b. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan. Artinya bimbingan merupakan bagian
integral dalam pendidikan. c. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak klien yang minta
bantuan. d. Bimbingan bukan preogatif kelompok khusus kesehatan
mental namun dilaksanakan melalui kerja sama berdasarkan keahlian dan kompetensinya sendiri.
e. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi dirinya.
f. Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat individualisasi, personalisasi, dan sosialisasi.
Dari uraian diatas dapat diringkas sebagai berikut : a Landasan filosofis bimbingan terkait dengan cara pandang
para ahli berdasarkan olah pikirnya tentang hakikat manusia tujuan hidup di dunia ini serta upaya-upaya untuk
mengembangkan,mengangkat, atau memlihara nilai-nilai kemanusiaan manusia
b Bimbingan merupakan kegiatan manusiawi yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi insaniayah manusia,
sehingga manusia berada dalam alur kehidupan yang bermartabat dan beradab.
c Konselor seyogyanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang filasafat manusia filsafat antropologi agar memiliki
pedoman yang akurat dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli kearah kehidupan yang sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki.
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
Landasan psikologis merupakan orientasi layanan bimbingan dan konseling yang menitik beratkan pada aspek kejiwaan dengan
menerima segala keunikannya masing-masing, sehingga proses layanan yang terjadi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a Masing- masing individu memiliki karakteristik pribadi yang unik. Dalam arti
terdapat perbedaan individual diantara mereka seperti yang menyangkut aspek kecerdasan,emosi,sosialitas, sikap, kebiasaan
dan penyesuaian diri. b Setiap individu memiliki kebutuhan dan senantiasa dinamik
dalam interaksinya dengan lingkungannya,disamping itu individu senantiasa mengalami berbagai perubahan baik dalam sikap
maupun tingkah lakunya. c Sebagai suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu
tidak selalu berlangsung secara liniersesuai dengan arah yang
diharapkan atau norma yang dijunjung tinggi, tetapi berlangsung secara fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau diskontinuitas
perkembangan. Dalam proses pendidikan, tidak jarang peserta didik mengalami stagnasi perkembangan sehingga menimbulkan
masalah-masalah psikologis,
seperti perilaku
menyimpangdeliquency atau bersifat infantilitas. d Agar perkembangan peserta didik dapat berlangsung dengan
baik dan terhindar dari munculnya masalah-masalah psikologis maka kepada mereke perlu diberikan bantuan yang bersifat
pribadi. e Bagi konselor memahami aspek-aspekpsikologis klien merupakan
tuntutan yang mutlak, karena pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya untuk memfasilitasi
perkembangan aspek-aspek pskologis,pribadi atau prilaku klien,sehingga mereka memiliki pencerahan diri dan mampu
memperoleh kehidupan yang bermakna, baik bagi dirinya maupun orang lain.
5. LANDASAN SOSIAL BUDAYA Landasan sosial budaya adalah merupakan bentuk kebutuhan akan
bimbingan yang timbul dari masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat, semakin rumit
struktur nasyarakat dan keadaannya semakin rumit dan banyak pula masalah yang dihadapi oleh individu dalam masyarakat itu. Dalam
suatu penelitian terhadap masyarakat barat dikemukakan bahwa akibat sampingan dari gaya hidup modern, seperti di negara-negara
industri adalah munculnya berbagai problem sosial dan personal yang cukup kompleks. Problema tersebut seperti: 1 ketegangan fisik dan
psikis,2 kehidupan yang serba rumit,3 kekhawatiran atau kecemasan akan masa depan,4 makin tidak manusiawinya hubungan
antar individu,5 rasa tersaing dari anggota keluarga dan anggota masyarakat lainnya,6 renggangnya hubungan kekeluargaan,7
terjadinya penyimpangan moral dan sistem nilai, dan 8 hilangnya identitas diri Rusdi Muslim, Suara pembaharuan, 9 oktober 1993.
Masalah lain sebagai dampak negatif dari kehidupan modern ini adalah semakin kompleknya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan,
jenis dan pola kehidupan, jenis dan kesempatan pendidikan, persaingan antar individu, dan sebagainya. Dengan demikian individu
dituntut untuk lebih mampu mengahadapi berbagai masalah seperti masalah
penyesuaian diri misalnya pemilihan pekerjaan, masalah perencabaan dan pemilihan
pendidikan, masalah-masalah hubungan sosial, masalah keluarga, masalah keuangan,dan masalah-masalah pribadi. Dapat dimaklumi
bahwa tiap individu dapat berhasil dengan sebaik-baiknya mengatasi masalah- masalah yang diahdapinya dalam hal ini individu-individu
tertentu perlu mendapatkan bantuan yang memadai dalam usaha mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh masalah-masalah yang
dihadapinya itu. Dari uraian diatas dapat maka, landasan sosial budaya bimbingan dan konseling dapat disimpulkan sebagai berikut:
1 Kebutuhan akan bimbingan timbul karena adanya masalah- masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam
kehidupan masyarakat. Semakin rumit struktur masyarakat dan keadaanya semakin banyak dan rumit pulalah masalah yang
dihadapi oleh individu yang terdapat dalam masyarakat itu. 2 Ketidak berfungsian keluarga melahirkan dampak negatif bagi
kehidupan moralitas anak. Bagi keluarga yang mengalami kondisi disfungsional seperti diatas, seringkali
dihadapkan kepada kebuntuhan atau kesulitan mencari jalan keluar atau pemecahan masalah yang dihadapinya, sehingga
apabila tidak segera mendapatkan bantuaqn dari luar maka, masalah yang dihadapinya akan semakin parah, salah satu
bantuan yang dapat memfasilitasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi adalah bimbingan dan konseling.
3 Demokrasi dalam bidang kenegaraan menyebabkan demokratisasi dalam kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Hal ini berarti
pemberian kesempatan kepada setiap orang untuk menikmati pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun
swasta. Dari kesempatan yang terbuka ini menyebabkan berkumpulnya murid-murid dari berbagai kalangan yang berbeda-
beda latar belakangnya antara lain: agama, etnis, keadaan sosial, adat istiadat, dan ekonomi. Hal ini menimbulkan berbagai macam
maslah yang dihadapi oleh pesrta didik yang terlibat dalam kelompok campuran tersebut.
6.LANDASAN RELEGIUS Landasan religius adalah merupakan landasan yang didasarkan pada
pandangan bahwa hakikat manusia yang merupakan homo religius atau mahluk beragama, yaitu mahluk yang mempunyai fitrah untuk
memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan agama itu sebagai referensi sikap
dan prilakunya. Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah mahluk yang mempunyai motif beragama, rasa keagamaan, dan kemampuan
serta memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama, kefitrahannya inilah yang membedakan dirinya dengan
hewan dan juga yang mengangkat harkat dan martabatnya atau kemiliaannya disisi Tuhan. Adapun alasan yang menjadikan agama
sebagai landasan bimbingan dan konseling adalah; a Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka
mencari kebahagiaan yang hakiki di dunia ini dan di akhirat kelak. Karena agama sebagai
pedoman hidup, maka dalam semua kegiatan kehidupan manusia harus merujuk kepada nilai-nilai agama.
b Manusia adalah makhluk yang mempunyai fitrah beragama homo religius yang berpotensi untuk dapt memahami dan
mengamalkan nilai-nilai agama. c Hakikat manusia adalah makhluk Alloh yang berfungsi sebagai
hamba dan khalifahnya. Sebagai hamba, manusia mempunyai tugas suci untuk beribadah kepadanya. Sebagai khalifah, manusia
mempunyai kewajiban atau amanah untuk menciptakan dan menata kehidupan yang bermakna bagi kesejahteraan hidup
bersama rahmatan lil alamiin. d Berdasarkan pendapat para ahli dan temuan-temuan hasil
penelitian menunjukkan bahwa agama sangat berperan berkontribusi sangat signifikan terhadap pencerahan diri dan
kesehatan mental individu. Bertitik tolak dari hal ini maka pengintegrasian atau penerapan nilai-nilai agama dalam layanan
bimbingan dan konseling merupakan suatu keniscayaan yang harus ditumbuh kembangkan.
e Agar penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling berlangsung secara baik, maka konselor dipersyaratkan
untuk memiliki pemahaman dan pengamalan agama yang dianutnya dan menghormati agama konseli.
7. LANDASAN PEDAGOGIK