1.5 Terapi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis
Menurunnya fungsi ginjal dan semakin buruknya gejala uremia pada gagal ginjal  kronis  tahap  akhir  mengharuskan  diberikannya pengobatan  kepada
penderita. Wilson 2005 menyatakan bahwa pengobatan gagal ginjal kronis dibagi  dalam  dua  tahapan,  dimana  tahap  pertama  merupakan  tindakan
konservatif yang ditujukan untuk meredakan atau memperlambat perburukan progresif fungsi ginjal dan tahap kedua yaitu tindakan untuk mempertahankan
kehidupan  dengan  dialisis  dan  transplantasi  ginjal.  Prinsip-prinsip penatalaksanaan  konservatif  didasarkan  pada  batas  ekskresi  yang  dapat
dicapai ginjal yang terganggu. Tindakan konservatif berupa diet, pembatasan cairan, dan konsumsi obat-obatan Suhardjono, 2001; Potter  Perry, 2005;
Wilson,2005. Pada  gagal  ginjal  kronis  tahap  akhir  dibutuhkan  tindakan  yang  bisa
mengganti  fungsi  ginjal  untuk  mempertahankan  kehidupan  karena  tindakan konservatif  saja tidak  efektif.  Penggantian  fungsi  ginjal  bisa  dengan
transplantasi dan dialisa. Transplantasi ginjal merupakan tindakan yang lebih baik karena penderita tidak terlalu terbatas hidupnya dan biasanya tidak ada
pantangan  diet  serta  tidak  membutuhkan  banyak  waktu  untuk  melakukan dialisis  Potter    Perry,  2005;  Wilson,  2005.  Namun  di  Indonesia
transplantasi  ginjal  masih  terbatas  karena  banyak  kendala  yang  dihadapi seperti  faktor  ketersediaan  donor  ginjal,  biaya,  dan  sistem  kesehatan  yang
belum  mendukung  Yayasan  Ginjal  Nasional,2000  sehingga  dialisa  bagi penderita gagal ginjal kronis tahap akhir merupakan satu-satunya cara untuk
bertahan hidup.
Universitas Sumatera Utara
Wilson  2005  mendefinisikan  dialisa  sebagai  suatu  proses  difusi  zat terlarut  dan  air  secara  pasif  melalui  suatu membran  berpori  dari  satu
kompartemen  cair  menuju  kompartemen  cair  lainnya.  Penggunaan  dialisa ditujukan  untuk  pengobatan  gagal  ginjal  kronis  pertamakali  diusulkan  oleh
Abel, Rowntree  Turner pada tahun 1913 Gibson, 1983; Van Stone, 1983. Pada  dialisa,  molekul  solut  berdifusi  melalui  membran  semipermiabel
dengan cara  mengalir dari sisi cairan yang lebih pekat atau konsentrasi solut lebih tingggi ke cairan yang lebih encer  atau konsentrasi solut lebih rendah.
Cairan  mengalir  lewat  membran  semipermiabel  dengan  cara  osmosis  atau ultrafiltrasi  Daugirdas,  Blake    Ing,  2001;  Brunner    Suddarth,  2001;
Daugirdas  Wilson, 2005; Van Stone 1983. Potter    Perry  2005  menyatakan  bahwa  ada  beberapa  indikasi
pelaksanaan dialisis yaitu gagal ginjal yang tidak dapat lagi dikontrol dengan penatalaksaan  konservatif,  perburukan  gejala  uremia  yang  berhubungan
dengan  gagal  ginjal kronik tahap akhir,  gangguan cairan dan elektrolit serta yang tidak dapat dikontrol oleh tindakan yang lebih sederhana.
Ada dua metode dialisis yaitu  dialisa peritoneal dan hemodialisa. Diantara kedua  metode  dialisa  tersebut  yang  merupakan  metode  paling  umum
digunakan  untuk  penderita  gagal  ginjal  di  Indonesia  dan  Amerika  adalah hemodialisa  Kartono,  Darmarini    Roza,  1992  dalam  Lubis,  2006;
Peterson,1995.
Universitas Sumatera Utara
2. Hemodialisa