Hubungan perputaran modal kerja, kas, piutang, dan persediaan dengan return on investment (studi empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013).

(1)

Lourensius Eru Herlambang NIM : 122114154 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan perputaran modal kerja, kas, piutang, dan persediaan terhadap return on investment. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013, dan telah didokumentasikan didalam Indonesian Capital Market

Directory.

Data yang diambil dari Indonesian Capital Market Directory adalah aktiva lancar, kewajiban lancar, penjualan, piutang, kas, persediaan, harga pokok penjualan, laba setelah pajak, dan total aktiva pada tahun 2013. Metode pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan Analisis Tabulasi Silang

(Crosstabs).

Sampel yang diperoleh adalah 76 perusahaan manufaktur dengan tahun pengamatan 2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran persediaan memiliki hubungan yang sangat lemah dan negatif terhadap return on

investment. perputaran piutang memiliki hubungan yang sangat lemah dan positif terhadap return on investment.

Kata kunci: Perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan Return On Investment.


(2)

ON INVESTMENT

An Empirical Study At Manufacturing Companies Listed in IDX During 2013

Lourensius Eru Herlambang NIM: 122114154 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016 ABSTRACT

This research aims to determine whether correlationsoccur between the working capital turnover, cash turnover, receivable turnover, inventory turnover and return on investment. It is an empirical study at manufacturing companies listed in IDX during 2013 and documented in Indonesian Capital Market Directory.

The data taken from Indonesian Capital Market Directory are current asset, current liabilities, sales, receivable, cash, inventory ,cost of good sold , earning after tax, and total assets during 2013. The research uses purposive sampling technique. The data were analyzed using crosstab analysis.

Sample used were 76 manufacturing companies observed in 2013. The results of the research showed that the working capital turnover,Cash turnover, and Inventory turnover have negative and very weak correlation to return on investment. Receivable turnover have positive and very weak correlation to return on investment.

Keywords: Working Capital Turn Over, Cash Turn Over, Receivable Turn Over, Inventory Turn Over, and Return On Investment.


(3)

i

HUBUNGAN PERPUTARAN MODAL KERJA, KAS, PIUTANG, DAN PERSEDIAAN DENGAN RETURN ON INVESTMENT

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Lourensius Eru Herlambang NIM : 122114154

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria Santo Pelindungku

Orangtua, Adik-adikku, Kekasihku, dan teman-teman yang selalu mendukungku.


(7)

v MOTTO “Hargailah Waktu”


(8)

(9)

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat, rahmat serta penyertaanNya yang telah dilimpahkan sehingga penulisan skripsi yang disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini tidaklah sedikit sumbang saran dan bimbingan yang penulis peroleh dari berbagai pihak, baik berupa sumbangan moral maupun material. Hal ini penulis sadari bahwa tanpa adanya bantuan tersebut, penulisan skripsi ini tidak akan berhasil dengan lancar.

Melalui halaman ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan berupa bimbingan atau pendampingan yang sangat berharga hingga terselesaikannya skripsi ini tepat pada waktunya. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada :

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Drs. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak.,QIA., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.


(11)

ix

4. Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Ak., QIA., CA selaku dosen Pembimbing Skripsi, yang senantiasa membimbing, memberi masukan, saran yang membangun, dan arahan, sehingga penulis mampu memahami dan menyelesaikan skripsi ini.

5. Antonius Diksa Kuntara S.E., M.F.A. selaku dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa membimbing saat KRS ataupun BRS online dan memberikan berbagai arahan dengan sabar dari awal semester hingga saat ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi yang telah membimbing penulis selama studi di Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi ini.

7. Seluruh staf Sekretariat Fakultas Ekonomi, yang selalu mendukung dengan memberikan pelayanan yang terbaik.

8. Kedua orangtuaku yang tercinta Bapak Stephanus Sunarto dan Ibu Veronika Hartini, terimakasih atas doa serta dukungan moral maupun materil. Partner yang selalu ada saat suka dan duka Martina Andhika Swasti. Adikku Cherry, Chaterine, Dyan, Lica, Putri. Mbah putriku simbah Sutilah, dan simbah Agustina Tempuk Atmowijono, om-om dan tante-tanteku. Dan saudara-saudaraku yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah mendukung dan mendoakanku.

9. Kawan-kawanku Karangtaruna Diro, OMK Lingkungan Petrus Brajan, Omk Stasi Pojok, PPA Santo Athanasius Pojok, Paduan Suara Maria Serafine, Club Futsal OMK Stasi Pojok (Circle FC), Akuntansi 2012 kelas C dan teman-teman kesenian Liyudh Pro Art terimakasih telah mewarnai perjalananku dan


(12)

x .


(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 5

D. ManfaatPenelitian ... 6

E. SistematikaPenulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. TeoriPendukung ... 8

1. Modal Kerja ... 8

2. Elemen Modal kerja ... 9

3. Pentingnya Modal Kerja ... 11

4. Sumber Modal Kerja ... 12

5. Pengukuran Modal Kerja ... 13

6. Ratio PengukuranRentabilitas ... 16

B. KerangkaPemikiran ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. JenisPenelitian ... 22

B. ObyekPenelitian ... 22

C. TeknikPengumpulan Data ... 22

D. TeknikPengambilanSampel... 22

E. VariabelPenelitian ... 23

F. TeknikAnalisis Data ... 25

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 33

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 33

B. Definisi Perusahaan Manufaktur ... 35

C. Gambaran Umum Aktivitas Industri Manufaktur ... 35

D. Daftar Perusahaan Manufaktur yang digunakan untuk sampel penelitian... 37

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 40


(14)

xii

B. Penghitungan Data ... 40

C. Uji Statistik Deskriptif ... 54

D. Mengklasifikasi Data ... 69

E. Analisis Tabulasi Silang ... 74

BAB VI PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Keterbatasan Penelitian ... 86

C. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Perusahaan Sampel ... 37

Tabel 5.1 Perhitungan Return on Investment perusahaan manufaktur tahun 2013 ... 41

Tabel 5.2 Perhitungan Perputaran Modal Kerja perusahaan manufaktur tahun 2013 ... 43

Tabel 5.3 Perhitungan Perputaran Kas perusahaan manufaktur tahun 2013 ... 46

\Tabel 5.4 Perhitungan Perputaran Piutang perusahaan manufaktur tahun 2013 ... 49

Tabel 5.5 Perhitungan Perputaran Persediaan perusahaan manufaktur tahun 2013 ... 51

Tabel 5.6 Statistik Deskriptif Return On Investment ... 54

Tabel 5.7 Tabel Frekuensi Return On Investment ... 56

Tabel 5.8 Statistik Deskriptif Perputaran Modal Kerja ... 57

Tabel 5.9 Tabel Frekuensi Perputaran Modal Kerja ... 60

Tabel 5.10 Statistik Deskriptif Perputaran Kas ... 60

Tabel 5.11 Tabel Frekuensi Perputaran Kas ... 63

Tabel 5.12 Statistik Deskriptif Perputaran Piutang ... 63

Tabel 5.13 Tabel Frekuensi Perputaran Piutang ... 66

Tabel 5.14 Statistik Deskriptif Perputaran Persediaan ... 66

Tabel 5.15 Tabel Frekuensi Perputaran Persediaan ... 69

Tabel 5.16 Pengklasifikasian Return On Investment, Perputaran Modal Kerja, Kas, Piutang, dan Persediaan ... 71

Tabel 5.17Tabulasi silang Perputaran Modal Kerja dengan Return On Investment ... 74

Tabel 5.18Symmetric MeasuresPerputaran Modal Kerja dengan Return On Investment ... 74

Tabel 5.19Tabulasi silang Perputaran Kas dengan Return On Investment ... 75

Tabel 5.20Symmetric MeasuresPerputaran Kas dengan Return On Investment ... 76

Tabel 5.21Tabulasi silang Perputaran Piutang dengan Return On Investment ... 77

Tabel 5.22Symmetric MeasuresPerputaran Piutang dengan Return On Investment ... 77

Tabel 5.23Tabulasi silang Perputaran Persediaan dengan Return On Investment ... 79

Tabel 5.24Symmetric MeasuresPerputaran Persediaan dengan Return On Investment ... 79


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 21

Gambar 5.1 Histogram Return On Investment ... 56

Gambar 5.2 Histogram Perputaran Modal Kerja ... 59

Gambar 5.3 Histogram Perputaran Kas ... 62

Gambar 5.4 Histogram Perputaran Piutang ... 65


(17)

xv

HUBUNGAN PERPUTARAN MODAL KERJA, KAS, PIUTANG, DAN PERSEDIAAN DENGAN RETURN ON INVESTMENT

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013

Lourensius Eru Herlambang NIM : 122114154 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan perputaran modal kerja, kas, piutang, dan persediaan terhadap return on

investment. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi empiris pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013, dan telah didokumentasikan didalam Indonesian Capital Market Directory.

