untuk jangka waktu panjang sedangkan motivasi negatif efektif untuk jangka waktu pendek.
6. Metode Motivasi
Menurut Hasibuan 2005:48 ada dua metode motivasi, yaitu: 1. Motivasi Langsung
Motivasi langsung adalah motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Misalnya :
pemberian pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan tanda jasa. 2. Motivasi Tidak Langsung
Motivasi tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya berupa fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang kelancaran tugas sehingga para
karyawan betah dan bersemangat dalam melaksanakan tugaspekerjaannya. Misalnya : kursi yang empuk, mesin-mesin yang baik, ruangan kerja yang terang dan nyaman
serta penempatan kerja yang tepat.
C. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi menurut Kilmaan dalam Sutrisno 2011:2 dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai values, keyakinan-keyakinan
beliefs, asumsi-asumsi assumptions, atau norma-norma yang telah lama berlaku,
Universitas Sumatera Utara
disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya.
Menurut Mangkunegara 2008:113 budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam
organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.
Menurut Druicker dalam Tika 2006:4 budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan
secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota- anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan
terhadap masalah-masalah terkait seperti di atas. Dari definisi yang telah dikemukakan oleh para tokoh mengenai budaya
organisasi terdapat unsur-unsur dalam budaya organisasi, yaitu pertama pedoman yang dianut dimana pedoman mengandung nilai-nilai yang telah lama berlaku dan
disepakati oleh para anggota suatu organisasi. Kedua, budaya organisasi sebagai pedoman dalam mengatasi masalah eksternal maupun internal. Ketiga, pewarisan dan
adaptasi. Budaya dalam organisasi diwariskan kepada anggota baru sebagai pedoman mereka untuk bertindak dan berperilaku.
Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Robbins dalam Sutrisno 2011:10 fungsi budaya organisasi adalah sebagai berikut:
1. Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya kerja
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain. 2.
Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. 3.
Budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
4. Budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.
3. Dimensi Budaya Organisasi
Menurut Robbins 2010:64 ada tujuh dimensi yang menjabarkan budaya sebuah organisasi. Masing-masing dari ketujuh dimensi tersebut adalah sebagai
berikut: 1.
Inovasi dan pengambilan risiko Seberapa besar organisasi mendorong para karyawannya untuk bersikap
inovatif dan berani mengambil risiko. 2.
Perhatian pada detail Seberapa dalam ketelitian, analisis, dan perhatian pada detail yang dituntut
oleh organisasi dari para karyawannya.
Universitas Sumatera Utara
3. Orientasi hasil
Seberapa besar organisasi menekankan pada pencapaian sasaran atau hasil, ketimbang pada cara mencapai sasaran atau proses.
4. Orientasi manusia
Seberapa jauh organisasi bersedia mempertimbangkan faktor manusia atau karyawan di dalam pengambilan keputusan manajemen.
5. Orientasi tim
Seberapa besar organisasi menekankan pada kerja kelompok atau tim, ketimbang kerja individu, dalam menyelesaikan tugas-tugas.
6. Agresivitas
Seberapa besar organisasi mendorong para karyawannya untuk saling bersaing, ketimbang saling bekerja sama.
7. Stabilitas
Seberapa besar organisasi menekankan pada pemeliharaan status quo di dalam pengambilan berbagai keputusan dan tindakan.
4. Tipe Budaya Organisasi
Menurut Denison dalam Kusdi 2011:73 ada 4 empat tipe budaya organisasi:
1. Kultur Adaptif
Dicirikan oleh fokus strategis pada lingkungan eksternal, di mana organisasi mengandalkan fleksibilitas dan adaptasi terhadap perubahan tuntutan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
2. Kultur Misi
Memfokuskan strateginya pada lingkungan eksternal, tetapi tidak memerlukan perubahan cepat dan responsif terhadap perubahan kebutuhan konsumen.
3. Kultur Keterlibatan
Kultur organisasi yang fokus strategisnya adalah lingkungan internal, yaitu membangun keterlibatan dan partisipasi anggota-anggota organisasi walaupun
lingkungan eksternal yang dihadapi sesungguhnya selalu berubah dengan cepat. 4.
Kultur Konsistensi Memiliki fokus strategis internal dan menikmati lingkungan yang relatif stabil.
5. Pembentukan dan Pemeliharaan Budaya Organisasi
Menurut Schein dalam Sobirin 2007:220 mengatakan bahwa pembentukan budaya organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri organisasi. Prosesnya
mengikuti alur sebagai berikut: 1.
Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai- nilai, perspektif, artefak ke dalam organisasi dan menanamkannya kepada para
karyawan. 2.
Budaya muncul ketika para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal
dan adaptasi eksternal. 3.
Secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh jadi menjadi seorang pencipta budaya baru culture creator dengan mengembangkan berbagai cara
Universitas Sumatera Utara
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan individual seperti persoalan identitas diri, kontrol, dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima oleh
lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus. Budaya organisasi yang telah dibentuk, harus dipelihara dengan cara
mempertahankannya. Robbins dalam Tika 2006:20 mengemukakan bahwa ada tiga kekuatan untuk mempertahankan suatu budaya organisasi yaitu:
1. Praktik seleksi
Proses seleksi ini bertujuan mengidentifikasi dan mempekerjakan individu- individu yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan dengan sukses dalam organisasi. Proses seleksi mempunyai tujuan untuk memastikan kecocokan calon-calon pegawai dengan nilai-nilai
budaya organisasi dan memberikan informasi kepada calon-calon pegawai mengenai keadaan organisasi atau perusahaan. Jika cocok, mereka bertahan dan
jika tidak, mereka bisa memilih keluar. 2.
Manajemen puncak Tindakan manajemen puncak mempunyai dampak besar pada budaya organisasi.
Ucapan-ucapan dan perilaku mereka dalam melaksanakan norma-norma sangat berpengaruh terhadap anggota organisasi.
3. Sosialisasi
Universitas Sumatera Utara
Sosialisasi dimaksudkan agar para karyawan baru dapat menyesuaikan diri dengan budaya organisasi. Robbins mengemukakan bahwa proses sosialisasi melalui tiga
tahap, yaitu tahap kedatangan, tahap pertemuan, dan tahap metromofis.
D. Kinerja 1. Pengertian Kinerja