dengan harga satuan Rp120.000 maka dalam setahun membutuhkan biaya Rp480.000.
2. Bahan Bakar Bahan bakar digunakan untuk menjalankan beberapa alat produksi.
Pembelian bahan bakar selama tahun 2014 didasarkan pada pengumbulan struk yang dikumpulkan sehingga total pembelian bahan bakar untuk
seluruh produksi sebesar Rp2.500.000. 3. Listrik
Daya keseluruhan perusahaan sebesar 3500 watt. Daya untuk proses seluruhnya hanya sekitar 2500 watt. Selama setahun total pemakaian
listrik pada perusahaanselama tahun 2014 adalah Rp9.100.000 jadi perhitungan biaya listrik untuk proses produksi adalah:
x Rp9.100.000 = Rp6.500.000 4. Biaya Perawatan Mesin
Dalam setahun perusahaan melakukan pengecekan dan perawatan terhadap mesin produksi sebanyak dua kali. Biaya perawatan ini seperti
membeli spare part mesin yang rusak. Biaya yang perawatan selama tahun 2014 sebesar Rp1.400.000.
Penetapan Tarif BOP
Tarif BOP =
=
. .
.
= Rp62.120,4 per jam operasi mesin Penetapan BOP yang dibebankan
Jam operasi mesin yang sesungguhnya terjadi di perusahaan adalah selama 2.024 jam untuk seluruh produksi. Berikut rincian alokasi jam
operasi mesin setiap produk:
Tabel 5.11 Rincian Alokasi Jam Operasi Mesin
No. Jenis Produk
Jam Operasional
Jam 1
Selimut 790
2 Handuk
524 3
Kain Pel 370
4 Seragam
340 Jumlah
2.024
BOP yang dibebankan = Tarif BOP x Jam Operasi Mesin untuk selimut = Rp62.120,4x 790 jam
= Rp49.075.116 Dengan demikian perhitungan biaya
overhead pabrik yang
dibebankan dalam proses produksi adalah sebesar Rp49.075.116.
Sumber: Pertenunan
Santa
Maria Boro, 2015
g. Penentuan Harga Pokok Produk Setelah melakukan penyesuaian perhitungan harga pokok produksi
dengan menggunakan metodeprocess costing, maka harga pokok produksi untuk selimut berubah karena ada beberapa akun yang telah ditambahkan
dan dimasukkan ke dalam laporan biaya overhead pabrik. Perhitungan harga pokok produksi per satuan menurut process costing:
Tabel 5.12 Perhitungan biaya pokok produk 1.320 unit selimut menurut Process Costing tahun 2014 dalam Rp
Biaya Produksi Jumlah
Biaya Bahan Baku 40.548.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 27.612.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan 49.075.116
Total 117.235.116
Jumlah Pesanan 1.320 unit
Harga pokok produkpotong 88.815
Sumber: Pertenunan Santa Maria Boro, 2015
Berdasarkan tabel 5.12 menunjukkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk mengerjakan 1.320 unit pesanan selimut menurut metode process costing
adalah sebesar Rp117.235.116. Harga pokok produk yang dibutuhkan untuk setiap 1 unit selimut sebesar Rp88.815. Harga pokok produk perunit diperoleh
dengan membagi total biaya produksi dengan volume produk yang dihasilkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Perhitungan Perbandinganharga pokok produksi menurut perusahaan dan metode Process Costing
Setelahmelakukan perhitungan harga pokok produksi untuk selimut dengan menggunakan metode process costing, maka hasil tersebut sudah dapat
dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan. Harga pokok produksi tersebut berpengaruh pada harga jual dan laba produk.
Berikut hasil perbandingan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dan metode process costing:
Tabel 5.13 Analisis Selisih Harga Pokok Produksi pembuatan 1.320 unit selimutdalam Rp
Keterangan Menurut
Perusahaan Menurut Process
Costing Selisih
Biaya Bahan Baku 40.548.000
40.548.000 -
Biaya Tenaga Kerja Langsung
27.612.000 27.612.000
- Biaya Overhead
Pabrik 44.800.138
49.075.116 4.274.978
Total 112.960.138
117.235.116 4.274.978
Biayaunit 85.576
88.815 3.239
Sumber: Pertenunan Santa Maria Boro, 2015
Tabel di atas menunjukkan bahwa selisih biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap perhitungan harga pokok
produksi serta tingkat keuntungan yang didapat oleh perusahaan.Selisih yang diperoleh dari total harga pokok produksi adalah sebesar Rp4.274.978
E. Evaluasi dan Pembahasan Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk
Pesanan Selimut Menurut Perusahaan Santa Maria Boro dengan Metode Process Costing
1.
Evaluasi terhadap Perhitungan Biaya Bahan Baku Perhitungan biaya bahan baku yang telah dilakukan olehPerusahaan
Santa Maria Boro sudah tepat. Biaya bahan baku dihitungberdasarkan kuantitas bahan baku yang digunakan dikalikan denganhargaperolehan
bahan baku yang digunakan untuk masing-masingpesanan. 2. Evaluasi terhadap Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Perhitungan biaya tenaga kerja langsung yang telah dilakukan olehPerusahaan Santa Maria Boromenghitung biaya tenaga kerja langsung
dihitung dengan mengalikan setiap kuantitas dengan sistem upah dan sesuai kebutuhan pada bagiannya masing-masing.
3. Evaluasi terhadap Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Perhitungan biaya overhead pabrik yang telah dilakukan oleh
Perusahaan Santa Maria Broro kurang tepat, karena belum memasukan item- item akun sesuai metode process costing. Tetapi setelah dilakukan
perhitungan dengan menggunakan pembebanan tarif biayaoverhead pabrik yang ditentukan di muka dengan dasar biaya jam mesin, terdapat selisih
biaya overhead pabrik antara perusahaan denganmetode process costing. Untuk menentukan selisih biaya overhead pabrik ditentukan dimuka dengan
membandingkanantara biaya overhead pabrik dibebankandimuka dengan biayaoverhead pabrik yang sesungguhnya baik untuk pesanan selimut.
Data tersebutdapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.14Selisih Biaya Overhead Pabrik Perusahaan dengan Metode Process Costingpesanan selimut 1.320 unit dalam Rp
Biaya overhead pabrik pada perusahaan
Biaya overhead pabrik dengan Metode Process
Costing Selisih
44.800.138 49.075.116
4.274.978
Sumber: Pertenunan Santa Maria Boro, 2015
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat selisih pada pembebanan biaya overhead pabrik dibebankan dimuka untuk pesanan
selimut adalah sebesar Rp4.957.879 .
Selisih tersebut harus dibebankan ke dalam harga pokok produksi pesanan selimut agar mendapatkan harga
pokok produksi yang tepat. Selisih yang terjadi disebabkan Perusahaan Pertenunan Santa Maria tidak menggunakan tarif yang ditentukan dimuka
dengan dasar pembebanan tertentu, melainkan berdasarkan taksiran dari biaya bahan baku periode sebelumnya, sedangkan metode process costing
menggunakan dasar perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka
4. Pembahasan perbedaan penghitungan harga pokok produksi menurut perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dengan metode Process
Costing
Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro melakukan produksi sesuai dengan pesanan yang diterima dari pelanggan. Penulis menngunakan metode
process costing untuk menghitung harga pokok produksi selama tahun 2015. Menurut akuntansi biaya penghitungan harga pokok produksi pada
perusahaan masih kurang tepat karena penghitungan biaya overhead hanya berdasarkan taksiran biaya pada periode sebelumnya dan tidak menggunakan
tarif pembebanan dimuka. Penghitungan harga pokok produksi menurut perusahaan lebih rendah
daripada penghitungan
menggunakan metode
process costing
akibatnyasecara audit laba yang dicatat perusahaan lebih tinggi dari sebenarnya. Perusahaan menghitung total biaya produksi sebesar
Rp85.576dengan harga jual yang ditetapkan perusahaan sebesar
Rp116.000unit sehingga laba yang dicatat perusahaan adalah sebesar Rp30.424. Sedangkan menurut penghitungan dengan metode process
costingtotal biaya produksi sebesar Rp88.815 dengan harga jual yang ditetapkan Rp116.000unit sehingga laba yang dicatat hanya sebesar
Rp27.185. Oleh karena itu semisalnya perusahaan menetapkan target laba sebesar Rp30.000 maka dengan penghitungan harga pokok produksi menurut
perusahaan target laba tersebut tampak telah tercapai padahal menurut penghitungan metode process costing target laba tersebut belum tercapai.
Dari kasus ini pula menurut akuntansi manajemen berkaitan dengan pengambilan keputusan oleh manajemen, karena target perusahaan seolah-
olah terpenuhi ada kemungkinan manajemen tidak merencanakan dan melakukan perbaikan untuk waktu yang akan datang sedangkan melalui
penghitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode process costing ini target laba yang diinginkan perusahaan belum tercapai dengan
demikian manajemen seharusnya akan merencanakan dan melakukan perbaikan. Jika informasi yang disajikan kurang akurat maka dapat
mempengauhi pengambilan keputusan yang kurang tepat juga bagi perusahaan.
72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Besarnya harga pokok produksi pada pembuatan selimut yang ditetapkan oleh Pertenunan Santa Maria Boro berbeda dengan metode
process costing.Hal ini disebabkan oleh perbedaan prosedur atau penentuan biaya overhead pabrik.Caraperhitungan biaya overhead
pabrik pada perusahaan dan menurut metode process costingberbeda sehingga hasil perhitungannya berbeda.Terjadi perbedaan selisih antara
perhitungan harga pokok perusahaan menurut perusahaan dan menurut metode
process costing
sebesar Rp4.274.978.Perbedaan
selisih tersebut disebabkan Perusahaan Pertenunan Santa Maria tidak
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dengan dasar pembebanan tertentu, melainkan berdasarkan taksiran dari overhead periode
sebelumnya, sedangkan metode process costing menggunakan dasar perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-
masing produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI