Kelembaban relatif RH Kelembaban udara adalah banyaknya uap

digunakan untuk melawan diabetes. Menurut Chazali dan Pratiwi 2009, jamur tiram memiliki manfaat yang baik bagi tubuh, diantaranya : 1. Jamur tiram mengandung sembilan asam amino esensial yang baik bagi tubuh. 2. Jamur tiram dapat digunakan sebagai suplemen untuk diet karena mengandung lignoselulosa yang baik bagi pencernaan. 3. Jamur tiram baik digunakan sebagai makanan alternatif karena kandungan gizinya tinggi dan rendah kolesterol. 4. Kandungan senyawa pluran dalam jamur tiram berkhasiat sebagai antitumor dan antioksidan.

2.1.4 Syarat tumbuh Syarat tumbuh jamur tiram memiliki

beberapa parameter yaitu suhu udara, kelembaban relatif, cahaya dan sirkulasi udara. Parameter tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap setiap fase atau tingkatan Widyastuti dan Tjokrokusumo 2008. Kondisi lingkungan bagi pertumbuhan jamur tiram Pleurotus sp. berbeda bergantung pada fase yang sedang berlangsung. Pada fase miselium suhu yang dibutuhkan lebih tinggi dibandingkan pada fase primordial dan fase pembentukkan tubuh buah Parjimo dan Andoko 2007. Jamur tiram cocok dibudidayakan di dataran tinggi. Lokasi yang bisa digunakan untuk budidaya jamur tiram terletak pada ketinggian 300-1200 mdpl dan yang paling baik adalah pada ketinggian 700 mdpl. Kemiringan lokasi juga tidak melampaui 45 o dan dikelilingi kawasan hijau Widyastuti dan Tjokrokusumo 2008. Namun, dengan teknologi yang tepat, jamur tiram juga dapat tumbuh di dataran rendah Trubus 2010. 2.2 Pengaruh Kondisi Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Kondisi lingkungan merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan jamur tiram. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram adalah suhu, kelembaban relatif, intensitas cahaya, dan sirkulasi udara Wartaka 2006.

2.2.1 Suhu udara Suhu

udara menggambarkan energi kinetik molekul-molekul udara Ahrens 2007. Menurut tanuwijaya 1993 dalam Swarinoto dan Sugiyono 2011, keadaan suhu udara pada suatu tempat dipengaruhi oleh lama penyinaran matahari, kemiringan sinar matahari, keadaan awan dan jenis tutupan permukaan. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman membutuhkan suhu yang sesuai berdasarkan kondisi fenologinya. Kecepatan pertumbuhan tanaman meningkat seiring dengan meningkatnya suhu. Namun, kondisi ini bukanlah tanpa batas. Kondisi fenologi tanaman mempunyai batas suhu yang dapat ditoleransi. Saat melewati suhu maksimum yang dapat ditoleransi, pertumbuhan tanaman akan menurun bahkan akan mencapai titik nol Seeman et al 1979. Menurut Iqbal et al 2005, fase miselium, jamur tiram yang dibudidayakan pada medium serbuk kayu dapat tumbuh pada suhu 22-28 o C. Menurut Susilawati dan Budi Raharjo 2010, untuk mempercepat pertumbuhan miselium, suhu kumbung inkubasi harus dipertahankan sebesar 25- 33 o C. Menurut Suriawiria 2002, pada fase primordial dan pembentukkan tubuh buah dibutuhkan suhu 21-27 o C.

2.2.2 Kelembaban relatif RH Kelembaban udara adalah banyaknya uap

air yang terkandung di atmosfer. Besarnya tergantung dari masuknya uap air ke dalam atmosfer karena adanya penguapan dari air yang ada di lautan, danau, sungai, maupun dari air tanah. Disamping itu juga terjadi penguapan yang berasal dari tumbuhan yaitu proses evapotranspirasi. Sedangkan banyaknya air di dalam udara bergantung pada beberapa faktor, yaitu ketersediaan air, sumber uap, suhu udara, tekanan udara, dan angin Wirjohamidjojo dan Swarinoto 2007 dalam Swarinoto dan Sugiyono 2011. Jumlah kandungan uap air di udara diukur menggunakan higrometer atau menggunakan psikrometer. Pengukuran dengan metode psikrometer menggunakan termometer bola basah disamping menggunakan termometer bola kering. Mengukur kelembaban relatif menggunakan psikrometer lebih mudah dilakukan karena tidak memerlukan kalibrasi McIlveen 1986. Kebutuhan jamur tiram terhadap kelembaban relatif dipengaruhi oleh fase pertumbuhannya. Menurut Widyastuti dan Tjokrokusumo 2008, jamur tiram membutuhkan kelembaban relatif sebesar 60- 70 pada fase miselium. Pada fase primordial dan pembentukkan tubuh buah, jamur tiram membutuhkan kelembaban relatif sebesar 80-90 Parjimo dan Andoko 2007. Berbeda dengan tanaman pada umumnya yang dominan mendapatkan sumber air dari mediumnya, jamur tiram memperoleh sumber air dari kelembaban relatif udara. Jika kelembaban relatif udara rendah jamur tiram akan menjadi kering dan keriput. Hal ini bisa berdampak langsung pada bobot panen jamur tiram. Gambar 3 Termometer bola kering dan termometer bola basah Sumber : dokumentasi pribadi. Pengendalian kelembaban relatif di dalam kumbung budidaya dilakukan dengan proses penyiraman. Penyiraman dilakukan saat nilai kelembaban relatif mengalami penurunan. Kondisi iklim mikro lingkungan kurang sesuai bisa menyebabkan terjadinya penurunan nilai kelembaban relatif. Jamur tiram yang dibudidayakan di daerah dengan kelembaban relatif rendah memerlukan penyiraman yang lebih sering dibandingkan yang tumbuh di daerah lembab.

2.2.3 Intensitas cahaya Menurut Widyastuti dan Tjokrokusumo

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIFITAS JAMUR TIRAM PUTIH(Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM Pertumbuhan Dan Produktifitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Ampas Kopi Dan Daun Pisang Kering Yang Berbeda.

0 2 14

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIFITAS JAMUR TIRAM PUTIH(Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM Pertumbuhan Dan Produktifitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Ampas Kopi Dan Daun Pisang Kering Yang Berbeda.

0 2 16

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Dengan Penambahan Limbah Batang Dan Tongkol Jagung.

0 3 14

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Serbuk Gergaji, Ampas Tebu Dan Jantung Pisang Yang Berbeda.

0 2 15

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Serbuk Gergaji, Ampas Tebu Dan Jantung Pisang Yang Berbeda.

0 3 15

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA KOMPOSISI MEDIA Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Serbuk Gergaji, Ampas Tebu Dan Kulit Pisang Yang Berbeda.

0 0 16

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ) PADA KOMPOSISI MEDIA Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Serbuk Gergaji, Ampas Tebu Dan Kulit Pisang Yang Berbeda.

0 1 13

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda.

0 4 15

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Molase Dengan Dosis Yang Berbeda.

0 3 15