0-35
ppt part per thousand
dengan pH 6-8,5. Nila dapat hidup pada perairan dengan kandungan oksigen minim, kurang dari 3
ppm part per million
Kordi, 2010.
Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhan ikan nila adalah salinitas atau kadar garam. Jumlah 0-29 adalah kadar maksimal untuk ikan nila
agar tumbuh dengan baik. Meski ikan nila dapat hidup di kadar garam sampai 35, tetapi di lingkungan seperti itu ikan nila tidak dapat berkembang dengan baik
Sutanto, 2012. Ikan nila hanya dapat berkembang pada suhu air yang hangat dan tidak
dapat hidup pada air yang dingin. Ikan nila juga dikenal dengan sebutan ikan tropis karena memang hanya ada di daerah tropis dengan suhu di antara 23-32 ºC. maka
tidak heran, ikan nila tidak sulit ditemukan di daerah-daerah seluruh Indonesia Sutanto, 2012.
Keasaman air yang cocok adalah 6 – 8,5, namun pertumbuhan optimal
terjadi pada pH 7 – 8. pH yang masih ditoleransi nila adalah 5-11. Suhu optimal
untuk pertumbuhan nila antara 25 – 30 °C. Pada suhu 22 °C nila masih dapat
memijah, begitu pula pada suhu 37 °C. pada suhu di bawah 14 °C atau lebih 38 °C nila mulai tergannggu. Sedangkan suhu mematikan adalah 6 °C dan 42 °C Kordi,
2010.
3. Makanan ikan nila
Ikan nila termasuk omnivora atau pemakan segala. Ikan ini dapat berkembang biak dengan berbagai macam makanan, baik yang berasal dari hewani
maupun nabati. Kebiasaan memakan makanan hewani dan nabati tergantung umur
ikan nila. Pada saat larva, setelah habis kuning telur, ikan nila suka dengan
phytoplankton
. Setelah ukuran badannya menjadi sedikit lebih besar, benih ikan nila sangat suka dengan
zooplankton
, seperti
Rotifera sp, Impusoria sp, Daphnia sp, Moina sp, dan Cladocera sp.
Setelah dewasa, ikan nila sangat suka dengan cacing, seperti cacing tanah, cacing darah, dan tubifex. Selain itu, bahan makanan
nabati berupa daun talas adalah makanan kesukaan ikan nila Sutanto, 2012. Untuk pemeliharaan nila diberi pakan buatan pelet yang mengandung
protein antara 20-25. Menurut penelitian, nila yang diberi pelet yang mengandung protein 25 tumbuh optimal. Namun nila peliharaan yang diberi makanan berupa
dedak halus, tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan sebagainya, juga dapat tumbuh dengan baik. Untuk memacu pertumbuhan ikan nila, pakan yang diberikan
harus mengandung protein 25-35 Kordi, 2010.
4. Perkembangbiakan ikan nila
Ikan nila dikatakan dewasa jika sudah berumur 4-5 bulan. Pertumbuhan maksimal ikan nila untuk melakukan perkembangbiakan adalah sekitar 1,5-2 tahun.
Ikan nila yang sudah berumur lebih dari 1 tahun beratnya mencapai 800 gram. Ikan nila dapat mengeluarkan 1200-1500 larva setiap kali memijah. Pemijahan dapat
berlangsung 6-7 kali dalam setahun Sutanto, 2012. Siklus hidup ikan nila dapat dibagi menjadi lima fase yaitu telur, larva,
benih, konsumsi, dan induk. Bentuk, ukuran tubuh, dan sifat ikan nila selalu berubah dalam setiap fase. Semua fase dilewati dalam waktu yang berbeda-beda
Sutanto, 2012.
5.
Uptake
pada ikan
Pada organisme akuatik seperti ikan, proses
uptake
dapat terjadi melalui isang, dari makanan yang kemudian akan masuk ke dalam saluran pencernaan,
maupun dari permukaan tubuh organisme tersebut. Tetapi insang merupakan organ
uptake
utama pada ikan. Rute
uptake
dapat berbeda pada tiap organisme, tergantung senyawa, dan tergantung pada kondisi lingkungan Walker, Hopkin, Sibly, and
Peakal, 2001.
Gambar 4. Struktur insang ikan Evans, Piermarini,
and
Choe, 2005
Insang merupakan respirasi organisme akuatik yang berfungsi mengekstrak oksigen dari air, dan juga dapat mengambil senyawa yang larut dalam
air. Insang seringkali memiliki area permukaan total yang jauh lebih besar daripada area permukaan tubuh yang lain. Pergerakan media respirasi melintasi permukaan
respirasi, proses yang disebut ventilasi, mempertahankan gradient tekanan parsial O
2
dan CO
2
melintasi insang yang diperlukan untuk pertukaran gas. Untuk mendorong ventilasi, sebagian besar hewan yang memiliki insan menggerakkan
insangnya melintasi air atau menggerakkan air melintasi isangnya. Ikan
menggunakan gerakan berenang atau gerakan yang terkoordinasi dari mulut dan penutup insang untuk memventilasi insangnya. Arus air akan memasuki mulut,
melewati celah-celah di faring, mengalir melintasi insang, dan kemudian keluar dari tubuh Campbell, Reece, Urry, Cain, Wasserman, Minorsky,
et. al
, 2010. Susunan kapiler-kapiler di dalam insang memungkinkan pertukaran
melawan arus, pertukaran zat-zat atau panas di antara dua cairan yang mengalir kearah yang berlawanan Campbell, Reece, Urry, Cain, Wasserman, Minorsky,
et. al
, 2010. D.
Bioakumulasi
Bioakumulasi adalah adanya peningkatan konsentrasi senyawa uji pada biota, misalnya ikan. Proses akumulasi dari senyawa pada berbagai organisme
melalui fase akuatik umumnya diklasifikasikan menjadi 2 tipe:
bioconcentration
dan
biomagnification
.
Bioconcentration
adalah akumulasi dari senyawa yang terlarut dalam air, ikan, dan organisme akuatik melalui insang dan permukaan tubuh
secara langsung.
Bioconcentration factor BCF
didefinisikan sebagai rasio konsentrasi senyawa dalam organisme akuatik terhadap fase air dibawah kondisi
setimbang
steady-state
. Pengukuran
BCF
dilakukan dengan konsentrasi rata-rata dari senyawa dalam seluruh tubuh yang diserap melalui insang, kulit, dan saluran
pencernaan ikan. Kadang
BCF
diperkirakan terhadap kadar lemak ikan. Krieger, 2010.
E. Analisis Kelumit