Sejarah Bursa Efek Indonesia

33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka, tepatnya zaman kolonial Belanda pada tahun 1912 di Batavia Jakarta. Bursa Efek Jakarta awal mulanya disebut Call-Efek. Sistem perdagangan dengan cara lelang, dimana tiap efek berturut- turut diserukan pemimpin “Call”, kemudian para pialang masing-masing mengajukan permintaan beli atau penawaran jual sampai ditemukan kecocokan harga, maka transaksi terjadi. Bursa Efek Jakarta sempat ditutup karena terjadi perang dunia pertama, dan dibuka kembali pada tahun 1925. Selain di Batavia, pemerintah kolonial juga membuka cabang di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa Efek kembali terhenti karena terjadi perang dunia kedua. Setelah Indonesia merdeka, pasar modal di Indonesia mulai aktif kembali pada saat pemerintahan Republik Indonesia mengeluarkan obligasi pemerintah dan mendirikan Bursa Efek di Jakarta, yaitu pada tanggal 31 Juni 1952. Diperdagangkannya saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda di nasionalisasikan pada tahun 1958. Walaupun pasar yang terdahulu belum mati karena sampai tahun 1975 masih ditemukan kurs bursa efek yang dikelola oleh Bank Indonesia. Bursa Efek Jakarta diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977 sebagai hasil dari Keputusan Presiden Nomor 52 tahun 1976. Keputusan tersebut menetapkan pendirian Badan Pembina Pasar Modal, pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM dan PT. Danareksa. Bursa efek terdahulu bersifat demand-following, setelah tahun 1977 bersifat supplay- leading, yang artinya bursa dibuka saat pengertian mengenai bursa pada masyarakat sangat minim sehingga BAPEPAM harus berperan aktif dalam memperkenalkan bursa. Tahun 1977-1988 disebut operiode tidur panjang karena hanya 24 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Setelah dilakukan paket-paket deregulasi, akhirnya Bursa Efek Jakarta mengalami kemajuan pesat. Perusahaan-perusahaanpun akhirnya melihat bursa sebagai wahana yang menarik untuk mencari modal, sehingga sampai akhir tahun 1997 terdapat 283 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Adanya peningkatan kegiatan transaksi dirasakan sudah melebihi kapasitas manual, Bursa Efek Jakarta memutuskan untuk mengotomatisasi kegiatan transaksi di bursa. System yang diterapkan di Bursa Efek Jakarta diberi nama Jakarta Automated Trade System JATS yang mulai beroperasi tanggal 22 Mei 1995. System baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan menjamin kegiatan pasar yang adil dan transparan di banding system perdagangan manual. Pada tangal 19 September 1996 di Bursa Efek Surabaya juga diterapkan system otomatis, yang disebut Surabaya Market Information and Automated Remote Trading PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI S-MART. Sistem S-MART ini diintegrasikan dengan JATS dan sistem KDEI Kliring Deposit Efek Indonesia untuk penyelesaian transaksi. Pada bulan Juli 2000, Bursa Efek Jakarta merupakan perdagangan tanpa warkat Scripless Trading yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham, serta untuk mempercepat roses penyelesaian transaksi. Tahun 2001, Bursa Efek Jakarta menerapkan perdagangan jarak jauh Remote Trading, sebagai upaya untuk meningkatkan akese pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan. Tahun 2007, dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya ke Bursa Efek Jakarta dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.

B. Definisi Perusahaan Manufaktur

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Tingkat Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

4 61 88

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 88

Analisis pengaruh efektifitas komponen modal kerja,leverage, umur perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang go public Indonesia : studi kasus pada perusahaan manufaktur go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009

1 8 100

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN PIUTANG, PROFITABILITAS, DAN RETURN SPREAD TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 5 26

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN PIUTANG DAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2014 – 2016 (Penelitian Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di B

1 8 15

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages di BEI Tahun 2012-2015) SKRIPSI

0 0 16

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, CURRENT RATIO, DAN STATUS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT

0 0 15

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS (pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 0 14