Evaluasi penentuan harga pokok produksi dengan metode process costing : studi kasus pada perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro.

(1)

EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE PROCESS COSTING

(Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro)

Matius Ferdy Saputra NIM: 112114078 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan harga pokok produksi menurut perhitungan perusahaan dengan metode process costing. Penulis membandingkan carapenghitungan harga pokok produksi yang dilakukan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dengan metode process costing.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan caramendeskripsikan harga pokok produksi Pertenunan Santa Maria Boro, yang kemudian akan dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metode process costing.

Hasil analisis menunjukkan bahwa penghitungan biaya bahan baku danbiaya tenaga kerja langsung didasarkan pada biaya yang sesungguhnya terjadi. Biaya overhead pabrik dihitungberdasarkan perkiraan yang dibuat oleh perusahaan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro tidak menggunakan tarif biaya overhead pabrik ditentukan di muka sehingga terdapat selisih pada pembebanan biaya overhead pabrik.


(2)

ABSTRACT

EVALUATION OF DETERMINATION OF COST OF

PRODUCTIONMETHOD PROCESS COSTING

(Case Study at Santa Maria Boro Weaving Company) Matius Ferdy Saputra

NIM: 112114078 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The research objective is to determine differences in the cost of goods manufactured according to company calculations with process costing method. The reseacher compares the method of calculating the cost of production of the Company's Weaving Santa Maria Boro with process costing method.

Data collection techniques in this study of interviews and documentation. Data analysis was carried out by describing the cost of production Weaving Santa Maria Boro, which will then be compared with the calculation of the cost of production according to the method of process costing.

The analysis showed that the calculation of the cost of materials and direct labor costs based on actual costs. Factory overhead costs are calculated based on estimates made by the company. Weaving Company Santa Maria Boro does not use overhead costs rates determined in advance so that there is a difference in calculation factory overhead costs.


(3)

EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI

DENGAN METODE

PROCESS COSTING

Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Matius Ferdy Saputra 112114078

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

Skripsi

EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE PROCESS COSTING

Studi Kasus pada Perusahaan Pertenunao Santa Maria Bora Kulon Progo Dipersiapkan dan ditulis oleh :

:Matius :Ferdy Saputra NIM: 112114078

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 7 September 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota

Nama Lengkap

Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA Lisia Apriani, S.B., M.Si., Ak., QIA., CA IT. Drs. Hansiadi Yuh H., M.Si.,Ak., QIA., CA Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA Drs. G. Anto Listianto, M.S.A.,Ak


(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto

Jangan Tunda Sampai Besok Apa Yang Bisa Dikerjakan Hari Ini. (Ferdy Saputra)

Karena Itu, Saudara-saudaraku yang Terkasih, Berdirilah Teguh, Jangan Goyah, dan Giatlah Selalu dalam Pekerjaan Tuhan!

Sebab Kamu Tahu, Bahwa dalam Persekutuan dengan Tuhan Jerih Payahmu Tidak Sia-sia.

1 Korintus 15 : 58

Kupersembahankan Skripsi ini untuk:

Tuhan Yesus yang selalu menjawab doaku Bapakku Andres Djoko dan Ibuku Anastasia Rodiah Adikku Thomas Dwi Oktarino Teman dekatku Pramesti Wardani Sahabat-sahabatku Almamater Tercinta Universitas Sanata Dharma


(7)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI- PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang belianda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE PROCESS COSTING (Studi Kasus di Pertenunan Santa Maria Bora) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 7 September 2016.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melalukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya temyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta,27 Juli 2016 Yang membuat pemyataan,


(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLlKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna : Nama : Matius Ferdy Saputra

Nim : 112114078

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna karya ilmiah saya yang berjudul :

EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE PROCESS COSTING STUDI KASUS PERUSAHAAN PERTENUNAN SANTA MARIA BORO

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Univeritas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalih dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat, kasih dan karunia-Nya yang selalu menyertai saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir, banyak pihak yang terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan bantuan yang tidak terhingga dari:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis.

2. Ir. Drs. Hansiadi Yuli H, M.Si., Ak, QIA., CA selaku Dosen Pembimbing Akademik, Dosen MPT, dan Dosen Pembimbing Skripsi atas bimbingan dan pengarahan dari awal sampai dengan akhir pembuatan skripsi ini.

3. Segenap Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan selama dibangk kuliah, serta Staff Sekretariat Fakultas Ekonomi atas bantuan dalam pengurusan administrasi.

4. Buder Petrus Sutimin FC sebagai Pemimpin Pertenunan Santa Maria Boro yang telah menerima dan memberikan informasi kepada penulis untuk melakukan penelitian.


(10)

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS... v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ...xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK... xv

ABSTRACT... xiv

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Akuntansi Biaya... 5

1. Pengertian Akuntansi Biaya ... 5

2. Siklus Akuntansi Biaya ... 5


(12)

B. Konsep Biaya ... 7

1. Pengertian Konsep Biaya... 7

2. Klasifikasi Biaya... 8

3. Elemen Biaya Produksi ... 11

C. Harga Pokok Produksi ... 16

1. Pengertian Harga Pokok Produksi ... 16

2. Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi ... 16

3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi... 18

4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi... 21

5. Metode Harga Pokok Proses... 22

D. Harga Pokok Penjualan... 25

1. Pengertian Harga Pokok Penjualan ... 25

2. Struktur Harga Pokok Penjualan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 28

C. Objek dan Subjek Penelitian... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Data yang Diperlukan ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 32

A. Sejarah Perusahaan... 32

B. LokasiPerusahaan…………...34

C. Tujuan Perusahaan………...34

D. Permodalan..………... 35

E. Struktur Organisasi Perusahaan ... 37

F. Personalia ... 40

G. Produksi ... 43


(13)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 48

A. Deskripsi Data Penelitian ... 48

B. Penentuan Harga Pokok Produksi oleh Pertenunan Santa Maria ... 50

C. Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk pesanan selimu tpada Perusahaan Santa Maria Boro menurut MetodeProcess Costing... 59

D. Perhitungan Perbandingan Harga Pokok Produksi menurut Perusahaan dengan MetodeProcess Costing... 67

E. Evaluasi dan Pembahasan HargaPokokProduksiuntukPesananSelimutMenurut Perusahaan Santa Maria BorodenganMetodeProcess Costing………..68

BAB VI PENUTUP... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran……… ... 74

C. Keterbatasan ... 75


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Perbandinganlangkah-langkahpenentuanhargapokokproduksi ... 49

Tabel 5.2 Biaya bahan baku Pertenunan Santa Maria tahun 2014 ... 52

Tabel 5.3 Biaya tenaga kerja langsung Pertenunan Santa Maria tahun 2014... 53

Tabel 5.4 Biayaoverheadpabrik Pertenunan Santa Maria tahun 2014 ... 55

Tabel 5.5 Realisasi Volume Produksi Pertenunan Santa Maria ... 56

Tabel 5.6 Biaya depresisasi Pertenunan Santa Maria... 58

Tabel 5.7 Perhitungan biaya pokok produksi Pertenunan Santa Maria... 58

Tabel 5.8 Biaya bahan baku menurutProcess Costing... 60

Tabel 5.9 Biaya Tenaga Kerja Langsung menurutProcess Costing... 63

Tabel 5.10Taksiran Biaya Overhead Pabrik... 63

Tabel 5.11 Rincian Alokasi Jam Operasi Mesin ... 65

Tabel 5.12 Perhitungan biaya pokok produksiProcess Costing... 66

Tabel 5.13AnalisisSelisihHargaPokokProduksi ... 68

Tabel 5.14 SelisihBiayaOverheadPabrik Perusahaan denganMetodeProcess Costing ... 70


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus akuntansi biaya ... 6 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 36


(16)

ABSTRAK

EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODEPROCESS COSTING

(Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro)

Matius Ferdy Saputra NIM: 112114078 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan harga pokok produksi menurut perhitungan perusahaan dengan metode process costing. Penulis membandingkan carapenghitungan harga pokok produksi yang dilakukan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dengan metodeprocess costing.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan caramendeskripsikan harga pokok produksi Pertenunan Santa Maria Boro, yang kemudian akan dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metodeprocess costing.

Hasil analisis menunjukkan bahwa penghitungan biaya bahan baku danbiaya tenaga kerja langsung didasarkan pada biaya yang sesungguhnya terjadi. Biaya

overhead pabrik dihitungberdasarkan perkiraan yang dibuat oleh perusahaan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro tidak menggunakan tarif biaya overhead

pabrik ditentukan di muka sehingga terdapat selisih pada pembebanan biaya overhead

pabrik.


