Konsistensi Nilai Eigen dan Vektor Eigen

c. Menjumlahkan semua nilai setiap baris dari matriks yang telah dinormalisasi dan membaginya dengan elemen tiap baris. Hasil pembagian tersebut menunjukkan nilai prioritas untuk masing-masing elemen.

2.1.5 Konsistensi

Dalam penilaian perbandingan berpasangan sering terjadi ketidakkonsistenan dari pendapat preferensi yang diberikan oleh pengambil keputusan. Konsistensi dari penilaian berpasangan tersebut dievaluasi dengan menghitung Consistency Ratio CR . Saaty menetapkan apabila CR ≤ 0,1, maka hasil penilaian tersebut dikatakan konsisten. Formulasi untuk menghitung adalah: . Dimana, CI = Consistency Indeks Indeks Konsistensi dan RI = Random Consistency Index . Formula CI adalah: ; dimana max = nilai maksimum dari eigen value berordo n . Eigen value maksimum didapat dengan menjumlahkan hasil perkalian matriks perbandingan dengan eigen vector utama vektor prioritas dan membaginya dengan jumlah elemen. Nilai CI tidak akan berarti bila tidak terdapat acuan untuk menyatakan apakah CI menunjukkan suatu matriks yang konsisten atau tidak konsisten. Saaty mendapatkan nilai rata-rata Random Index RI seperti pada tabel berikut: Tabel 2.4 Tabel Nilai Random Indeks RI Ordo Matriks 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 RI 0,52 0,89 1,11 1,25 1,35 1,4 1,45 1,49 1,51 1,54 1,56 Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Nilai Eigen dan Vektor Eigen

Defenisi. Misalkan A adalah sebarang matriksbujur sangkar. Skalar disebut sebagai nilai eigen dari A jika terdapat vektor kolom bukan-nol v sedemikian rupa sehingga: Sebarang vektor yang memenuhi hubungan ini disebut sebagai vektor eigen dari A yang termasuk dalam nilai eigen . Dicatat bahwa setiap kelipatan skalar kv dari vektor eigen v yang termasuk dalam juga adalah vektor eigen karena: Untuk mencapai nilai eigen dari matriks A yang berukuran n × n, maka dapat ditulis pada persamaan berikut: Atau secara ekuivalen: Agar menjadi nilai eigen, maka harus ada pemecahan tak nol dari persamaan ini. Akan tetapi, persamaan di atas akan mempunyai pemecahan tak nol jika dan hanya jika: Ini dinamakan persamaan karakteristik A , skalar yang memenuhi persamaan ini adalah nilai eigen dari A. Bila diketahui bahwa nilai perbandingan elemen A i terhadap elemen A j adalah a ij , maka secara teoritis matriks tersebut berciri positif berkebalikan, yakni . Bobot yang dicari dinyatakan dalam vektor . Nilai menyatakan bobot kriteria A n terhadap keseluruhan set kriteria pada subsistem tersebut. Universitas Sumatera Utara Jika a ij mewakili derajat kepentingan faktor i terhadap faktor j dan a ik menyatakan derajat kepentingan dari faktor j terhadap faktor k , maka agar keputusan menjadi konsisten, kepentingan i terhadap faktor k harus sama dengan atau jika untuk semua i, j, k . Untuk suatu matriks konsisten dengan vektor w , maka elemen dapat ditulis: Jadi, matriks konsistennya adalah: Seperti yang diuraikan di atas, maka untuk pairwise comparison matrix diuraikan menjadi: Dari persamaan tersebut di atas dapat dilihat bahwa: Dengan demikian untuk matriks perbandingan berpasangan yang konsisten menjadi: Persamaan tersebut ekuivalen dengan bentuk persamaan matriks di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Dalam teori matriks, formulasi ini diekspresikan bahwa w adalah eigen vektor dari matriks A dengan nilai eigen n . Perlu diketahui bahwa n merupakan dimensi matriks itu sendiri. Dalam bentuk persamaan matriks dapat ditulis sebagai berikut: Tetapi pada prakteknya tidak dapat dijamin bahwa: Salah satu penyebabnya yaitu karena unsur manusia decision maker tidak selalu dapat konsisten mutlak dalam mengekspresikan preferensi terhadap elemen-elemen yang dibandingkan. Dengan kata lain, bahwa penilaian yang diberikan untuk setiap elemen persoalan pada suatu level hirarki dapat saja tidak konsisten inconsistent .

2.2 Himpunan