1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan dan segala informasi tentang produk yang dapat diketahui dengan cepat lewat saluran-saluran informasi yang berkembang pesat,
menunjukkan kondisi pasar yang juga berkembang demikian pesatnya. Fakta tersebut mengakibatkan perusahaan perlu memikirkan kembali strategi dalam
memasarkan produknya secara terus-menerus dan berkesinambungan. Inti dari pemasaran adalah pertukaran yaitu bahwa seluruh aktivitas yang
dilakukan oleh satu individu dengan individu lainnya merupakan pertukaran, artinya tidak ada seorang pun yang mendapatkan sesuatu tanpa memberikan
sesuatu baik langsung maupun tidak langsung. Komunikasi memegang peranan penting dalam proses pertukaran dimana komunikasi dapat
menginformasikan suatu produk, membuat konsumen menyadari atas keberadaan produk, dan dapat untuk membedakan produk yang ditawarkan
oleh satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Informasi yang diterima oleh konsumen merupakan stimuli, yaitu setiap bentuk fisik, visual, atau
komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu sehingga menghasilkan persepsi konsumen. Persepsi konsumen adalah suatu proses
bagaimana stimuli-stimuli tersebut baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman diseleksi, diorganisasi, dan
diinterpretasikan Leon G. Schiffmandan Leslie Lazar Kanuk, 1994:162.
Dalam mengenalkan dan menawarkan produk pada konsumen, perlu ada perantara atau penghubung untuk menginformasikan suatu produk yang telah
dihasilkan dengan cara mempromosikannya melalui ik lan, ini sebagai salah satu cara komunikasi antara perusahaan dan konsumen. Iklan dipercaya
sebagai cara untuk meningkatkan penjualan oleh kebanyakan pengusaha yang mempunyai anggaran cukup besar untuk kegiatan promosi. Iklan dirancang
sedemikian rupa agar mampu menunjukkan kelebihan produk yang ditawarkan demi membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk membeli
produk tersebut, dan sekaligus sebagai media penyampai pesan mengenai perusahaan yang menghasilkan produk dalam iklan tadi.
Periklanan memerlukan elemen media massa sebagai media penyampai pesan. Iklan melalui media televisi dianggap sangat efektif bagi perusahaan
dalam memasarkan suatu produk karena televisi dapat menjangkau segala lapisan masyarakat mulai dari berbagai kelompok umur, kelas sosial, gaya
hidup, dan profesi. Dengan belum terbiasanya masyarakat dalam membaca, televisi menjadi sarana yang tepat untuk memperoleh hiburan dan informasi
karena masyarakat cukup mendengar dan menonton di televisi. Konsumen menyadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen
akan mencari mengenai keberadaan produk tersebut. Bagi konsumen ketertarikan pada sebuah produk memang diawali dari sebuah iklan yaitu
bagaimana sebuah iklan yang ditampilkan akan dapat menimbulkan minat bagi calon konsumen. Calon konsumen tidak selalu melaksanakan minat untuk
membelinya, karena minat beli bukan merupakan suatu ikatan atau komitmen,
melainkan hanya ramalan tentang apa yang mungkin dilakukan. Oleh karena itu, diperlulan suatu pemehaman mengenai motivasi konsumen untuk
mengetahui apakah iklan tersebut dalam menarik minat beli konsumen pada suatu produk telah mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.
Motif pembelian konsumen dapat berubah tergantung pada kondisi keterlibatan konsumen terhadap suatu produk. Kategori produk dengan
keterlibatan konsumen tinggi high involvement adalah suatu kondisi dimana konsumen lebih mempertimbangkan barbagai faktor serta resiko pembelian
produk, dan produk-produk yang ditawarkan biasanya berharga tinggi serta berdaya tahan lama. Sedangkan kondisi keterlibatan konsumen rendah low
involvement adalah suatu kondisi dimana konsumen tidak terlalu mencari
informasi dalam membeli suatu produk, tidak membandingkan antar berbagai merk, resiko pembelian yang kecil, dan biasanya produk-produk ya ng ditawarkan
merupakan barang konsumsi sehari-hari yang harganya relatif murah dan tidak dapat bertahan lama Basu Swastha dan Irawan : 1990
Pada penelitian ini digunakan produk sabun mandi sebagai produk yang mencerminkan kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan produk handphone
yang mencerminkan kondisi keterlibatan konsumen yang tinggi. Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Persepsi Konsumen Pada Iklan TV Terhadap Minat Beli Konsumen : Studi kasus pada iklan produk sabun
mandi Lifebuoy dan iklan produk handphone Nokia”.
B. Rumusan Masalah