, pemrograman

0 0 0 1 6 2 3 12

2

Dalam investigasi, Bapak/Ibu menyiapkan dan mengumpulkan informasi untuk catatan, laporan, mengukur dan menganalisa hasil pekerjaan

0 0 0 0 3 5 4 12

3

Dalam mengkoordinasi, Bapak/Ibu saling menukar informasi dengan orang untuk catatan, laporan, mengukur dan menganalisa hasil pekerjaan

0 0 0 0 5 4 3 12

4

Dalam pengevaluasian terhadap hasil kerja, Bapak/Ibu ikut menilai dan mengukur proposal kerja yang diamati atau dilaporkan, menilai pegawai, penilaian catatan

0 0 1 2 2 4 3 12

5

Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Bapak/Ibu mengarahkan, memimpin, dan mengembangkan bawahan. Bapak/Ibu, membimbing, melatih, dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani keluhan

0 0 0 2 1 6 3 12

6

Dalam menjalankan fungsi pemilihan staff, Bapak/Ibu ikut dalam merekrut, mewawancarai, dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan, dan memutasi pegawai

0 0 1 2 2 4 3 12

7

Dalam menjalankan fungsi organisasi, Bapak/Ibu ikut dalam melakukan pembelian, penjualan, atau ikut melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok dan tawar-menawar secara kelompok

0 4 0 5 3 0 0 12

8

Dalam menjalankan fungsi perwakilan, Bapak/Ibu mengikuti atau menghadiri pertemuan, pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pendekatan kemasyarakatan untuk mempromosikan tujuan umum organisasi

0 0 1 1 3 4 3 12

9

Setiap minggu, bulan atau tahun, Bapak/Ibu selalu melakukan penilaian kerja organisasi secara menyeluruh

0 0 0 2 4 4 2 12

Total 0 4 3 15 29 29 24


(63)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa secara umum kinerja manajerial dalam manajemen pabrik karung Rosella telah terlaksana dengan cukup baik, hal tersebut nampak dari penyebaran jawaban responden yaitu para karyawan di jajaran manajerial yang sebagian besar berada di skor jawaban 6 yang berarti setuju, yaitu sebanyak 29 jawaban.

Hal tersebut menunjukkan bahwa secara umum para karyawan yang berada dalam jajaran manajerial pabrik karung rosella telah mampu melaksanakaan berbagai fungsi manajerial dengan baik, seperti dalam hal perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pemilihan staff, fungsi organisasi serta perwakilan.

4.3.Deskripsi Hasil Pengujian

4.3.1. Hasil Pengujian Validitas Dan Reliabilitas 4.3.1.1 Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Kriteria yang digunakan dalam pengujian validitas adalah jika r hasil positif dan r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid demikian sebaliknya jika jika r hasil positif dan r hasil < r tabel maka maka butir atau variabel tersebut tidak valid. Hasil pengujian validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(64)

Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Fokus Pelanggan (X1)

Item Pertanyaan

Corrected item -

total correlation r tabel Keterangan

1 0,615 0,317 Valid

2 0,801 0,317 Valid

3 0,797 0,317 Valid

4 0,889 0,317 Valid

5 0,837 0,317 Valid

6 0,808 0,317 Valid

7 0,718 0,317 Valid

Sumber : Lampiran 4.1

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa nilai Corrected

item - total correlation yang diperoleh untuk masing-masing item

pertanyaan untuk variabel fokus pelanggan (X1) lebih besar dari 0,317 (df = 10) yang disyaratkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel Fokus Pelanggan telah valid.

Tabel 4.8.

Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kerjasama Tim (X2)

Item Pertanyaan

Corrected item -

total correlation r tabel Keterangan

1 0,756 0,317 Valid

2 0,748 0,317 Valid

3 0,945 0,317 Valid

4 0,876 0,317 Valid

5 0,931 0,317 Valid

6 0,678 0,317 Valid

Sumber : Lampiran 4.2

Berdasarkan tabel 4.8. di atas dapat diketahui bahwa nilai

Corrected item - total correlation yang diperoleh untuk masing-masing

item untuk variabel kerjasama tim (X2) lebih besar dari 0,317 (df = 10) yang disyaratkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel Kerjasama Tim telah valid.


(65)

Tabel 4.9.

Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Item Pertanyaan

Corrected item -

total correlation R tabel Keterangan

1 0,897 0,317 Valid

2 0,696 0,317 Valid

3 0,883 0,317 Valid

4 0,749 0,317 Valid

5 0,785 0,317 Valid

6 0,934 0,317 Valid

7 0,583 0,317 Valid

8 0,698 0,317 Valid

9 0,713 0,317 Valid

Sumber : Lampiran 4.3

Berdasarkan tabel 4.9. di atas dapat diketahui bahwa nilai

Corrected item - total correlation yang diperoleh untuk masing-masing

item untuk variabel kinerja manajerial lebih besar dari 0,317 (df = 10) yang disyaratkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel kinerja manajerial telah valid.

4.3.1.2.Hasil Pengujian Reliabilitas

Selanjutnya pengujian dilakukan untuk mengetahui reliabilitas dari masing-masing kuesioner, dimana dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10. Hasil Uji Reliabilitas

Item pertanyaan Cronbach

Alpha Hitung Sig Ket

Fokus Pelanggan(X1) 0,818 0,60 Reliabel

Kerjasama Tim (X2) 0,799 0,60 Reliabel

Kinerja Manajerial (Y) 0,826 0,60 Reliabel

Sumber : Lampiran 4.1-4.3

Dari hasil pengujian reliabilitas di atas, dapat diketahui bahwa nilai


(66)

bahwa semua item untuk ketiga variabel yang diteliti telah reliabel.

4.3.1.3.Hasil Pengujian Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah Kolmogorov Smirnov dan Shapiro Wilk.

Dari hasil pengujian normalitas yang dilakukan terhadap variabel-variabel yang diteliti dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan

Shapiro Wilk didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

,230 12 ,080 ,900 12 ,158

,182 12 ,200* ,938 12 ,471 ,163 12 ,200* ,917 12 ,260 Fokus Pelanggan

Kerjasama Tim Kinerja Manajerial

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance. *.

Lilliefors Significance Correction a.

Sumber: lampiran 5

Berdasarkan hasil pengujian normalitas yang disajikan pada tabel 4.11 di atas diketahui bahwa nilai statistics Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih dari dari 0,05, sesuai dengan kriteria bahwa sebaran data disebut berdistribusi normal apabila memiliki taraf signifikan > 0,05 (Sumarsono, 2002:40), oleh karena itu dapat diputuskan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.


(67)

4.3.2. Pengujian Asumsi Klasik 4.3.2.1.Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2001 : 57). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah sebagai berikut :

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumya diatas 0,9) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. 3. Multikolonearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance

inflation faktor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas

Dari hasil pengujian terhadap gejala mulitikolinieritas diperoleh hasil sebagai berikut :


(68)

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel bebas Tolerance VIF

Fokus Pelanggan (X1) 0,626 1.598

Kerjasama Tim (X2) 0,626 1.598

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas dalam penelitian ini memiliki nilai VIF kurang dari 10, artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinier.

4.3.2.2.Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2001 : 69). Untuk menguji mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai probabilitas > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika nilai probabilitas < 0.05 berarti terjadi heteroskedastisitas

(Soemarsono, 2004 : 36)

Hasil pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.13.

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

No Variabel Nilai mutlak

dari residual

Taraf Signifikansi

1. Fokus Pelanggan (X1) -0,007 0,982

2 Kerjasama Tim (X2) -0,011 0,974


(69)

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa tingkat signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS diperoleh persamaan regresi sebagai berikut (lampiran 6) :

Y= -4,021 +0,562 X1 + 0,933 X2

Berdasarkan persamaan regresi diatas mempunyai arti bahwa: b0 = Konstanta = -4,021

Apabila variabel Fokus Pelanggan (X1) dan Kerjasama Tim (X2) adalah konstan atau sama dengan nol, maka nilai kinerja manajerial (Y) adalah sebesar -4,021.

b1 = Koefisien regresi untuk X1 = 0,562

Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Fokus Pelanggan (X1) yaitu 0,562 dan mempunyai koefisien regresi positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel Fokus Pelanggan (X1) sebesar 1 satuan, dapat menaikkan nilai Kinerja manajerial (Y) sebesar 0,562 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Fokus Pelanggan (X1) sebesar 1 satuan,


(70)

asumsi bahwa variabel lain adalah konstan. b2 = Koefisien regresi untuk X2 = 0,933

Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Kerjasama Tim (X2) yaitu 0,933 dan mempunyai koefisien regresi positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel Kerjasama Tim (X2) sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan kinerja manajerial (Y) sebesar 0,933 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Kerjasama Tim (X2) sebesar 1 satuan, dapat menurunkan kinerja manajerial (Y) sebesar 0,933 pula dengan asumsi variabel lain adalah konstan.

4.3.4. Uji Hipotesis

4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model

Untuk memprediksi keakuratan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji F.

Tabel 4.14.

Hasil Uji Kesesuaian Model

Model F Sig.

Y= -4,021 +0,562 X1 + 0,933 X2 25,957 0,000

Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa nilai Fhitung yang diperoleh adalah sebesar 25,927 dengan taraf signifikan sebesar 0,000. Karena taraf signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, maka model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu: Y= -4,021 +0,562 X1 +


(71)

0,933 X2, sesuai atau cocok digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

4.3.4.2.Pengujian Pengaruh Fokus Pelanggan (X1) dan Kerjasama Tim (X2)

Terhadap Kinerja Manajerial (Y)

Berdasarkan hasil pengujian untuk melihat pengaruh nyata tidaknya masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.15. Hasil Pengujian Regresi

Variabel t R R2

Fokus Pelanggan (X1) 2,290

Kerjasama Tim (X2) 4,003

0,852 0,923 Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara bersama-sama variabel Fokus Pelanggan (X1), dan Kerjasama Tim (X2), terhadap Kinerja manajerial (Y) memiliki nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,852. Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan melihat nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,852 atau sebesar 85,2% (Lampiran 6) menunjukkan korelasi yang kuat antara variabel Fokus Pelanggan (X1), dan Kerjasama Tim (X2), terhadap Kinerja Manajerial (Y).

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,923 (Lampiran 5) yang berarti bahwa Fokus Pelanggan (X1), dan Kerjasama Tim (X2) mampu menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel Kinerja manajerial (Y) sebesar 92,3% dan sisanya sebesar 7,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.


(72)

Secara Parsial Terhadap Kinerja Manajerial (Y)

Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel terikat digunakan analisis uji t. Dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.16.

Tabel Perbandingan thitung Dengan ttabel

Variabel bebas Sig. Nilai t hitung Nilai t tabel

Fokus Pelanggan (X1) 0,048 2,290 2,262

Kerjasama Tim (X2) 0,003 4,003 2,262

Sumber : Lampiran 6

Untuk mengetahui pengaruh nyata atau tidak masing-masing variabel yang terdapat pada tabel 4.16. dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pengaruh Variabel Pemahaman Fokus Pelanggan (X1) Terhadap

Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Nilai koefisien korelasi (r) parsial variabel variabel Fokus Pelanggan (X1) terhadap Kinerja Manajerial (Y) adalah sebesar 0,607. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau pengaruh (r2) parsial variabel Fokus Pelanggan terhadap Kinerja Manajerial adalah sebesar (0,607)2 = 0,3684 atau 36,84%. Jadi pengaruh yang telah diberikan antara Variabel Fokus Pelanggan (X1) terhadap Kinerja Manajerial (Y) sebesar 36,84%. Sedangkan nilai thitung yang diperoleh adalah 2,290 dengan taraf signifikan sebesar 0,048. Karena taraf signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka secara nyata Fokus Pelanggan