Data yang diambil dari Indonesian Capital Market Directory adalah aktiva lancar, kewajiban lancar, penjualan, piutang, kas, persediaan, harga pokok penjualan, laba setelah pajak, dan total aktiva pada tahun 2013. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs).

Sampel yang diperoleh adalah 76 perusahaan manufaktur dengan tahun pengamatan 2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran persediaan memiliki hubungan yang sangat lemah dan negatif terhadap return on investment. perputaran piutang memiliki hubungan yang sangat lemah dan positif terhadap return on

investment.

Kata kunci: Perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan Return On Investment.


(18)

xvi

THE CORRELATION OF THE WORKING CAPITAL TURNOVER, CASH TURNOVER, RECEIVABLE TURNOVER, INVENTORY

TURNOVER AND RETURN ON INVESTMENT

An Empirical Study At Manufacturing Companies Listed in IDX During 2013

Lourensius Eru Herlambang NIM: 122114154 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016 ABSTRACT

This research aims to determine whether correlationsoccur between the working capital turnover, cash turnover, receivable turnover, inventory turnover and return on investment. It is an empirical study at manufacturing companies listed in IDX during 2013 and documented in Indonesian Capital Market Directory.

The data taken from Indonesian Capital Market Directory are current asset, current liabilities, sales, receivable, cash, inventory ,cost of good sold , earning after tax, and total assets during 2013. The research uses purposive sampling technique. The data were analyzed using crosstab analysis.

Sample used were 76 manufacturing companies observed in 2013. The results of the research showed that the working capital turnover,Cash turnover, and Inventory turnover have negative and very weak correlation to return on investment. Receivable turnover have positive and very weak correlation to return on investment.

Keywords: Working Capital Turn Over, Cash Turn Over, Receivable Turn Over, Inventory Turn Over, and Return On Investment.


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perusahaan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber dana diperlukan untuk melakukan kegiatan operasionalnya maupun untuk melakukan investasi jangka panjang. Dana yang digunakan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja yang digunakan perusahaan diharapkan akan masuk kembali ke perusahaan dari penjualan produksinya, sehingga modal kerja akan terus berputar di setiap periode.

Modal kerja adalah nilai dari aktiva ataupun harta yang dapat segera dijadikan uang kas dan dapat digunakan perusahaan untuk keperluan sehari-hari. Tersedianya modal kerja yang segera dapat digunakan dalam kegiatan operasional tergantung pada sifat aktiva lancar yang dimiliki perusahaan seperti: kas, piutang, dan persediaan. Modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan (Munawir, 2010: 114), namun jika modal kerja berlebihan maka menunjukkan adanya dana yang tidak produktif. Modal kerja yang berlebihan juga akan menimbulkan kerugian


(20)

perusahaan karena kesempatan memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Kekurangan modal kerja dan buruknya kinerja manajemen dalam modal kerja juga menjadikan penyebab utama kegagalan suatu perusahaan.

Modal kerja yang efisien memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan, antara lain (Munawir, 2010: 116-117): melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar, memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya, menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi, memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup melayani para konsumennya, memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggannya, dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak adanya kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.

Efisien dalam penggunaan modal kerja dapat diukur dengan rasio perputaran modal kerja. Perputaran modal kerja adalah hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap modal kerja. Dikatakan efisien apabila semakin cepat perputaran masing-masing elemen modal kerja dan kurang efisien apabila perputarannya semakin melambat.

Kas adalah alat pertukaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan dalam transaksi perusahaan, setiap saat diinginkan (Rudianto,


(21)

2012: 188). Dalam laporan posisi keuangan kas merupakan aktiva yang paling likuid. Perusahaan memiliki kas yang besar jumlahnya berarti semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Tingginya tingkat likuiditas karena memiliki kas dalam jumlah besar dapat diartikan tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan over investment, sehingga perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Kas yang relatif kecil akan diperoleh perputaran kas yang tinggi dan keuntungan lebih besar. Kas memiliki peran yang sentral dalam menentukan kelancaran aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, kas perlu direncanakan dan diawasi, baik penerimaan maupun penggunaannya.

Piutang adalah klaim yang dilakukan oleh perusahaan atas uang, barang, ataupun jasa kepada pihak lain sebagaimana akibat dari transaksi yang terjadi di masa lalu. Piutang yang ditimbulkan dari penjualan barang ataupun jasa dalam aktivitas normal perusahaan, piutang akan dilunasi dalam tempo kurang dari satu tahun, maka piutang termasuk dalam aset lancar. Piutang dan taksiran waktu pengumpulan piutang dapat dihitung dengan perputaran piutang. Perputaran piutang yang tinggi dapat menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, apabila semakin rendah maka terjadi over investment piutang. Perputaran piutang yang rendah dapat diakibatkan karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau adanya perubahan kebijakan.

Selain kas dan piutang, elemen modal kerja lainnya adalah persediaan. Persediaan adalah sejumlah bahan baku, barang dalam proses, dan bahan jadi yang dimiliki perusahaan, tujuannya untuk dijual ataupun


(22)

diproses lebih lanjut. Penentuan investasi dalam persediaan memiliki dampak yang langsung terhadap profitabilitas perusahaan, karena menjadi produk dari perusahaan yang untuk dijual sebagai sumber pendapatan. Persediaan dalam proses akuntansi dibedakan dengan aktiva-aktiva lancar lainnya, seperti

operating supplies, furniture yang tak dijual namun digunakan untuk

menolong perusahaan menjalankan aktivitasnya. Prosedur untuk mengevaluasi posisi persediaan adalah dengan perputaran persediaan. Perputaran persediaan adalah rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya serta menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang tingkat penjualan yang ditentukan.

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang hubungannya dengan penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Return on Investment ternasuk dalam rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Kegunaan analisa Return on

Investment adalah untuk mengukur efisiensi dalam menggunakan modal yang

bekerja, produksi, dan bagian penjualan, menjadi alat kontrol yang berguna dalam perencanaan, Return on Investment juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang diproduksi oleh perusahaan.


(23)

Modal kerja memiliki peran yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian terkait “Hubungan Perputaran Modal Kerja, Kas, Piutang, Dan Persediaan Dengan Return On Investment”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan Perputaran Modal Kerja (working capital turnover) dengan Return on Investment ?

2. Bagaimana hubungan Perputaran Kas (cash turnover) dengan Return on

Investment ?

3. Bagaimana hubungan Perputaran Piutang (Receivable turnover) dengan

Return on Investment ?

4. Bagaimana hubungan Perputaran Persediaan (inventory turnover) dengan

Return on Investment ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hubungan antara Perputaran Modal Kerja (working capital

turnover) dengan Return on Investment.

2. Mengetahui hubungan antara Perputaran Kas (cash turnover) dengan

Return on Investment.

3. Mengetahui hubungan antara Perputaran Piutang (Receivable turnover) dengan Return on Investment.

4. Mengetahui hubungan antara Perputaran Persediaan (inventory turnover) dengan Return on Investment.


(24)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian lain maupun pada perusahaan. Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan dalam bidang Ekonomi Akuntansi khususnya mata kuliah Analisis Laporan Keuangan, karena dalam penelitian ini dilakukan analisis laporan keuangan pada perusahaan. Hasil dari pembahasan diharapkan memberikan gambaran dan pengetahuan mengenai hubungan perputaran modal kerja, kas, piutang, dan persediaan terhadap Return on Investment khususnya perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para manajemen dalam upaya memaksimalkan profitabilitas dan mengambil keputusan terkait dengan tujuan utama perusahaan. Bagi para pengguna laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan pemberian pinjaman kepada perusahaan.


(25)

E. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori

Bab ini menguraikan landasan teori yang digunakan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, objek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan yang digunakan menjadi sampel dalam penelitian.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisa data, dan pembahasan.

Bab VI Penutup

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari pembahasan penelitian, saran dan keterbatasan.


(26)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Teori Pendukung

1. Modal kerja

Menurut Sarwoko dan Halim (1989), modal kerja adalah aktiva-aktiva jangka pendek yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari pada suatu perusahaan. Sesuai dengan pengertian aktiva jangka pendek maka modal kerja terdiri dari aktiva lancar. Aktiva lancar yang utama adalah kas, piutang, dan persediaan. Menurut Houston dan Brigham (2006), modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas, persediaan, dan piutang. Menurut Munawir (2010) pengertian modal kerja dikemukakan dengan adanya tiga konsep yang umum dipergunakan, yaitu:

a. Konsep Kuantitatif

Konsep ini menitik-beratkan pada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working


(27)

b. Konsep Kualitatif

Konsep ini menitik-beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari pemilik perusahaan.

c. Konsep Fungsionil

Konsep ini menitik-beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang.

2. Elemen Modal Kerja

Elemen modal kerja adalah aktiva lancar. Aktiva lancar terdiri dari:

a. Kas

Kas merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya jumlah kas yang besar mencerminkan perusahaan kurang


(28)

efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebh besar, suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatkan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan dalam keadaan yang likuid apabila sewaktu-waktu ditagih. Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh karena itu harus direncanakan dan diawasi dengan baik (Munawir, 2010: 158).

b. Piutang

Piutang adalah tagihan kepada kreditor ataupun langganan karena adanya penjualan barang secara kredit. Penjualan secara kredit tidak secara langsung menghasilkan kas, hingga saat jatuh tempo pembayaran piutang tersebut menjadi uang kas yang masuk ke kas perusahaan. Piutang dagang atau piutang lain-lain biasanya disajikan dalam neraca sebesar nilai realisasinya, yaitu nilai nominal piutang dikurangi dengan cadangan kerugian piutang (Munawir, 2010: 16).

c. Persediaan

Persediaan merupakan elemen modal kerja yang selalu berputar secara terus-menerus. Perusahaan yang kegiatannya tidak hanya membeli dan menjual barang dagangan melainkan juga memproduksi barang maka perusahaan tersebut pada akhir tahun akan mempunyai persediaan bahan mentah, barang dalam proses


(29)

dan barang jadi. Terhadap persediaan-persediaan ini juga dapat dianalisa dengan prosedur yang sama dengan persediaan barang dagang (Munawir, 2010: 16).

3. Pentingnya Modal Kerja

Modal kerja yang cukup dan dapat segera dipergunakan dalam operasi tergantung pada type atau sifat aktiva lancar yang dimiliki seperti: Kas, Effek, Pihutang, dan Persediaan. Modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan, di samping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan, juga akan memberikan keuntungan lain yaitu melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar, memungkinkan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban, menjamin dimilikinya kredit standingperusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi, memiliki persediaan yang cukup untuk melayani konsumen, dapat memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan pada langganannya, memungkinkan perusahaan dapat beroperasi lebih efisien (Munawir, 2010: 116).


(30)

4. Sumber Modal Kerja

Pada dasarnya modal kerja terdiri dari bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan dan jumlah modal kerja yang variabel jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan di luar aktivitas yang biasa.

Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari hasil operasi perusahaan. Hasil operasi perusahaan adalah jumlah net income yang nampak dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan. Jadi jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan perhitungan rugi laba perusahaan tersebut. Dengan adanya keuntungan atau laba dari perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2010: 120).


(31)

5. Pengukuran Modal Kerja a. Perputaran Modal Kerja

Modal kerja merupakan suatu ukuran dari likuiditas perusahaan. Sumber modal kerja adalah: pendapatan bersih, peningkatan kewajiban tidak lancar, kenaikan ekuitas pemegang saham, dan penurunan aktiva yang tidak lancar. Adapun rumus rasio modal kerja adalah (Fahmi, 2011: 126):

Rasio Modal Kerja = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar Keefektifan penggunaan modal kerja dapat diukur atau dinilai dengan rasio perputaran modal kerja (working capital turnover). Perputaran modal kerja adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang, atau saldo kas yang terlalu besar. Perputaran modal kerja dapat dirumuskan sebagai berikut (Munawir, 2010: 104):

Semakin tinggi perputaran modal kerja maka tingkat penggunaan modal kerja semakin efektif dan efisien. Hasil akhir dari penghitungan dapat diintepretasikan bahwa setiap Rp1 modal


(32)

kerja dapat menghasilkan hasil hitungan (penjualan/ modal kerja rata-rata) penjualan netto (Munawir, 2010:80).

b. Perputaran Kas

Perputaran kas (Cash Turnover) menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat kas berputar dalam suatu periode tertentu. Perputaran kas dapat dirumuskan sebagai berikut (Sunyoto, 2013: 147):

Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar (Munawir, 2010: 158). Intepretasi dari hasil akhir hitungan perputaran kas adalah dalam satu tahun rata-rata dana yang tertahan dalam kas berputar sebanyak hasil hitung (Sunyoto, 2013: 147).

c. Perputaran Piutang

Perputaran piutang (Receivable Turnover) digunakan untuk menilai posisi dan menaksir waktu pengumpulan piutang. Perputaran piutang dapat dirmuskan sebagai berikut (Munawir, 2010: 104):


(33)

Semakin tinggi rasio perputaran piutang menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika rasio perputaran piutang semakin rendah berarti ada kelebihan dalam menginvestasikan piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut. Hasil dari pembagian antara penjualan dengan rata-rata piutang dapat dijelaskan bahwa perusahaan dapat melakukan berapa kali penagihan piutang dalam satu tahun (Munawir, 2010: 76). Perputaran piutang menunjukan berapa kali dalam satu tahun piutang berputar (Halim, Hanafi, 2003: 216).

d. Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan (Inventory Turnover) adalah rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan, perputaran ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun (Munawir, 2010: 77). Dalam perhitungan perputaran persediaan dapat dilakukan dengan persediaan akhir tahun maupun dari persediaan rata-rata (Wibisono, 1991: 17), dapat dirumuskan sebagai berikut (Halim,Hanafi, 2005: 82):

� =�� �� ��� �� �

Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan. Penghitungan


(34)

tingkat perputaran persediaan tidak hanya untuk barang dagangan saja, tetapi dapat juga diterapkan dalam persediaan bahan mentah maupun persediaan barang dalam proses. Apabila data harga pokok penjualan tidak diperoleh maka perputaran persediaan dapat dihitung dari penjualan. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien. Semakin cepat atau tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, di samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut (Munawir, 2010:119). Perputaran persediaan yang rendah menandakan adanya kurangnya pengendalian terhadap persediaan yang efektif (Hanafi, Halim, 2005:82). Turn over ini menunjukan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti) (Munawir, 2010: 78).

6. Rasio pengukuran Rentabilitas

Menurut Munawir (2010), Rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk operasi tersebut atau mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.


(35)

Menurut Houston dan Brigham (2013), rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi.

a. Return On Investment

Analisa Return on Investment dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Basarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor yaitu turnover dari operating assets dan profit margin yang besarnya keuntungan operasi dinyatakan dalam prosentasedan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya (Munawir, 2010:89)

Return on Investment termasuk dalam rasio profitabilitas,

rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Return on Investment mengukur sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Return on Investment dapat dirumuskan sebagai berikut, (Irham, 2011: 137):


(36)

B. Kerangka Pemikiran

1. Hubungan perputaran modal kerja dengan Return on Investment

Keefektifan penggunaan modal kerja dapat diukur atau dinilai dengan rasio perputaran modal kerja (working capital turnover). Perputaran modal kerja adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan oleh rendahnya perputaran persediaan, piutang, atau saldo kas yang terlalu besar. Perputaran modal kerja dapat menggambarkan cepat lambatnya periode perusahaan menerima kas dari hasil penjualan. Modal kerja yang digunakan secara efisien dan efektif dalam mendanai kegiatan operasional serta aktivitas perusahaan, penggunaan kas yang efisien sehingga tidak terjadi penumpukan saldo kas, pengumpulan piutang yang cepat, dan persediaan yang segera dapat diganti serta dijual membuat perusahaan dapat memperoleh pendapatan yang tinggi. Sehingga perputaran modal kerja berhubungan denga rasio

Return on Investment, yang kaitannya dengan tingkat profitabilitas

perusahaan. Namun, menurut Butar (2009) dan Lamia (2016) dalam penelitiannya menunjukan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap Return on Investment, menunjukan bahwa modal kerja digunakan oleh perusahaan secara efektif.


(37)

2. Hubungan perputaran kas dengan Return on Investment

Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan bersih dengan kas rata-rata. Perputaran kas menunjukkan kemampuan dari kas untuk menghasilkan pendapatan, dengan melihat berapa kali kas berputar dalam satu periode tertentu. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar karena penggunaan kas yang efisien. Perputaran kas berkaitan erat dengan tingkat profitabilitas perusahaan karena kas adalah aktiva yang likuid dan pendapatan perusahaan paling banyak dalam wujud kas. Kas digunakan untuk mendanai operasional perusahaan dan apabila digunakan secara efektif dan efisien maka tidak terjadi penumpukan saldo kas dan perusahaan akan memperoleh pendapatan yang tinggi dari aktivitas perusahaan. Penelitian Rahma (2011) dan Anindya (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh positif terhadap Return on Investment, hal tersebut disebabkan karena pada periode penelitian terjadi perputaran kas yang tinggi dan penggunaan kas yang efisien oleh perusahaan.

3. Hubungan perputaran piutang dengan Return on Investment

Perputaran piutang (Receivable Turnover) digunakan untuk menilai posisi dan menaksir waktu pengumpulan piutang. Semakin tinggi rasio perputaran piutang menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika rasio semakin rendah berarti ada kelebihan dalam menginvestasikan piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut. Piutang disebabkan oleh penjualan secara kredit, oleh karena itu tingkat


(38)

profitabilitas perusahaan dapat dihitung dengan perputaran piutang untuk menilai keefektifan pengumpulan piutang dalam suatu periode. Perputaran piutang yang tinggi menunjukan bahwa tingkat pengumpulan piutang yang cepat, sehingga piutang yang tertagih akan menambah kas perusahaan dan nantinya digunakan oleh perusahaan dalam mendanai aktivitas untuk memperoleh pendapatan. Hasil penelitian Janotama (2013), Setiorini (2009), dan Annisa (2013) menunjukkan bahwa perputaran piutang berpengaruh terhadap Return on Investment. Hal ini disebabkan karena terjadinya pengumpulan piutang yang efektif dalam periode tersebut, sehingga perusahaan mendapat profitabilitas yang tinggi dari penerimaan piutang. 4. Hubungan perputaran persediaan dengan Return on Investment

Perputaran persediaan (Inventory Turnover) adalah rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan, perputaran ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun. Persediaan merupakan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, adapun aktiva yang digunakan untuk kepentingan perusahaan dan diperjual belikan. Persediaan yang diperjual belikan tentu berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin cepat perputaran persediaan maka akan semakin baik karena persediaan di perusahaan akan cepat diganti ataupun terjual sehingga meningkatkan pendapatan perusahaan, cepatnya perputaran persediaan juga mengurangi pengeluaran perusahaan untuk biaya pemeliharaan dan perawatan persediaan, namun harus diperhitungkan jangan sampai


(39)

kekurangan persediaan sehingga menghambat proses produksi (Sunyoto, 2013: 128). Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kadarwati (2009), Setiorini (2009), dan Annisa (2013) menunjukkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh terhadap Return on Investment, hal ini menunjukan bahwa pada periode tersebut tingkat perputaran persediaan cukup tinggi sehingga tingkat profitabilitas perusahaan juga tinggi.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Perputaran Modal Kerja

(Working Capital Turnover)

Perputaran Kas (Cash Turnover)

Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Return on Investment


(40)

22 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif dengan format deskriptif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013. Format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau variabel yang timbul di perusahaan yang menjadi obyek penelitian berdasarkan apa yang terjadi.

B. Populasi Sasaran

Populasi sasaran adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu melakukan dokumentasi terhadap laporan keuangan dan segala informasi yang diperoleh selama melaksanakan penelitian, dapat berupa tulisan maupun gambar.


(41)

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara

purposive sampling, dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013.

b. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan dengan dasar kalender berakhir 31 Desember 2013.

c. Perusahaan menghasilkan laba selama tahun 2013 dan mempublikasikan informasi mengenai aktiva lancar, kewajiban lancar, kas, piutang, persediaan, penjualan, harga pokok penjualan, laba bersih setelah pajak, total aktiva dalam laporan keuangannya.

E. Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah merupakan variabel yang bergantung pada variable-variabel bebas (Creswell, 2013: 77). Penelitian ini terdapat satu variable dependen yaitu Return on Investment (Y). Return on Investment termasuk dalam rasio profitabilitas, rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Return on Investment mengukur sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan


(42)

sesuai dengan yang diharapkan. Return on Investment dapat dirumuskan sebagai berikut, (Irham, 2011: 137):

2. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel-variabel yang (mungkin) menyebabkan, memengaruhi, atau berefek pada outcome (Creswell, 2013: 77). Penelitian ini terdapat tiga variabel independen, yaitu:

a. Perputaran Modal Kerja (X 1)

Perputaran modal kerja (working capital turnover) adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja. Perputaran modal kerja dapat dirumuskan sebagai berikut (Munawir, 2010: 104):

b. Perputaran Kas (X 2)

Perputaran kas (Cash Turnover) menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat bahwa kas berputar dalam suatu periode tertentu perputaran kas dapat dirumuskan sebagai berikut (Sunyoto, 2013: 147):


(43)

c. Perputaran Piutang (X 3)

Perputaran piutang (Receivable Turnover) digunakan untuk menilai posisi dan menaksir waktu pengumpulan piutang. Perputaran piutang dapat dirmuskan sebagai berikut (Munawir, 2010: 104):

d. Perputaran Persediaan (X 4)

Perputaran persediaan (Inventory Turnover) adalah rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki perusahaan, perputaran ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun (Munawir, 2001: 104). Dalam perhitungan perputaran persediaan dapat dilakukan dengan persediaan akhir tahun maupun dari persediaan rata-rata (Wibisono, 1991: 17), dapat dirumuskan sebagai berikut (Halim,Hanafi, 2005: 82):

� = � �� ��� � �

F. Teknik Analisis Data 1 Mengumpulkan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2013. Data yang digunakan untuk return on investment adalah return on


(44)

perusahaan manufaktur. Data yang digunakan untuk perputaran modal kerja adalah penjualan dan modal kerja rata-rata. Perputaran kas, data yang digunakan adalah penjualan dan rata-rata kas. Data yang digunakan untuk perputaran piutang adalah penjualan dan rata-rata piutang. Perputaran persediaan, data yang digunakan adalah perputaran persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur.

2 Menghitung Return on Investment, Perputaran Modal Kerja, Kas, Piutang, dan Persediaan

a) Return on Investment

Return on Investment dapat dirumuskan sebagai berikut,

(Irham, 2011: 137):

b) Perputaran Modal Kerja

Perputaran modal kerja dapat dirumuskan sebagai berikut (Munawir, 2010: 104):

c) Perputaran Kas

Perputaran kas dapat dirumuskan sebagai berikut (Sunyoto, 2013: 147):


(45)

d) Perputaran Piutang

Perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut (Munawir, 2010: 104):

e) Perputaran Persediaan

� =�� �� ��� �� � Perputaran

persediaan dapat dirumuskan sebagai berikut (Halim,Hanafi, 2005: 82):

3 Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah uji statistik yang berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau grafik, sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan (Santoso, 2015:173).