(17)

ABSTRACT

EVALUATION OF DETERMINATION OF COST OF

PRODUCTIONMETHOD PROCESS COSTING

(Case Study at Santa Maria Boro Weaving Company) Matius Ferdy Saputra

NIM: 112114078 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The research objective is to determine differences in the cost of goods manufactured according to company calculations with process costing method. The reseacher compares the method of calculating the cost of production of the Company's Weaving Santa Maria Boro with process costing method.

Data collection techniques in this study of interviews and documentation. Data analysis was carried out by describing the cost of production Weaving Santa Maria Boro, which will then be compared with the calculation of the cost of production according to the method of process costing.

The analysis showed that the calculation of the cost of materials and direct labor costs based on actual costs. Factory overhead costs are calculated based on estimates made by the company. Weaving Company Santa Maria Boro does not use overhead costs rates determined in advance so that there is a difference in calculation factory overhead costs.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini banyak perusahaan bersaing untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Agar dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, perusahaan dituntut untuk selalu memperoleh laba yang optimal bagi perusahaan.

Selain dituntut untuk memperoleh laba, perusahaan juga harus bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar (konsumen). Oleh karena itu perusahaan diharapkan dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang rendah agar dapat terjangkau dan memuaskan konsumen serta mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Untuk menjamin agar perusahaan mampu menghasilkan laba, maka manajemen perusahaan membutuhkan informasi biaya produksi yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga pokok (Mulyadi 2005: 10).

Dengan mengetahui harga pokok produksi maka manajemen perusahaan dapat menentukan harga jual produksi yang ada, maka keinginan masyarakat untuk memperoleh produk dengan harga rendah dapat terealisasi dan perusahaan tetap memperoleh laba dari kegiatan produksi perusahaan.Dalam kegiatan produksinya, perusahaan membutuhkan bahan baku, tenaga kerja dan biaya lainnya. Perusahaan melakukan pengolahan bahan baku yang dibeli


(19)

untukmenjadi produk setengah jadi dan produk jadi. Untuk melakukan hal tersebut perusahaan mengeluarkan biaya. Biaya tersebut merupakan biaya produksi bagi perusahaan. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi. Biaya produksi yang diperlukan perusahaan terdiri dari tiga macam bagian yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsunng, dan biaya

overhead pabrik.Perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan teliti akan

menentukan besarnya harga jual produk kepada konsumen dan laba kotor yang akan diperoleh perusahaan.

Dalam proses produksi yang dilakukan, terdapat perusahaan yang memproduksi produk secara homogen dalam kuantitas yang banyak dan diproduksi untuk kegiatan tersebut menggunakan metode harga pokok berdasarkan proses. Sedangkan ada juga perusahaan yang memproduksi produk sesuai dengan spesifikasi pesanan. Penentuan harga pokok produk untuk kegiatan pesanan menggunakan metode harga pokok pesanan. Penentuan harga pokok produksi sangat penting karena menentukan kontinuitas perusahaan.

Perusahaan Pertenunan Santa Maria melakukan kegiatan produksi atas dasar proses. Perusahaan berproduksi untuk memenuhi pesanan bukan untuk memenuhi persediaan di gudang. Pihak manajemen perusahaan biasanya mengandalkan pengalaman yang diperoleh dimasa lalu dalam menentukan harga pokok produksinya. Hal tersebut mengakibatkan banyak kekurangan


(20)

untuk menentukan harga pokok produksi secara tepat menurut akuntansi biaya (Jayanti 2006: 3).

Karena pentingnya menentukan harga pokok produksi, maka penulis meninjau kembali prosedur penentuan harga pokok produksi yang dilakukan oleh Pertenunan Santa Maria dalam kegiatan produksinya. Topik yang dipilih penulis adalah tentangtentang :Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Process CostingStudi Kasus Perusahaan Pertenunan Santa

Maria Boro”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada perbedaan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan metodeprocess costing?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui perbedaan harga pokok produksi pada perusahaan dengan metodeprocess costing.


(21)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai penentuan dan perhitungan harga pokok produk.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan pertenunan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menghitung harga pokok produk yang berdasarkan konsep akuntansi biaya.

b. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan penelitian lebih lanjut yang sejenis.

c. Bagi penulis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai penentuan dan perhitungan harga pokok produksi.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi Biaya 1. Pengertian

Menurut Supriyono (2000:21) Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntasi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan menekan transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Sedangkan menurut Mulyadi (2009:6) akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengancara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.

2. Siklus Akuntansi Biaya

Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kegiatan usaha perusahaan tersebut. Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang.

Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang

dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikan harga pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang.Akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur bertujuan untuk menyajikan informasi harga pokok per satuan produk jadi yang diserahkan ke


(23)

Gambar 2.1 Siklus Akuntansi Biaya

3. Tujuan Akuntansi Biaya

Dahulu akuntansi biaya hanya digunakan sebagai cara perhitungan atas nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan nilai harga pokok penjualan yang dilaporkan di laporan laba rugi. Pandangan ini membatasi cakupan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen atas pengambilan keputusan dan menjadi sekedar data biaya produk guna memenuhi pelaporan eksternal. Definisi seperti ini tidak sesuai dengan masa sekarang dan tidak cukup menggambarkan kegunaan informasi biaya, karena sekarang manajemen dilengkapi dengan alat-alat akuntansi biaya yang diperlukan untuk perbaikan perencanaan aktivitas dan efisiensi, serta membuat keputusan yang bersifat rutin dan strategis. Menurut Witjaksana (2006:96), manfaat akuntansi biaya adalah:


(24)

1. Sebagai informasi dasar dalam menentukan harga jual produk barang dan jasa.

2. Sebagai alat pengendalian manajemen, terutama yang diberikan dengan pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.

3. Sebagai pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan dengan seluruh aspek biaya operasi.

B. Konsep Biaya 1. Pengertian

Biaya merupakan faktor penting bagi perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya. Konsep biaya telah berkembang sesuai dengan kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur. Menurut Mulyadi (2005:8), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut Bustami dan Nurlela (2007: 4) biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya dalam pengertian

cost dan biaya dalam artian expense.Biaya(Cost) adalah pengorbanan sumber

ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.Beban (Expense) adalah biaya

yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Selain itu menurut Carter ( 2009: 30) biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Menurut Salman(2013: 20) biaya dapat diartikan sebagai suatu sumber daya yang


(25)

dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber daya yang dikorbankan dapat berupa bahan baku, tenaga kerja langsung, bahan pembantu, bahan penolong, tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lainnya diluar bahan dan tenaga kerja.Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan sumber ekonomis yang dinyatakan dalam satuan uang guna mencapai tujuan tertentu.

2. Klasifikasi Biaya

Menurut Bustami dan Nurlela (2007:9), klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting. Biaya dapat digolongkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menurut dalam Hubungan dengan Produk 1) Biaya Produksi

Merupakan biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik. Biaya produksi disebut juga dengan biaya produk

yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.


(26)

Merupakan biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya operasi. Biaya non produksi terdiri dari biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum dan biaya keuangan (financial).

b. Biaya dalam Hubungan dengan Volume Produksi 1) Biaya variabel

Biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara perunit tetap.

2) Biaya tetap

Biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam dalam rentang relevan tertentu, tetapi secara perunit berubah.

3) Biaya semivariabel

Biaya yang di dalamnya mengandung unsur tetap dan memperlihatkan karakter tetap dan variabel.

4) Biaya semitetap

Biaya yang berubah dan volume secara bertahap. c. Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi

1) Biaya langsung departemen

Biayayang dapat ditelusuri secaralangsung ke departemen bersangkutan.

2) Biaya tidak langsung departemen

Biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan.


(27)

d. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Waktu 1) Biaya pengeluaran modal

Biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dalam jangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai aktiva. 2) Biaya pengeluaran pendapatan

Biaya yang memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.

e. Biaya dalam Hubungannya dengan Pengambilan Keputusan 1) Biaya relevan

Biaya masa akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif yang berbeda.

a) Biayadiferensial adalah selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternatif pilihan.

b) Biaya kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternatif.

c) Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi tetapi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. d) Biaya nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat

memilih suatu alternatif.

e) Biaya yang dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak kepada produk selesai.


(28)

Biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun. Dapat digolongkan menjadi:

a) Biaya masa lalu atau biaya histori adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.

b) Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat diambil kembali. 3. Elemen Biaya Produksi

Menurut Rudianto (2006: 272) unsur-unsur biaya yang menjadi bagian dari biaya produksi pada umumnya dikategorikan menjadi 3 yaitu:

a. Biaya Bahan Baku Langsung (direct material)

Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan langsung sampai bahan tersebut siap digunakan.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labour)

kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung yaitu tenaga kerja yang secara langsung bekerja dalam pengolahan barang jadi.

c. Biaya OverheadPabrik

Biaya overhead pabrik pada umumnya didefenisikan sebagai bahan tidak

langsung, pekerja tidak langsung, dan beban pabrik lainnya yang tidak dengan mudah diidentifikasi atau dibebankan langsung ke pekerja, produk atau tujuan akhir biaya.

Berikut adalah penggolongan dan pembebanan biaya yang dilakukan pada metode harga pokok proses menurut Rudianto (2006: 273):


(29)

Biaya bahan adalah nilai atau besarnya upah yang terkandung dalambahan yang digunakan untuk proses produksi.Biaya bahan dibedakan menjadi:

a) Biaya bahan baku(direct material)

Adalah bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi barang jadi, yang secara fisik dapat diidentifikasi pada barang jadi.

b) Biaya bahan penolong(indirect material)

Yang termasuk dalam bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya relatif kecil atau pemakaiannya sangat rumit untuk dikenali di produk jadi.

2) Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja merupakan gaji atau upah karyawan bagian produksi. Biaya ini dibedakan menjadi:

a) Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji atau upah tenaga kerja yang dipekerjakan untuk memproses bahan menjadi barang jadi.

b) Biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan gaji atau upah tenaga kerja bagian produksi yang terlibat secara langsung dalam proses pengerjaan bahan menjadi produk jadi.


(30)

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang timbul dalam proses produksi

selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik adalah: biaya

pemakaian supplies pabrik, biaya pemakaian minyak pelumas, dan

sebagainya.

Perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, biaya

overhead pabrik dibebankan kepada pesanan atau produk atas dasar tarif

ditentukan di muka (Mulyadi, 2009:196). Alasan pembebanan biaya overhead

pabrik kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka adalah sebagai berikut:

a. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya

terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnyaharga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu kebulan yang lain. Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnyaterjadi dibebankan kepada

produk, maka harga pokok produksi persatuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab berikut ini:

1) Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan 2) Perubahan tingkat efisiensi produksi

3) Adanya biaya overhead pabrik yang terjadi secara perodik,menyebar

tidak merata selama jangka waktu setahun

4) Biayaoverheadpabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada


(31)

b. Dalamperusahaanyang menghitung harga pokok produksi denganmenggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukaninformasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesaidikerjakan. Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru

dapatdiketahui jumlahnya pada akhir bulan, atau akhir tahun.

Menurut Supriyono (2014: 304) dalam penentuan tarif biaya overhead

pabrik yang dibebankan terdapat berbagai macam dasar yang dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk, rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut ini:

1. Satuan Produksi

Metode ini paling sederhana, tarif biaya overhead pabrik didasarkan pada

satuan produksi dihitung dengan rumus: Tarif =

2. Biaya Bahan Baku

Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan dasar biaya bahan baku

dihitung berdasarkan presentase tertentu dari biaya bahan baku, rumus penghitungannya sebagai berikut:

Tarif = x 100%


(32)

Tarif biaya overhead pabrik yang menggunakan biaya tenaga kerja langsung

dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari biaya tenaga kerja langsung dengan rumus:

Tarif = X100%

4. Jam Tenaga Kerja Langsung

BOP mempunyai hubungan yang erat dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang digunakan untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. Tarif BOP yang dihitung dengan rumus:

Tarif =

5. Jam Mesin

Apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya bahan bakar atau listrik yang dipakai untuk menjalankan mesin). Tarif BOP tersebut adalah sebagai berikut:

Tarif =

C. Harga Pokok Produksi 1. Pengertian

Harga pokok produksi menurut Bastian dan Nurlela (2007: 60) adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan dalam produk

dalam proses awal dan dikurangi persediaan produk dalam proses akhir. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendefinisikan harga pokok produksi


(33)

langsung yang dipakai, upah langsung sertabiaya produksi tidak langsung, dengan perhitungan saldo awal dan saldo akhir barang dalam pengolahan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan keseluruhan dari biaya-biaya yang dikorbankan sehubungan dengan proses produksi barang tersebut sehingga menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biayaoverheadpabrik.

2. Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi(2005:38) penentuan harga pokok produksi harus benar-benar diperhatikan secara matang oleh perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Tujuan penetuan harga pokok produksi adalah: a. Menentukan harga jual produk

Dengan diketahuinya harga pokok produksi, maka perusahaan dapat juga menentukan harga jual produknya. Selain itu, manajemen juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berperan dalam penentuan harga jual produk, seperti keadaan pasar dan campur tangan pemerintah.

b. Memantau realisasi biaya produksi

Manajemenmembutuhkaninformasi biayaproduksiyang

sesungguhnya dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi. Untuk itu akuntansi biaya dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya


(34)

apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

c. Menghitung laba rugi periodik

Manajemen membutuhkan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu, agar dapat mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran dalam periode mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto. Informasi laba rugi bruto periodik dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba rugi.

d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Didalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produksi yang pada tanggal neraca masih dalam proses untuk tujuantersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap periode. Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.

3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Pengumpulan Harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar cara memproduksi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:


(35)

a. Produk atas Dasar Proses(Process Costing)

Menurut Mulyadi (2007: 69) adapun karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga pokok berdasarkan proses adalah:

1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

2) Produk yang dihasilkan dari bulan kebulan adalah sama.

3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk satandar untuk jangka waktu tertentu.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penggunaan metode harga pokok proses dapat diterapkan pada perusahaan yang memiliki ciri-ciri menghasilkan produk standar, produk yang dihasilkan jumlahnya sama setiap bulan dan kegiatan produksi diawali dengan pembuatan produk standar.

b. Produk atas Dasar Pesanan(Job Order Cost)

Perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, proses produksinya berjalan atas dasar pesanan dari pembeli dan produk yang dihasilkan terdiri dari berbagai macam jenisnya sesuai dengan pesanan atau selera pembeli. Metode harga pokok pesanan mempunyai karakteristik tersendiri, karakteristik tersebut berpengaruh terhadap pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang


(36)

Menurut Mulyadi (2007:41) karakteristik-karakteristikdalam metodepengumpulan harga pokok produksi berdasarkan pesanan adalah sebagaiberikut:

1) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individu.

2) Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok, yaitu: biaya produk langsung dan biaya produk tidak langsung.

3) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biayaoverheadpabrik.

4) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overheadpabrik diperhitungkan dalam harga

pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

5) Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

Kartu biaya pesanan adalah kartu digunakan untuk mencatat biaya produksi yang dikeluarkan untuk masing-masing pesanan. Setiap pesanan yang berbeda karakteristik pesanannya dibuatkan kartu pesanannya


(37)

masing-masing. Biaya produksi yang dimasukkan ke dalam kartu pesanan meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead. Adapun kegunaan kartu biaya pesanan sebagai dokumen dasar

dalam penentuan biaya pesanan yang mengakumulasi biaya-biaya untuk setiap pesanan.

4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi yakni merupakan cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Menurut Mulyadi (2007:17) ada dua cara yang digunakan untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi yaitu :

a. Full Costing

Metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi baik yang bersifat variabel maupun tetap, yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dengan demikian harga pokok

produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi

berikut ini:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biayaoverheadpabrik variabel xxx


(38)

Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing

terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik

tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum).

b. Variable Costing

Variable Costing yakni metode penentuan harga pokok produksi yang

hanya memperhitungkan biaya produksi yang variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biayaoverheadpabrik variabel.

Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biayaoverheadpabrik variabel xxx+

Harga pokok produksi xxx

Kos produk yang dihitung dengan pendekatanvariable costing terdiri

dari unsur kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya

nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya


(39)

5. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)

Menurut Supriyono (2010: 37) harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu misalnya bulan, triwulan, semester, atau setahun.

a. Karateristik dan Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok Proses

Karateristik utama metode harga pokok prosesmenurut Supriyono (2010: 142):

1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkai dan menghitungharga pokok baik total maupun satuan unit. 2. Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui

rekening barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya.

3. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.

4. Produksi ekuivalen digunakan untuk menghitung harga pokok satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah produksi dimana pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk selesai.

5. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi tertentu dibagi dengan produksi ekuivalen untuk elemen biaya yang bersangkutan.


(40)

6. Harga pokok yang diperhitungkan untuk mengetahui elemen yang menikmatibiaya yang dibebankan, berapa yang dinikmat produk selesai dari departemen tertentu atau pengolahan yang dipindahkan ke gudang atau departemen berikutnya dan berapa harga pokok dalam proses akhir.

7. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, rusak, atau cacat tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam penghitungan harga pokok produk.

Sedangkan prosedur dalam rangka menentukan harga pokok produk pada metode harga pokok proses menurut Supriyono (2010: 143) adalah:

1. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan produksi dan menghitung produksi ekuivalen.

2. Mengumpulkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik periode tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.

3. Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.

4. Menghitung harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang atau ke departemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk dalam proses akhir.


