kebutuhan dasar. Ada tiga macam perilaku yang berorientasi pada tugas yaitu perilaku menyerang, perilaku menarik diri dan kompromi.
Kategori  kedua  ialah  reaksi  yang  berorientasi  pada  ego.  Reaksi  ini sering digunakan individu dalam menghadapi stres atau kecemasan. Jika
individu melakukannya dalam waktu sesaat maka akan dapat mengurangi kecemasan,  tetapi  jika  digunakan  dalam  jangka  waktu  yang  lama  akan
dapat mengakibatkan gangguan orientasi realita, memburuknya hubungan interpersonal  dan  menurunnya  produktifitas  kerja.    Koping  ini  bekerja
tidak sadar sehingga penyelesaiannya sering sulit dan tidak realistis.
3.5 Metode Koping
Menurut National Safety Council 2003, koping  yang efektif merupakan suatu  proses  mental  untuk  mengatasi  tuntutan  yang  dianggap  sebagai
tantangan terhadap sifat seseorang. Ada dua metode koping  yang digunakan oleh  individu  dalam  mengatasi  masalah  psikologis  yaitu  metode  jangka
panjang dan metode jangka pendek Bell, 1977 dalam Rasmun, 2004. Metode  koping  jangka  panjang  bersifat  konstruktif  dan  merupakan  cara
yang efektif serta realistis dalam menangani masalah psikologis untuk kurun waktu yang lama. Metode ini meliputi berbicara dengan orang lain, misalnya
kepada teman, keluarga atau profesi tentang masalah yang dihadapi; mencari informasi  lebih  banyak  tentang  masalah  yang dihadapi;  menghubungkan
situasi  atau  masalah  yang  sedang  dihadapi  dengan  kekuatan  supranatural; melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan atau masalah; membuat
Universitas Sumatera Utara
berbagai alternatif  tindakan untuk mengurangi situasi; mengambil pelajaran dari peristiwa atau pengalaman masa lalu.
Metode  koping  Jangka  Pendek  digunakan  untuk  mengurangi  stres  atau ketegangan psikologis dan cukup efektif untuk waktu sementara, tetapi tidak
efektif jika digunakan dalam jangka panjang. Cara  yang termasuk ke dalam metode  ini  meliputi  menggunakan  alkohol  dan  obat-obatan;  melamun  dan
fantasi; mencoba melihat aspek humor dari situasi yang tidak meyenangkan; tidak ragu dan merasa yakin bahwa semua akan kembali stabil; banyak tidur;
merokok; menangis; dan beralih pada aktif aktivitas lain agar dapat melupakan masalah.
Koping yang efektif menghasilkan adaptasi yang menetap yang merupakan kebiasaan baru dan perbaikan dari situasi yang lama, sedangkan koping yang
tidak efektif berakhir dengan maladaptif yaitu perilaku yang menyimpang dari keinginan  normatif  dan  dapat  merugikan  diri  sendiri,  orang  lain  dan
lingkungan Rasmun, 2004.
3.6 Koping Terhadap Penyakit
Jalowiec, 1993  dalam Brunner  Suddarth, 2001 menyatakan bahwa ada lima  cara  penting  dalam  menghadapi  penyakit,  yang  diidentifikasi  dari
menelaah  57  penelitian  keperawatan,  yaitu:  1  mencoba  merasa  optimis terhadap  masa  depan,  2  menggunakan  dukungan  sosial,  3  menggunakan
sumber  spiritual,  4  mencoba  tetap  mengotrol  situasi  atau  perasaan,dan  5 mencoba  menerima kenyataan  yang  ada.  Koping  cara  lain  yang  ditemukan
dalam  penelitian  tersebut  adalah  meliputi  pencarian  informasi,  menyusun
Universitas Sumatera Utara
ulang prioritas kebutuhan dan peran, menurunkan tingkat harapan, melakukan kompromi,  membandingkan  dengan  orang  lain,  perencanaan  aktivitas  untuk
menghemat energi, dan memahami tubuhnya. Merasa  optimis  mengenai  masa  depan  yaitu  adanya  harapan  akan
kesembuhan  penyakitnya,  adanya  pikiran  yang  berpusat  pada  kepercayaan dasar bahwa setiap masalah ada solusinya.