4 Mengklasifikasi Data

Klasifikasi data dimaksudkan untuk mengubah data menjadi kategori. Kegunaan dari kategori yang tepat adalah agar peneliti mampu melahirkan referensi untuk pengamat, dan hal ini dapat meningkatkan kemungkinan bahwa aspek-aspek yang relevan dapat diamati secara lebih terpercaya. Berbagai macam kategori dibuat dalam setiap penelitian tergantung pada tujuan penelitian serta kerangka teori yang digunakan oleh peneliti (Bungin, 2011:145).


(46)

a) Return on Investment

Return on Investment digunakan untuk mengukur

efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Besarnya ROI akan berubah apabila ada perubahan profit atau asset turnover, baik masing-masing atau keduanya. Dengan demikian maka pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau kedua-duanya dalam rangka memperbesar ROI. Semakin besar ROI maka operasi perusahaan semakin efektif. ROI dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Sangat Rendah : 1 Rendah : 2 Tinggi : 3 Sangat Tinggi : 4

b) Perputaran Modal Kerja

Perputaran modal kerja yang rendah menunjukan bahwa adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar. Sehingga semakin tinggi perputaran modal kerja maka penggunaan modal kerja semakin efektif dan tidak terjadi penumpukan saldo kas yang terlalu besar.


(47)

Maka perputaran modal kerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Sangat Rendah : 1 Rendah : 2 Tinggi : 3 Sangat Tinggi : 4 c) Perputaran Kas

Jumlah kas yang relatif kecil atau tidak adanya penumpukan saldo kas maka akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar. Maka perputaran kas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Sangat Rendah : 1 Rendah : 2 Tinggi : 3 Sangat Tinggi : 4

d) Perputaran Piutang

Piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume punjualan kredit. Semakin tinggi ratio perputaran piutang menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam pihutang rendah, sebaliknya apabila ratio semakin rendah maka ada over investment dalam piutang, sehingga memerlukan analisis lebih lanjut. Mungkin karena


(48)

bagian kredit dan penagihan bekerja secara tidak efektif atau adanya perubahan kebijakan dalam pemberian kredit. Maka perputaran piutang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Sangat Rendah : 1 Rendah : 2 Tinggi : 3 Sangat Tinggi : 4

e) Perputaran Persediaan

Tingkat perputaran persedian mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya, dan menunjukkan hubungannya antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan. Perputaran ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Semakin cepat perputaran persediaan maka semakin cepat pula barang dagangan dijual dan diganti dalam satu tahun. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien. Semakin cepat atau tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, di samping itu akan menghemat


(49)

ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut (Munawir, 2010:119). Maka perputaran persediaan dapat diklasivikasikan sebagai berikut:

Sangat Rendah : 1 Rendah : 2

Tinggi : 3

Sangat Tinggi : 4 5. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)

Analisis tabulasi silang atau Crosstabs pada SPSS 22 digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk kolom dan baris. Crosstabs juga berguna untuk menampilkan tabulasi silang yang menunjukkan suatu distribusi bersama, deskripsi statistik bivariat dan pengujian dua variabel atau lebih, terutama sekali variabel dalam bentuk kategori. Aplikasi Crosstabs ini akan melihat kecenderungan apakah terdapat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini menggunakan data ordinal.

6. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan dapat diperoleh dari analisis tabel tabulasi silang (crosstabs) dan melihat nilai spearman’s rho. Spearman dapat digunakan untuk pengukuran korelasi pada statistik non-parametrik (data ordinal) (Santoso, 2015: 333).


(50)

Arti angka korelasi (Santoso, 2015: 333):

1) Berkenaan dengan besaran angka. Angka korelasi untuk Spearman ataupun Kendall berkisar 0 (tidak ada korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sempurna). Sebagai pedoman sederhana, angka korelasi diatas 0,5 menunjukan korelasi yang cukup kuat, sedangkan dibawah 0,5 korelasi lemah.

2) Tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda – (Negatif) pada output menunjukan adanya arah berhubungan yang berlawanan, sedangkan + (Positif) menunjukan arah hubungan yang sama.


(51)

33 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka, tepatnya zaman kolonial Belanda pada tahun 1912 di Batavia (Jakarta). Bursa Efek Jakarta awal mulanya disebut Call-Efek. Sistem perdagangan dengan cara lelang, dimana tiap efek berturut-turut diserukan pemimpin “Call”, kemudian

para pialang masing-masing mengajukan permintaan beli atau penawaran jual sampai ditemukan kecocokan harga, maka transaksi terjadi. Bursa Efek Jakarta sempat ditutup karena terjadi perang dunia pertama, dan dibuka kembali pada tahun 1925. Selain di Batavia, pemerintah kolonial juga membuka cabang di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa Efek kembali terhenti karena terjadi perang dunia kedua.

Setelah Indonesia merdeka, pasar modal di Indonesia mulai aktif kembali pada saat pemerintahan Republik Indonesia mengeluarkan obligasi pemerintah dan mendirikan Bursa Efek di Jakarta, yaitu pada tanggal 31 Juni 1952. Diperdagangkannya saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda di nasionalisasikan pada tahun 1958. Walaupun pasar yang terdahulu belum mati karena sampai tahun 1975 masih ditemukan kurs bursa efek yang dikelola oleh Bank Indonesia.


(52)

Bursa Efek Jakarta diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977 sebagai hasil dari Keputusan Presiden Nomor 52 tahun 1976. Keputusan tersebut menetapkan pendirian Badan Pembina Pasar Modal, pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT. Danareksa. Bursa efek terdahulu bersifat demand-following, setelah tahun 1977 bersifat

supplay-leading, yang artinya bursa dibuka saat pengertian mengenai bursa pada

masyarakat sangat minim sehingga BAPEPAM harus berperan aktif dalam memperkenalkan bursa. Tahun 1977-1988 disebut operiode tidur panjang karena hanya 24 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.

Setelah dilakukan paket-paket deregulasi, akhirnya Bursa Efek Jakarta mengalami kemajuan pesat. Perusahaan-perusahaanpun akhirnya melihat bursa sebagai wahana yang menarik untuk mencari modal, sehingga sampai akhir tahun 1997 terdapat 283 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.

Adanya peningkatan kegiatan transaksi dirasakan sudah melebihi kapasitas manual, Bursa Efek Jakarta memutuskan untuk mengotomatisasi kegiatan transaksi di bursa. System yang diterapkan di Bursa Efek Jakarta diberi nama Jakarta Automated Trade System (JATS) yang mulai beroperasi tanggal 22 Mei 1995. System baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan menjamin kegiatan pasar yang adil dan transparan di banding system perdagangan manual. Pada tangal 19 September 1996 di Bursa Efek Surabaya juga diterapkan system otomatis, yang disebut Surabaya Market Information and Automated Remote Trading


(53)

(S-MART). Sistem S-MART ini diintegrasikan dengan JATS dan sistem KDEI (Kliring Deposit Efek Indonesia) untuk penyelesaian transaksi. Pada bulan Juli 2000, Bursa Efek Jakarta merupakan perdagangan tanpa warkat (Scripless Trading) yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas pasar dan menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham, serta untuk mempercepat roses penyelesaian transaksi. Tahun 2001, Bursa Efek Jakarta menerapkan perdagangan jarak jauh (Remote Trading), sebagai upaya untuk meningkatkan akese pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan. Tahun 2007, dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa, terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya ke Bursa Efek Jakarta dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Definisi Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk melalui tiga tahap yaitu input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk.

Manufaktur adalah suatu cabang industry yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu produk.


