sesuai dengan pernyataan Brush, Daly, Davidhizar, Bechtel, Juratovak 2000 dalam Young Koopsen, 2007 bahwa perawat jarang atau tidak pernah
membimbing klien berdoa karena perawat takut melanggar privacy pasien, rasa khawatir akan ketidaktepatan dalam memenuhi kebutuhan spiritualitas pasien, dan
kurangnya kesadaran spiritualitas secara pribadi. Sebanyak 14 orang perawat 46,7 sering memfasilitasi akan kebutuhan
pemuka agama pada klien ketika dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aldridge 2001 dalam Young Koopsen, 2007 menyatakan bahwa berdoa
merupakan salah satu terapi yang dapat meningkatkan koping seseorang melalui keterikatan dirinya sendiri dan dengan Tuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Brush Daly 2000 dalam Young Koopsen, 2007 bahwa salah satu peran perawat dalam pemberian perawatan spiritualitas pada pasien dengan
menyerahkannya kepada pemuka agama. Namun, sebanyak 3 orang perawat 10 jarang memfasilitasi kebutuhan akan pemuka agama pada klien ketika
dibutuhkan dan sebanyak 1 orang perawat 3,3 tidak pernah memfasilitasi akan kebutuhan pemuka agama pada klien ketika dibutuhkan. Peneliti berpendapat
bahwa kemungkinan perawat menganggap bahwa pemenuhan kebutuhan spiritualitas merupakan salah satu tanggung jawab perawat bukan diserahkan
kepada rohaniawan atau tokoh agama.
2.2.2 Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Berkaitan Hubungan dengan Diri
Sendiri
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa 22 orang perawat 73,3 selalu menghargai keyakinan atau kepercayaan klien. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Hamid 1999 bahwa dalam melaksanakan asuhan keperawatan spiritualitas pada
Universitas Sumatera Utara
klien, perawat harus selalu menghargai keyakinan dan kepercayaan klien walaupun perawat dan klien memiliki keyakinan yang berbeda.
Sebanyak 13 orang perawat 43,3 selalu menjaga privasi klien ketika melakukan tindakan perawatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Potter Perry
2005 bahwa perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien harus selalu menjaga privasi klien. Namun, sebanyak 6 orang perawat 20 perawat
yang jarang menjaga privasi klien ketika melakukan tindakan keperawatan. Hal ini disebabkan oleh beban kerja perawat ICU yang tergolong beban kerja berat
sehingga mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan yang diberikan Allen, 2000.
Sebanyak 15 orang perawat 50 selalu memperhatikan dan mendengarkan keluhan klien yang kondisinya tidak koma. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Brush Daly 2000 dalam Young Koopsen, 2007 menyatakan bahwa perawatan spiritualitas pada pasien melalui komunikasi terapeutik pada pasien
dengan memperhatikan dan mendengarkan keluhan pasien dengan teliti terhadap bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Namun, sebanyak 4 orang perawat 13,3
jarang memperhatikan dan mendengarkan keluhan klien. Beban kerja atau tuntutan kerja dari rumah sakit yang sibuk dan kekurangan staf merupakan salah
satu penyebab perawat jarang memperhatikan dan mendengarkan keluhan klien yang kondisinya tidak koma.
Sebanyak 18 orang perawat 60 sering mengkaji hal yang dibutuhkan klien. Menurut Nurachmah 2001 menyatakan bahwa perawat perlu mengenali
kebutuhan klien secara komprehensif.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Berkaitan Hubungan dengan
Orang Lain
Dari hasil penelitian 12 orang perawat 40 sering memberikan sentuhan yang penuh perhatian kepada klien ketika melakukan perawatan. Menurut Dossey
et al 2000 Taylor 2002 dalam Young Koopsen, 2007 menyatakan bahwa sentuhan yang penuh perhatian merupakan bagian dari implementasi perawatan
spiritualitas. Sentuhan merupakan bagian penting dari hubungan antara perawat dan klien. Sentuhan merupakan ungkapan dari rasa cinta, dukungan emosi,
kelembutan dan perhatian Potter Perry, 2005. Namun, 8 orang perawat 26,7 jarang memberikan sentuhan yang penuh perhatian kepada klien ketika
melakukan perawatan. Menurut Potter Perry 2005 menyatakan bahwa perawat sering tidak yakin atau ragu dalam menggunakan sentuhan yang penuh perhatian
ketika berinteraksi dengan pasien. Sebanyak 13 orang perawat 43,3 sering mendatangkan keluarga atau
orang terdekat klien ketika dibutuhkan. Dukungan keluarga atau orang terdekat merupakan hal yang sangat dibutuhkan seseorang ketika sakit. Keluarga atau
orang terdekat klien mampu memberi dukungan tertentu yang tidak mampu disediakan oleh orang lain Young Koopsen, 2007.
Sebanyak 14 orang perawat 46,7 selalu memahami perubahan peran yang dialami klien ketika sakit. Menurut Potter Perry 2005 bahwa perawat
berperan dalam member kenyamanan pada pasien, merawat klien sebagai manusia secara holistik bukan sekedar fisiknya saja. Selama melakukan perawatan,
perawat dapat melakukan perawatan dengan menganggap klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik.
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 13 orang perawat 43,3 sering berbicara dengan klien ketika melakukan perawatan. Menurut Potter Perry 2005 bahwa dalam
melakukan perawatan, perawat harus menjalin komunikasi terapeutik dengan klien. Komunikasi merupakan salah satu yang mempengaruhi kualitas asuhan
keperawatan. Sebanyak 15 orang perawat 50 selalu memberi dukungan kepada klien
dalam menghadapi kondisinya. Menurut Young Koopsen 2007 menyatakan bahwa peran perawat sebagai expressivemother substitute role yaitu berperan
dalam menciptakan lingkungan dimana klien merasa aman, diterima, dilindungi, dirawat dan didukung oleh perawat.
2.2.4 Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Berkaitan Hubungan dengan Lingkungan