barang-barang itu maka guru akan dipandang di dalam masyarakat sebagai orang yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi.
F. Pekerjaan Sambilan
Pekerjaan berasal dari kata kerja yang berarti perbuatan melakukan sesuatu atau sesuatu yang dilakukan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pekerjaan diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau pencaharian. Sedangkan sambilan adalah sesuatu yang dikerjakan sebagai
selingan. Sehingga pekerjaan sambilan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau pencaharian yang dikerjakan sebagai selingan dan bukan
sebagai kegiatan utama dalam mencari nafkah atau pencaharian. Banyak faktor yang mempengaruhi guru dalam memutuskan untuk
melakukan pekerjaan sambilan. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah penghasilan, hobi yang dimiliki, adanya waktu luang yang cukup, atau lingkungan
masyarakat dan lingkungan keluarga seorang wirausaha, dan sebagainya. Hal yang penting bagi seorang guru yang melakukan pekerjaan sambilan
adalah hobi atau kesenangan. Seorang guru yang memiliki kesenangan terhadap sesuatu biasanya akan melakukan pekerjaan sambilan sesuai dengan
kesenangannya itu. Walaupun penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan sambilan itu tidak banyak, tetapi guru akan merasa puas karena telah berhasil
melakukan pekerjaan sambilan yang sesuai dengan hobi atau kesenangannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam menghadapi krisis, banyak karyawan mulai merasa pekerjaan sebagai seorang pengajar ternyata tak selalu bisa memenuhi kebutuhan hidup.
Lantas, mereka mulai berpikir untuk memiliki pekerjaan sambilan agar dapat menghidupi diri dan keluarga dengan layak. Di sisi lain, ada pula orang yang
ingin melakukan bisnis sambilan karena memiliki hobi lain yang berpotensi menghasilkan uang seperti sudah dijelaskan di atas.
Di masa krisis, banyak orang bisa merasakan bahwa pemenuhan kebutuhan hidup sudah semakin sulit. Jika sebelumnya seorang karyawan masih
bisa memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup, maka ketika krisis datang ia mulai kesulitan untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Bagi karyawan yang
beruntung mendapatkan kenaikan gaji, tetap saja tidak bisa mengimbangi melambungnya harga barang.
Pada kondisi ini biasanya seorang karyawan mulai mengetatkan ikat pinggang. Alokasi dana untuk kebutuhan yang tak terlalu mendesak mulai
dikurangi. Alhasil, kebutuhan akan hiburan atau pergi berlibur, pembelian sandang, bahkan bahan-bahan masakanpun dipangkas. Tak hanya kuantitas, juga
kualitas. Antisipasi terhadap krisis tak selesai pada aksi berhemat saja. Tabungan
jangka panjang sebagai garda terakhir cadangan uang pun dibobol pelan-pelan. Pasalnya, seorang karyawan harus membiayai pendidikan anak-anaknya,
membayar cicilan rumah, asuransi, dan sebagainya. Menunda realisasi mimpi dan rencana. Kadang rencana-rencana yang
mempengaruhi kehidupan dan membutuhkan biaya besar seperti menikah, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membeli tempat tinggal, memasukkan anak ke sekolah favorit, atau memiliki anak jadi tertunda karena krisis yang melanda. Apalagi ketika ada kebutuhan lain yang
mendadak dan mendesak untuk dipenuhi. Misalnya saja ketika salah satu anggota keluarga sakit atau kecelakaan. Walaupun ada tunjangan yang bisa diberikan oleh
perusahaan, ternyata tetap tak cukup untuk menutup biaya perawatan yang datang tanpa diduga.
Karena adanya kebutuhan-kebutuhan lain yang tiba-tiba sulit terpenuhi, seorang karyawan tentu membutuhkan penghasilan tambahan. Di titik ini,
pekerjaan sambilan menjadi alternatif penghasilan tambahan. Tak hanya bisa menyelamatkan kondisi keuangan, seringkali keuntungan yang bisa didapatkan
dari pekerjaan sambilan malah melebihi pendapatan yang diterima dari perusahaan.
Ada banyak alternatif pekerjaan sambilan yang bisa dilakukan oleh seorang karyawan. Namun sebelum memulai pekerjaan ini, sadarilah bahwa akan
ada perbedaan dalam hidup seorang karyawan. Perbedaannya terdapat pada waktu dan tenaga yang dikeluarkan. Kadang seorang karyawan perlu meluangkan waktu
dan tenaga yang lebih banyak untuk merawat pekerjaan sambilannya. Beberapa jenis pekerjaan atau bisnis sambilan membutuhkan modal yang
cukup besar, misalnya usaha kos-kosan. Untuk membangunnya, membutuhkan modal yang cukup untuk membeli tanah, membangun ruangan, dan menyediakan
furniture di dalam kamar kos. Selain itu ada beberapa usaha yang bisa dijalankan dengan modal usaha yang kecil. Misalnya saja, dengan menjalankan usaha pulsa
elektronik, menjadi pengajar bimbel, atau menjadi penulis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ada banyak jenis pekerjaan sambilan. Agar pekerjaan sambilan dapat berjalan dengan baik, seorang karyawan perlu untuk mencari pekerjaan sambilan
yang cocok untuk dilakukan dan sesuai dengan kemampuan ekonomi. Menjalankan pekerjaan sambilan memang dapat menjadi senjata ampuh
menangkis dampak krisis bagi seorang karyawan. Karenanya, pekerjaa nsambilan bisa menjadi bisnis yang menggiurkan. Walaupun demikian, pekerjaan sambilan
ini pun memiliki risiko yang kadang justru mengancam sehingga sebagain guru enggan melakukannya.
Berbagai hambatan dan ketakutan sebelum memulai pekerjaan sambilan tersebut antara lain:
1. Kurangnya modal. Ini disebabkan karena gaji karyawan yang diterima tidak mencukupi untuk membangun usaha sendiri. Bisa juga karena tabungan yang
ada sudah menipis, terpakai untuk berbagai keperluan lain yang juga mendesak.
2. Waktu luang terbatas. Tanpa waktu yang cukup, seorang karyawan akan kesulitan menjalankan pekerjaan sambilan tersebut. Banyak hal yang bisa saja
terlewati karena kurangnya waktu. 3. Perhatian terbagi-bagi. Tenaga dan pikiran seorang karyawan sudah terkuras
saat bekerja di perusahaan ataupun karena adanya persoalan yang ada di dalam perusahaan dan mungkin juga di keluarga. Bagi seorang karyawan, sulit untuk
memfokuskan diri pada hal-hal yang baru seperti pekerjaan sambilan. Apalagi jika usia sudah bertambah tua, tenaga dan pikiran sudah tidak semaksimal
ketika masih muda. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Kurangnya motivasi. Kurangnya semangat, lemahnya motivasi, dan kaburnya tujuan bisa mencegah seseorang untuk berkembang. Tanpa semangat gigih,
seseorang biasanya merasa nyaman dengan posisinya pada saat itu dan takut untuk mencoba hal-hal baru. Apalagi jika ditambah dengan adanya pikiran-
pikiran negatif sebelum mencoba, misalnya takut rugi dan nanti malah mempunyai utang, takut bangkrut, bayak pesaing, dan sebagainya.
5. Kurang ahli di bidang pekerjaan sambilan yang dipilih. Hal ini bisa terjadi karena seseorang menyukai jenis pekerjaan sambilan tersebut namun tidak
pernah mempelajarinya dengan benar-benar serius. Jadi hanya sebatas suka saja.
6. Dilarang oleh pihak manajemen perusahaan. Biasanya alasan yang diberikan oleh perusahaan adalah agar pegawainya benar-benar fokus dalam
pekerjaannya tanpa terganggu oleh kesibukan-kesibukan lainnya. Pegawai pun diharuskan untuk mengikuti kebijakan ini dan bisa mendapatkan sanksi jika
melanggarnya. 7. Kurang dukungan keluarga. Misalnya, ketika seseorang karyawan harus
menggunakan sebagian wilayah rumahnya untuk membuka usaha, anggota keluarga lainya tidak setuju karena berbagai alasan. Mereka pun bisa saja
menolak karena harus memberikan waktunya untuk menjaga barang-barang yang akan dijual di rumah.
G. Kerangka Berpikir