Break Event Point BEP Net Present Value NPV Payback Periode PP Pujawan, 200

U PN ‘’Vet eran’’ Jawa Timur keputusan tetapi juga merupakan suatu cara untuk membuat keputusan Admosudirjo, 1987.

J. Analisa Kelayakan Finansial

Analisa kelayakan finansial dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan yang direncanakan layak untuk didirikan atau tidak, bertujuan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang dapat diperoleh dari perusahaan yang didirikan itu Siagian, 1987. Pada penelitian ini, beberapa parameter yang digunakan dalam analisa finansial antara lain : Break Event Point BEP, Playback Periode PP, Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR.

1. Break Event Point BEP

Break Event Point adalah suatu keadaan tingkat produksi tertentu yang menyebabkan besarnya biaya produksi keseluruhan sama dengan besarnya nilai atau hasil penjualan atau laba. Jadi pada keadaan tersebut perusahaan tidak mendapatkan keuntungan juga tidak mengalami kerugian. Perhitungan Break Event Point dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: BEP = FC P – VC Ket: P = Produk pulang atau pokok FC = Biaya tetap VC = Biaya tidak tetap persatuan produk PP U PN ‘’Vet eran’’ Jawa Timur Rumus untuk mencari titik impas adalah sebagai berikut: a. Presentase titik impas BEP = BEP Rp Pendapatan b. Kapasitas titik impas Kapasitas titik impas adalah jumlah produksi yang harus dilakukan untuk mencapai titik impas. Rumus kapasitas titik impas adalah sebagai berikut: Kapasitas titik impas = persen titik impas x pendapatan.

2. Net Present Value NPV

NPV merupkakan selisih antara Present Value daripada benefit dan present value dari biaya. Bila dalam analisa NPV lebih besar dari nol, berarti proyek layak untuk diilaksanakan. Sedang jika dalam perhitungan diperoleh NPV lebih kecil dari nol, berarti proyek tidak layak untuk dilaksanakan Susanto dan suneto, 1994. Suatu proyek dapat dipilih bila NPV 0. rumus perhitunga NPV adalah sebagai berikut: NPV = Σ B t – C t i = 1 I = 1 t Ket : Bt = benefit sosial kotor sehubungan dengan suatu proyek pada tahun t. Ct = biaya sosial kotor sehubungan dengan proyek pada tahun t. t = 1, 2, 3......, n. n = umur ekonomis dari proyek untuk industri pertanian dianggap layak selama 10 tahun. U PN ‘’Vet eran’’ Jawa Timur i = suku bunga bank. 3. Payback Periode PP Pujawan, 2003. Payback Periode merupakan perhitungan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal yang ditanam pada proyek, nilai tersebut berupa presentase waktu baik tahun maupun bulan. Payback Periode tersebut harus lebih kecil dari nilai ekonomis proyek. Kriteria ini memberikan nilai bahwa proyek akan dipilih jika mempunyai waktu payback period yang paling cepat. Nilai harapan ditunjukkan pada persamaan sebagai berikut : PP = I Ab Ket : I = jumlah modal Ab = penerimaan bersih per tahun.

4. Internal Rate of Ratio IRR Susanto dan Saneto, 1994