c. Menghitung taksiran biaya overhead pabrik yang dibebankan kedalam proses produksi berdasarkan biaya bahan baku yang
digunakan, yaitu dengan membagi taksiran biaya overhead pabrik dengan taksiran biaya bahan baku yang dipakai. Rumus presentase
biaya overheadpabrik dari biaya bahan baku yang dipakai:
Tar if BOP =
x 100 d. Membandingkan hasil penentuan harga pokok produk menurut
perhitungan perusahaan dengan metode process costing untuk
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan. e. Menganalisis penyebab perbedaan yang ada berdasarkan perhitungan
yang telah dilakukan untuk memberikan kesimpulan apakah penentuan harga pokok produk tersebut sudah tepat atau tidak dan
memberi saran yang memungkinkan untuk dilakukan oleh perusahaan.
31
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Perusahaan
Pertenunan Santa Maria Boro berlokasi di Dusun Boro Kelurahan Banjar Sari Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta ini didirikan oleh seorang misionaris Eropa asal Belanda pada tahun 1938. Beliau adalah Bruder Joe Sue yang ditugaskan
untuk Serikat Jesuit untuk menjalankan karya misi Kongregasi FIC di daerah D.I. Yogyakarta. Perusahaan Pertenunan ini berada dalam satu lokasi dengan
biara bruder FIC, Panti Asuhan, dan SMP Pangudi Luhur I dan II. Tujuan utama dari berdirinya perusahaan ini tak lain adalah untuk membantu taraf
perekonomian dan kehidupan warga di sekitar Boro. Pertenunan Santa Maria ini didirikan dalam rangka pengimplementasian dari visi dan misi kongregasi
FIC yang berupaya untuk memberdayakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Secara resmi Pertenunan Santa Maria Boro didirikan pada tanggal 6 Januari 1950 dibarengi dengan pendirian Sekolah Tenun Boro. Pimpinan
yang memimpin dan bertugas untuk bertanggung jawab secara penuh atas segala kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan adalah Bruder-Bruder
FIC yang berkarya di Boro. Pada awal mula hingga sekarang, perusahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang berdiri pada tahun 1950 ini tidak menggunakan mesin operasi dalam kegiatan produksinya. Hal ini dilakukan gunamenyerap sumber daya manusia
di daerah sekitar Boro yang dahulu didominasi oleh anak-anak putus sekolah, anak-anak yang berpendidikan rendah dan pengangguran.
Pada tahun 1951, perusahaan dipimpin oleh Bruder Josue hingga tahun 1953. Kemudian pada tahun 1953, Kongregasi FIC memutuskan untuk
mengutus Bruder Josue untuk berkarya diluar Boro. Untuk mengisi kekosongan pimpinan jabatan, Bruder Pachomeous ditunjuk untuk memimpin
perusahaan. Pada tahun 1977, pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan untuk melakukan penyetaraan sekolah tingkat pertama menjadi sekolah
umum. Peraturan tersebut mau tidak mau perusahaan harus menutup sekolah tenun yang didirikan oleh Bruder Josue tersebut. Dampaknya para siswa yang
belajar di Sekolah Tenun Boro harus putus sekolah dan perusahaan harus mengambil alih alat-alat tenun milik sekolah sejumlah 22 buah. Kemudian
para bruder dan Dewan Propinsi Bruder-Bruder FIC memutuskan untuk menarik para siswa yang tersebut untuk bekerja di Perusahaan Pertenunan
Santa Maria Boro. Tahun 1985, terjadi pergantian kepengurusan dari Bruder Pachomeous ke Bruder Marcelinus. Pada awal tahun 1995, pemerintah
menetapkan Undang-Undang yang mengharuskan adanya pemisahan antara Yayasan dengan kepengurusan perusahaan. Jadi, perusahaan bergerak untuk
membentuk kepengurusan sendiri, namun secara intern tetap berada dalam pengawasan Kongregasi FIC.