BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengambilan keputusan adalah salah satu tantangan besar bagi tim pengembang produk dalam suatu perusahaan. Ketatnya persaingan di pasar menuntut perusahaan
untuk terus menghasilkan produk baru yang bernilai dimata konsumen agar tetap bertahan. Menghasilkan suatu konsep produk yang baru dan berhasil memang bukan
suatu pekerjaan yang ringan, karena selalu dihadapkan pada banyaknya ketidakpastian. Sehingga pengambil keputusan harus hati-hati dalam menentukan
keputusan. Mengembangkan sebuah konsep produk baru memerlukan keputusan awal
yang benar, dalam hal ini, pada tahap desain. Salah satu keputusan yang harus diambil dengan benar selama tahap desain adalah memilih konsep produk terbaik. Pemilihan
konsep produk merupakan salah satu masalah MCDM
Multi Criteria Decision- Making
, karena dihadapkan pada beberapa kriteria. Dalam masalah MCDM, pengambil keputusan harus memilih konsep terbaik diantara beberapa alternatif
konsep produk berdasarkan sejumlah kriteria. Yang menjadi persoalannya adalah bagaimana membandingkan dan memberikan penilaian pada setiap alternatif.
Dalam pemilihan konsep produk terbaik, pengambil keputusan sering kali dihadapkan pada pilihan yang kompleks dan tidak pasti. Kompleksitas yang dimaksud
adalah situasi yang tidak mengindikasikan adanya konsep produk tunggal yang mampu menjawab oportunitas produk. Ketidakpastian yang dimaksud dapat berupa
ketidakpastian terhadap konsep produk mana yang layak diproduksi diantara konsep- konsep yang telah ada. Hal ini berkaitan dengan seberapa besar tingkat kesuksesan
dan besar perolehan
outcome
atau
payoff
dari suatu konsep produk pada tingkat
Universitas Sumatera Utara
kesuksesan tertentu. Sehingga, untuk menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian ini,
fuzzy-
MCDM menjadi salah satu cara yang efektif dan mampu membantu pengambil keputusan untuk memilih konsep produk yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Salah satu pendekatan yang banyak digunakan dalam menyelesaikan persoalan MCDM adalah
Analytic Hierarchy Process
AHP. AHP dipilih karena pendekatan ini menawarkan perspektif dimana pengambil keputusan
dapat melakukan apa yang sebaiknya dilakukan dalam membuat keputusan. Bilangan
fuzzy
digunakan untuk mempresentasikan penilaian terhadap berbagai kriteria dalam memilih konsep produk terbaik, mengingat faktor ketidakpresisian yang dialami oleh
pengambil keputusan ketika harus memberikan penilaian yang pasti dalam
pairwise comparison
perbandingan berpasangan
.
Dengan menggunakan pendekatan
fuzzy-
AHP dalam pemilihan konsep produk terbaik diharapkan dapat dipertanggungjawabkan. Karena merupakan hal yang sulit
dilakukan bila pengambilan keputusan didasari pada intuisi dan subyektifitas pengambil keputusan, mengingat keterbatasan kapabilitas kognitif manusia dalam
mensintesa berbagai keunggulan dan kekurangan dari sekumpulan konsep produk.
1.2 Identifikasi Masalah