30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Penelitian korelasi bertujuan untuk mendeskripsikan kekuatan relasi antara minimal dua
peristiwa atau karakteristik. Semakin kuat korelasi atau hubungan antara dua peristiwa, maka semakin efektif dalam memprediksikan suatu
peristiwa berdasarkan peristiwa lainnya Whitley, dalam Santrock, 2007; Santrock, 2012. Menurut Azwar 2009, penelitian korelasional bertujuan
menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.
B. Variabel Penelitian
Variabel Bebas
Independent
: Kecenderungan Pembelian Impulsif Variabel Tergantung
Dependent
:
Ethnocentrism
C. Definisi Operasional
1.
Ethnocentrism Ethnocentrism
merupakan kecenderungan pada remaja untuk menganggap kebudayaan sendiri sebagai superior dan menurunkan
kebudayaan lainnya, atau kecenderungan remaja memposisikan produk dan jasa pilihan yang dipercaya berasal dari negara mereka
30
31
sebagai superior. Pengukuran
Ethnocentrism
ini menggunakan skala
ethnocentrism
yang terdiri dari tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Skor rendah yang diperoleh dalam skala
tersebut menunjukkan bahwa subjek memiliki
ethnocentrism
yang rendah.
Sebaliknya, skor
tinggi pada
skala
ethnocentrism
menunjukkan bahwa subjek memiliki
ethnocentrism
yang tinggi.
2. Kecenderungan Pembelian Impulsif
Kecenderungan pembelian impulsif
impulsive buying
adalah kecenderungan remaja untuk melakukan kegiatan pembelian yang
spontan, kurang pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan alternatif yang ada, terjadi ketika ada keterikatan secara emosional
perasaan senang dan kegembiraan, bersifat mendesak, sulit untuk dikontrol,
serta disertai
dengan penyesalan.
Pengukuran kecenderungan
pembelian impulsif
ini menggunakan
skala kecenderungan pembelian impulsif yang terdiri dari aspek kognitif
dan aspek afektif. Kecenderungan pembelian impulsif diukur dengan
skala kecenderungan pembelian impulsif
.
Skor rendah yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan bahwa subjek memiliki
kecenderungan pembelian impulsif yang rendah. Sebaliknya, jika skor tinggi yang diperoleh pada skala kecenderungan pembelian impulsif,
maka dapat dikatakan bahwa subjek memiliki kecenderungan
pembelian impulsif yang tinggi.
32
D. Subjek Penelitian