(73)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Manajerial pada PTPN XI Pabrik Karung ”Rosella Baru” Surabaya.

b. Pengaruh Variabel Kerjasama Tim (X2) Terhadap Variabel Kinerja Manajerial (Y)

Nilai koefisien korelasi (r) parsial variabel variabel Kerjasama Tim (X2) terhadap Kinerja Manajerial (Y) adalah sebesar 0,800. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau pengaruh (r2) parsial variabel Kerjasama Tim terhadap Kinerja Manajerial adalah sebesar (0,800)2 = 0,6400 atau 64%. Jadi pengaruh yang telah diberikan antara Variabel Kerjasama Tim (X2) terhadap Kinerja Manajerial (Y) sebesar 64%. Sedangkan nilai thitung yang diperoleh adalah 4,003 dengan taraf signifikan sebesar 0,003. Karena taraf signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka secara nyata Kerjasama Tim berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Manajerial pada PTPN XI Pabrik Karung ”Rosella Baru” Surabaya.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap pengaruh dari variabel fokus pelanggan (X1) dan kerjasama tim (X2) kinerja manajerial (Y) diperoleh hasil bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,852 atau sebesar 85,2% berarti variabel fokus pelanggan (X1) dan kerjasama tim (X2) mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kinerja manajerial (Y). Sedangkan dilihat nilai koefisien determinasi (R2) kesemua variabel tersebut


(1)

62

Hal ini sesuai dengan teori teori keseimbangan (balance Theory) dari formasi kelompok. Teori ini menyatakan bahwa orang-orang tertarik satu sama lain pada dasar sikap-sikap yang serupa tehadap obyak-obyek dan tujuan-tujuan yang relevan secara umum, suatu kelompok akan produktif bila anggotanya memiliki keterampilan, pribadi yang baik serta mendapat dukungan dari manajemen dan meningkatkan kinerja perusahaan. Teori keseimbangan menyatakan kerjasama tim berhubungan langsung dengan kinerja (Newcomb, 1961 dalam luthans, 1995 : 247).

Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa kerjasama tim yang baik tersebut nampak dari dilaksanakannya berbagai fungsi tugas seperti penyelesaian masalah dengan berbagai informasi dengan perencanaan serta koordinasi kegiatan yang baik. Selain itu adanya keterbukaan semua anggota tim untuk saling berbagi pendapat dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dimana semuanya dipertimbangkan agar persaingan dapat ditekan, dalam kelompok kerja. Dengan adanya kerjasama tim yang baik maka diharapkan secara berkesinambungan dapat meningkatkan kinerja manajerial dari pabrik karung Rosella.


(2)

63

4.5. Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

Tabel 4.17. Perbedaan Penelitian

No Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Analisis

1 Koento Ariyono (2005) Pengaruh Kreativitas Dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja manajerial Pada PT. Al-Kahfi Farma Kretivitas, kerjasama tim dan kinerja manajerial

Kreativitas dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajerial terbukti kebenaranya dan Kreativitas dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajerial terbukti kebenaranya

2 Supratiningrum dan Zulaikha (2003) Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja manajerialial Dengan sistem Pengukuran Kinerja Dan Sistem Penghargaan (Reward) Sebagai Variabel

Moderating (Studi Empiris Pada Hotel di Indonesia) TQM, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan kinerja manajerialial

Bahwa penerapan TQM berpengaruh positif terhadap kinerja manajerialial Interaksi TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerialial

Interaksi TQM dan sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerialial

3 Dwi Indriyani (2006) Pengaruh Fokus Pelanggan dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja manajerialial pada PT. Barata

Indonesia di Gresik

Fokus pelanggan, kerjasama tim dan kinerja manajerial

Fokus pelanggan berpengarh positif terhadap kinerja manajerial dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajerial 4 Pratama Herdyanto (2010) Pengaruh Fokus Pelanggan dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja manajerialial pada PTPN XI Pabrik Karung Rosella Baru Surabaya”

Fokus pelanggan, kerjasama tim dan kinerja manajerial

Fokus pelanggan berpengarh positif terhadap kinerja manajerial dan kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja manajerial


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian tentang pengaruh fokus pelanggan dan kerjasama tim terhadap kinerja manajerial pada PTPN Pabrik Karung “Rosela Baru” Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan :

“Diduga bahwa fokus pelanggan dan kerjasama tim berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dapat terbukti kebenarannya.

5.2. Saran

Setelah dikemukakan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut:

a. Diharapakan perusahan lebih sering memperhatikan kinerja manajer dalam bekerja terutama untuk fokus dalam melayani pelanggan dan agar manajemen menjaga kerjasama tim dalam bekerja sehingga apabila para manajer dapat bekerjasama dalam bekerja maka akan diikuti oleh para bawahannya sehingga dapat memajukan perusahaan supaya dapat lebih berkembang dan lebih maju.

b. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat melakukan penelitian yang menggunakan variabel-variabel


(4)

lain yang belum di bahas dalam penelitian ini yang diduga memiliki kaitan dengan kinerja manajerial.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks :

Anonim, 2009, pedoman usulan penelitian dan skripsi, Fakultas Ekonomi, UPN, “Veteran”, Jawa Timur.

Anthony, Robert N, John Dearden and Norton M. Bedford, 1984, Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi ke Lima, Penerjemah Agus Maulana, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Gaspersz, Vincent, 2001, ISO 9001 : 2000 And Continual Quality Improvement, 2001, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analist Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Goetsch, David L, 2000, Introduction Total Quality Management, Prentice Hall International Edition, Eaglewood Cliffs, New Jersey.

Gujarati, Damodar, 1995, Ekonomika Dasar, Catakan Ke Empat, Terjemahan Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Handoko, H Hani, 1992 Manajemen, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Howard, John, A. 1989 Customer Behavior in Marketing Strategy, Prentice Hall, Simon dan Schuster, Eaglewood Eliffs.

Luthans, Fred, 1995, Organization Behavior, Sevent Edition, Penerbit Mc Graw Hill, Inc.

Nasution, M, N., 2001 Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Penerbit Ghalia, Jakarta.

Nazir, Muhammad, 1988, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Santoso, Singgih, 2002, SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT. Elex Media


(6)

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Penerbit CV. Alavabeta, Bandung.

Sumarsono, 2004, Metodologi Penelitian Akuntansi, Surabaya.

Tenner. R. Arthur dan Detero, J. Irving, 1992, Total Quality Management, Penerbit Addison Wesley Publishing Company.

Tjiptono, Fandy dan Diana, 2001, Total Quality Management, Edisi Andi Offset, Yogyakarta.

Jurnal :

Diana, Nur, 2003, Analisis Hubungan Kompleksitas Organisasi, Keterlibatan Tim, Diversitas Ukuran Kinerja, Besar Kompensasi, Partisipasi Terhadap Kinerja Tim, Simposium Nasional Akuntansi VI, Oktober, Hal. 752-774.

Kurnianingsih, Retno Dan Nur Indriantoro, 2001, Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Terhadap keefektifian Penerapan Total Quaity Management, Jurnal Riset Akuntansi, Januari, Hal. 28-43.

Suprantiningrum dan Zulaikha, 2003. Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Sistem Pnegukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) Sebagai Variabel Moderating (Study Empiris Pada Hotel Di Indonesia) Simposium Nasional Akuntansi VI, Oktober, Hal. 775-789.

Penelitian :

Indriyani, Dwi, 2006, Pengaruh Fokus Pelanggan dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Barata Indonesia di Gresik, FE-UPN ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Ariyono, Koento, 2005, Pengaruh Kretivitas dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Manajer Pada PT. Al-Kahfi Farma, FE-UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.