Asas Asas Bimbingan dan Konseling

e. Pengambilan keputusan adalah hal yang esensial dalam bimbingan. Bimbingan diarahkan untuk membantu individu agar dapat menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu, yang itu semuanya merupakan hal yang penting sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya, sedangkan bimbingan hanya memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan,menyesuaikan diridan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Jones.et.al 1970 berpendapat bahwa kemampuan untuk membuat keputusan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan individu untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan. f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai settingadegan kehidupan.pemberia layanan bimbingan tidak harus di sekolah,tetapi juga dilingkungan keluarga, perusahaanindustri,lembaga pemerintaswasta,dan masyarakat pada umumnya. Bidang layanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan,dan pekerjaan.

3. Asas Asas Bimbingan dan Konseling

Untuk mencapai hasil bimbingan yang maksimal tentunya diperlukan banyak informasi dari konseli, untuk menjamin itu semua diperlukan cara asas yang dapat meyakinkan konseli agar tidak memiliki keraguan lagi dalam memberikan informasi kepada konselor, hal itu diwujudkan dalam bentuk asas bimbingan dan konseling sebagai berikut: a. Kerahasiaan. Yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik konseli yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini konselor berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin. b. Kesukarelaan. Yaitu menghendaki kesukaan dan kerelaan peserta didikkonseli mengikutimenjalani,layanankegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini konselor berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut. c. Keterbukaan. Yaitu menghendaki peserta didik konseli yang menjadi sasaran layanankegiatan. Bersikap terbuka dan tidak berpura-pura,baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima informasi dan materi dari luar yang berguna dalam pengembangan dirinya. Dalam hal ini konselor berkewajiban mengambangkan keterbukaan peserta didik konseli . keterbukaan ini amat erat kaitannya dengan terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didikkonseli yang menjadi sasaran layanan kegiatan. Agar pesrta didik dapat terbuka, konselor terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. d. Kegiatan. Yaitu menghendaki pesrta didikkonseli yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan layanankegiatan bimbingan. Dalam hal ini konselor perlu mendorong peserta didikkonseli untuk aktif dalam setiap layanankegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya. e. Kemandirian, yaitu menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: peserta didikkonseli sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu Yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,mampu mengambil keputusan,mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Konselor dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik. f. Kekinian, yaitu menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan pesrta didik konseli dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampaupun” dilihat dampak danatau kaitannya dengan konddisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang. g. Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanankonseli Yang terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu. h. Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menhghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,baik yang dilakukan oleh konselor maupun pihak lain,saling menunjang,harmonis dan terpadu. Untuk ini kerjasama antara konselor dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap layanan kegiatan bimbungan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. i. Keharmonisan, yaitu menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama,hukum dan peraturan,adat istiadat,ilmu pengetahuan,dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggung jawabkan dan apabila isi dan pelaksanaannya tidak benrdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didikkonseli memahami,meanghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut. j. Keahlian, yaitu menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah- kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan konselor harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling. k. Alih tangan kasus, yaitu menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didikkonseli mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,guru-guru lain,atau ahli lain: dan demikian pula konselor dapat mengalih tangankan kasus kepada guru mata pelajaranpraktik dan lain-lain. l. Tut wuru handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didikkonseli untuk maju demikian juga segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti itu. 4 Bidang Bimbingan Bidang-bidang bimbingan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah adalah sebagai berikut : a. Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah akademik yaitu, pengenalan kurikulum,pemilihan jurusan, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain. Bimbingan akademik dilakukan dengan cara menegmabangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membentuk individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif,membantu individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tutntutan programpendidikan dalam bimbingan akademik para pembimbingan berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yamg diharapkan. b. Bimbingan sosial pribadi, yaitu merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam emecahkan masalah-masalah sosial pribadi. Yang tergolong dalam masalah-masalah sosial pribadi adalah: masalah hubungan dengan teman dengan guru, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, penyelesaian konflik. Bimbainga sosial pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permaslahan yang dialami individu. Bimbinagn sosial pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif,interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif serta ktrampilan-ketrampilan sosial pribadi yang tepat. c. Bimbingan karir yaitu, bimbingan yang membantu individu dalam perencanaan pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi. Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif,afektif, maupun ketrampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan,maupun perolehan pengetahuan dalam ketrampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem kehidupan sosial budaya yang terus menerus berubah.

5. JENIS-JENIS LAYANAN