Perhitungan Faktor Pembobotan untuk Kriteria Kemudahan dalam Perhitungan Faktor Pembobotan untuk Kriteria Kemudahan dalam

3.3.1 Perhitungan Faktor Pembobotan untuk Kriteria Kemudahan dalam

Pembuatan Perbandingan berpasangan antar alternatif konsep produk untuk kriteria kemudahan dalam pembuatan adalah: Tabel 3.4 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Pembuatan Konsep A Konsep B Konsep C Konsep A 1 Konsep B 3 1 3 Konsep C 2 1 Tabel 3.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Pembuatan yang Disederhanakan Konsep A Konsep B Konsep C Konsep A 1 0,3333 0,5 Konsep B 3 1 3 Konsep C 2 0,3333 1 6 1,6666 4,5 Lalu dengan cara yang sama seperti pada sebelumnya, yaitu membagi nilai pada setiap kolom dengan jumlah nilai pada kolom. Hasilnya seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 3.6 Tabel Bobot Relatif Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Pembuatan yang Dinormalkan Konsep A Konsep B Konsep C Vektor Eigen Konsep A 0,1667 0,2 0,1111 0,1593 Konsep B 0,5 0,60 0,6667 0,5889 Konsep C 0,3333 0,2 0,2222 0,2519 Universitas Sumatera Utara Selanjutnya dicari nilai eigen maksimum, yakni: Karena permasalahan memiliki ordo 3 alternatif ada sebanyak 3 maka indeks konsistensinya adalah: Untuk n = 3, maka RI = 0,5800 sehingga nilai perbandingan konsistensinya adalah: Karena CR 0,1000 maka matriks perbandingan berpasangan adalah konsisten. Sehingga dari perhitungan di atas dapat dilihat urutan prioritas lokal untuk kriteria kemudahan pembuatan yakni, konsep B memiliki bobot tertinggi yaitu 0,5889 atau 58,89, lalu konsep C dengan bobot 0,2519 atau 25,19, dan yang terakhir adalah konsep A dengan bobot terendah yaitu 0,1593 atau 15,93.

3.3.2 Perhitungan Faktor Pembobotan untuk Kriteria Kemudahan dalam

Memperoleh Bahan Baku Perbandingan berpasangan antar alternatif konsep produk untuk kriteria kemudahan dalam memperoleh bahan baku adalah: Tabel 3.7 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Memperoleh Bahan Baku Konsep A Konsep B Konsep C Konsep A 1 2 4 Konsep B 1 3 Konsep C 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.8 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Memperoleh Bahan Baku yang Disederhanakan Konsep A Konsep B Konsep C Konsep A 1 2 4 Konsep B 0,5 1 3 Konsep C 0,25 0,3333 1 1,75 3,3333 8 Lalu dengan cara yang sama seperti pada sebelumnya, yaitu membagi nilai pada setiap kolom dengan jumlah nilai pada kolom. Hasilnya seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 3.9 Tabel Bobot Relatif Antar Alternatif untuk Kriteria Kemudahan Memperoleh Bahan Baku yang Dinormalkan Konsep A Konsep B Konsep C Vektor Eigen Konsep A 0,5714 0,6 0,5 0,5571 Konsep B 0,2857 0,3 0,375 0,3202 Konsep C 0,1429 0,1 0,125 0,1226 Selanjutnya dicari nilai eigen maksimum, yakni: Karena permasalahan memiliki ordo 3 alternatif ada sebanyak 3 maka indeks konsistensinya adalah: Untuk n = 3, maka RI = 0,5800 sehingga nilai perbandingan konsistensinya adalah: Karena CR 0,1000 maka matriks perbandingan berpasangan adalah konsisten. Sehingga dari perhitungan di atas dapat dilihat urutan prioritas lokal untuk kriteria Universitas Sumatera Utara kemudahan memperoleh bahan baku yakni, konsep A memiliki bobot tertinggi yaitu 0,5571 atau 55,71, lalu konsep B dengan bobot 0,3202 atau 32,02, dan yang terakhir adalah konsep C dengan bobot terendah yaitu 0,1226 atau 12,26.

3.3.3 Perhitungan Faktor Pembobotan untuk Kriteria Ketersediaan Peralatan