umumnya sudah tidak begitu aktif mengikuti acara hiburan. Berdasarkan klarifikasi usia inilah nantinya akan disebarkan lembar kuisioner untuk menelilti
lebih lanjut opini tiap – tiap responden dalam memberikan tanggapan mengenai program acara reality show “Uya emang Kuya” di SCTV.
Pernyataan opini positif di nyatakan oleh 7 orang responden yang berusia 18 – 21 tahun. Selain itu usia responden antara 18 – 21 tahun sebanyak 42 orang
dan 18 responden berusia 22 – 25 tahun menyatakan opini netral. Karena pengalaman hidup responden tersebut belum cukup banyak disbanding dengan
responden yang berusia 22 – 25 tahun sebanyak 1 orang dan 32 orang berusia 26 – 30 tahun menyatakan opini negatif terhadap reality show “Uya emang Kuya” di
SCTV. Pengalaman hidup seseorang juga mempengaruhi cara berfikir. Semakin tua usia seseorang maka akan lebih mengetahui banyak hal.
4.2.1.2. Berdasarkan Klasifikasi Jenis Kelamin Responden
Selanjutnya dalam tabel 2 dijabarkan hasil kuesioner dari responden berdasarkan jenis kelaminnya. Selengkapnya seperti di bawah ini.
Tabel 2 Jenis Kelamin
n=100
No Jenis Kelamin Responden
F
1 Laki- laki
46 56
2 Perempuan 54
54 ∑ 100
100 Sumber : kuisioner identitas responden no 3
Sesuai dengan data ditulis pada tabel diatas, diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penilitian ini adalah berjenis kelamin perempuan, yaitu
sebesar 54 . Sisanya adalah 46 laki – laki. Hal ini mengindikasikan bahwa minat perempuan untuk menonton program acara reality show “Uya emang Kuya”
di SCTV sedikit diatas laki – laki. Pernyataan opini netral didapat dari responden yang berjenis kelaimin laki
– laki berjumlah 39 dan 21 responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini karena responden tidak memikirkan lebih dalam tentang reality show “Uya emang Kuya”
di SCTV. Responden laki – laki hanya memandang dari segi hiburannya saja. Bahkan sebanyak 7 orang responden laki – laki memberikan opini positif.
Berbeda dengan responden yang berjenis kelamin perempuan dengan hasil kuisioner menyatakan negatif sebanyak 33 orang karena jalan pemikirannya lebih
sensitif. Didasari dengan pengalaman laki – laki dan perempuan berbeda, Sehingga dapat dianalisis bahwa perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi
jalan pemikiran secara piskologis. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pengalaman seseorang yang berjenis kelamin laki – laki dan perempuan itu sama.
4.2.1.3. Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan Terakhir
Kuesioner yang dibagikan dalam penelitian ini memiliki ketentuan untuk semua tingkat graduasi. Hal ini dilakukan semata-mata supaya diperoleh data
yang valid dan dapat digeneralisasi. Untuk mengetahui data responden secara lengkap dapat dilihat dari tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3 Pendidikan terakhir
n= 100
No Pendidikan Terakhir
Responden F
1 SD Sederajat
2 2
2 SMP Sederajat
7 7
3 SMA Sederajat
39 39
4 Akademi Diploma
17 17
5 Sarjana Pascasarjana
35 35
∑ 100 100
Sumber : kuisioner identitas responden no 4 Sesuai data yang ditulis pada tabel 3, diketahui bahwa dari total 100 orang
responden, ternyata 39 responden adalah berpendidikan terakhir SMA Sederajat. Dan sisanya 35 responden adalah sarjana pascasarjana. Sementara
di peringkat ketiga pendidikan terakhir responden terakhir adalah berasal dari tingkat akademi diploma dengan 17 . Lalu ada SMP Sederajat sebanyak 7
dan SD Sederajat sebesar 2 . Hal ini membuktikan bahwa responden yang memiliki ijasah SMA Sederajat lebih banyak memiliki ketertarikan terhadap
program acara reality show “Uya emang Kuya” di SCTV daripada yang lainnya. Dihasilkan 2 orang responden dengan Latar belakang pendidikan terakhir
tingkat SD dan 5 orang responden dengan latar belakang pendidikan SMP menyatakan opini positif terhadap reality show “Uya emang Kuya” di SCTV.
Meskipun menyajikan konsep yang berlawanan norma norma agama dan budaya, responden tersebut tetap menyukai konsep hiburan yang disajikan. Hasil analisis
menyatakan bahwa cara berfikir responden dengan tingkat pendidikan terakhir SD
dan SMP ini sungguh sempit dan tingkat pengetahuan yang terbatas, sehingga dengan tingkat pendidikan sampai SD dan SMP kurang membentuk karakter
seseorang untuk berfikir secara kritis dalam menghadapi jenis hiburan yang disajikan di media massa salah satunya adalah media televisi.
Dari hasil kuisioner 2 responden dengan latar belakang pendidikan tingkat SMP, 39 responden dengan latar belakang pendidikan tingkat SMA, 17 responden
dengan latar belakang pendidikan tingkat AkademiDiploma, dan 2 responden dengan latar belakang pendidikan SarjanaPascasarjana didapatkan opini yang
mengarah ke netral. Karena dengan tingkat pendidikan terakhir tersebut maka responden lebih bervariasi dalam memilih jalan pikiran. Seperti halnya
menganggap reality show “Uya emang Kuya” di SCTV mempunyai sisi baik dan sisi buruk sehingga mereka cenderung merasa biasa saja menanggapi jenis konsep
hiburan yang ditayangkan oleh reality show tersebut. Responden yang berpendidikan terakhir sarjanapascasarjana memberikan
opini negatif berjumlah 33 orang, karena mereka menganggap acara reality show “Uya emang Kuya” di SCTV tidak layak untuk ditayangkan karena mengandung
unsur berlawanan dengan norma norma yang ada. Dengan tingkat pendidikan terakhir sarjanapascasarjana maka seseorang akan mempunyai jalan pemikiran
yang berbeda dan lebih luas disbanding dengan seseorang yang tingkat pendidikan yang dibawahnya. Mereka berfikir lebih kritis dan lebih selektif dalam memilih
dan menanggapi suatu hiburan yang ada di media televisi.
Sehingga dapat dianalisis bahwa pendidikan terakhir dapat mempengaruhi jalan pemikiran seseorang. Semakin tinggi tingkatan pendidikan terakhir maka semakin
kritis dan selektif dalam memandang suatu jenis hiburan.
4.2.1.4. Berdasarkan Klasifikasi Pekerjaan