Menggunakan  dukungan  sosial.  Dukungan  sosial  merupakan  dukungan verbal,  saran,  bantuan  yang  nyata  atau  tindakan  yang  diberikan  oleh  orang-
orang yang akrab degan subjek di dalam lingkungan sosialnya . Dukungan ini juga  dapat  berupa  kehadiran  orang  tertentu  dan  hal-hal  yang  dapat
memberikan  keuntungan  emosional  atau  berpengaruh  pada  tingkah  laku penerimanya.
Menggunakan  sumber  spiritual,  seperti  berdoa  dan  menemui  pemuka agama atau aktif pada kegiatan-kegiatan kerohanian juga menjadi cara koping
dalam  menghadapi  masalah  terutama  yang  disebabkan  oleh  penyakit. Mendekatkan  diri  kepada  Tuhan  juga  bisa  dilakukan  dengan  meminta  saran
atau mencari informasi yang berasal dari alim ulama atau pemuka agama. Mengontrol situasi maupun perasaan, merupakan pengendalian diri tanpa
menunjukkan  emosi  atau  bereaksi  dengan  tenang  Wortman,  Loftus Weaver, 1999.
Menerima kenyataan yang ada, menerima keadaan atau sadar akan keadaan dirinya  yang  menderita  suatu  penyakit  dan  cenderung  mencari  hikmah  dari
keadaan tersebut. Penerimaan berbagai kenyataan hidup dan pandangan positif
Universitas Sumatera Utara
menjadi  sumber  psikologis  yang  sangat  penting  untuk  membentuk  koping seseorang dalam menghadapi masalahnya.
Pasien  maupun  keluarga  menggunakan  kombinasi  antar  koping  yang berfokus pada emosi maupun yang berfokus pada masalah dalam meghadapi
stresor  yang  berhubungan  dengan  penyakit.  Menurut  Keliat  1998  koping berfokus  pada  masalah  melibatkan  proses  kognitif,  afektif,  dan  psikomotor,
yaitu: 1. Berbicara  dengan  orang  lain,  teman,  keluarga  dan  perawat  tentang
masalahnya dan mencari jalan keluar dari nasihat orang lain. 2. Mencari tahu lebih banyak informasi tentang situasi yang dihadapi melalui
buku, masmedia atau orang yang ahli. 3. Berhubungan dengan kekuatan supranatural. Melakukan kegiatan ibadah,
menambah  kepercayaan  diri  dan  mengembangkan  pandangan  yang positif.
4. Melakukan latihan penanganan stres, dengan latihan pernafasan, meditasi, visualisasi dan stop berpikir.
5. Membuat berbagai alternatif tindakan dalam menangani situasi. 6. Belajar  dari  pengalaman  masa  lalu,  tidak  mengulangi  kegagalan  yang
sama. Penelitian yang dilakukan oleh Cormier-Daigleand, M  Stewart, M pada
tahun 1997 di Kanada mengungkapkan bahwa pasien laki-laki yang menjalani terapi  hemodialisa  lebih  sering  menggunakan  koping  yang  berfokus  pada
masalah khususnya  dukungan sosial. Namun pasien juga sering mengalami konflik dengan diri mereka sendiri. Hasil  yang sama juga didapatkan dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian tentang koping pasien hemodialisa kronik yang dilakukan Kumar, Udaya T.R, Almaray,A., Soundarajan, P., Abraham,G. di Chennai India pada
tahun  2003.  Namun  hasil  yang  berbeda  diperoleh  dalam  penelitian  yang dilakukan  oleh    Yeh,S.J    Chou,H  pada  tahun  2002  di  Taiwan,  dimana
penelitian dilakukan pada pasien  yang berusia lebih dari 15 tahun dan telah menjalani hemodialisa lebih dari tiga bulan. Dari hasil penelitian Yeh  Chou
tersebut  diperoleh  bahwa  pasien  hemodialisa  lebih  sering  menggunakan koping yang berorientasi pada emosi, menghindar dan menyendiri sedangkan
koping yang berorientasi pada masalah  jarang digunakan.
3.7 Mekanisme Koping