nutrisi antara tanaman inang dengan jamur. Struktur ini mulai terbentuk 2-3 hari setelah kolonisasi, diawali dengan penetrasi cabang hifa lateral yang dibentuk oleh
hifa ekstraseluler dan intraseluler ke dalam dinding sel inang. Fungi mikoriza arbuskula FMA adalah salah satu tipe fungi mikoriza dan
termasuk ke dalam golongan endomikoriza. Fungi mikoriza arbuskula ditempatkan ke dalam kelas Zygomycetes dengan ordo Glomales yang mempunyai 2 sub ordo, yaitu
Gigasporinease dan Glomineae. Gigasporinease dengan family Gigasporacaeae mempunyai 2 genus, yaitu Gigaspora dan Scutellospora. Glomaceae mempunyai 4
famili, yaitu family Glomaceae dengan genus Glomus, family Acaulosporaceae dengan genus Acaulospora dan Entrophospora, Paraglomaceae dengan genus
Paraglomus, dan Archaeosporaceae dengan genus Archaespora. INVAM, 2009.
2.2.1. Pembentukan FMA di Tanah
Read 1991, menekankan konsep simbiosis mikoriza sebagai suatu komunitas organisme yang terlibat antara akar tanaman dan mikoriza. Meskipun ada
150 spesies FMA, sedikit sekali populasi yang diketahui ini timbul dan membentuk mikoriza dalam sistem perakaran. Meskipun mikoriza yang terdapat di dalam akar
pada waktu yang tepat selama musim tersebut merupakan hal yang esensial untuk mendapatkan fungsi simbiosis yang efektif.
Kuantitas akar mikoriza yang dikolonisasi oleh masing-masing fungi yang berada di dalam tanah akan berubah sesuai musim. Pembentukan mikoriza yang
7
Universitas Sumatera Utara
dinamis oleh mikoriza individual akan berbeda karena disebabkan oleh perbendaan i pertumbuhan hifa dan progagula, ii tingkatan instrinsik propagula, dan iii
kapasitas mikoriza yang menggunakan karbon substrat dari akar perantara Delvian, 2006.
Tabel 1. Karakteristik FMA yang dapat mempengaruhi proses pembentukan mikoriza
Proses Karakteristik
Germinasi Propagula
Koloniasi Akar Hifa yang tersebar dalam tanah
Pembentukan propagula Panjang waktu yang diperlukan spora
untuk berubah menjadi dewasa dan untuk mengatasi tingkat dormansi germinal spora
Akar rentan yang memiliki umur dan spesies perantara yang berbeda pada
tingkatan yang mempengaruhi pertumbuhan serta karakteristik hifa yang
tersebar dalam perluasan akar dari pertumbuhan akar
Panjang dan distribus hifa dalam tanah Jumlah dan waktu produksi propagula
yang menerankan kolonisasi
Berbagai karakteristik di atas dipengaruhi oleh faktor-faktor edapik seperti: status fosfor tanah, pH, kadar garam, suhu dan kelembaban. Faktor-faktor tersebut akan
merubah fungi, tanaman atau kedua tanaman yang bersimbiosis.
8
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Morfologi Mikoriza Dalam Akar
Fungi mikoriza arbuskula berasosiasi dengan akar yang muda melalui pembentukan senyawa metabolit sekunder seperti flavanoid. Penetrasi dari akar
berkembang di suatu daerah di mana perkembangan dari eksodermis Brundrett, 2002. Fungi mikoriza arbuskula umumnya dijumpai dalam pertumbuhan tanaman
dalam tanah yang bermineral. Populasi FMA terbesar di dalam komunitas tanaman dengan keanekaragaman yang tinggi seperti hutan-hujan tropis dan padang rumput di
mana FMA mempunyai banyak inang yang berpotensi mengambil nutrient dari tanaman inangnya Moreira et al., 2007
.
Sebelum menggunakan kriteria morfologis untuk mengenali mikoriza perlu dilakukan pengukuran dan observasi secara hati-hati
terhadap mikoriza tunggal yang dipisahkan untuk membedakan tumbuhan perantara dengan kondisi tanah. Morfologi mikoriza dalam akar dengan perantara dapat
berubah. Meskipun akar yang berbeda umur pada tumbuhan yang sama dapat menyebabkan perubahan morfologi mikoriza.
Mikoriza tersebut memiliki morfologi yang hampir sama, oleh karena itu pembedaan antar mikoriza pada tingkatan spesies secara umum tidak dapat
menggunakan kriteria morfologis. Namun demikian, beberapa spesies dalam genera berbeda dengan morfologi vesikel dan diameter hifa serta pola pertumbuhan akar.
Oleh karena itu, jika tanah mengandung mikoriza secara nyata akan menunjukkan morfologi akar dari perantara tertentu dan jika morfologi tersebut didefenisikan, maka
kuantifikasi pembentukan mikoriza oleh spesies yang berbeda dapat terjadi.
9
Universitas Sumatera Utara
Meskipun tidak semua FMA dapat dibedakan berdasarkan morfologinya, pendekatan morfologis dengan berbagai cara telah menunjukkan hasil yang berarti. Pertama,
pendekatan ini digunakan untuk menilai keberhasilan inokulasi di tanah Delvian, 2006.
Pada beberapa studi di rumah kaca, hasil persaingan antar mikoriza selama kolonisasi akar dinilai dengan menggunakan kriteria morfologis. Akhirnya
sekelompok mikoriza yang tidak efektif dengan morfologi yang berbeda telah digunakan untuk mengukur aktivitas FMA di dalam tanah. Kajian ini menunjukkan
potensi propagula dari mikoriza yang berbeda untuk mengkolonisasi akar dan memberikan informasi yang dapat digunakan untuk meramalkan tempat dimana
kolonisasi oleh FMA dibatasi Delvian, 2006. Pada beberapa ekosistem yang dipelajari, kolonisasi akar oleh mikoriza yang
berbeda atau oleh sekelompok mikoriza yang memiliki morfologi yang sama telah diestimasi berdasarkan perbedaan diameter hifa dalam akar. Meskipun pada kasus ini
mikoriza tidak dapat dimasukkan ke dalam spesies atau genera tertentu, namun pendekatan ini lebih memberikan informasi mengenai berbagai tipe mikoriza yang
mengkolonisasi akar dari pada menilai kolonisasi sebagai satu kesatuan Delvian, 2006.
10
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Manfaat FMA Bagi Tanaman Inang