(54)

C. Gambaran Umum Aktivitas Industri Manufaktur

Industri manufaktur dalam mengolah sumber daya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Aktivitas perusahaan yang tergolong industri manufaktur:

1. Memperoleh atau menyimpan input atau bahan baku

2. Pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi

3. Menyimpan atau memasarkan barang jadi

Aktivitas industri manufaktur terdiri dari berbagai jenis usaha, antara lain:

1. Industri Dasar dan Kimia: a. Semen

b. Keramik, Porselen, dan Kaca c. Logam dan Sejenisnya d. Kimia

e. Plastik dan Kemasan f. Pakan Ternak

g. Kayu dan Pengolahannya h. Pulp dan Kertas

2. Aneka Industri:

a. Mesin dan Alat Berat b. Otomotif dan Komponen c. Tekstil dan Garment d. Alas Kaki


(55)

e. Kabel f. Elektronika

3. Industri Barang Konsumsi: a. Makanan dan Minuman b. Rokok

c. Farmasi

d. Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga e. Peralatan Rumah Tangga

D. Daftar Perusahaan Manufaktur yang digunakan untuk sampel penelitian

Tabel 4.1Daftar Perusahaan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan Sektor

1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk Food and Beverages

2 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk Chemical and Allied Products

3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Food and Beverages

4 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk Plastics and Glass Products

5 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk Paper and Allied Products

6 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry

Tbk Metal and Allied Products

7 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk Plastics and Glass Products

8 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk Plastics and Glass Products

9 ARGO PT. Argo Pantes Tbk Textile Mill Products

10 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk Stone, Clay, Glass and Concrete


(56)

Tabel 4.1 Daftar perusahaan sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Sektor

11 ASII PT. Astra International Tbk Automotive and Allied Products

12 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk Automotive and Allied Products

13 BATA PT. Sepatu Bata Tbk Apparel and Other Textil Products

14 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk Automotive and Allied Products

15 BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk Metal and Allied Products

16 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk Chemical and Allied Products

17 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk Food and Beverages

18 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk Metal and Allied Products

19 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk Food and Beverages

20 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk Adhesive

21 EKAD PT. Ekadharma International Tbk Adhesive

22 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk. Metal and Allied Products

23 GGRM PT. Gudang Garam Tbk Tobacco Manufacturers

24 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk Automotive and Allied Products

25 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Tobacco Manufacturers

26 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Food and Beverages

27 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk Cables

28 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk Automotive and Allied Products

29 INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk Metal and Allied Products

30 INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk Adhesive

31 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Food and Beverages

32 INDR PT. Indorama Synthetics Tbk Apparel and Other Textil Products

33 INDS PT. Indospring Tbk Automotive and Allied Products

34 INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Paper and Allied Products

35 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk Cement

36 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk Metal and Allied Products

37 KAEF PT. Kimia Farma Tbk Pharmaceuticals

38 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk Cables

39 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Stone, Clay, Glass and Concrete

Products

40 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk Fabricated Metal Products

41 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk Pharmaceuticals

42 LION PT. Lion Metal Works Tbk Metal and Allied Products

43 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk Metal and Allied Products

44 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk Automotive and Allied Products

45 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk Automotive and Allied Products

46 MBTO PT. Martina Berto Tbk Consumer Goods


(57)

Tabel 4.1 Daftar perusahaan sampel (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Sektor

48 MYOR PT. Mayora Indah Tbk Food and Beverages

49 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk Metal and Allied Products

50 NIPS PT. Nipress Tbk Automotive and Allied Products

51 PBRX PT. Pan Brothers Tbk Apparel and Other Textil

Products

52 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk Metal and Allied Products

53 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk Automotive and Allied Products

54 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk Food and Beverages

55 PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk Electronics and Office

Equipment

56 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk Pharmaceuticals

57 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk Apparel and Other Textil

Products

58 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk Food and Beverages

59 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing &

Commerce Tbk Cables

60 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk Food and Beverages

61 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Cement

62 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk Automotive and Allied Products

63 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk Apparel and Other Textil

Products

64 STTP PT. Siantar Top Tbk Food and Beverages

65 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk Consumer Goods

66 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk Paper and Allied Products

67 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk Stone, Clay, Glass and Concrete

Products

68 TPIA PT. Tri Polyta Indonesia Tbk Chemical and Allied Products

69 TRIS PT. Trisula International Tbk Textile Mill Products

70 TRST PT. Trias Sentosa Tbk Plastics and Glass Products

71 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk Pharmaceuticals

72 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading

Comp Food and Beverages

73 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk Chemical and Allied Products

74 VOKS PT. Voksel Electric Tbk Cables

75 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk Tobacco Manufacturers


(58)

40 BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Data Penelitian

Pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling berdasarkan pada kriteria atau ciri-ciri tertentu. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini antara lain:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013.

2. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan dengan dasar kalender berakhir 31 Desember 2013.

3. Perusahaan menghasilkan laba selama tahun 2013 dan mempublikasikan informasi mengenai aktiva lancar, kewajiban lancar, kas, piutang, persediaan, penjualan, harga pokok penjualan, laba bersih setelah pajak, total aktiva dalam laporan keuangannya.

Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh 76 perusahaan manufaktur.

2. Penghitungan data a. Return On Investment

Hasil perhitungan Return On Investment dapat dilihat pada tabel dibawah :


(59)

Tabel 5.1 Perhitungan Return on Investment perusahaan manufaktur tahun 2013

No. Kode Nama Perusahaan Return on

Investment (%) 1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 12,62 2 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk 0,19 3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 6,18 4 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 1,66 5 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk 4,5 6 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 0,95 7 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 9,56 8 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk 0,62 9 ARGO PT. Argo Pantes Tbk 3,49 10 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk 20,71 11 ASII PT. Astra International Tbk 9,07 12 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 8,39 13 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 6,52 14 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 2,02 15 BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk 14,69 16 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk 0,45 17 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 6,08 18 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk 13,96 19 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 30,5 20 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk 22,58 21 EKAD PT. Ekadharma International Tbk 11,31 22 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk. 7,68 23 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 8,53 24 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk 0,78 25 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 39,48 26 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 10,46 27 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk 2,28 28 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk 2,39 29 INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk 0,66 30 INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk 7,59 31 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 3,21 32 INDR PT. Indorama Synthetics Tbk 0,16


(60)

Tabel 5.1 Perhitungan Return on Investment perusahaan manufaktur tahun 2013 (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Return on Investment

(%) 33 INDS PT. Indospring Tbk 6,66 34 INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 3,26 35 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 18,83 36 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 4 37 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 8,68 38 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk 5,65 39 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 3,09 40 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk 7,55 41 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 16,96 42 LION PT. Lion Metal Works Tbk 12,99 43 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 10,15 44 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 4,36 45 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 0,58 46 MBTO PT. Martina Berto Tbk 2,64

47 MERK PT. MERCK Tbk 25,17

48 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 10,73 49 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk 0,22 50 NIPS PT. Nipress Tbk 4,24 51 PBRX PT. Pan Brothers Tbk 4,51 52 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk 2,56 53 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk 1,66 54 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 1,16 55 PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk 1,81 56 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 3,54 57 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 0,66 58 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 8,67 59 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing &

Commerce Tbk 5,94

60 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk 11,8 61 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk 17,44 62 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 18,1 63 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk 3,8 64 STTP PT. Siantar Top Tbk 7,79 65 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 10,92


(61)

Tabel 5.1 Perhitungan Return on Investment perusahaan manufaktur tahun 2013 (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Return on Investment

(%) 66 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 1,04 67 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 13,55 68 TPIA PT. Tri Polyta Indonesia Tbk 0,51 69 TRIS PT. Trisula International Tbk 7,17 70 TRST PT. Trias Sentosa Tbk 1,01 71 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 11,73 72 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry &

Trading Comp 11,57

73 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk 3,18 74 VOKS PT. Voksel Electric Tbk 2 75 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 10,75 76 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk 1,01

b. Perputaran Modal Kerja

Hasil perhitungan Perputaran Modal Kerja dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 5.2 Perhitungan Perputaran Modal Kerja perusahaan manufaktur tahun 2013

No. Kode Nama Perusahaan Perputaran

Modal Kerja 1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 5,56 2 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk 3,89 3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 5,90 4 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 6,97 5 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk 10,53 6 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 15,18 7 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 2,35


(62)

Tabel 5.2 Perhitungan Perputaran Modal Kerja perusahaan manufaktur tahun 2013 (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Perputaran

Modal Kerja 8 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk 5,60 9 ARGO PT. Argo Pantes Tbk 6,49 10 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk 20,33 11 ASII PT. Astra International Tbk 9,99 12 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 7,58 13 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 3,95 14 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 5,88 15 BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk 1,42 16 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk 31,91 17 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 14,77 18 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk 3,12 19 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 1,58 20 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk 1,07 21 EKAD PT. Ekadharma International Tbk 4,67 22 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk. 2,70 23 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 3,62 24 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk 4,08 25 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 8,18 26 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 3,89 27 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk 2,71 28 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk 14,33 29 INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk 4,04 30 INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk 1,00 31 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 4,37 32 INDR PT. Indorama Synthetics Tbk 26,03 33 INDS PT. Indospring Tbk 2,60 34 INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 4,80 35 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 1,42 36 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 0,85 37 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 4,28 38 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk 4,84 39 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 1,74 40 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk 1,90 41 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 3,40 42 LION PT. Lion Metal Works Tbk 0,93


(63)

Tabel 5.2 Perhitungan Perputaran Modal Kerja perusahaan manufaktur tahun 2013 (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Perputaran

Modal Kerja 43 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 3,11 44 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 1,16 45 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 6,79 46 MBTO PT. Martina Berto Tbk 1,80

47 MERK PT. MERCK Tbk 3,04

48 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 4,89 49 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk 13,83

50 NIPS PT. Nipress Tbk 32,73

51 PBRX PT. Pan Brothers Tbk 4,80 52 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk 7,15 53 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk 21,11 54 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 8,61 55 PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk 15,49 56 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 5,80 57 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 2,82 58 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 44,25 59 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing &

Commerce Tbk 9,50

60 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk 25,90 61 SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk 6,06 62 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 4,40 63 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk 1,96 64 STTP PT. Siantar Top Tbk 39,08 65 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk 3,40 66 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 1,96 67 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 3,08 68 TPIA PT. Tri Polyta Indonesia Tbk 13,83 69 TRIS PT. Trisula International Tbk 3,65 70 TRST PT. Trias Sentosa Tbk 0,00 71 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk 2,78 72 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Comp 4,51 73 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk 0,00 74 VOKS PT. Voksel Electric Tbk 9,35 75 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 2,82 76 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk 8,34


(64)

c. Perputaran Kas

Hasil perhitungan Perputaran Kas dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 5.3 Perhitungan Perputaran Kas perusahaan manufaktur tahun 2013

No. Kode Nama Perusahaan Perputaran

Kas 1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 16,10 2 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk 22,62 3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 19,37 4 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 24,08 5 ALDO PT. Alkindo Naratama Tbk 63,46 6 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk 76,02 7 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 4,26 8 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk 12,02 9 ARGO PT. Argo Pantes Tbk 42,87 10 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk 36,73 11 ASII PT. Astra International Tbk 13,16 12 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 10,08 13 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 141,76 14 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 73,94 15 BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk 1,95 16 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk 33,77 17 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 112,12 18 CTBN PT. Citra Tubindo Tbk 9,47 19 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 2,39 20 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk 2,35 21 EKAD PT. Ekadharma International Tbk 51,47 22 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk. 5,04 23 GGRM PT. Gudang Garam Tbk 63,47 24 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk 8,51 25 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 141,23


(65)

Tabel 5.3 Perhitungan Perputaran Kas perusahaan manufaktur tahun 2013 (lanjutan)

No. Kode Nama Perusahaan Perputaran

Kas 26 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 4,67 27 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk 7,45 28 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk 17,81 29 INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk 60,26 30 INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk 1,41 31 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 4,32 32 INDR PT. Indorama Synthetics Tbk 47,30 33 INDS PT. Indospring Tbk 8,78 34 INKP PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 28,34 35 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 1,62 36 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 4,52 37 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 12,24 38 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk 39,92 39 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 4,10 40 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk 20,84 41 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 10,05 42 LION PT. Lion Metal Works Tbk 1,64 43 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk 6,79 44 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk 1,53 45 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 9,17 46 MBTO PT. Martina Berto Tbk 7,68 47 MERK PT. MERCK Tbk 2,32 48 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 17,70 49 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk 23,31 50 NIPS PT. Nipress Tbk 119,85 51 PBRX PT. Pan Brothers Tbk 13,04 52 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk 48,65 53 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk 31,68 54 PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 14,75 55 PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk 47,49 56 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk 29,83 57 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 16,86 58 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 21,66 59 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing &


(1)

Tabel Piutang, Kas akhir tahun, HPP, Persediaan, Earning after tax, Total aset (lanjutan) (Dalam Jutaan Rupiah)

43

LMSH

28.242,00 24.300,00 34.442,00 41.044,00 229.518,00 37.794,00 14.383,00 141.698,00

44

LPIN

18.224,00 15.802,00 49.137,00 51.901,00 49.769,00 46.082,00 8.555,00 196.391,00

45

MASA

245.474,00 484.902,00 449.037,00 434.135,00 3.376.969,00 1.052.379,00 21.456,00 7.718.627,00

46

MBTO

289.366,00 277.815,00 119.507,00 47.589,00 315.414,00 53.263,00 16.756,00 611.770,00

47

MERK

68.546,00 137.784,00 143.552,00 884.227,00 648.473,00 249.319,00 175.445,00 696.946,00

48

MYOR

2.051.347,00 2.813.146,00 1.339.570,00 18.605,00 9.096.171,00 1.456.454,00 1.053.625,00 9.709.838,00

49

NIKL

300.805,00 469.411,00 77.012,00 103.326,00 1.953.224,00 542.309,00 3.411,00 1.526.633,00

50

NIPS

159.319,00 255.668,00 7.897,00 7.306,00 757.501,00 193.146,00 33.872,00 798.408,00

51

PBRX

559.962,00 633.300,00 171.545,00 479.563,00 3.655.459,00 682.771,00 128.697,00 2.869.248,00

52

PICO

133.341,00 153.848,00 13.856,00 14.281,00 598.138,00 259.629,00 15.922,00 621.400,00

53

PRAS

65.873,00 88.887,00 1.168,00 18.795,00 259.062,00 153.755,00 87.154,00 765.630,00

54

PSDN

65.407,00 71.291,00 85.658,00 87.887,00 1.103.330,00 217.607,00 21.322,00 681.832,00

55

PTSN

277.779,00 234.994,00 78.060,00 31.572,00 2.523.971,00 148.534,00 17.499,00 964.802,00

56

PYFA

30.568,00 30.274,00 5.343,00 7.567,00 62.125,00 35.867,00 6.196,00 175.119,00

57

RICY

197.155,00 295.710,00 57.624,00 59.100,00 711.537,00 410.785,00 8.721,00 1.109.865,00

58

ROTI

136.625,00 183.089,00 37.872,00 101.142,00 806.918,00 36.533,00 158.015,00 1.822.689,00

59

SCCO

718.378,00 799.526,00 260.478,00 294.288,00 3.478.401,00 299.425,00 104.962,00 1.762.032,00

60

SKBM

61.527,00 139.216,00 36.950,00 91.980,00 1.150.039,00 88.932,00 58.267,00 497.653,00

61

SMGR

2.522.529,00 2.916.062,00 3.022.125,00 4.070.493,00 13.557.147,00 2.645.893,00 4.926.640,00 30.792.884,00

62

SMSM

430.808,00 561.027,00 59.381,00 93.399,00 1.735.274,00 397.738,00 338.223,00 1.701.103,00

No.

Kode

Piutang Kas Akhir tahun

HPP

Persediaan earning after

tax total aset


(2)

Tabel Piutang, Kas akhir tahun, HPP, Persediaan, Earning after tax, Total aset (lanjutan) (Dalam Jutaan Rupiah)

63

SRSN

67.312,00 81.706,00 18.747,00 8.598,00 306.038,00 192.744,00 45.171,00 420.782,00

64

STTP

200.754,00 235.749,00 8.305,00 12.151,00 1.384.917,00 285.783,00 114.437,00 1.470.059,00

65

TCID

290.312,00 290.267,00 134.940,00 73.825,00 1.250.786,00 330.318,00 160.564,00 1.465.952,00

66

TKIM

1.693.294,00 1.405.306,00 1.830.251,00 1.405.660,00 13.163.342,00 4.589.679,00 335.989,00 31.962.810,00

67

TOTO

418.581,00 462.106,00 200.151,00 252.491,00 1.223.978,00 359.987,00 2.365.580,00 1.746.178,00

68

TPIA

1.524.050,00 2.292.861,00 1.193.210,00 2.948.190,00 29.550.700,00 3.581.588,00 101.988,00 23.404.264,00

69

TRIS

94.088,00 109.338,00 56.089,00 62.206,00 493.434,00 130.880,00 48.195,00 449.009,00

70

TRST

339.193,00 475.035,00 44.289,00 46.831,00 1.797.095,00 558.873,00 384.765,00 3.260.920,00

71

TSPC

748.056,00 960.837,00 1.651.451,00 1.792.222,00 4.135.087,00 1.000,00 674.147,00 5.407.958,00

72

ULTJ

308.799,00 381.953,00 535.890,00 611.625,00 2.446.448,00 534.977,00 325.127,00 2.811.621,00

73

UNIC

626.422,00 845.565,00 119.277,00 170.635,00 4.825.476,00 1.281.671,00 88.295,00 3.303.941,00

74

VOKS

887.674,00 1.017.891,00 156.850,00 98.191,00 2.252.807,00 365.801,00 39.093,00 1.955.830,00

75

WIIM

40.551,00 59.295,00 398.225,00 134.910,00 1.118.437,00 693.067,00 132.379,00 1.229.011,00

76

YPAS

72.752,00 57.020,00 5.595,00 4.069,00 389.672,00 107.767,00 6.222,00 613.879,00

No.

