yang diyakini pasien, memberikan privacy untuk berdoa, memberi kesempatan pada pasien untuk berinteraksi dengan orang lain keluarga atau teman Young
Koopsen, 20005; Hamid, 1999. Selain itu, perawat dapat memberikan pemenuhan kebutuhan spiritualitas kepada pasien yaitu dengan memberikan
dukungan emosional, membantu dan mengajarkan doa, memotivasi dan mengingatkan waktu ibadah sholat, mengajarkan relaksasi dengan berzikir ketika
sedang kesakitan, berdiri di dekat klien, memberikan sentuhan selama perawatan Potter Perry, 2005.
2.3.2 Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas Oleh Keluarga
Menurut Duval 1972 dalam Setiadi, 2008 bahwa keluarga merupakan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang
bertujuan meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual dari setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan orang terdekat dari individu ketika
sakit. Peran keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yaitu mampu mengambil keputusan dalam kesehatan, ikut merawat anggota keluarga yang
sakit, dan memodifikasi lingkungan Friedman, 1998. Keluarga mempunyai fungsi-fungsi yang terdiri dari fungsi keagamaan,
fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi, dan fungsi pelestarian lingkungan Setiadi, 2008.
Keluarga berperan dalam memberikan kasih sayang kepada anggota keluarga, memberikan kenyamanan pada anggota keluarga baik secara fisik maupun psikis,
dan membina praktik keagamaan dalam kehidupan sehari-hari Friedman, 1998. Pemenuhan kebutuhan spiritualitas pada pasien yang dirawat di ruang ICU
dapat dilakukan oleh keluarga. Keluarga sangat berperan dalam perkembangan
Universitas Sumatera Utara
spiritualitas individu. Keluarga merupakan tempat pertama kali individu memperoleh pengalaman dan pandangan hidup. Dari keluarga, individu belajar
tentang Tuhan, kehidupan, dan diri sendiri Taylor, et al, 1997. Keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien dalam memberikan dukungan dan keyakinan pada mereka.
Menurut Davis 2007 menyatakan bahwa keluarga beperan dalam perawatan pasien ICU khususnya pemenuhan kebutuhan spiritualitas pada pasien yang
mempengaruhi penyembuhan pasien. Keluarga dapat memberikan dukungan spiritual pada anggota keluarganya yang sakit dengan bantuan doa, ritual agama,
menghiburnya, merasakan penderitaan yang dialami oleh anggota keluarga yang sakit. Keluarga dapat memberikan dukungan spiritual tertentu yang tidak dapat
diberikan oleh orang lain Taylor, 2002 dalam Young Koopsen, 2005.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemenuhan kebutuhan spiritualitas pada pasien yang dirawat di ruang ICU. Pasien
yang dirawat di ruang ICU mengalami distress spiritual yaitu pasien mengalami ketidakseimbangan antara nilai hidup, tujuan hidup, keyakinan, hubungan dengan
Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan lingkungan Hidayat, 2006. Pasien yang dirawat di ruang ICU memerlukan pemenuhan kebutuhan
spiritualitas yaitu hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan lingkungan Bukhardt, 1993
dalam Kozier, et al, 1995. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan spiritualitas pada pasien yang dirawat di ruang ICU dapat dilakukan oleh perawat dan keluarga
berdasarkan kebutuhan spiritualitasnya yang berkaitan hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan
lingkungan. Perawat merupakan orang yang sering berinteraksi dengan pasien selama 24 jam di rumah sakit, sedangkan keluarga merupakan tempat pertama kali
individu belajar tentang Tuhan, kehidupan, dan diri sendiri Taylor, et al, 1997. Berdasarkan pemaparan tersebut maka peneliti merumuskan kerangka
konseptual sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara