Tahapan Perkembangan Perilaku Merokok

b. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan pernafasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet Jaya, 2009. c. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas. d. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin,sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merek terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang memperkerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat diperkerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa Jaya, 2009. e. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker Jaya, 2009.

2.2.4. Tahapan Perkembangan Perilaku Merokok

Kebiasaan merokok tidak terjadi secara kebetulan menjadi seorang perokok karena ada beberapa tahap yang dilalui seorang perokok sebelum menjadi bagian dari hidupnya. Menurut Leventhal dan Cleary 2004 ada beberapa tahapan dalam perkembangan perilaku merokok, yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Tahap persiapan Tahap ini berlangsung saat seorang individu belum pernah merokok. Di tahap ini terjadi pembentukan opini pada diri individu terhadap perilaku merokok. Hal ini disebabkan adanya pengaruh perkembangan sikap mengenai rokok serta citra yang diperoleh dari perilaku merokok. Informasi rokok dan perilaku merokok diperoleh dari observasi terhadap orang tua atau orang lain seperti kerabat atau lewat berbagai media. Salah satu pengaruh lewat media adalah melalui berbagai iklan yang berkaitan dengan rokok yang menggunakan para artis terkenal seperti model, sehingga rokok dianggap sesuatu yang berkaitan dengan keglamoran. Ada juga anggapan merokok berkaitan dengan bentuk kedewasaan dikalangan remaja sehingga diasumsikan sebagai bentuk untuk menunjukkan sikap kemandirian. Merokok juga dianggap sebagai sesuatu yang prestise, simbol pemberontakan dan salah satu upaya menenangkan diri dalam situasi yang menegangkan. Pembentukan opini dan sikap terhadap rokok ini merupakan awal dari suatu kebiasaan merokok. b. Tahap inisiasi Merupakan tahapan yang kritis pada seorang individu karena merupakan tahap coba-coba dimana ia beranggapan bahwa dengan merokok ia akan terlihat dewasa sehingga ia akan memulai dengan mencoba beberapa batang rokok. Menurut Salber, et.al., dalam Rochadi 2004, apabila seorang remaja mulai mencoba merokok dengan 1-2 batang saja maka besar kemudian tidak akan menjadi perokok. Akan tetapi apabila ia telah mencoba 10 batang atau lebih, maka ia memiliki kemungkinan untuk menjadi seorang perokok sebesar 80. Leventhal dan Cleary dalam Rochadi 2004 juga berpendapat seseorang yang telah merokok empat batang rokok pada awalnya akan cenderung menjadi perokok regular. Seperti dikatakan Ary dan Biglan dalam Rochadi 2004 bahwa menjadi Universitas Sumatera Utara perokok regular seringkali terjadi secara perlahan dan kadangkala membutuhkan waktu satu tahun atau lebih. c. Tahapan menjadi seorang perokok Pada tahap ini seorang individu mulai memberikan label pada dirinya sebagai seorang perokok dan ia mulai mengalami ketergantungan kepada rokok. Beberapa studi menyebutkan bahwa biasanya dibutuhkan waktu selama dua tahun bagi individu untuk menjadi perokok regular. Pada tahap ketiga ini merupakan tahap pembentukan konsep, belajar tentang kapan dan bagaimana berperilaku merokok serta menyatakan peran perokok pada konsep dirinya. Pada umumnya remaja percaya bahwa rokok berbahaya bagi orang lain terutama bagi kesehatan orang tua tapi tidak bagi dirinya Leventhal dan Evehant dalam Rochadi, 2004. d. Tahapan tetap menjadi perokok Di tahap ini faktor psikologis dan mekanisme biologis digabungkan menjadi suatu pola perilaku merokok. Faktor-faktor psikologis seperti kebiasaan,kecanduan, penurunan kecemasan dan ketegangan, relaksasi yang menyenangkan, cara berteman dan memperoleh perhargaan sosial, dan stimulasi. Ada dua faktor mekanisme biologis yang memperoleh perhatian paling banyak dalam mempertahankan perilaku merokok,yaitu efek penguat nikotin dan level nikotin yang dibutuhkan dalam aliran darah. Leventhal dan Avis dalam Rochadi, 2004.

2.3. Pengetahuan