2. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1
satu jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal
3. Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi
kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
b. Di luar jam pembelajaran sekolah:
1. Kegiatan tatap muka dengan
peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,, bimbingan kelompok, konseling
kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2. Satu
kali kegiatan
layananpendukung konseling di luar kelasdi luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 dua jam pembelajaran
tatap muka dalam kelas.
3. Kegiatan pelayanan konseling di
luar jam pembelajaran sekolah maksimum 50 dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan
kepada pimpinan sekolahmadras 4.
Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program LAPELPROG.
5. Volume dan waktu untuk
pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan
persetujuan pimpinan sekolahmadrasah.
D. Penilaian Bimbingan dan Konseling
1. Defenisi penilaian Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam rangka
pengembangan kompetensi siswa, hasil-hasil layanan bimbingan dan konseling harus dinilai, baik melalui penilaian terhadap hasil layanan
maupun proses pelaksanaannya. Penilaian ini selanjutnya dapat dipakai untuk melihat keefektifan layanan di satu sisi, dan sebagai dasar
pertimbangan bagi pengembangannya di sisi lain. Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen
program bimbingan. Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan kegiatan layanan
bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian layanan
bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk menilai sejauh mana kegiatan layanan itu mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Penilaian Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan
penilaian. Dengan penilaian ini dapat diketahui apakah layanan tersebut
efektif dan membawa dampak positif terhadap siswa yang mendapatkan layanan.
Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan. Perolehan ini diorientasikan pada :
a. Pengentasan masalah siswa : sejauh manakah perolehan siswa
menunjang bagi pengentasan masalahnya? Perolehan itu
diharapkan dapat lebih menunjang terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan permasalahan dan
perkembangan diri siswa.
b. Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap,
motivasi, kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar,
konsep diri, kemampuan berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.
3. Fokus Penilaian Secara khusus
fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya:
a. Pemahaman baru; yang diperoleh melalui layanan, dalam
kaitannya dengan masalah yang dibahas.
b. Perasaan positif; sebagai dampak dari proses dan materi yang
dibawakan melalui layanan. Rencana kegiatan;yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah
pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih
lanjut pengentasan masalah yang dialaminya. Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara
jelas mengacu kepada kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan yang dihadapinya dalam rangka
kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.
E. Tahap-tahap penilaian Tahap penilaian bimbingan dan konseling dibagi dalam tiga tahap,
yaitu:
1. . Penilaian segera LAISEG, yaitu penilaian pada akhir setiap
jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.
2. . Penilaian jangka pendek LAIJAPEN, yaitu penilaian dalam waktu
tertentu satu minggu sampai dengan satu bulan setelah satu
jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanankegiatan
terhadap peserta didik. 3. .
Penilaian jangka panjang LAIJAPANG, yaitu penilaian dalam waktu tertentu satu bulan sampai dengan satu semester setelah satu
atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan
dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan
melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui
efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam
LAPELPROG Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu
semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
F. Penjadwalan