Televisi sebagai Media Komunikasi Massa

18

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern surat kabar, film, radio, dan televisi. Komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi missal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar McQuail, 1989;31. Jadi, yang diartikan dengan komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh penyampai pesan Effendy, 2002;50 Setiap media massa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Adapaun televisi, sesuai namanya, tele berarti jauh, vision berarti pandangan. Televisi berarti bias dipandang dari tempat yang jauh dari studio TV. Maka kekuatan televise terletak pada paduan gambar dan suara dalam satu waktu penayangan. Publik pemirsa yang sekaligus juga publik pendengar, bisa menikmati kombinasi antara gambar hidup bergerak dan suara seperti berhadapan langsung dengan obyek yang ditayangkan. Dengan demikian, karakter televisi yang paling utama ialah bahwa medium komunikasi massa ini mengutamakan bahasa gambar. Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan massa melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Dalam komunikasi massa media televisi, lembaga penyelenggara komunikasi bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Dikaitkan dengan paradigma Lasswell, secara tegas komunikasi massa media televisi memperlihatkan bahwa setiap pesan yang disampaikan televisi memperlihatkan bahwa setiap pesan yang disampaikan televisi mempunyai tujuan khalayak serta akan mengakibatkan efek dan umpan balik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan akhir dari penyampaian pesan media televisi, bisa menghibur, mendidik, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi Kuswandi, 1996;17 Keberhasilan komunikasi massa akan bergantung dengan kemampuan media massa tersebut dalam mengemas pesannya untuk disampaikan pada khalayak sasaran. Setiap pesan yang disampaikan oleh stasiun televisi akan selalu menghasilkan umpan balik, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Di mana dari umpan balik yang didapat, stasiun televisi tersebut dapat mengukur keberhasilannya dalam penyampaian pesan. Pada intinya televisi memiliki tiga fungsi utama Effendy, 1993, 23-30 yaitu : 1. Menyiarkan informasi to inform Masyarakat menaruh perhatian beesar kepada televisi karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini dikarenakan dua factor yang terdapat pada media massa audio visual tersebut, yaitu faktor immediacy dan realism. Faktor immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televise dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa berlangsung, seolah-olah pemirsa berada di tempat peristiwa terjadi. Faktor realism mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataannya. Jadi pemirsa melihat dan mendengar sendiri. 2. Mendidik to educate Sesuai makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika, dan lain-lain. Selain acara pendidikan yang dilakukan secara berkesinambungan, televisi juga menyiarkan berbagai acara yang secara implicit mengandung pendidikan. 3. Menghibur to entertain Di kebanyakan Negara terutama masyarakat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat mengerti, oleh karena pada layar televisi dapat ditampilkan gembar hidup beserta suara bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah oleh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan tuna aksara. Berdasarkan Undang-undang no.3 tahun 2002 pasal 36 menjelaskan bahwa isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia. Jadi, setiap stasiun televisi mempunyai tanggung jawab bukan hanya untuk meraih rating yang tinggi pada setiap programnya tetapi juga untuk menjalankan fungsinya dan memberi keuntungan pada publik.

2.1.2. Pemirsa Televisi sebagai Khalayak Media

Dokumen yang terkait

PENGARUH DAYA TARIK ACARA "UYA EMANG KUYA" TERHADAP TINDAKAN (Studi pada Masyarakat Kelurahan Bareng Tengah Malang) MENONTON MASYARAKAT

0 10 37

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7).

0 0 109

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7).

3 9 109

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN ACARA REALITY SHOW “UYA EMANG KUYA” (Study Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Acara Reality Show “Uya Emang Kuya” di SCTV).

1 2 93

MOTIF REMAJA SURABAYA MENONTON PROGRAM ACARA FTV ”SINEMA WAJAH INDONESIA” DI SCTV ( Studi Deskriptif Kuantitatif Motif Remaja Surabaya Dalam Menonton Program Acara FTV “Sinema Wajah Indonesia“ di SCTV ).

1 2 119

MOTIF PEMIRSA MENONTON REALITY SHOW BELAJAR INDONESIA (Studi Deskriptif Motif Pemirsa di Surabaya Menonton Acara Reality Show “Belajar Indonesia” di Trans TV).

0 1 98

OPINI MASYARAKAT SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM ACARA REALITY SHOW “UYA KUYA” DI SCTV.

0 0 29

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN ACARA REALITY SHOW “UYA EMANG KUYA” (Study Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Acara Reality Show “Uya Emang Kuya” di SCTV)

0 0 19

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PROGRAM REALITY SHOW “ORANG PINGGIRAN” DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat di Surabaya Tentang Program Reality Show “Orang Pinggiran” di Trans 7)

0 0 27

1 KAJIAN RETORIKA DISKUSI UYA KUYA DALAM ACARA TALK SHOW RUMAH UYA DI TRANS7 BULAN FEBRUARI 2016 - repository perpustakaan

0 0 15