Populasi dan sampel. Teknik Penentuan Sampel.

memperkirakan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutangnya melalui modal yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : DER = Total hutang debt x 100 Total Modal equity

B. Variabel Terikatnya adalah Harga Saham Y

Harga saham adalah nilai dari suatu saham yang terbentuk di pasar sebagai bentuk akibat dari hasil penawaran dan permintaan yang ada. Sedangkan harga saham yang digunakan yaitu harga saham rata-rata tahunan. Harga saham tahunan diperoleh dengan cara menjumlahkan harga saham pada saat harga penutupan closing price setiap akhir tahun.

3.2 Teknik Penentuan Sampel.

3.2.1 Populasi dan sampel.

a. Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode 2006-2010 yang berjumlah 21 perusahaan makanan dan minuman. b. Sampel. Dari 21 perusahaan makanan dan minuman periode 2006-2010 yang terdaftar di BEI. Diambil sampel sebanyak 6 perusahaan. Karena dari 21 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perusahaan hanya 6 perusahaan memenuhi kriteria penentuan sampel yaitu memiliki laporan keuangan yang mendapatkan laba bersih tidak merugi mulai 2006 -2010. 3.2.2 Teknik Penarikan Sampel. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sehingga membatasi ruang lingkup penelitian dari jenis sampel yang ada. Sehingga hasil yang diharapkan nanti bersifat BLUE Best Linear Unbiased Estimator . Adapun kriteria dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Perusahaan makanan dan minuman yang melaporkan laporan keuangan secara terus menerus selama periode penelitian yaitu tahun 2006-2010. 2. Melaporkan laporan keuangan tahunan yang telah di audit secara terus menerus. 3. Memiliki laba bersih dan tidak merugi secara terus menerus dari periode 2006 - 2010. Sampel yang digunakan adalah semua laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang mendapatkan laba bersih dan tidak merugi yang diterbitkan tahun 2006 - 2010. Dari 21 perusahaan hanya terdapat 6 perusahaan makanan dan minuman yang sesuai dengan kriteria tersebut, yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Table 3.1 Nama-nama perusahaan perusahaan makanan dan minuman yang memiliki laba bersih dari periode 2006 - 2010. No Nama Perusahaan 1 PT. Cahaya Kalbar. Tbk 2 PT. Delta Djakarta. Tbk 3 PT. Fast Food. Tbk 4 PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk 5 PT. Sekar Laut. Tbk 6 PT. Ultra Jaya Milk. Tbk Sumber : Data BEI tahun 2011 3.3 Jenis Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data. 1. Jenis data. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder, yaitu berupa data harga saham dan laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman pada periode 2006-2010. 2. Sumber Data. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data laporan keuangan perusahaan yang termuat dalam Indonesian Capital Market Directory ICMD yang ada di Bursa Efek Indonesia. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Tehnik Pengumpulan Data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode dokumentasi yang berasal langsung dari laporan keuangan perusahaan yang terdapat di BEI, berupa laporan neraca dan laporan laba rugi dan lain-lain. 3.4 Uji Asumsi Klasik. Regresi linier berganda dengan persamaan Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 . Setelah model regresi diperoleh, maka model tersebut sudah termasuk BLUE Best Linier Unbiased Estimator atau tidak. Untuk menilai apakah model yang digunakan merupakan model linier, sehingga estimasi yang dihasilkan merupakan estimasi yang BLUE Best Linier Unbiased Estimator, hal ini terpenuhi jika plot antara nilai residual dan nilai prediksi tidak membentuk suatu pola tertentu atau acak. Suatu model dikatakan BLUE bila memenuhi persyaratan sebagai berikut, yaitu : 1. Tidak boleh ada multikolineritas. 2. Tidak boleh ada heteroskedastisitas. 3. Tidak boleh ada autokorelasi.

4. Normalitas.

Apabila ada salah satu asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Multikolineritas.

Multikolineritas artinya antar variable independent yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1 Untuk mengetahui apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent dapat menggunakan uji multikolinieritas, karena dalam model regresi linier yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Menurut Yarnest 2003 : 68, terdapatnya korelasi yang sempurna atau tidak sempurna tetapi sangat tinggi pada variabel independent yang dilambangkan dengan X 1 , X 2 , regresi tidak dapat ditentukan dan standar deviasi akan memiliki nilai tak terhingga, sehingga X 3 ,….X n . Jika terjadi multikolinieritas pada variabel independent akan berakibat koefisien metode Least Square tidak dapat digunakan. Mengukur multikolinieritas dapat dilihat dari nilai toleransi dan Variance Inflation Faktor VIF dari masing-masing variabel. Jika nilai toleransi 0.10 atau VIF 10 maka terdapat multikolinieritas, sehingga variabel tersebut harus dibuang atau sebaliknya.

2. Heteroskedastisitas.

Terdapat nilai variasi residual yang sama untuk semua pengaturan, atau terdapatnya pengaruh perubahan variabel independent X 1 dengan nilai mutlak residual, sehingga penaksiran akan menjadi akurat. Mengukur heteroskedastisitas dilihat dari nilai signifikan korelasi Rank Spearman. Menurut Yarnest 2003 : 70, deteksi adanya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Bila probabilitas ≥ 0,05 berarti tidak terdapat heteroskedastisitas. b. Bila probabilitas 0,05 berarti terdapat heteroskedastisitas

3. Autokorelasi.

Terdapat korelasi di antara sesama data pengamatan dimana adanya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya data time series yang saling berhubungan, sehingga koefisien korelasi yang didapat menjadi kurang akurat. Mengukur autokorelasi dilihat dari nilai Durbin Waston Test DW. Menurut Yarnest 2003 : 73, deteksi adanya autokorelasi adalah sebagai berikut : a. Jika nilai DW terletak antara d u dan 4 - d u atau d u ≤ DW ≤ 4 – d u , berarti bebas dari autokorelasi. b. Jika nilai DW d L atau DW 4 – d L berarti terdapat autokorelasi

4. Normalitas.

Salah satu cara mengecek kenormalitasan adalah dengan plot probabilitas normal. Menurut Sulaiman 2004 : 89 dengan plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan pada distribusi normal. Normalitas terpenuhi apabila titik-titik data terkumpul di sekitar garis lurus. Hipotesis : H : Sampel ditarik dari populasi dengan distribusi tertentu. H 1 : Sampel ditarik bukan dari populasi dengan distribusi tertentu. Jika : nilai signifikansi ≤ α maka tolak H 0. nilai signifikansi α maka terima H 0. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3.5 Teknik Analisa Data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linear berganda dengan rumus : Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 +  3 X 3 +  4 X 4 +e Keterangan : Y = Harga saham A = Konstanta β1β2 3 4 = Koefisien regresi dari masing-masing variable bebas X1 = Return on Equity X 2 = Return on Asset’s X 3 = Debt to Asset’s Ratio X 4 = Debt to Equity Ratio e = Kesalahan baku 3.6 Uji Hipotesis. Pengujian terhadap hipotesis penelitian ini dilakukan dengan uji t dan uji

F. Pengujian terhadap hipotesis penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut : 3.6.1

Uji F. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent secara simultan. Untuk membuktikan kebenaran pengaruh secara simultan dilakukan dengan uji F yang menyatakan ada tidaknya pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent. Menurut Sulaiman 2004 : 86, pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. . Untuk memperoleh F hitung dipakai rumus berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Y – Y 2 k F hitung = …….Sulaiman 2004 : 1987  Y – Y 2 N– k – 1 Dengan : Y = nilai pengamatan Y = nilai Y yang ditaksir dengan model regresi. Y = nilai rata-rata pengamatan. N = jumlah pengamatansampel k = jumlah variabel independent 2. Nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikan α 5. Dari uraian diatas maka diberikan uji statistik sebagai berikut : a. H o : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = 0, variabel independent X secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent Y. b. H o : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ 0, variabel independent X secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent Y. 3. Kriteria pengujian dari uji F adalah sebagai berikut : a. Jika F hit ≤ F tabel, maka H diterima dan H 1 ditolak yang berarti secara simultan variabel independent X 1 , X 2 , X 3, X 4 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent Y. b. Jika F hit F tabel, maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti secara simultan variabel independent X 1 , X 2 , X 3 , X 4 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 3.1 Kurva F H o diterima jika F hit ≤ F tab H o ditolak jika F hit F tab

3.6.2 Uji t.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 72 95

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 8 74

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 12

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 150

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

ANALISIS PENGARUH RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI

0 0 26