Kode

Piutang Kas Akhir tahun

HPP

Persediaan earning after

tax total aset


(3)

Tabel perhitungan Perputaran Modal Kerja, Kas, Piutang, Persediaan, dan Return On Investment

No.

Kode

Perputaran Modal

Kerja Perputaran Kas Perputaran Piutang Perputaran Persediaan

Return on Investment (%)

1

ADES

5,56 16,10 6,66 2,61 12,62

2

ADMG

3,89 22,62 9,84 4,44 0,19

3

AISA

5,90 19,37 5,54 3,07 6,18

4

AKPI

6,97 24,08 4,66 4,99 1,66

5

ALDO

10,53 63,45 4,60 5,27 4,5

6

ALMI

15,18 76,02 12,47 25,59 0,95

7

AMFG

2,35 4,26 9,05 3,61 9,56

8

APLI

5,60 12,02 5,01 1,25 0,62

9

ARGO

6,49 42,87 15,81 3,14 3,49

10

ARNA

20,33 36,73 5,39 3,22 20,71

11

ASII

9,99 13,16 3,96 10,99 9,07

12

AUTO

7,58 10,08 7,54 5,6 8,39

13

BATA

3,95 141,76 23,42 1,92 6,52

14

BRAM

5,88 73,94 6,61 4,23 2,02

15

BTON

1,42 1,95 9,01 6,13 14,69

16

BUDI

31,91 33,77 4,39 9,72 0,45

17

CEKA

14,77 112,12 11,21 6,31 6,08

18

CTBN

3,12 9,47 1,91 1,65 13,96

19

DLTA

1,58 2,39 5,46 1,52 30,5


(4)

Tabel perhitungan Perputaran Modal Kerja, Kas, Piutang, Persediaan, dan Return On Investment (lanjutan)

No.

Kode

Perputaran Modal

Kerja Perputaran Kas Perputaran Piutang Perputaran Persediaan

Return on Investment (%)

21

EKAD

4,67 51,47 7,45 2,76 11,31

22

GDST

2,70 5,04 8,73 8,51 7,68

23

GGRM

3,62 63,47 30,98 1,47 8,53

24

GJTL

4,08 8,51 5,48 5,54 0,78

25

HMSP

8,18 141,23 53,17 3,17 39,48

26

ICBP

3,89 4,67 19,67 7,61 10,46

27

IKBI

2,71 7,45 4,89 7,85 2,28

28

IMAS

14,33 17,81 4,11 3,91 2,39

29

INAI

4,04 60,26 4,64 1,95 0,66

30

INCI

1,00 1,41 3,72 10,96 7,59

31

INDF

4,37 4,32 11,13 5,32 3,21

32

INDR

26,03 47,30 8,89 5,81 0,16

33

INDS

2,60 8,78 6,20 3,59 6,66

34

INKP

4,80 28,34 11,60 2,43 3,26

35

INTP

1,42 1,62 7,52 6,81 19,61

36

JPRS

0,85 4,52 1,48 5,25 4

37

KAEF

4,28 12,24 8,54 1,56 8,68

38

KBLI

4,84 39,92 6,24 7,71 5,65

39

KIAS

1,74 4,10 3,65 3,52 3,09

40

KICI

1,90 20,84 8,61 1,51 7,55


(5)

Tabel perhitungan Perputaran Modal Kerja, Kas, Piutang, Persediaan, dan Return On Investment (lanjutan)

No.

Kode

Perputaran Modal

Kerja Perputaran Kas Perputaran Piutang Perputaran Persediaan

Return on Investment (%)

42

LION

0,93 1,64 5,25 1,49 12,99

43

LMSH

3,11 6,79 9,75 6,07 10,15

44

LPIN

1,16 1,53 4,54 1,08 4,36

45

MASA

6,79 9,17 11,09 3,21 0,58

46

MBTO

1,80 7,68 2,26 5,92 2,64

47

MERK

3,04 2,32 11,57 2,6 25,17

48

MYOR

4,89 17,70 4,94 6,25 10,73

49

NIKL

13,83 23,31 5,46 3,6 0,22

50

NIPS

32,73 119,85 4,39 3,92 4,24

51

PBRX

4,80 13,04 7,12 5,35 4,51

52

PICO

7,15 48,65 4,77 2,3 2,56

53

PRAS

21,11 31,68 4,09 1,68 1,66

54

PSDN

8,61 14,75 18,72 5,07 1,16

55

PTSN

15,49 47,49 10,15 0,6 1,81

56

PYFA

5,80 29,83 6,33 1,73 3,54

57

RICY

2,82 16,86 3,99 1,73 0,66

58

ROTI

44,25 21,66 9,42 22,09 8,67

59

SCCO

9,50 13,52 4,94 11,62 5,94

60

SKBM

25,90 20,11 12,92 12,93 11,8

61

SMGR

6,06 6,91 9,01 5,12 17,44


(6)

Tabel perhitungan Perputaran Modal Kerja, Kas, Piutang, Persediaan, dan Return On Investment (lanjutan)

No.

Kode

Perputaran Modal

Kerja Perputaran Kas Perputaran Piutang Perputaran Persediaan

Return on Investment (%)

63

SRSN

1,96 28,69 5,27 1,59 3,8

64

STTP

39,08 165,72 7,77 4,85 7,79

65

TCID

3,40 19,43 6,99 3,79 10,92

66

TKIM

1,96 9,21 9,62 2,87 1,04

67

TOTO

3,08 7,56 3,89 3,4 13,55

68

TPIA

13,83 14,75 16,01 8,25 0,51

69

TRIS

3,65 11,33 6,59 3,77 7,17

70

TRST

0,00 44,63 4,99 3,22 1,01

71

TSPC

2,78 3,98 8,02 4,13 11,73

72

ULTJ

4,51 6,03 10,02 4,57 11,57

73

UNIC

0,00 36,91 7,27 3,76 3,18

74

VOKS

9,35 19,69 2,64 6,16 2

75

WIIM

2,82 5,96 31,81 1,61 10,75

76

YPAS

8,34 90,99 6,78 3,62 1,01

*Perputaran Modal Kerja = Penjualan 2013 / ((Modal Kerja 2012 + Modal Kerja 2013)/2)

**Perputaran Kas = Penjualan 2013/ ((Kas 2012 + Kas 2013)/2)

*** Perputaran Piutang = Penjualan 2013/ ((Piutang 2012 + Piutang 2013)/2)

**** Perputaran Persediaan = HPP/Persediaan 2013


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Tingkat Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

4 61 88

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 88

Analisis pengaruh efektifitas komponen modal kerja,leverage, umur perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang go public Indonesia : studi kasus pada perusahaan manufaktur go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009

1 8 100

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN PIUTANG, PROFITABILITAS, DAN RETURN SPREAD TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 5 26

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN PIUTANG DAN MODAL INTELEKTUAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2014 – 2016 (Penelitian Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di B

1 8 15

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages di BEI Tahun 2012-2015) SKRIPSI

0 0 16

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, CURRENT RATIO, DAN STATUS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT

0 0 15

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS (pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 0 14