(41)

b. Penggolongan Biaya dalam Metode Harga Pokok Proses

Dalam akuntansi biaya untuk metode harga pokok proses biaya produksi menurut Supriyono (2010: 144) adalah:

1. Biaya Bahan

Dalam metode harga pokok proses tidak diadakan pemisahan antara bahan baku dan bahan penolong hal ini disebabkan umumnya produk yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar sehingga setiap satuan produk yang sama akan menikmati bahan yang relative sama pula. Semua harga pokok bahan yang diproses atau diolah menjadi produk selesai atau bagian produk selesai, baik dapat diidentifikasikan atau tidak dapat diidentifikasikan dengan produk tertentu adalah merupakan biaya bahan.

2. Biaya Tenaga Kerja

Dalam metode harga pokok prosestidak dipisahkan atau dibedakan antar biaya tenaga kerja langsung atau tenaga kerja tidak langsung.Apabila produk diolah melalui satu tahapan pengolahan maka semua biaya tenaga kerja di pabrik digolongkan sebagai elemen biayatenaga kerja.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik pada metode harga pokok proses yaitu meliputi semua biaya produksi di departemen produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja ditambah biaya pada semua departemen pembantu


(42)

D. Harga Pokok Penjualan 1. Pengertian

Menurut Mardiasmo (2000:15) Harga Pokok Penjualan adalah semua biaya yang muncul dalam rangka menghasilkan suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. dengan bahasa sederhana, Harga Pokok Penjualan yang biasa disingkat HPP merupakan biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi barang dan jasa yang dapat dihubungkan secara langsung dengan aktivitas prosess yang membuat produk barang dan jasa siap jual.

2. Struktur Harga Pokok Penjualan

Struktur dasar dalam harga pokok penjaualan umumnya terdiri dari tiga elemen besar:

a. Persediaan atauInventori

Dalam perusahaan dagang, elemen persediaan (inventory) hanya

terdiri atas persedian barang jadi dengan istilah Inventori. Sedangkan pada perusahaan manufaktur, elemen persediaan meliputi:

1) Raw Materials(Persedian Bahan Baku)

2) Work In Processatau WIP (Persidiaan Barang Dalam Proses)

3) Inventory(Persediaan Barang Jadi)

Elemen Persediaan yang dimaksud adalah besarnya Persediaan Terjual. Untuk mengetahui besaran nilai jumlah persediaan yang telah terjual, maka ada beberapa unsur dibawah ini :


(43)

1) Persediaan Awal

2) Pembelian (dalam usaha dagang)

3) Harga Pokok Produksii (dalam perusahaan manufakture) 4) Persediaan Akhir

b. Tenaga Kerja Langsung atauDirect Labour Cost

Tenaga Kerja Langsung merupakan upah yang diberikan atau dibayarkan kepada karyawan/tenaga kerja yang terlibat secara langsung dalam aktivitas pengolahan barang dagang. Biaya Tenaga Kerja Langsung apabila besar kecilnya upah yang dibayar terrgantung pada jumlah unit produk yang dihasilkan.

c. BiayaOverhead(Overhead Cost)

Biayaoverheadadalah biaya yang muncul selain dari elemen elemen

yang telah disebut diatas, biasanya diistilahkan dengan indirect cost.

jenisnya sangat bervariasi tergantung dari skala usaha, jenis usaha serta jenis sumber daya yang digunakan oleh perusahaan.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus yaitu penelitian yang menggambarkan kejadian-kejadian yang ada pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro. Setelah menemukan masalah yang dihadapi kemudian menyelesaikan dengan menggunakan standar akuntansi yang berlaku.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro Kulon Progo. Waktu yang digunakan selama penelitianmulai bulan September sampai dengan bulan Oktober 2015.

C. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dijadikan responden. Dalam penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah kepala dan staff bagian keuangan pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro.


(45)

b. Objek penelitian

Objek penelitian adalah variabel yang akan diteliti. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah laporan harga pokok produksi selimut, data mengenai biaya-biaya dalam produksi selimut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah, maka penulis menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data yang dapat digunakan:

1. Wawancara (interview) yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung

berkenaan denganpenelitian ini, dengan cara mendatangi langsung pemilik dan beberapa staff untuk mendapatkan informasi dan data secara langsung dari pihak perusahaan.

2. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat, membaca dan menyalin dokumen yang ada di perusahaan yang bermanfaat bagi penelitian. Data yang digunakan meliputi data tentang biaya produksi dan prosedur penentuan dan perhitungan harga pokok produksi.

E. Data yang Diperlukan

1. Gambaran umum perusahaan 2. Biaya produksi


(46)

4. Penentuan harga pokok produksi 5. Jumlah produk selesai yang dihasilkan

6. Informasi lain yang relevan dengan penelitian

F. Teknik Analisis Data

1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut (Mulyadi 2007:17) :

a. Mendeskripsikanperhitungan harga pokok produksi

menurutperusahaan terhadap produk selimut yang banyak dipesan konsumen selama tahun 2014.

b. Menentukan besarnya harga pokok produksi berdasarkan metodejob

process costing. Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1) Menghitung biaya produksi yaitu mengumpulkan biaya produksi sesungguhnya terjadi di perusahaan yang terdiri dari:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx + Harga pokok produksi xxx

2) Menetukan harga pokok produk per satuan


(47)

c. Menghitung taksiran biaya overhead pabrik yang dibebankan

kedalam proses produksi berdasarkan biaya bahan baku yang digunakan, yaitu dengan membagi taksiran biaya overhead pabrik

dengan taksiran biaya bahan baku yang dipakai. Rumus presentase biayaoverheadpabrik dari biaya bahan baku yang dipakai:

Tar if BOP = x 100%

d. Membandingkan hasil penentuan harga pokok produk menurut perhitungan perusahaan dengan metode process costing untuk

mengidentifikasi perbedaan-perbedaan.

e. Menganalisis penyebab perbedaan yang ada berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan untuk memberikan kesimpulan apakah penentuan harga pokok produk tersebut sudah tepat atau tidak dan memberi saran yang memungkinkan untuk dilakukan oleh perusahaan.


(48)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Perusahaan

Pertenunan Santa Maria Boro berlokasi di Dusun Boro Kelurahan Banjar Sari Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini didirikan oleh seorang misionaris Eropa asal Belanda pada tahun 1938. Beliau adalah Bruder Joe Sue yang ditugaskan untuk Serikat Jesuit untuk menjalankan karya misi Kongregasi FIC di daerah D.I. Yogyakarta. Perusahaan Pertenunan ini berada dalam satu lokasi dengan biara bruder FIC, Panti Asuhan, dan SMP Pangudi Luhur I dan II. Tujuan utama dari berdirinya perusahaan ini tak lain adalah untuk membantu taraf perekonomian dan kehidupan warga di sekitar Boro. Pertenunan Santa Maria ini didirikan dalam rangka pengimplementasian dari visi dan misi kongregasi FIC yang berupaya untuk memberdayakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Secara resmi Pertenunan Santa Maria Boro didirikan pada tanggal 6 Januari 1950 dibarengi dengan pendirian Sekolah Tenun Boro. Pimpinan yang memimpin dan bertugas untuk bertanggung jawab secara penuh atas segala kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan adalah Bruder-Bruder FIC yang berkarya di Boro. Pada awal mula hingga sekarang, perusahaan


(49)

yang berdiri pada tahun 1950 ini tidak menggunakan mesin operasi dalam kegiatan produksinya. Hal ini dilakukan gunamenyerap sumber daya manusia di daerah sekitar Boro yang dahulu didominasi oleh anak-anak putus sekolah, anak-anak yang berpendidikan rendah dan pengangguran.

Pada tahun 1951, perusahaan dipimpin oleh Bruder Josue hingga tahun 1953. Kemudian pada tahun 1953, Kongregasi FIC memutuskan untuk mengutus Bruder Josue untuk berkarya diluar Boro. Untuk mengisi kekosongan pimpinan jabatan, Bruder Pachomeous ditunjuk untuk memimpin perusahaan. Pada tahun 1977, pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan untuk melakukan penyetaraan sekolah tingkat pertama menjadi sekolah umum. Peraturan tersebut mau tidak mau perusahaan harus menutup sekolah tenun yang didirikan oleh Bruder Josue tersebut. Dampaknya para siswa yang belajar di Sekolah Tenun Boro harus putus sekolah dan perusahaan harus mengambil alih alat-alat tenun milik sekolah sejumlah 22 buah. Kemudian para bruder dan Dewan Propinsi Bruder-Bruder FIC memutuskan untuk menarik para siswa yang tersebut untuk bekerja di Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro. Tahun 1985, terjadi pergantian kepengurusan dari Bruder Pachomeous ke Bruder Marcelinus. Pada awal tahun 1995, pemerintah menetapkan Undang-Undang yang mengharuskan adanya pemisahan antara Yayasan dengan kepengurusan perusahaan. Jadi, perusahaan bergerak untuk membentuk kepengurusan sendiri, namun secara intern tetap berada dalam pengawasan Kongregasi FIC.


