Menurut Siegel dan Marconi 1989:6, tujuan akuntansi keperilakuan adalah usaha untuk melakukan pengukuran dan pengevaluasian segala
tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan, baik yang bersifat eksternal dan internal. Akuntansi perilaku akan
memberikan manajemen tidak hanya dengan informasi tentang bagaimana orang berperilaku, tetapi juga dengan alasan mengapa orang-orang
berperilaku seperti yang mereka dan merekomendasi untuk mengubah perilaku yang negatif dysfunctional Siegel dan Marcono,1989:6
2.2.7. Kepuasan Kerja
Kemampuan manajer untuk memotivasi mempengaruhi, mengarahkan, dan berkomunikasi dengan para bawahannya akan menentukan efektivitas
manajer. Karena manajer tidak dapat mengarahkan kecuali bawahan dimotivasi untuk mengikuti. Motivasi mempunyai pengaruh meningkatkan
prestasi atau kepuasan kerja. Menurut Handoko 2000:193, kepuasan kerja adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Sedangkan menurut Rivai 2004:475, kepuasan merupakan evaluasi
yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. Tolak ukur tingkat kepuasan
yang mutlak tidak ada, karena individu karyawan berbeda standar
kepuasannya. Indikator kepuasan kerja ini hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja dan dedikasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja itu adalah jumlah dari perasaan itu sendiri yang didasarkan pada setiap individu dalam
mengerjakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dua kelompok faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
seseorang dalam organisasi adalah sebagai berikut Mangkunegara, 2005:120:
1. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan IQ, kecakapan khusus, umur, jenis
kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja.
2. Faktor pekerjaan yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat
golongan, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.
Sedangkan menurut Hariandja 2002:291 faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah :
1. Gaji
Adalah jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai imbalan dari pelaksanaan kerja, apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil.
2. Pekerjaan itu sendiri
Isi pekerjaan yang dilakukan seseorang, apakah memiliki elemen yang memuaskan.
3. Rekan sekerja
Teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam pekerjaannya. Seseorang dapat memuaskan rekan kerjanya sangat
menyenangkan atau tidak menyenangkan. 4.
Atasan Seseorang yang senantiasa memberi perintah dan petunjuk dalam
pelaksanaan kerja.
2.2.8. Hubungan Akuntansi Pertanggungjawaban Dengan Kepuasan Kerja