Subjek dan Objek Penelitian
yang berdiri pada tahun 1950 ini tidak menggunakan mesin operasi dalam kegiatan produksinya. Hal ini dilakukan gunamenyerap sumber daya manusia
di daerah sekitar Boro yang dahulu didominasi oleh anak-anak putus sekolah, anak-anak yang berpendidikan rendah dan pengangguran.
Pada tahun 1951, perusahaan dipimpin oleh Bruder Josue hingga tahun 1953. Kemudian pada tahun 1953, Kongregasi FIC memutuskan untuk
mengutus Bruder Josue untuk berkarya diluar Boro. Untuk mengisi kekosongan pimpinan jabatan, Bruder Pachomeous ditunjuk untuk memimpin
perusahaan. Pada tahun 1977, pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan untuk melakukan penyetaraan sekolah tingkat pertama menjadi sekolah
umum. Peraturan tersebut mau tidak mau perusahaan harus menutup sekolah tenun yang didirikan oleh Bruder Josue tersebut. Dampaknya para siswa yang
belajar di Sekolah Tenun Boro harus putus sekolah dan perusahaan harus mengambil alih alat-alat tenun milik sekolah sejumlah 22 buah. Kemudian
para bruder dan Dewan Propinsi Bruder-Bruder FIC memutuskan untuk menarik para siswa yang tersebut untuk bekerja di Perusahaan Pertenunan
Santa Maria Boro. Tahun 1985, terjadi pergantian kepengurusan dari Bruder Pachomeous ke Bruder Marcelinus. Pada awal tahun 1995, pemerintah
menetapkan Undang-Undang yang mengharuskan adanya pemisahan antara Yayasan dengan kepengurusan perusahaan. Jadi, perusahaan bergerak untuk
membentuk kepengurusan sendiri, namun secara intern tetap berada dalam pengawasan Kongregasi FIC.
Pada tahun 1998, Bruder Marcelinus menyerahkan jabatan pemimpin Perusahaan Pertenunan Santa Maria kepada Bruder Thomas Edison. Di
bawah kepemimpinan Bruder
Thomas, pertenunan ini mengalami perkembangan pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan bertambahnya jumlah
pesanan dari tahun ke tahun dan meningkatnya jumlah mesin yang dimiliki. Kemudian pada tahun 2008, tongkat kepemimpinan beralih kepada Bruder
Petrus Sutimin yang menjabat hingga sekarang.