(50)

Pada tahun 1998, Bruder Marcelinus menyerahkan jabatan pemimpin Perusahaan Pertenunan Santa Maria kepada Bruder Thomas Edison. Di bawah kepemimpinan Bruder Thomas, pertenunan ini mengalami perkembangan pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan bertambahnya jumlah pesanan dari tahun ke tahun dan meningkatnya jumlah mesin yang dimiliki. Kemudian pada tahun 2008, tongkat kepemimpinan beralih kepada Bruder Petrus Sutimin yang menjabat hingga sekarang.

B. Lokasi Prusahaan

Perusahaan Pertenunan Santa Maria terletak di daerah Boro, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan Pertenunan Santa Maria dibangun di atas tanah seluas 25x40 meter. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi perusahaan antara lain:

1. Transportasi pengangkutan bahan baku maupun barang jadi cukup lancar karena dekat dengan jalan raya sehingga kendaraan mudah keluar dan masuk.

2. Tersedianya tenaga kerja yang memadai dengan biaya tenaga kerja yang relatif murah sehingga perusahaan dapat menekan biaya produksi.

3. Udara yang sejuk di lokasi perusahaan sangat menguntungkan karena membuat barang yang merupakan bahan baku produksi tidak mudah putus.


(51)

C. Tujuan Perusahaan

1. Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Boro dan sekitarnya sehingga ikut serta dalam mengatasi masalah pengangguran.

2. Memenuhi kebutuhan sandang bagi misionaris, anak-anak panti asuhan dan masyarakat Boro.

3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat Boro sehingga tidak hanya mengandalkan bidang pertanian saja.

4. Mencari dan mengembangkan dana dengan memasarkan produk baik ke dalam maupun keluar daerah Boro.

D. Permodalan

Modal Perusahaan Pertenunan Santa Maria berasal dari modal sendiri yaitu dari Dewan Propinsi Bruder-Bruder FIC selaku pemilik Perusahaan Pertenunan Boro dan donatur.

E. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam usaha mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, perusahaan perlu menyusun struktur organisasi yang berguna untuk memperjelas tugas, wewenang, tanggung jawab serta memperlancar arus informasi dari atasan kepada bawahan dan sebaliknya.

Struktur organisasi yang diterapkan di Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro adalah struktur organisasi dengan satu perintah, yaitu dengan


(52)

sistem perintah langsung. Setiap kepala bagian mempunyai wewenang penuh terhadap karyawan-karyawan yang berada langsung di bawahnya.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Sumber: Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro, 2015

Adapun tugas dan tanggungjawab dalam masing-masing bagian dalam struktur organisasi :

1. Kongregasi FIC

Kongregasi FIC sebagai pelindung dan tumpuan apabila perusahaan mengalami permasalahan-permasalahan yang tidak dapat ditanggung perusahaan. KABAG Administrasi dan Umum KABAG Produksi KABAG Personalia KABAG Pemasara n Bagian Gudang Bagian Pembelia n Bagian Pembukua n Bagian Penjualan Mandor Bagian Wenter Bagian Pintal Bagian Sekir Bagian Tenun Kongregasi FIC Pemimpin Perusahaan


(53)

2. Pimpinan Perusahaan

Pimpinan perusahaan bertanggungjawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Pimpinan perusahaan bertanggungjawab langsung kepada kongregasi. Pimpinan perusahaan memberikan pedoman umum yang dipakai dalam penyusunan anggaran perusahaan, memeriksa seluruh teknik perusahaan khususnya proses produksi, administrasi dan pemasaran. Pimpinan perusahaan juga menentukan tujuan yang akan dicapai dan strategi yang akan diimplementasikan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan.

3. Kepala Bagian Administrasi

Tugas kepala bagian administrasi adalah sebagai berikut: a. Membuat catatan dan laporan kegiatan bulanan. b. Membuat daftar gaji.

c. Menerima pesanan pembelian.

d. Mencatat semua peristiwa transaksi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, termasuk rencana dan pelaksanaan kebijakan perusahaan.

e. Menentukan dan melakukan pembelian bahan baku dan bahan-bahan penolong yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi.

f. Menentukan penyediaan, penerimaan dan pengeluaran uang yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.


(54)

a. Mengawasi persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.

b. Melaporkan jumlah persediaan barang.

c. Mengukur dan menyimpan hasil produksi dalam gudang. d. Menghitung dan menyiapkan pengiriman barang.

5. Kepala Bagian Produksi

Tugas kepala bagian produksi adalah sebagai berikut: a. Menentukan jenis bahan yang berkualitas.

b. Melakukan pemantauan pada proses produksi.

c. Merencanakan jenis dan jumlah barang yang diproduksi.

d. Menentukan standar kualitas dan kuantitas pemakaian bahan baku. e. Memperbaiki alat produksi jika terjadi kerusakan.

f. Mengadakan penyelidikan terhadap perkembangan produk. 6. Bagian Pembukuan

Tugas bagian pembukuan adalah membantu bagian administrasi dan umum dalam menyelesaikan administrasi perusahaan.

7. Bagian Penjualan

Tugas bagian penjualan adalah sebagai berikut: a. Melayani penjualan hasil produksi.

b. Melakukan pengiriman barang.


(55)

8. Bagian Pembelian

Tugas bagian pembelian adalah melakukan pembelian bahan baku dan bahan penolong yang dibutuhkan perusahaan untuk keperluan produksi. 9. Bagian Jahit

Tugas bagian jahit adalah sebagai berikut:

a. Memotong kain sesuai dengan kebutuhan pembeli. b. Menjahit pada bagian tepi dari kain yang telah dipotong. 10. Bagian Pengepakan

Tugas bagian pengepakan adalah sebagai berikut:

a. Mengepak produk jadi yang telah siap untuk dikirimkan kepada pelanggan.

b. Menyerahkan produk jadi yang telah dikemas ke bagian penjualan. 11. Bagian Wenter

Tugas bagian wanter adalah sebagai berikut: a. Mencuci dan merebus benang.

b. Memberi kaporit agar pewarnaan pada benang dapat tercampur secara merata.

12. Bagian Sekir

Tugas bagian sekir adalah memindahkan benang dari kelos ke alat yang disebut sekir. Alat sekir digunakan untuk memadukan benang-benang yang akan digunakan sebagai motif dari kain yang akan dihasilkan.


(56)

13. Bagian Pintal

Tugas bagian pintal adalah menggulung benang yang telah kering dengan menggunakan alat yang disebut kelos.

14. Bagian Tenun

Tugas bagian tenun adalah sebagai berikut:

a. Menenun benang yang telah didesain oleh bagian sekir dengan proses mencocokkan motif yang dibuat dari bagian sekir dengan alat yang digunakan untuk menenun.

b. Memasang benang ke dalam alat yang disebut nucuk.

F. Personalia

Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan produksi suatu perusahaan. Sebagai perusahaan mannufaktur, perusahaan Pertenunan Santa Maria membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dan berkualitas untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Keberhasilan dalam melakukan kegiatan produksi sangat ditentukan oleh tingkat produktivitas tenaga kerja yang tinggi.

1. Tenaga Kerja

Dalam menjalankan kegitan produksinya, Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempekerjakan 50 orang karyawan yang sebagian besar merupakan masyarakat sekitar lokasi perusahaan. Karyawan perusahaan terdiri dari dua golongan yaitu:


(57)

a. Karyawan Tetap

Karyawan tetap adalah tenaga kerja yang telah diangkat menjadi tenaga kerja tetap perusahaan. Mereka mempunyai hak atas fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan seperti pensiun, asuransi tenaga kerja, tunjangan istri, tunjungan anak dan gaji pokok setiap bulan.

b. Karyawan Tidak Tetap

Karyawan tidak tetap adalah adalah tenaga kerja yang dipekerjakan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Tenaga kerja ini hanya menndapat gaji yang berupa upah harian berdasarkan hasil produksi. Perincian jumlah tenaga kerja Perusahaann Pertenunan Santa Maria adalah sebagai berikut:

1) Pimpinan Perusahaan : 1 orang

2) Kepala Bagian Produksi : 1 orang

3) Kepala Bagian Administrasi : 1 orang

4) Kepala Bagian Gudang : 1 orang

5) Bagian Penjualan dan Pembelian : 2 orang

6) Bagian Pembukuan : 2 orang

7) Bagian Wenter : 5 orang

8) Bagian Pintal : 5 orang

9) Bagian Sekir : 3 orang

10) Bagian Tenun : 15 orang


(58)

Demi kelancaran kerja karyawan, perusahaan melakukan kegiatan penngawasan karyawan dengan cara yang sederhana yaitu dengan melakukan presensi setiap hari serta pengamatan langsung dari pimpinan perusahaan.

2. Jam Kerja Karyawan

Perusahaan menetapkan bahwa kegiatan produksi dilaksanakan selama 7 jam dalam 5 hari kerja dan 6 jam dalam 1 hari kerja. Berikut pembagian alokasi jam kerja selama 6 hari kerja:

a. Senin – Jumat : Jam 07.00 – 14.00

b. Sabtu : Jam 07.00 – 13.00

Jumlah jam kerja karyawan dalam satu minggu adalah 41 jam dengan istirahat selama 30 menit dari pukul 11.00 - 11.30 WIB.

3. Sistem Gaji dan Upah

a. Gaji bulanan diberikan kepada karyawan tetap, yaitu pimpinan perusahaan, kepala bagian produksi, kepala bagian administrasi, kepala bagian gudang, bagian penjualan dan pembelian, dan bagian pembukuan b. Upah Borongan

Upah borongan diberikan kepada agian wenter, bagian pintal, bagian sekir, bagian tenun, bagian jahit dan bagian pengepakan.

4. Fasilitas- fasilitas Perusahaan

Selain memberikan gaji dan upah, perusahaan juga memberikan jaminan sosial kepada karyawan berupa:


(59)

a. Tunjungan kesehatan sebesar 100% untuk karyawan dan 50% untuk keluarga karyawan. Tunjungan ini diberikan jika ada kuitansi dari dokter atau rumah sakit.

b. Asuransi Tenaga kerja/Astek apabila terjadi kecelakaan kerja, kematian dan berupa tabungan hari tua yang dapat diambil setelah umuur 55 tahun.

c. Beras untuk karyawan 10 kg, untuk istri 6 kg, untuk anak @ 3 kg maksimal 3 anak yang diberikan setiap bulan.

d. Rekreasi dan retret yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. e. Satu setel pakaian kerja setiap tahun.

G. Produksi

1. Bahan baku dan bahan penolong

Perusahaan Pertenunan Santa Maria merupakan perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi. Adapun produk yang dihasilkan oleh perusahaan antara lain kain seragam, kain dam-daman, selimut, serbet, handuk, kaim sprei, kain pel, kain kasur dan kain sarung.

Dalam melakukan produksi, persahaan menggunakan bahan baku berupa benang tenun ukuran 12/s dan 20/s. Sedangkan untuk bahan penolong, perusahaan menggunakan wenter (pewarna), bahan bakar, kaporit, Larutan TRO(Turkey Red Oil)dan kanji.


(60)

2. Proses Produksi

Secara garis besar, proses produksi Perusahaan Pertenunan Santa Maria melalui empat tahap yaitu tahap pemutihan, tahap persiapan penenunan, tahap penenunan dan tahap penyelesaian akhir (finishing).

Proses dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut: a. Tahap Pemutihan

Tahap pemutihan merupakan tahapan yang paling awal dan prosesnya berlangsung di dapur. Mula-mula benang direndam dalam larutan TRO kurang lebih 15 menit. Larutan ini berfungsi sebagai pelumas yang membuat zat pewarna menjadi rata pada seluruh bagian benang.

Setelah proses perendaman selesai, benang direbus dan dicuci sampai bersih sehingga warnanya menjadi putih mengkilat. Kemudian benang diberi warna sesuai dengan tersebut dalam larutan wenter selama kurang lebih 10 menit. Setelah diberi warna, benang dimasukkan ke dalam larutan kanji agar benang kuat dan lebih mudah diolah.

Langkah selanjutnya adalah menjemur benang sampai kering. Setelah kering, benang tersebut dikirim ke bagian pintal untuk ditenun. b. Tahap Persiapan Penenunan

Tahap penenunan dimulai dengan mempersiapkan benang yang akan dipakai dalam tahap penenunan yang terdiri dari 2 jenis benang yaitu benang pakan dan benang lusi. Benang pakan adalah benang


(61)

yang berposisi melintang pada penampang kain dan menunjukkan lebar kain. Benang pakan digulung dalam alat yang disebut palet. Benang lusi adalah benang yang berposisi memnujur dan dimasukkan ke dalam alat yang disebut kelos.

Langkah-lagkah yang dilakukan dalam mempersiapkan benang lusi adalah sebagai berikut:

1) Benang lusi digulung pada kelos yang berbenntuk silinder yang membbesar pada bagian tengahnya, untuk selanjutnya benang ini disebut benang kelos.

2) Proses selanjutnnya adalah mengoni atau skermelonn, yaitu proses penggulungan benang kelos ke dalam silinder hani. Proses ini untuk menentukan pola tenun berdasarkan kerapatan dan warna benang.

3) Selanjutnya gulungan hani tersebut dipindahkan ke dalam boom lusi, yaitu alat yang berbentuk silinder besar yang meruupakan bagian dari alat tenun.

4) Tahap berikutnya yaitu melakukan pencucukan dimana boom lusi yang sudah terisi benang tersebut dipasang pada alat tenun, ujung dari setiap benang dari boom lusi dimasukkan pada alat yang disebut gun yaitu alat yang berlubang kecil untuk memasang benang. Pada gun dipasang sisir yaitu alat yang berupa jajaran logam dimana setiap jajaran dilewati oleh dua utas benang. Proses


(62)

tenun yang akan dipakai dan untuk menentukan lebar kain yang diinginkan.

c. Tahap Penenunan

1) Benang lusi yang siap untuk ditenun, disilangkan dengan benang pakan yang tergulung pada palet-palet di dalam teropong.

2) Apabila mesin tenun digerakkan satu tahap, maka terdapat celah antara dua jajaran benang lusi. Kemudian teropong yang terisi benang pakan dimasukkan diantara celah tersebut dengan posisi melintang. Gerakan teropong ini terjadi karena didorong oleh suatu alat pendorong yang terletak pada bagian samping mesin tenun. 3) Apabila mesin tenun bergerak secara terus-menerus, maka proses

penembakan teropong akan terjadi berulang-ulang dan jajaran benang lusi akan bergerak memanjang secara perlahan-lahan. Dengan demikian akan diperoleh tenunan kain sebagai hasil proses penyilangan benang lusi dengan benang pakan.

d. Tahap Penyelesaian Akhir(finishing)

Setelah melalui tahap penenunan, hasilnya akan diserahkan pada bagian gudang untuk dicocokkan dengan standar produk. Proses terakhir dalam proses produksi adalah memotong kain sesuai dengan standar produk tersebut. Setelah dipotong, dilakukan penjahitan atau pengobrasan agar benang yang sudah ditenun tidak mudah lepas dan mempermudah dalam pengukurannya.


(63)

H. Pemasaran

Salah satu kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan suatu perusahaan adalah kegiatann pemasaran. Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada pelaksanaan pemasaran hasil produksinya. Pemasaran adalah keseluruhan kegiatan usaha yang dilakukan melalui perencanaan, penentuan harga, promosi serta distribusi hasil produksi sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

1. Daerah Pemasaran

Perusahaan Pertenunan Santa Maria memiliki daerah pemasaran yang sangat luas yang seluruhnya berada dalam wilayah Indonesia. Daerah pemasarannya antara lain Jakarta, Lampung, Medan, Padang, Ujung Pandang, Semarang, Denpasar, Papua dan sebagainya. Daerah pemasaran ikut menentukan harga jual produk karena perusahaan memperhitungkan biaya kirim yang berbeda-beda untuk masing-masing daerah.

2. Saluran Distribusi Perusahaan

Saluran distribusi yang digunakan oleh Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah saluran distribusi pendek, yaitu dari produsen ke konsumen. Perusahaan langsung memasarkan produknya ke konsumen tanpa melalui perantara. Saluran ini dianggap paling cocok karena pelanggan terbatas dan sudah tentu sehingga tidak membutuhkan perantara sedangkan konsumen yang bukan pelanggan dapat datang sendiri ke perusahaan.


(64)

3. Promosi yang Dilakukan Perusahaan

Untuk meningkatkan penjulan, Perusahaan Pertenunan Santa Maria juga melakukan promosi. Metode promosi yang digunakan perusahaan adalah metode tatap muka (personal sellling)yaitu dengan mendatangi dan

melobi calon pelanggan dengan pendekatan kekeluargaan. Selain itu, perusahaan juga menyebarkan brosur dan mengikuti pameran-pameran sehingga masyarakat mengenal produk perusahaan. Dalam melakukan promosi, perusahaan juga dibantu oleh misionaris FIC yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sehingga perusahaan mendapat kemudahan dalam akses mendekati pelanggan.


(65)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Perusahaan pertenunan Santa Maria merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi selimut, handuk, seragam, dan kain pel. Dari banyak produk yang dihasilkan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro, penulis membatasi hanya memilih produk selimut yang akan dibahas. Hal ini dipilih mengingat produk selimut yang paling banyak dipesan.Pada penelitian ini, perusahaan menggunakan metode harga pokok pesanan karena proses produksi yang dilakukan perusahaan berdasarkan pada pesanan atau untuk memenuhi pesanan bukan untuk memenuhi persediaan gudang maupun berproduksi massal.

Perusahaan menggunakan sistem biaya normal costing dimana biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dihitung perusahaan berdasarkan biaya sesungguhnya yang terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik dihitung

berdasarkan anggaran atau estimasi yang dibuat perusahaan. Data yang diperoleh penulis dari perusahaan yang akan digunakan pengolahan data sebagai berikut :


(66)

1. Klasifikasi Biaya

Penentuan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan sudah tepat karena menggolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Terdapat perbedaan pengklasifikasian

biaya antara perusahaan dan metode process costing seperti dapat dilihat

pada tabel 5.1.Untuk menentukan perhitungan harga pokok produksi yang sesuai dengan metode process costing, maka perlu dilakukan perhitungan

ulang atas biaya-biaya yang terjadi diperusahaan. Berikut ini penggolongan biaya menurut perusahaan dan menurut metodeprocess costing:

Tabel 5.1 Perbandingan langkah-langkah penentuan harga pokok produksi

Menurut Perusahaan MenurutProcess Costing

Biaya bahan baku meliputi biaya benang dan kanji

Biaya bahan baku meliputi biaya benangdan kanji yang digunakan Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung BiayaOverheadPabrik:

1. Bahan bakar 2. Bahan penolong 3. Pelumas Mesin 4. Listrik

5. Kendaraan 6. Biaya Perawatan

7.

Biaya Depresiasi Alat kantor

8.

Biaya Depresiasi Kendaraan 9. Biaya Depresiasi Alat Produksi

BiayaOverheadPabrik: 1. Bahan bakar

2. Biaya listrik 3. Bahan penolong 4. PBB

5. Biaya tenaga kerja tidak langsung

6. Biaya perawatan

7. Biaya Depresiasi Alat kantor 8. Biaya Depresiasi Kendaraan 9. Biaya Depresiasi Alat


(67)

B. Penentuan Harga Pokok Produksi Oleh Pertenunan Santa Maria

Dalam penentuan harga pokok produksi, Pertenenunan Santa Maria mengumpulkan seluruh biaya produksi, yaitu biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi ini terdiri dari tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Harga pokok produk perunit

diperoleh dengan membagi total biaya produksi dengan volume produk yang dihasilkan.

Selama tahun 2014 perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro telah memproduksi selimut yang berukuran 2x1,5 meter. Untuk memenuhi pesanan selama setahun perusahaan membutuhkan 2.640 meter benang. Dari 2.640 meter benang, Perusahaan Santa Maria Boro telah menghasilkan 1.320 unit selimut. Untuk menghitung total harga pokok produksi diperoleh dari menjumlahkan total biaya bahan baku, total biaya tenaga kerja langsung, dan total biaya overhead pabrik. Selain laporan harga pokok produksi selimut,

Perusahaan Santa Maria Boro menghitung elemen biaya.Elemen biaya pembentuk harga produk diuraikan pada bagian ini. Berikut adalah perhitungan elemen perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan:

a. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan selimut terdiri dari bahan-bahan pilihan dari


(68)

dalam negeri yang bekualitas tinggi. Bahan baku tersebut adalah benang

cottondan tepung kanji.

Perusahaan ini memintal 1 bal benang cottondan membaginya

menjadi 2 jenis ukuran adalah benang dengan ukuran 12/s dan 20/s yang dikemas dalam pack-packdan tepung kanji menggunakan satuan kilogram

(kg). Berat setiappack benang ukuran 12/s dan 20/s masing-masing adalah

4,5kg. Dalam produksi selimut dalam satu kali produksi membutuhkan benang cotton ukuran 20/s sebanyak 180kg dan benangcotton ukuran 12/s

sebanyak 144kg (Tabel 5.2), sedangkan tepung kanji 4,8kg. Dalam jangka waktu 1 tahun yaitu pada tahun 2014, perusahaan melakukan kegiatan produksi sebanyak 12 kali produksi, setiap kali produksi mampu menghasilkan selimut sebanyak 110 unit selimut dengan panjang setiap unit 2x1,5 meter, sehingga dalam 1 tahun perusahaan mampu memproduksi 1.320 unit selimut.

Perhitungan biaya bahan bakupada Pertenunan Santa Maria ditentukan dengan cara mengalikan jumlah kuantitas bahan baku yang digunakan dengan harga perolehan bahan baku tersebut.


(69)

Tabel 5.2 Biaya Bahan Baku pembuatan 1.320 unit selimut Pertenunan Santa Maria tahun 2014

Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa biaya bahan baku yang digunakan untuk memproduksi 1.320 unit selimut selama tahun 2014 sebesar Rp40.548.000 yang artinya setiap 1 unit selimut memerlukan biaya bahan baku sebesar Rp30.718 yang diperoleh dari membagi total biaya bahan baku dengan jumlah pesanan selimut selama tahun 2014.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung atas jasanya mengolah bahan baku sampai menjadi produk selesai. Biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan produksi dikali dengan biaya satuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Pertenunan Santa Maria dalam kegiatan produksi selama tahun 2014 sebagai berikut:

Jenis Bahan Baku

Kebutuhan Produksi (kg) (1) Harga (Rp) (2) Jumlah Biaya Bahan Baku (Rp) (1x2)

Benangcottontenun 20/s 180 125.000 22.500.000

Benangcottontenun 12/s 144 125.000 18.000.000

Kanji 4,8 10.000 48.000

Total Biaya Bahan Baku 40.548.000

Unit Produksi 1320

Biaya Bahan Baku/unit 30.718


(70)

Tabel 5.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung pembuatan 1.320 unit selimut Pertenunan Santa Maria tahun 2014

*)Dihitung berdasarkan ketentuan perusahaan yang menetapkan biaya gaji per satuan unit produk

Tabel 5.3 menunjukkan jumlah biaya tenaga langsung Perusahaan Santa Maria Boro pada tahun 2014 untuk memproduksi 1.320 unit selimut adalah sebesar Rp27.612.000

c. BiayaOverheadPabrik

Biaya overheadmerupakan semua biaya produksi selain biaya bahan baku,

bahan penolong dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik yang

dikeluarkan oleh Pertenunan Santa Maria sebagai berikut: Tenaga Kerja Langsung

Kebutuhan Per Produksi (kg) (1) Biaya Gaji/Satuan*) (Rp) (2) Jumlah BTKL (Rp) (1x2)

Ngelos Benang 20/s 180 17.000 3.060.000

Ngelos Benang 12/s 144 15.000 2.160.000

Nyentreng Benang 12/s 144 12.000 1.728.000

Malet Benang 20/s 180 17.000 3.060.000

Sekren Benang 324 5.500 1.782.000

Dapur Wenter 324 3.000 972.000

Gaji Borongan Tenun 14.400.000

Total Tenaga Kerja Langsung 27.612.000

Unit Produksi 1.320

Biaya Tenaga Kerja Langsung/unit 20.577


(71)

1. Biaya Bahan Penolong

Produk selimut menggunakan bahan penolong sebagai penunjang kegiatan produksi, meliputi: TRO (Turkey Red Oil) digunakan sebagai

pelumas benang agar zat pewarna dapat tercampur secara merata ke setiap bagian benang. Pewarna berfungsi untuk mewarnai benang agar lebih menarik.

2. Biaya Tidak Langsung Lainnya

Biaya tidak langsung lainnya terdiri dari keperluan gudang, bahan bakar kayu, dan listrik.

Berikut ini adalah biaya overhead pabrik yang digunakan untuk


(72)

Tabel 5.4 Biaya Overhead Pabrik pembuatan 1.320 unit selimutPertenunan Santa Maria Produksi Selimut tahun 2014

BiayaOverheadPabrik

Jumlah yang dipakai (gram) Harga/gram (Rp) Jumlah Biaya Overhead Pabrik (Rp)

(1) (2) (1x2)

Pewarna dan TRO: Indatren b

Hydro Pemutih Kaporit

TRO(Turkey Red Oil)

19.200 19.200 12.000 9.600 12.000 650 600 600 160 500 12.480.000 11.520.000 7.200.000 1.536.000 6.000.000

Pelumas Mesin *) 126.463

Bahan Bakar *) 936.759

Listrik *) 2.341.897

Biaya Perawatan Mesin *) 406.124

Biaya Dep.Alat Kantor 264.300

Biaya Dep.Kendaraan kantor 1.425.000

Biaya Dep.Alat Produksi 563.595

Total BiayaOverheadPabrik 44.800.138

*)Biaya tersebut telah dihitung dan dialokasikan untuk produk selimut

Dalamtabel 5.4 menunjukkan biaya overhead pabrik untuk selimut

adalah sebesar Rp44.117.327. Selama tahun 2014 jam operasional mesin yang terjadi sesungguhnya untuk semua produk adalah 2.024 jam operasi mesin.

Berikut tabel volume produksi selama 2015: Sumber:Pertenunan Santa Maria Boro, 2015


(73)

Tabel 5.11 Rincian Alokasi Jam Operasi Mesin

No. Jenis Produk Jam Operasional

1 Selimut 790

2 Handuk 524

3 Kain Pel 370

4 Seragam 340

Jumlah 2.024

Berikut rincian estimasi biayaoverhead pabrik menurut perusahaan beserta

alokasi biayanya: 1. Pelumas Mesin

Pelumas mesin digunakan perusahaan untuk mengurangi gesekan pada mesin produksi untuk menghindari aus berlebih sehingga mesin bisa lebih awet. Dalam setahun perusahaan membutuhkan 3 kaleng pelumas dengan harga satuan Rp108.000maka dalam setahun membutuhkan biaya Rp324.000

Perhitungan estimasi alokasi biaya pelumas mesin untuk pembuatan selimut:

. 324.000 = Rp126.463

2. Bahan Bakar

Bahan bakar digunakan untuk menjalankan beberapa alat produksi. Setiap bulannya perusahaan menghabiskan biaya Rp200.000 untuk Sumber:Pertenunan Santa Maria Boro, 2015


(74)

pembelian bahan bakar. Jadi selama satu tahun biaya bahan bakar untuk seluruh produksi sebesar Rp2.400.000.

Perhitungan estimasi alokasi biaya bahan bakar untuk pembuatan selimut:

. 2.400.000= Rp936.759

3. Listrik

Daya keseluruhan perusahaan sebesar 3500 watt. Daya untuk proses seluruhnya hanya sekitar 2500 watt. Selama setahun total pemakaian listrik pada perusahaan adalah Rp8.400.000 jadi perhitungan biaya listrik untuk proses produksi adalah:

x Rp8.400.000 = Rp6.000.000

Perhitungan estimasi alokasi biaya listrik untuk pembuatan selimut:

. 6.000.000= Rp2.341.897

4. Biaya Perawatan Mesin

Dalam setahun perusahaan melakukan pengecekan dan perawatan terhadap mesin produksi sebanyak dua kali. Biaya perawatan ini seperti membeli spare part mesin yang rusak. Biaya yang perawatan selama


(75)

Perhitungan estimasi alokasi biaya perawatan mesin untuk pembuatan selimut:

. 1.040.500= Rp406.124

Tabel 5.6 Biaya depresiasi Pertenunan Santa Maria Boro Tahun 2014

d. Penentuan Harga Pokok Produksi

Pada tahun 2014 Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro telah menyelesaikan jumlah pesanan selimut sebanyak 1.320 unit. Perhitunganharga pokok produksi selama tahun 2014 untuk pesanan selimut adalah sebagai berikut:

Tabel 5.7 Perhitungan Biaya Pokok Produksi pembuatan 1.320 unit Selimut Pertenunan Santa Maria Boro

Sumber: Pertenunan Santa Maria Boro, 2015

No Jenis Biaya Harga

Perolehan (Rp) Estimasi Masa Manfaat Jumlah (Rp) 1 Biaya depresiasi alat kantor 2.664.300 10 tahun 264.300 2 Biaya depresiasi kendaraan

kantor 28.500.000 20 tahun 1.425.000

3 Biaya depresiasi alat produksi

5.635.950 10 tahun 563.595

Biaya Produksi Jumlah

Biaya Bahan Baku 40.548.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung 27.612.000

BiayaOverheadPabrik 44.800.138

Total 112.960.138

Jumlah Pesanan (unit) 1.320


(76)

Tabel 5.7 menunjukkan perhitungan harga pokok produksi dibebankan untuk 1.320 unit pesanan selimut adalah 112.960.138 dengan harga pokok produk selimut per unit adalah sebesar Rp85.576.

C. Perhitungan Harga Pokok Produk untuk Pesanan Selimut Pada Perusahaan Santa Maria Boro Menurut MetodeProcess Costing

Pertenunan Santa Maria Boromenggunakan harga pokok pesanan, hal ini dilakukan karena pengumpulan harga pokok produk dikumpulkan untuk satuan waktu satu tahun. Harga pokok satuan dengan metodeprocess costing dihitung

dengan membagi total biaya produksi dengan volume produksi yang dipesan selama satu tahun. Elemen biaya produksi menurutprocess costing:

a. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Biaya bahan baku di Pertenunan Santa Maria Boro dibedakan menjadi dua yaitu benang cotton 12/s dan 20/s yang dikemas

dalam pack-pack. Berat setiap pack benang ukuran 12/s dan 20/s


(1)

72 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Besarnya harga pokok produksi pada pembuatan selimut yang ditetapkan oleh Pertenunan Santa Maria Boro berbeda dengan metode process costing.Hal ini disebabkan oleh perbedaan prosedur atau penentuan biaya overhead pabrik.Caraperhitungan biaya overhead pabrik pada perusahaan dan menurut metode process costingberbeda sehingga hasil perhitungannya berbeda.Terjadi perbedaan selisih antara perhitungan harga pokok perusahaan menurut perusahaan dan menurut metode process costing sebesar Rp4.274.978.Perbedaan selisih tersebut disebabkan Perusahaan Pertenunan Santa Maria tidak berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dengan dasar pembebanan tertentu, melainkan berdasarkan taksiran dari overhead periode sebelumnya, sedangkan metode process costing menggunakan dasar perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.


(2)

B. Keterbatasan

1. Dalam penelitian ini penulis tidak memperhitungkan produk cacat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari perusahaan hampir tidak ada produk cacat dalam pkegiatan produksi.

2. Kurang lengkapnya data dari tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dimiliki perusahaan sehingga penulis harus mengolah kembali dokumen yang dimiliki perusahaan.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis akan memberikan saran-saran yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai alat pertimbangan sehingga dapat menghitung harga pokok produksi dengan lebih tepat dan meningkatkan keuntungan. Berikut adalah beberapa saran penulis:

1. Perusahaan Pertenunan Santa Maria sebaiknya melakukan pengecekan dan penghitungan kembali data yang kurang untuk menghitung biaya seluruh biaya produksi sehingga tidak ada biaya yang tidak dimasukkan ke dalam hitungan biaya produksi.

2. Sebaiknya perusahaan menggunakan biaya overhead pabrik dalam perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan metode process costingyaitu dengan perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimukasehingga dapat menghasilkan penentuan harga pokok produksi yang akurat dan tepat.


(3)

3. Dalam penghitunan biaya overhead untuk setiap unitnya sebaiknya perusahaan melakukan pengalokasian biaya untuk pelumas, listrik, bahan bakar, dan biaya perawatan mesin agar biaya overhead pabrik untuk setiap unitnya dapat diketahui secara lebih tepat.


(4)

75

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian dan Nurlela. 2007.Akuntansi Biaya. Graha Ilmu, Jakarta.

Bustami, Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya:Teori& Aplikasi. Graha Ilmu, Jakarta.

Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Daljono.2004. Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian. BP Universitas Diponegoro, Semarang.

Handayani, Yunita. 2010. Evaluasi Penentuan HPP Dengan Metode Job Order Costing Pada Pradan Furniture Srakarta. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Lestari, Budi A. 2012. Evaluasi Penetapan HPP Roti Pada UKM Saudara Banyumanik.Jurnal. Universitas Dian Nuswanto, Semarang.

Mulyadi. 2005.Akuntansi Biaya. Edisi 5. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Prasanti, Evi. 2010.Evaluasi Penentuan HPP Pada Perusahaan Handuk Lumintu. Skripsi Tidak Diterbitkan. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Riwayadi.2014.Akuntansi Biaya:Pendekatan Tradisional dan Kontemporer. Salemba Empat, Jakarta.

Rudianto. 2006.Akuntansi Manajemen. Grasindo, Jakarta.

Salman, Riza K. 2013.Akuntansi Biaya: Pendekatan Product Costing. Cetakan 1. Akademia Permata, Jakarta.

Siregar, Baldric,Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Erlina Herowati, Lita Kusumasari dan Nurofik. 2013.Akuntansi Biaya. Edisi 2. Salemba Empat, Jakarta Selatan.


(5)

Supriyono, R.A. 2013. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, edisi 2. Cetakan 18. BPFE UGM, Yogyakarta.

Supriyono, RA. 2007. Akuntansi Manajemen, edisi 2. Cetakan 13. BPFE UGM, Yogyakarta.

Surjadi, Lukman.2013.Akuntansi Biaya.PT Indeks, Jakarta.


(6)