8.Nefropati obstruktif pada traktus urinarius bagian atas seperti batu ginjal, neoplasma, fibrosis retroperitoneal dan nefropati obstruktif pada traktus
urinarius bagian bawah seperti hipertrofiprostat, anomali kongenital leher vesika urinaria dan uretra.
Selain penyebab tersebut ada empat faktor risiko utama dalam perkembangan gagal ginjal tahap akhir yaitu usia, ras, jenis kelamin, dan
riwayat keluarga. Gagal ginjal tahap akhir yang disebabkan oleh nefropati hipertensif 6,2 kali lebih sering terjadi pada orang Afrika-Amerika daripada
orang kaukasia. Secara keseluruhan insiden gagal ginjal tahap akhir lebih besar pada laki-laki yaitu 56,3 daripada perempuan 43,7 Fauci
Longo s, 2001; Price Wilson, 2005.
1.4 Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronis
Berbagai perubahan yang terjadi pada gagal ginjal kronis akan mempengaruhi kondisi pasien. Apabila GFR menurun 5-10 dari keadaan
normal dan terus mendekati nol, maka pasien akan menderita sindrom uremik. Sindrom uremik merupakan suatu kompleks gejala yang terjadi akibat atau
berkaitan dengan retensi metabolik nitrogen karena gagal ginjal. Sindrom ini ditandai dengan peningkatan limbah nitrogen di dalam darah, perubahan
fungsi pengaturan yang menyebabkan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa dalam tubuh yang pada keadaan lanjut akan
menyebabkan gangguan fungsi pada semua sistem organ tubuh Brunner Suddarth, 2001; Ganong, 2002; Potter Perry, 2005; Price Wilson, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Gagal ginjal ditandai dengan berbagai jenis gangguan biokimia. Salah satu gangguan biokimia akibat sindrom uremik yaitu asidosis metabolik berupa
pernapasan Kussmaul. Pernapasan Kussmaul adalah pernapasan yang dalam dan berat, yang timbul karena kebutuhan untuk meningkatkan ekskresi karbon
dioksida. Selain asidosis metabolik, pada gagal ginjal kronis juga terjadi ketidakseimbangan Kalium dan Natrium. Ketidakseimbangan Natrium dan
kalium akan mempengaruhi kerja jantung dan bisa menyebabkan gagal jantung kongestif Brunner Suddarth, 2005; Peterson, 1995.
Gangguan pada sistem perkemihan yang berhubungaan erat dengan metabolisme cairan. Berat jenis urin yang relatif konstan sekitar 1,010 mOsm
menunjukkan hilangnya kemampuan pengenceran urin dari kadar plasma. Hal tersebut mengakibatkan penderita uremia mudah mengalami perubahan
keseimbangan cairan yang akut. Diare atau muntah dapat menyebabkan dehidrasi secara cepat, sementara asupan cairan yang berlebihan dapat
menyebabkan kelebihan beban sirkulasi, edema, dan gagal jantung kongestif Brunner Suddarth,2005; Carpenter Lazarus, 1984; Tierney,dkk, 1993.
Kelainan hematologi juga terjadi pada penderita gagal ginjal kronis tahap akhir. Anemia normositik dan normokromik selalu terjadi pada sindrom
uremik. Penyebab utama anemia adalah berkurangnya pembentukan sel darah merah akibat defisiensi pembentukan eritropoietin oleh ginjal dan masa hidup
sel darah merah pada penderita gagal ginjal hanya sekitar separuh dari masa hidup sel darah merah normal Brunner Suddarth, 2005; Roesman,1992;
Kresnawan Sukardjini, 1992.
Universitas Sumatera Utara
Penimbunan pigmen urin terutama urokrom bersama anemia pada insufisiensi ginjal lanjut akan menyebabkan kulit penderita putih seakan-akan
berlilin dan kekuning-kuningan. Pada orang berkulit coklat, kulit akan berwarna coklat kekuning-kuningan, sedangkan pada orang berkulit hitam
akan berwarna abu-abu bersemu kuning, terutama di daerah telapak tangan dan kaki. Selain itu kulit menjadi kering dan bersisik. Jika kadar natrium
tinggi akan timbul kristal uremik di permukaan kulit yang berkeringat Brunner Suddarth, 2005; Roesman,1992; Kresnawan Sukardjini, 1992.
Manifestasi saluran cerna dari uremia antara lain anoreksia, mual, muntah, adanya rasa kecap logam pada mulut, napas berbau amonia, peradangan dan
ulserasi pada mulut, lidah kering dan berselaput. Pada gagal ginjal tahap akhir, metabolisme internal protein, karbohidrat, dan lemak mengalami
keabnormalan Brunner Suddarth, 2005; Roesman,1992; Kresnawan Sukardjini, 1992.
Sedangkan gejala-gejala pada neuromuskular akibat gagal ginjal tahap akhir ialah penurunan ketajaman serta kemampuan mental untuk berpikir,
apatis dan kelelahan. Penderita mengeluh merasa letih, lesu dan saat melakukan aktivitas sehari-hari harus beristirahat berulang-ulang. Penderita
mengalami nyeri seperti terbakar, perasaan baal atau parastesia pada jari-jari kaki, kaki dan menjalar sampai ke tungkai. Pada stadium akhir gejala
parestesia terjadi pada jari-jari tangan dan tangan serta gangguan pada tulang yang disebut osteodistrofi ginjal Brunner Suddarth,2005.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Terapi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis